Sebelum melakukan pengujian
toksisitas akut dan tertunda harus dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu.
Uji pendahuluan dilakukan pada berbagai dosis pada hewan percobaan untuk
mendapatkan dosis terkecil yang menimbulkan 100% kematian hewan percobaan dan dosis
terbesar yang tidak menimbulkan kematian 0%
pada hewan percobaan. Dosis ekstrak etanol untuk uji pendahuluan,
ditetapkan secara logaritma sampai menunjukakan efek yang diinginkan.
Pengujian toksisitas akut ekstrak
etanol daun beringin dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
- Hewan ditimbang dan dikelompokkan menjadi 5 kelompok dan masing-masing terdiri dari 5 ekor.
- Buat pensuspensi NaCMC 1% dalam lumpang, kemudian tambahkan ekstrak kental kedalam pensuspensi tersebut, masukkan kedalam vial, cukupkan dengan aquades hingga tanda batas (10 mL).
- Pada masing-masing hewan uji disuntikkan ekstrak tersebut secara oral sesuai dengan dosis yang ditentukan.
- Letakkan hewan dalam wadah pengamatan.
- Amati hewan yang mati dalam waktu 24 jam. Hitung LD50 dengan metoda Farmakope Indonesia Edisi III
EVALUASI EFEK TOKSIK
TERTUNDA (Lu, 1995)
Pada mencit yang masih hidup mulai dari 24 jam sampai
dengan 14 hari setelah penyuntikan selain diamati gejala - gejala toksik yang
timbul juga dilakukan :
- Penimbangan berat badan. Berat badan masing-masing ditimbang dengan timbangan hewan tiap 24 jam. Kemudian ditentukan persentase perubahan berat badan
- Pengukuran konsumsi makanan
Pengukuran komsumsi makanan
dilakukan dengan cara pemberian sejumlah tertentu makanan. Setelah 24 jam,
selisih antara makanan yang diberikan dengan jumlah makanan yang tinggal
dinyatakan sebagai makanan.
- Pengukuran volume feces.
Pengukuran volume feces
dilakukan dengan cara meletakkan mencit di dalam kandang metabolisme. Feces yang
diekskresikan ditampung tiap 24 jam agar
dapat diukur beratnya.
- Pengukuran komsumsi air minum.
Pengukuran konsumsi air minum
dilakukan dengan cara pemberian sejumlah tertentu volume air. Setelah 24 jam,
selisih antara air yang diberikan dengan volume air yang tinggal dinyatakan
sebagai volume air minum.
- Pengukuran volume urin.
Pengukuran volume urin
dilakukan dengan cara mengandangkan mencit di dalam kandang metabolisme. Urin
yang diekskresikan ditampung tiap 24 jam agar dapat diukur volumenya. Pada hari
ke-14 hewan yang masih hidup dimatikan secara dislokasi leher.
- Penentuan rasio berat organ hati, ginjal dan jantung
Organ-organ seperti hati,
ginjal dan jantung yang diambil lalu amati secara visual kelainan yang
ditimbulkan, dibersihkan dan ditimbang. Selanjutnya ditentukan berat organ
relatif terhadap berat badan
masing-masing hewan percobaan
Analisa Data
Data yang diperoleh untuk
perhitungan toksisitas akut diolah dengan menggunakan metoda menurut Farmakope
Indonesia. Sedangkan data yang diperoleh dari hasil uji efek analgetik dan
toksisitas tertunda dari parameter berat badan, konsumsi air minum, berat feces
dan volume urin dianalisa secara statistik dengan Anova dua arah dan berat
badan organ relatif dengan Anova satu
arah. Hasil foto-foto makroskopis dari ginjal merupakan data kualitatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar