Google ads

Jumat, 15 Mei 2015

Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)



 Belimbing adalah nama Melayu untuk jenis tanaman buah dari keluarga Oxalidaceae, marga Averrhoa. Tanaman belimbing dibagi menjadi dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan belimbing asam (Averrhoa bilimbi) atau lazim disebut belimbing wuluh.
             Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) dengan familia Oxalidaceae, memiliki nama daerah yang beragam yaitu: limeng, selimeng, thlimeng (Aceh); selemeng (Gayo); asom, belimbing, balimbingan (Batak); malimbi (Nias); balimbieng (Minangkabau); belimbing asam (Melayu); balimbing (Lampung); calincing, balingbing (Sunda); belimbing wuluh (Jawa); bhalimbhing bulu (Madura); blingbing buloh (Bali); limbi (Bima); balimbeng (flores); libi (Sawu); belerang (sangi), sedangkan nama asingnya ialah bilimbi, carambola tree (Inggris); kamias (Filipina) (Hariana, 2006:36).

2.2.1  Sejarah Belimbing Wuluh  (Averrhoa bilimbi)
             Belimbing merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari kawasan Malaysia, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya di dunia termasuk Indonesia. Pada umumnya belimbing ditanam dalam bentuk kultur pekarangan (home yard gardening), yaitu diusahakan sebagai usaha sambilan sebagai tanaman peneduh di halaman-halaman rumah. Di kawasan Amerika, jenis belimbing yang populer dan digemari masyarakat adalah belimbing “Florida” (Abdul Rahman, 2003).
2.2.2  Klasifikasi Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
            Klasifikasi ilmiah belimbing wuluh  menurut Ashok., et. al, (2013:136)  sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Sub-divisi        : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Oxalidales
Famili             : Oxalidaceae
Genus              : Averrhoa
Spesies            : Averrhoa bilimbi Linnaeus

Morfologi Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
             Belimbing wuluh merupakan tanaman yang dapat berbuah sepanjang tahun. Berbentuk  pohon kecil, tinggi mencapai 10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan mempunyai garis tengah hanya sekitar  30 cm. Ditanam sebagai pohon buah,  kadang tumbuh liar dan ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m. Pohon yang berasal dari Amerika tropis, tumbuh di tempat yang lembab dan tidak ternaungi. Tanaman ini berdaun majemuk, menyirip dengan jumlah  21-45 pasang anak daun. Anak daun bertangkai pendek, bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, panjang 7-10 cm, lebar 1-3 cm, warnanya hijau, permukaan bawah warnanya lebih muda. Buah belimbing wuluh berbentuk bulat lonjong bersegi, panjangnya 4-10 cm, dengan bobot sekitar 20 gram, berwarna hijau pada waktu muda setelah tua kekuningan.  Berbiji segitiga, masih muda berwarna hijau setelah tua kuning kehijauan. Akar tunggang dan berwarna cokelat kehitaman. Kulit buahnya berkilap dan tipis. Biji bentuknya bulat telur dan gepeng  (Ashok., et. al, 2013:136).

Manfaat Belimbing Wuluh  (Averrhoa bilimbi)
            Manfaat belimbing wuluh yang bagian bunganya dapat digunakan untuk: batuk, sariawan (stomatitis), perut sakit, gondongan (parotitis), bagian daun untuk: rematik, batuk rejan, gusi berdarah, sariawan, sakit gigi berlubang; bagian buah untuk: jerawat, panu, tekanan darah tinggi (hipertensi), kelumpuhan, memperbaiki fungsi pencernaan, radang rektum, dan air perasan buah belimbing wuluh sangat baik untuk asupan kekurangan vitamin C (Hariana, 2006:36).
Kandungan Kimia Belimbing Wuluh  (Averrhoa bilimbi)
                        Buah belimbing wuluh mengandung banyak vitamin C alami yang berguna sebagai penambah daya tahan tubuh dan perlindungan terhadap berbagai penyakit. Belimbing wuluh mempunyai kandungan unsur kimia yang disebut asam oksalat dan kalium (Hariana, 2006:36).
             Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan kimia buah belimbing wuluh menunjukkan bahwa buah belimbing wuluh  mengandung golongan senyawa oksalat, minyak menguap, fenol, flavonoid dan pektin. Flavonoid merupakan senyawa aktif antibakteri yang terkandung dalam buah belimbing wuluh (Zakaria., et. al, 2007).

Tidak ada komentar:

Google Ads