Senyawa flavonoid
merupakan metabolit sekunder dan merupakan kelompok senyawa fenol yang terbesar
yang ditemukan di alam. Flavonoid banyak terdapat dalam tumbuhan hijau (kecuali
alga), khususnya tumbuhan berpembuluh. Sekitar 5-10% metabolit sekunder
tumbuhan adalah flavonoid. Flavonoid
terdapat pada semua bagian tumbuhan seperti pada daun, akar, kayu, kulit,
tepung sari, nectar, bunga, buah dan biji. Selain itu flavonoid juga terdapat
pada hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang-berang, propilis (sekresi
lebah). Flavonoid mempunyai
kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin
benzen (C6) terikat pada suatu rantai propana (C3) sehingga bentuk susunan
C6-C3-C6. Flavonoid berasal dari kata flavon yang artinya
berwarna kuning.
Struktur
Dasar Flavonoid
Flavonoid memiliki sifat agak asam dan dapat
larut dalam basa. Karena merupakan senyawa polihidroksi (gugus hidroksil) maka
juga bersifat polar sehingga dapat larut dalam pelarut polar seperti metanol,
etanol, air, butanol. Disamping itu dengan adanya gugus glikosida yang terikat
pada gugus flavonoid sehingga cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut dalam
air.
Fungsi
senyawa flavonoid antara lain :
Ø Sebagai anti
oksidant
Ø Sebagai
alelopati yaitu senyawa yang dikeluarkan
oleh suatu tumbuhan yang berfungsi untuk mencegah pertumbuhan tanaman lain
disekitarnya, contoh : katekin
Ø Sebagai
pigmen atau zat pemberi warna.
Flavonoid
berdasarkan strukturnya flavonoid dibagi menjadi 3 yaitu
:
a. Flavonoida atau 1,3-diarilpropana
a. Flavonoida atau 1,3-diarilpropana
a. Isoflavonoid
atau 1,2- diarilpropana
b. Neoflavonoida
atau 1,1-diarilpropana
a. Flavonoida atau 1,3-diarilpropana,
contohnya seperti
ü Kalkon
Merupakan senyawa yang
berperan sebagai prekusor utama pembentukan senyawa berstruktur C6-C3-C6
lainya. Contoh senyawa dari golongan kalkon adalah butein dan ploridzin. Butein
merupakan pigmen pewarna kuning yang banyak terdapat di berbagai macam bunga.
Sedangkan ploridzin ditemukan di daun apel dan dilaporkan memiliki aktivitas
anti tumor.
ü Auron
Seperti halnya kalkon,
auron juga mengekspresikan warna kuning, diantara semua jenis flavonoid auron
dan kalkon termasuk jenis flavonoid yang jarang di jumpai.
ü Antosianidin
ialah aglikon antosianin yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan
asam. Antosianidin adalah senyawa flavonoid secara struktur termasuk kelompok
flavon. Glikosida antosianidin dikenal sebagai antosianin. Nama ini berasal
dari bahasa Yunani antho-, bunga dan kyanos-, biru. Senyawa ini tergolong
pigmen dan pembentuk warna pada tanaman.
b.
Isoflavonoida atau 1,2-diarilpropana
Isoflavon
termasuk dalam kelompok flavonoid (1,2-diarilpropan). Jenis senyawa isoflavon
di alam sangat bevariasi. Diantaranya telah berhasil diidentifikasi struktur kimianya
dan diketahui fungsi fisiologisnya, misalnya isoflavon, rotenoid dan kumestan,
serta telah dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan Berbagai potensi senyawa
isoflavon untuk keperluan kesehatan antara lain: anti inflamasi, anti alergi,
anti virus dan anti kolesterol.
c. Neoflavonoida atau
1,1-diarilpropana
Neoflavonoid
memiliki struktur dan sifat yang hampir mirip dengan flavonoid dan
isoflavonoid. Senyawa yang termasuk neoflavonoid adalah : arilkoumarin dan
neoflaven
Penggolongan
Flavonoid Berdasarkan Jenis Ikatannya
:
I.
Flavonoid O-Glikosida.
Pada
senyawa ini gugus hidroksil flavonoid terikat pada satu gula atau lebih dengan
ikatan hemiasetal yang tidak tahan asam, pengaruh glikosida ini nenyebabkan
flavonoid kurang reaktif dan lebih mudah larut dalam air. Gula yang paling umum
terlibat adalah glukosa disamping galaktosa, ramilosa, silosa, arabinosa,
fruktosa. Disakarida juga dapat terikat pada flavonoid misalnya soforosa,
gentibiosa, rutinosa danlain-lain.
2. Flavonoid C-Glikosida
Gugus gula
terikat langsung pada inti benzen dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan
asam. Lazim di temukan gula terikat pada atom C nomor 6 dan 8 dalam inti
flavonoid. Jenis gula yang terlibat lebih sedikit dibandingkan dengan
O-glikosida. Gula yang paling umum adalah galaktosa, raminosa, silosa,
arabinosa
3. FlavonoidSulfat
Senyawa
flavonoid yang mengandung satu ion sulfat atau lebih yang terikat pada OH fenol
atau gula, Secara teknis termasuk bisulfate karena terdapat sebagai garam yaitu
flavon O-SO3K. Banyak berupa glikosida bisulfat yang terikat pada OH fenol yang
mana saja yang masih bebas atau pada guIa. Umumnya hanya terdapat pada
angiospermae yang mempunyai ekologi dengan habitat air.
4. Biflavonoid
Biflavonoid (atau biflavonil, flavandiol)
merupakan dimer flavonoid yang biasanya dibentuk dari campuran antara flavon
dengan flavanon. Biflavonoid terdapat pada buah, sayuran, dan bagian tumbuhan
lainnya. Hingga kini jumlah biflavonoid yang diisolasi dan dikarakterisasi dari
alam terus bertambah, namun yang diketahui bioaktivitasnya masih terbatas.
Pemerian
Flavonoid
Bentuk : amorf / kristal
Bau :
aromatik
Rasa : pahit
Flavonoid
merupakan suatu senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil atau
gugus gula, sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti metanol, etanol,
butanol, air. Dengan adanya gugus gula yang terikat pada flavonoid ini, maka
cenderung menyebabkan flavonoid itu lebih mudah larut dalam air dan
pelarut-pelarut seperti diatas. Pelarut-pelarut diatas merupakan pelarut yang
baik untuk glikosidanya. Proses isolasi diawali dengan ekstraksi. Ekstraksi
merupakan pemisahan bagian aktif dari tumbuhan dari senyawa inaktif atau inert
menggunakan pelarut yang sesuai prosedur tertentu. Ekstraksi dapat dilakukan
secara maserasi (proses ekstraksi dengan perendaman simplisia menggunakan
pelarut tertentu dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur suhu kamar).
Selanjutnya ekstrak dipekatkan dan dibebaskan dari senyawa-senyawa nonpolar
dengan memakai heksan atau kloroform. Ekstrak yang mengadung flavonoid
selanjutnya difraksinasi.
Untuk menentukan secara kimia flavonoid biasa
ditest dengan pereaksi cianidin test. Prinsip dari dari metoda ini adalah
reaksi reduksi yaitu dengan penambahan logam magnesium (Mg) dalam suasana asam (HCl).
Caranya pada ekstrak etanol tambahkan 5
– 10 ml air suling dan kloroform (1:1), lalu kocok kuat dan biarkan selama
beberapa waktu tertentu sampai terbentuk 2 lapisan. Letakkan 1 – 2 tetes lapian air pada plat tetes,
tambahkan sedikti serbuk Mg dan beberapa tetes asam klorida
pekat, timbulnya warna kuning orange sampai merah menunjukkan adanya senyawa
flavonoid.
Penetapan
Kadar Flavonoid
Sebanyak
0,5 ml ekstrak ditambahkan 1,5 ml metanol, 0,1 ml aluminium klorida 10%, 0,1 ml
natrium asetat 1 M dan 2,8 air suling. Selanjutnya larutan di homogenkan.
Biarkan selama 30 menit, serapan di ukur pada panjang gelombang maksimum dengan
menggunakan spektofotometer UV-VIS
IFRS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar