Insulin
merupakan hormon yang berperan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein. Insulin meningkatkan transpor glukosa dari darah ke dalam sel target
di jaringan perifer (otot,otak, jaringan lemak, hati, dan lain-lain) melalui
transporter glukosa. Insulin juga berperan dalam penghambatan lipolisis pada
jaringan lemak dan mengurangi kadar asam lemak bebas dalam plasma(Sulistyoningrum,
2010).
Hormon
insulin selain berfungsi sebagai
peningkatan pengambilan glukosa kehati dan jaringan perifer, juga mempunyai
peranan dalam pengaturan konsentrasi glukosa darah. Produksi insulin yang tidak
cukup mengakibatkan penyakit diabetes mellitus, penderita penyakit ini tidak
mampu mengatasi kelebihan glukosa dalam darah dengan mengubahnya menjadi
glikogen dan lemak (Yuriska, 2009).
Resistensi
insulin merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan kegagalan organ target
yang secara normal merespon aktivitas hormon insulin. Resistensi insulin
berkaitan dengan kelainan pada berbagai organ, diantaranya adalah sindroma
polikistik ovarium, kanker, infeksi, obesitas dan diabetes mellitus tipe 2.
Resistensi insulin juga berkaitan dengan kondisi hipertensi, hiperglikemia, dan
dislipidemia, gejala yang disebut sebagai sindroma metabolik. Resistensi
insulin diyakini menjadi faktor terjadinya sindroma metabolik dan mendasari
patofisiologi gejala-gejala yang ada pada sindroma metabolik. Resistensi
insulin menyebabkan hiperinsulinemia yang berlanjut menjadi intoleransi
glukosa, dislipidemia aterogenik, hipertrigliseridemia dan peningkatan tekanan
darah(Sulistyoningrum, 2010).
Resistensi
insulin menyebabkan penggunaan glukosa yang dimediasi oleh insulin di jaringan
perifer menjadi berkurang. Kekurangan insulin atau resistensi insulin maka akan
menyebabkan kegagalan fosforilasi kompleks IRS (Insulin Receptor Substrate), dan penurunan oksidasi glukosa
sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan akan terjadi kondisi
hiperglikemia(Sulistyoningrum, 2010).
Resistensi
insulin juga berhubungan dengan kejadian hipertensi. Studi Bogalusa melaporkan
terdapat korelasi positif antara kadar insulin dan tekanan darah yang bersifat
independen terhadap IMT. Kadar insulin secara signifikan mengalami peningkatan
pada subyek dewasa muda dengan hipertensi esensial dan hipertensi ringan
dibandingkan dengan subyek normotensif. Individu dengan resistensi insulin
cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Peningkatan tekanan darah
pada resistensi insulin terjadi karena insulin meningkatkan retensi natrium
pada ginjal (Sulistyoningrum, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar