Bakso merupakan salah satu produk olahan yang
sangat populer. Banyak orang menyukainya, dari anak-anak sampai orang dewasa.
Bakso tidak saja hadir dalam sajian seperti sajian mie bakso maupun mie ayam.
Bola-bola daging ini juga biasa digunakan dalam campuran beragam masakan
lainnya, sebut saja misalnya nasi goreng, mie goreng, capcay, dan aneka sop
(Widyaningsih, 2006).
Bakso merupakan produk dari protein daging, baik
daging sapi, ayam ikan maupun udang. Bakso dibuat dari daging giling dengan
bahan tambahan utama garam dapur (NaCl), tepung tapioka, dan bumbu berbentuk
bulat seperti kelereng dengan berat 25-30 gr per butir. Setelah Bakso memiliki
tekstur kenyal seperti ciri spesifiknya, kualitas bakso sangat bervariasi
karena perbedaan bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan, proporsi daging
dan tepung dan proses pembuatannya (Widyaningsih, 2006).
Bakso merupakan makanan favorit
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena rasa dan variannya yang banyak
sehingga menggugah selera penikmatnya.
Bakso bakar adalah salah satu contoh jenis bakso yang sangat digemari
diberbagai lapisan masyarakat. Karena hal tersebut menyebabkan pedagang bakso
bakar menjamur diberbagai tempat di kota pekanbaru. Penelitian ini dilakukan
karena melihat banyaknya yang menggemari bakso bakar ini.
Kandungan
gizi yang tinggi seharusnya ada didalam bakso seperti karbohidrat, lemak,
protein, kandungan air dan sebagainya. Karena bakso terdapat banyak campuran
dalam pembuatannya, seperti tepung tapioka, daging (ayam atau sapi), garam,
rempah-rempah dan lainnya. Namun, dibeberapa publikasi mengabarkan adanya
penambahan bahan pengawet yang dilarang oleh pemerintah salah satunya yaitu
seperti boraks. Penambahan boraks ini dapat mengakibatkan hal yang buruk
terhadap konsumennya. Seperti mual, pusing, muntah, diare, penyakit kulit
seperti kemerahan pada kulit dan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar