Google ads

Minggu, 20 Desember 2015

PENGUJIAN TOKSISITAS AKUT




            Sebelum melakukan pengujian toksisitas akut dan tertunda harus dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu. Uji pendahuluan dilakukan pada berbagai dosis pada hewan percobaan untuk mendapatkan dosis terkecil yang menimbulkan 100% kematian hewan percobaan dan dosis terbesar yang tidak menimbulkan kematian 0%  pada hewan percobaan. Dosis ekstrak etanol untuk uji pendahuluan, ditetapkan secara logaritma sampai menunjukakan efek yang diinginkan.
            Pengujian toksisitas akut ekstrak etanol daun beringin dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
  1. Hewan ditimbang dan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan masing-masing terdiri dari 5 ekor.
  2. Buat pensuspensi NaCMC 1% dalam lumpang, kemudian tambahkan  ekstrak kental kedalam pensuspensi tersebut, masukkan kedalam vial, cukupkan dengan aquades hingga tanda batas (10 mL).
  3. Pada masing-masing hewan uji disuntikkan ekstrak tersebut secara oral sesuai dengan dosis yang ditentukan.
  4. Letakkan hewan dalam wadah pengamatan.
  5. Amati hewan yang mati dalam waktu 24 jam. Hitung LD50 dengan metoda Farmakope Indonesia Edisi III
EVALUASI EFEK TOKSIK TERTUNDA (Lu, 1995)
            Pada mencit yang masih hidup mulai dari 24 jam sampai dengan 14 hari setelah penyuntikan selain diamati gejala - gejala toksik yang timbul juga dilakukan :
  1. Penimbangan berat badan. Berat badan masing-masing ditimbang dengan timbangan hewan tiap 24 jam. Kemudian ditentukan persentase perubahan berat badan
  1.  Pengukuran konsumsi makanan
Pengukuran komsumsi makanan dilakukan dengan cara pemberian sejumlah tertentu makanan. Setelah 24 jam, selisih antara makanan yang diberikan dengan jumlah makanan yang tinggal dinyatakan sebagai makanan.
  1. Pengukuran volume feces.
Pengukuran volume feces dilakukan dengan cara meletakkan mencit di dalam kandang metabolisme. Feces yang diekskresikan ditampung  tiap 24 jam agar dapat diukur beratnya.
  1. Pengukuran komsumsi air minum.
Pengukuran konsumsi air minum dilakukan dengan cara pemberian sejumlah tertentu volume air. Setelah 24 jam, selisih antara air yang diberikan dengan volume air yang tinggal dinyatakan sebagai volume air minum.
  1. Pengukuran volume urin.
Pengukuran volume urin dilakukan dengan cara mengandangkan mencit di dalam kandang metabolisme. Urin yang diekskresikan ditampung tiap 24 jam agar dapat diukur volumenya. Pada hari ke-14 hewan yang masih hidup dimatikan secara dislokasi leher.
  1. Penentuan rasio berat organ hati, ginjal dan jantung
Organ-organ seperti hati, ginjal dan jantung yang diambil lalu amati secara visual kelainan yang ditimbulkan, dibersihkan dan ditimbang. Selanjutnya ditentukan berat organ relatif  terhadap berat badan masing-masing hewan percobaan
Analisa Data
Data yang diperoleh untuk perhitungan toksisitas akut diolah dengan menggunakan metoda menurut Farmakope Indonesia. Sedangkan data yang diperoleh dari hasil uji efek analgetik dan toksisitas tertunda dari parameter berat badan, konsumsi air minum, berat feces dan volume urin dianalisa secara statistik dengan Anova dua arah dan berat badan organ relatif  dengan Anova satu arah. Hasil foto-foto makroskopis dari ginjal merupakan data kualitatif.

Tidak ada komentar:

Google Ads