Vitamin B1 ( Thiamine hydrochloride)
Dalam tubuh
zat ini bekerja sebagai bentuk aktifnya, yaitu tiamin pirofosfat yang berfungsi
sebagai koenzim dari karboksilase, yakni suatu enzim esensial pada metabolisme
karbohidrat (proses dekarboksilase) dan pembentukan bioenergi dan insulin.
Vitamin B1 juga menstimulasi pembentukan eritrosit dan berperan penting pada
regulasi ritme jantung serta berfungsi baik pada susunan saraf. Selain pada
defisiensi vitamin B1, juga digunakan pada neuralgia (nyeri dimana urat saraf
memegang peranan). Resorpsi maksimal pada penggunaan oral adalah 8-15 mg
sehari. Setelah diserap, vitamin B1 disalurkan ke semua organ dengan
konsentrasi terbesar di hati, ginjal, jantung, dan otak. Vitamin B1 dalam dosis
tinggi tidak menyebabkan keracunan, karena kelebihannya diekskresikan melalui
kemih dalam bentuk utuh atau sebagai metabolitnya.
2.2.2.Vitamin B2( Riboflavin sodium phosphate )
Dalam tubuh riboflavin diubah menjadi 2
ko-enzim, yaitu flavin-mononukleotida (FMN) lalu dalam hati menjadi flavin
adenin dinukleotida (FAD). Kedua metabolit ini juga disebut flavoprotein yang
sebagai koenzim memegang peranan esensial pada sintesa dari antioksidensia
faal, antara lain dari glutation. Selain itu, penting bagi pemeliharaan
kesehatan kulit (bibir), mata, otot, dan tulang.
2.2.3.Vitamin B3 ( Nikotinamide )
Nikotinamid
merupakan komponen dari dua koenzim (antara lain dari dari dehidrogenase) yang
berperan pada banyak proses reduksi-oksidasi (pernapasan sel, glikolisa, dan
sintesis lipida). Nikotinamid juga dapat disintesa oleh tubuh sendiri dengan
triptofan dari makanan sebagai bahan pangkalnya. Nikotinamid diperlukan untuk
pengubahan triptofan menjadi serotonin. Kekurangan nikotinamid menimbulkan
kelebihan triptofan di otak dengan gejala peruahan suasana jiwa dan perilaku.
Pada percobaan binatang nikotinamid ternyata mampu mencegah diabetes bekat
dayanya menghambat sistem imun dan memperbaiki sel-sel beta yang rusak.
2.2.4.Vitamin B5 ( Calsium pantotenat )
Adalah
garam dari asam pantotenat yang berperan pada sintesis dan perombakan karbohidrat,
lemak dan protein, juga pada sintesis kolesterol dan hormon steroid.
2.2.5.Vitamin B6 ( Pyridoxine
Hydrochloride )
Didalam
hati vitamin B6 dengan bantuan kofaktor riboflavin dan magnesium diubah menjadi
zat aktifnya piridoksal-5-fosfat. Zat ini berperan penting sebagai koenzim pada
metabolisme protein dan asam-asam amino. Penggunaannya pada keadaan defesiensi.
Selain itu, digunakan ketika mual-muntah dan pada depresi.
2.2.6.Vitamin C ( Natrium askorbat )
Vitamin
C dapat menstimulasi banyak proses metabolisme berkat sistem redoksnya. Selain
itu, vitamin C berperan pada proses pembentukan kolagen, yakni protein bahan
penunjang utama dalam tulang/rawan dan jaringan ikat. Bila sintesa kolagen
terganggu, maka mudah terjadi kerusakan pada dinding pembuluh yang berakibat
pendarahan. Vitamin C memegang peranan penting dalam pembentukan sel-sel darah
merah, juga sangat membantu menstabilkan persenyawaan besi (II) dalam suatu
sediaan dan mempercepat penyerapannya melalui saluran pencernaan.
2.2.7.Strychinini nitras
Strichinini
nitras memiliki bermacam-macam efek, antara lain efek terhadap saluran
pencernaan, yaitu memperlancar sekresi dari getah dalam saluran tersebut dan
memperbesar nafsu makan, memperkuat usus. Selain itu, memiliki efek terhadap
susunan saraf, yaitu memberi rangsangan kepada jaringan-jaringan saraf sehingga
mempertinggi aktivitas dari refleks-refleks.
2.2.8.Caffein
Caffein
berkhasiat menstimulasi SSP dengan efek menghilangkan rasa letih, lapar, dan
mengantuk, juga daya konsentrasi dan kecepatan reaksi dipertinggi, prestasi
otak dan suasana jiwa diperbaiki. Caffein juga berefek inotrop positif terhadap
jantung (memperkuat daya kontraksi), vasodilatasi perifer, dan diuretik.
2.2.9.Ferrosi Sulfat
Merupakan
salah satu jenis garam besi yang larut dalam air. Ferrosi sulfat berfungsi
sebagai hemopoetikum, yaitu dapat merangsang atau memperbaiki proses
pembentukan darah. Ferrosi sulfat biasanya diminum pada saat atau sesudah
makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar