Pasokan
Darah Dari Organ
Semakin besar pasokan darahnya, maka bagian obat yang
dapat berdifusi ke dalam organ tertentu dari pembuluh darah makin tinggi.
Kelarutan
Bahan yang larut dalam lemak dapat melewati sawar dengan
baik, sebaliknya bahan-bahan yang tak larut dalam lemak sukar Melewati sawar.
Ikatan
Protein Plasma
Ikatan protein bergantung kepada umur :
Pada bayi baru lahir, ikatan proteinnya lebih rendah dari
pada ikatan protein orang dewasa.
Obat
yang berinteraksi di dalam protein yang menimbulkan masalah klinis yaitu obat
dengan sifat sbb :
Obat yang berikatan kuat dengan protein ( minimal 85 % )
dan volume distribusi kecil, sehingga obat hanya sebagian kecil dibebaskan dan
kadarnya akan meningkat 2 – 3 kali lipat mempunyai batas keamanan yang sempit
mempunyai efek toksik serius eliminasinya mengalami kejenuhan.
Interaksi
Pada Proses Distribusi
Bila di dalam darah pada waktu yang sama terdapat
beberapa obat, Kemungkinan akan terjadi persaingan terhadap tempat ikatan
protein plasma.
Beberapa obat yang mengalami
interaksi pada proses distribusi
Warfarin
( Obat I )X fenilbutazon, oksifenilbutazon, salisilat, klofibrat, fenitoin
sulfinfirazon dan as. Mefenamat. ( Obat II ).
Karena kekuatan berikatan dengan protein obat II lebih
besar shg ikatan obat I dengan protein
digeser, akibatnya efek toksisitasnya meningkat.
Talbutamid,
klorpropamid ( obat I ) x fenilbutazon, oksifenbutazon, Salisilat ( obat II)
Terjadi pergeseran ikatan obat I dengan protein oleh obat
II, sehingga efek dari obat I meningkat.
Teofilin
X Eritromisin
Konsentrasi serum dan toksisitas teofilin meningkat. Hal
ini disebabkan karena intensitas reduksi bersihan teofilin sebanding dengan
konsentrasi puncak eritromisin
Rifampisin
X Inh, Ketakonazol, Mikonazol
Penggunaan ketakonazol dengan rifampisin akan mengurangi
konsentrasi serum ketakonazol
Penggunan rifampisin, INH, ketakonazol dan mikonazol
sekaligus , maka konsentrasi serum ketakonazol dan rifampisin akan menurun
Faktor
yang mempengaruhi proses distribusi :
- Ukuran molekul
- Ikatan pada protein plasma
- Ikatan pada protein jaringan
- Kelarutan
- Sifat kimia
- Pasokan darah dari organ
- Pasokan darah dari jaringan masing-masing
- Perbedaan pH antara plasma dan jaringan
Kapiler otak misalnya, dikelilingi rapat dengan sel-sel
glia dan dalam darah pleksus khorioidea, yaitu tempat terbentuknya cairan
serebrospinalis, kapiler ke ruang cairan dilapisi oleh selapis tunggal epitel.
Akibatnya ialah pembatasan permeasi. Ini disebut sawar darah otak dan sawar
darah cairan otak. Bahan-bahan yang larut dalam lemak dapat melewati sawar
dengan baik, sebaliknya bahan-bahan yang tak larut dalam lemak sukar
melewatinya.
Pada senyawa basa misalnya propranolol, lidokain,
disopiramid, petidin atau anti depresiva trisiklik, α1- glikoprotein
asam membantu juga pembentukan ikatan protein plasma. Ikatan protein, selain
bergantung kepada sifat-sifat bahan berkhasiat, ia bergantung juga kepada harga
pH plasma serta bergantung kepada umur. Contohnya pada keadaan asidosis, bagian barbiturat yang terikat pada
protein menurun. Pada bayi baru lahir, ikatan protein lebih rendah dari pada
ikatan protein orang dewasa.
Pengaruh sifat kelarutan bahan obat terhadap distribusi
menunjukkan antara lain bahwa senyawa yang larut baik dalam lemak
terkonsentrasi dalam jaringan yang mengandung banyak lemak, sedangkan
sebaliknya zat hidrofil hampir tidak diambil oleh jaringan lemak dan karena itu
ditemukan terutama dalam ekstrasel.
Bagian obat yang dapat berdifusi kedalam organ tertentu
dari pembuluh darah makin tinggi, apabila pasokan darahnya makin besar. Ini
berarti, bahwa organ yang mempunyai banyak kapiler untuk memulai proses
distribusi mengambil jumlah obat yang lebih besar dibandingkan daerah yang
pasokan darahnya kurang.
INTERAKSI
PADA PROSES DISTRIBUSI
Jika dalam darah pada saat yang sama terdapat beberapa
obat, terdapat kemungkinan persaingan terhadap tempat ikatan pada protein
plasma. Persaingan terhadap ikatan protein merupakan proses yang sering yang
sesungguhnya hanya baru relevan jika obat mempunyai ikatan protein yang tinggi,
lebar terapi rendah dan volume
distribusi relatif kecil.
a. Interaksi
dalam ikatan protein plasma
Banyak obat terikat pada protein plasma, obat yang
bersifat asam terutama pada albumin, sedangkan obat yang bersifat basa pada
asam α1-glikoprotein. Oleh karena jumlah protein plasma terbatas,
maka terjadi kompetisi antara obat bersifat asam maupun antara obat bersifat
basa untuk berikatan dengan protein yang sama.
b. Interaksi
dalam ikatan jaringan
Kompetisi untuk ikatan dalam jaringan terjadi misalnya
antara digoksin dan kuinidin, dengan akibat peningkatan kadar plasma digoksin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar