Lempung
merupakan mineral sekunder dan tergolong aluminium filosilikat terhidrasi
(Barroroh, 2007). Mineral lempung (clay) sangat umum digunakan dalam
industri keramik. Lempung adalah material yang memiliki ukuran diameter
partikel < 2 μm dan dapat ditemukan
dekat permukaan bumi. Karakteristik umum dari lempung mencakup komposisi kimia,
struktur lapisan kristal dan ukurannya. Semua mineral lempung memiliki daya tarik
terhadap air. Sebagian mudah untuk membesar dan dapat memiliki volume 2 kali
lebih besar dalam keadaan basah. Mineral lempung terdiri atas berbagai jenis,
antara lain: kaolinit, monmorilonit, illit atau mika, dan Antapulgit (Qadari,
2010).
Struktur atom mineral
lempung terdiri dari dua unit struktural, yaitu:
a.
Silika
tetrahedral, yang terdiri dari empat atom oksigen mengelilingi satu atom
silicon, kombinasi ini membentuk lempeng silica (shilica sheet).
b.
Aluminium
oktahedral, yang terdiri dari enam gugus hidroksil yang mengelilingi sebuah
atom aluminium. Kombinasi ini membentuk lempeng gibbsite (gibbsite sheet)
atau dapat juga disebut lempeng brucite (brucite sheet) bila atom
Al digantikan oleh Mg (Qadari, 2010).
Tabel 2.4. Komposisi
Kimia dalam Lempung
Senyawa
|
Jumlah
(%)
|
Silika (SiO2)
|
61,43
|
Alumina (Al2O3)
|
18,99
|
Besi Oksida (Fe2O3)
|
1,22
|
Kalsium Oksida (CaO)
|
0,84
|
Magnesium Oksida (MgO)
|
0,91
|
Sulfur Trioksida (SO3)
|
0,01
|
Potasium Oksida (K2O)
|
3,21
|
Sodium Oksida (Na2O)
|
0,15
|
H2O hilang pada suhu 1050C
|
0,6
|
H2O hilang pada pembakaran
diatas 1050C
|
12,65
|
Sumber : (Kurniasari, 2008)
Tinjauan Umum Lempung
Mineral lempung adalah
hidrat alumina silika dan beberapa diantaranya mengandung alkali dan alkali
tanah sebagai komponen yang sangat
penting. Mineral lempung ini bersifat liat atau plastis dan umumnya
kristalin karena atom-atom yang membentuknya tersusun dalam suatu pola
geometris tertentu. Partikel lempung berukuran 0,002 nm dan hanya dapat dilihat
dengan mikroskop elektron(Barrier,1978).
Tanah lempung secara
geologis adalah mineral alam dari keluarga silikat yang terbentuk kristal
dengan struktur berlapis dan mempunyai ukuran partikel lebih kecil dari 2 µm,
berwarna agak kecoklat-coklatan dan mudah dibentuk dalam keadaan basah, serta
mengeras dengan warna kemerah-merahan jika dibakar. Batu lempung menurut Pettijohn
(1975) adalah batuan yang pada umumnya bersifat plastis, berkomposisi hidrous alumina silikat atau mineral
lempung yang mempunyai ukuran butiran halus (batu lempung adalah batuan sedimen
yang mempunyai ukuran butir kurang dari 0,002 atau 1/256 mm). Menurut William
(1954), batu lempung adalah batuan sedimen klasik yang mempunyai ukuran butir
lempung, termasuk didalamnya butiran yang mempunyai diameter kurang dari 1 atau
2 mikron dan secara dominan disusun oleh silika.
Lempung di alam terdapat
dalam bentuk pasta lunak, padatan lunak atau sebagai pelapisan buatan, bewarna
kuning kecoklatan atau abu-abu. Perbedaan kondisi dan lokasi terdapatnya
lempung menyebabkan adanya perbedaan dalam bentuk, warna, kedalaman, komposisi
dan kerangka strukturnya (Soeparjo,1990).
Lempung merupakan
mineral tanah sebagai kelompok-kelompok partikel kristal koloid yang terjadi
akibat proses pelapukan kimia pada batuan. Salah satu penyebab pelapukannya
adalah air yang mengandung asam ataupun alkali dan karbon dioksida. Lempung
secara khusus penting dalam kimia tanah, karena mempunyai kimia permukaan yang
berbeda dari butiran mineral yang berukuran lebih besar. Banyak diantara
mineral-mineral dalam lempung tanah berukuran kristalin, sedangkan yang lainnya
hanya dapat menunjukkan kekristalan yang kurang sempurna atau strukturnya tidak
teratur. Beberapa dari lempung yang bersifat amorf, contohnya gel-gel silika,
alumina dan besi oksida (Tan,1998).
Dalam kehidupan kita
sehari-hari tanah lempung digunakan sebagai bahan pembuatan bahan batu bata,
tembikar dan genteng. Dalam dunia industri tanah lempung dimanfaatkan sebagai
bahan pengisi dalam industri kertas, cat, karet dan sebagai adsorben serta
katalis.
Struktur Kimia Lempung
Lempung terdiri dari
unit silika dan alumina yang tertata secara berlapis membentuk struktur
tertentu. Penataan ini menyebabkan pembentukan ruang antarlapis dan muatan. Struktur
kristal lempung silikat terdiri dari komponen silika tetrahedral dan alumina oktahedral.
Ditinjau dari strukturnya, setiap unit silika tetrahedral terdiri dari beberapa tetrahedron silika yakni apabila
sebuah atom silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen membentuk konfigurasi
sisi empat yang dihubungkan satu sama lain secara horizontal oleh anion
oksigen. Sedangkan unit alumina oktahedral
terdiri atas beberapa oktahedron alumina silikat yakni apabila sebuah atom
alumina dikelilingi oleh 6 atom oksigen atau gugus hidroksi membentuk ruang
bersisi delapan yang dihubungkan satu sama lain secara horizontal oleh anion
oksigen (Hakim dkk, 1986).
Partikel lempung hampir
selalu mengalami hidrasi, yaitu dikelilingi oleh lapisan molekul air.
Molekul-molekul air dapat dikeluarkan dari rongga lempung dengan memanaskannya,
hanya saja struktur kerangka lempung akan mengalami penyusutan tetapi tidak
mengalami perubahan yang nyata pada kerangka dasarnya. Setelah mengalami
dehidrasi, permukaan lempung menjadi tidak terlindungi, sehingga medan
listriknya akan lebih diperluaskan sampai ke dalam rongga lempung (Josep, 1979).
Jenis-jenis
lempung
Secara umum lempung
terdiri dari dua bagian yang berlainan yaitu lapisan yang bermuatan negatif
tidak terlarut dalam air (misel) dan kumpulan kation yang terikat tidak begitu
kuat pada lapisan misel. Selain itu, pada lempung terikat pula molekul air.
Molekul ini sebagian terikat pada kation-kation dan sebagian lagi tersisip pada
celah antarlapisan penyusun lempung tersebut.
Berdasarkan komposisi
penyusunnya lempung dapat dikelompokkan menjadi lempung silikat yang mencakup Ilit, Monmorillonit, Kaolinit, Vermikulit
dan Klirit. Kelompok liat oksida
yaitu gibbsit dan hematit (Foth, 1990). Berdasarkan susunan struktur geometri
kerangkanya, lempung dikelompokkan dengan lempung jenis 1:1, 2:1, 2:1:1.
Tabel
1. Jenis-jenis
mineral lempung berdasarkan perbandingan struktur kerangka
No.
|
Tipe Struktur
Geometri
|
Jenis Mineral
|
Keterangan
|
1
|
1:1
|
Kaolinit
Haolisit
Anauksit
Dikrit
|
KTK rendah, plastis dan tak mengembang
Struktur mirip Kaolinit, berbentuk silinder
-
-
|
2
|
2:1
|
Monmorrilonit
Vermikulit
Ilit,Muskovit
(hidrous mika)
|
KTK tinggi (70-100meq/100g),
Plastis saat basah (mengembang), keras
saat kering
KTK tinggi (150 meq/100g), terdapat Mg2+
antarlapisan
KTK 30 meq/100g, tidak mengembang.
Terdapat K+ antarlapisan 5-8%
|
3.
|
2:1:1
|
Klorit
|
Tidak mengembang, ruang antarlapisan
terdapat mineral brusit, mengandung Mg(OH)2 pada lapisan oktahedral
|
Sumber
: Hanudin (2004)
Kaolinit
Mineral Kaolinit adalah alumino-silikat yang
terhidrasi dengan komposisi kimia umum Al2O3:SiO2.2H2O
= 1:1:2 atau 2 SiO2.Al2O3.2H2O. Secara
struktural mineral Kaolinit tergolong
tipe filosilikat tipe 1:1. Kristalnya terdiri dari lapisan aluminium oktahedral tersusun diatas lembar silika
tetrahedral. Kedua lembar yang
membentuk satu lapis unit dipegang bersama-sama oleh atom-atom oksigen yang secara
bersama digunakan oleh atom-atom silikon dan aluminium dalam lembar-lembar yang
bersangkutan. Lapisan unit lempung yang menghasilkan ruang antar misel dengan
ukuran yang tetap diikat oleh ikatan hidrogen sehingga, interaksi hanya pada
permukaan saja (Tan, 1998).
Anggota-anggota dari kelompok Kaolinit adalah Kaolinit, dikit,
nakrit, dan haolisit. Kecuali
untuk haolisit, mineral lainnya
bersifat tidak mengembang dalam air. Haolisit
mengandung air dalam ruang antarlapis dan dengan pemanasan mineral ini akan
mengalami dehidrasi. Di antara jenis-jenis mineral yang disebut diatas, Kaolinit diperkirakan mineral yang
paling luas penyebarannya dalam tanah. Kaolinit
merupakan fraksi penting dari lempung pada tanah ultisol dan oxisol serta
juga terdeteksi sebagai mineral pelengkap pada tanah alfisol dan vertisol di
daerah tropik. Kaolin memiliki banyak
aplikasi dalam berbagai industri, diantaranya adalah :
1. Industri
kertas
Kaolin pada
industri kertas digunakan sebagai filter
dan untuk melapisi permukaan kertas. Sifat yang dimiliki Kaolin yang berwarna putih, memiliki permukaan yang luas dan
memiliki abrasivitas yang rendah, menjadikannya sebagai bahan baku yang ideal
untuk memproduksi kertas. Kaolin
berguna dalam mengurangi jumlah pulp
kayu yang mahal, meningkatkan sifat optik dari kertas. Ketika kaolin digunakan sebagai pelapis
permukaan kertas, kaolin meningkatkan
kualitas warna kertas menjadi lebih putih. Contoh: kertas untuk majalah,
brosur, karton dan kertas untuk kotak.
2. Industri
keramik
Pemanfaatan kaolin pada
industri keramik umumnya untuk pembuatan bata, genteng, pipa atau saluran air,
kloset, washtafel dan lain
sebagainya. Kaolin jenis ini
mempunyai sifat plastis yang baik, mudah dibentuk dan mudah dihaluskan. Kaolin ini juga tidak mengkerut pada
saat pengeringan dan menghasilkan warna yang baik setelah terjadi proses
pembakaran.
3. Industri
cat
Pada industri cat, kaolin digunakan sebagai bahan pengisi
dalam cat karena memiliki sifat inert,
daya rekat yang tinggi, pemolesan yang cepat merata dan warna putih dipakai
untuk mengurangi pemakaian pigmen TiO2.
4. Industri
karet
Kaolin dimanfaatkan dalam industri karet alam atau karet
sintetis. Kaolin
dicampur dengan lateks untuk meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan dan
ketahanan terhadap gesekan.
5. Industri
plastik
Senyawa Kaolin digunakan sebagai campuran di dalam industri plastik dengan
tujuan untuk meningkatkan kelembutan permukaan, stabilitas dimensional dan
ketahanan terhadap serangan zat kimia pada plastik, untuk cracking selama
proses polimerisasi dan selama proses pencetakan.
6. Industri
kosmetik dan farmasi
Kaolin dalam
produk kosmetik berfungsi menghilangkan komedo dan kotoran pada kulit serta
dapat menyerap minyak yang berlebih dari kulit. Industri farmasi memanfaatkan kaolin untuk mengobati berbagai masalah gastrointestinal.
7.
Agrikultur
Pada industri agrikultur, Kaolin dimanfaatkan dalam pembuatan
insektisida. Senyawa Kaolin diubah
menjadi partikel-partikel kecil (serbuk) yang kemudian dikemas dan dijual.
Pemakaian pada tanaman dapat dilakukan dengan mencampurkan partikel tersebut
dengan cairan sticker spreader dan kemudian disemprotkan pada tanaman
dan buah-buahan yang ingin dilindungi dari hama. Cara kerja dari kaolin ini adalah memberikan lapisan film
pada daun dan buah, sehingga bagi hama jenis serangga yang memakannya akan
teracuni (Wang, 2011).
Muskovit
Muskovit
adalah mineral lempung tipe 2:1 yaitu susunan kristalnya terbentuk dari susunan
dua lempeng silika tetrahedral
mengapit satu lempeng alumina oktahedral.
Muskovit bersifat tidak mengembang
dan termasuk kedalam golongan mika sehingga mineral ini juga dikenal dengan
nama mika hidrous atau mika tanah (Tan, 1998).
Muskovit
memiliki formasi struktur kristal yang hampir sama dengan montmorillonit yaitu satu kristal Muskovit memiliki komposisi dan tebal yang hampir sama dengan montmorillonit, perbedaannya ada pada :
1.
Pengikatan antar unit kristal terdapat
Kalium (K) yang berfungsi sebagai penyeimbang muatan sekaligus sebagai
pengikat.
2.
Tedapat ± 20% pergantian silikon (Si)
oleh aluminium (Al) pada lempung tetrahedral.
3.
Struktur mineralnya bersifat tidak
mengembang dalam air sebagaimana mineral montmorillonit.
Oleh karena itu,
mineral muskovit mengandung kalium
pada antarlapis dan lapisan-lapisan unitnya terikat bersama lebih kuat daripada
montmorillonit. Maka ruang antar
miselnya tidak mengembang dengan adanya penambahan air. Selain itu, sifat
mengembang dan mengkerut muskovit
kurang intensif dibandingkan dengan montmorollonit.
Kapasitas tukar ion (KTK) yang dimiliki mineral muskovit yaitu sekitar 30 meq/100g.
Identifikasi muskovit dapat dengan mudah dilakukan
dengan analisis difraksi sinar-X. Mineral ini dicirkan oleh jarak dasar (001)
sebesar 10 A. kandungan K yang terdapat didalam muskovit berkisar antara 5-8%. Muskovit
telah ditemukan sebagai konstituen penting lempung dalam tanah-tanah millisol, alfisol, spodosol dan aridisol.
Montmorillonit
Mineral montmorillonit adalah silikat alumina
terhidrasi dengan sedikit substitusi dan rumusnya sering dinyatakan sebagai Al2O3.4SiO2.xH2O.
Mineral ini biasanya mengandung Mg dan Ca sehingga kadang-kadang mineral ini
ditulis sebagai (Mg,Ca)Al2O3.4SiO2.nH2O.
Montmorillonit disebut juga mineral
liat 2:1 yang artinya stuktur bangun lembarannya terdiri dari 2 lapisan tetrahedral yang disusun unsur Si(O,OH)
yang mengapit satu lapisan oktahedral
yang tersususn oleh unsur M(O,OH) dengan M adalah Al, Mg, atau Fe.
Mineral montmorillonit umumnya berupa butiran
sangat halus, sedangkan lapisan penyusunnya tidak terikat secara kuat dalam
medium air. Mineral ini menunjukkan pengembangan antarlapis yang menyebabkan
volumenya meningkat 2 kali lipat. Jarak dasar montmorillonit meningkat secara seragam dengan penyerapan air (Tan,
1998).
Potensi
mengembang-mengkerut yang tinggi merupakan penyebab mineral ini dapat menerima
dan menyemat ion-ion logam dan senyawa-senyawa organik. Ion-ion organik
diyakini mampu menggantikan kation-kation inorganik pada posisi antarlapis. Montmorillonit yang dipanaskan dalam
open pada suhu 105 oC, biasanya dicirikan oleh puncak difraksi jarak
dasar (d001) pada 10 Å sedangkan dalam kondisi kering udara adalah 12-14 Å. Perbedaan
ini disebabkan karena pada posisi kering udara lempung masih memiliki kandungan
air. Mineral ini merupakan anasir khas dari lempung pada tanah-tanah vertisol, molisol, afisol, dan juga
ditemukan pada beberapa entisol. Pontensi
plastisitas dan mengembang yang tinggi dari mineral ini membuat tanah-tanah
tesebut bersifat plastis dalam keadaan basa dan keras pada keadaan kering (Tan,
1998).
Vermekulit
Vermekulit
merupakan mineral lempung tipe 2:1 yang berbentuk keping mirip mika dan
merupakan hasil dari perubahan mika. Vermekulit
dapat dibagi kedalam kedua kategori:
a.
Vermekulit
sejati, vermekulit sejati tidak
dianggap sebagai suatu mineral lempung, tetapi sebagai mineral pembentuk
batuan.
b.
Vermekulit
lempung adalah suatu silikat magnesium aluminium dengan Mg menempati
posisi-posisi oktahedral antara 2
lembar tetrahedral silika. Sejumlah
besi dapat dijumpai dalam mineral tersebut. Rumus kimianya dapat dinyatakan
secara umum sebagai berikut:
22MgO.5Al2O3.Fe2O3
.22SiO2.40H2O
atau Mg3Si4O10(OH)2.xH2O
Nama Vermekulit berasal dari bahasa latin vermeculare atau vermiculari yang artinya
mirip cacing. Karena dengan pemanasan, mineral ini menjadi memanjang dan
melengkung (Tan, 1988).
Dalam lapisan tetrahedral terjadi cukup banyak
substitusi Si oleh Al. Hal ini merupakan penyebab terdapatnya muatan negatif
yang tinggi pada vermekulit. Vermekulit merupakan salah satu dari
mineral lempung dengan kapasitas tukar kation (KTK) paling tinggi diantara
koloid-koloid anorganik. Kapasitas tukar kationnya adalah sekitar 150 meq/100gr
dan melebihi kapasitas tukar kation (KTK) mineral montmorollonit (Tan, 1998).
Klorit
Mineral Klorit ini termasuk silikat magnesium-aluminium terhidrasi. Lembaran oktahedral yang terdiri atas Mg(OH)2 diapit oleh 2 lembar Si tetrahedral (Gambar 8). Lembar Mg(OH)2 disebut sebagai
lembar brusit dan ruang antarmisel
juga ditempati oleh lembar brusit.
Substitusi isomorfis terjadi pada Si tetrahedral
yang digantikan oleh Al dan Mg oktahedral
dapat disubstitusi oleh Fe atau Al (Tan, 1998).
Pergantian Mg oleh Al yang
terjadi dalam lembar brusit yang
merupakan penyebab timbulnya muatan positif. Muatan positif ini praktis
menetralkan muatan negatif dari lapisan “mika”. Oleh karena itu, klorit hanya
mempunyai muatan yang sangat kecil, dan akibatnya nilai KTK-nya juga kecil.
Pengisian ruang antarlapis oleh hidroksi merupakan situs untuk pengikatan
anion. Fosfor dapat terikat oleh hidroksida antarlapis dari klorit. Adanya
lapisan penyeling ini menurunkan pengikatan ion K+ dan/atau NH4+
(Tan, 1998).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar