Google ads

Jumat, 10 April 2015

Parotitis epidemika



1.1  Defenisi
Parotitis epidemika adalah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar
ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60%) kasus) dengan gejala khas berupa pembesaran kelenjar parotis. Parotitis merupakan penyakit infeksi yang pada 30%-40% kasus menyerang anak-anak dan asimptomatik. Infeksi ini disebabkan oleh virus, dan kebanyakan terjadi pada anak-anak usia < 15 tahun sebelum diberikan imunisasi (85% kasus). Akan tetapi penyakit ini juga mungkin terjadi pada orang dewasa, sehingga menimbulkan epidemi secara umum1,2,3
Dalam perjalanannya, parotitis dapat  menimbulkan komplikasi, walaupun jarang terjadi. Kompilikasi yang terjadi dapat berupa: meningoencelopalitis, artritis, pancreatis, miokarditis, dan mastitis. 1,2,3,4,5 Insiden meningoencelopalitis terjadi sekitar 250/100.000 kasus. Sekitar  10% dari kasus ini, penderitanya berumur < 20 tahun. Angka rata-rata kematian akibat parotitis meningoencelopalitis adalah 2%.2

1.2  Etilogi
Parotitis epidemika disebabkan oleh paramyxovirus, termasuk didalamnya virus parainfluenza dan measles.2   Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering, tetapi hanya mampu bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Paramyxovirus dapat hancur pada suhu < 4oC, oleh formalin, eter, serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik.3

1.3  Epidemiologi
Penyakit parotitis tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik. Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, atau urin. Virus dapat diisolasi dari faring 6 hari sebelum dan 9 hari setelah terjadi pembesaran kelenjar parotis.2 Pada penderita parotitis epidemika tanpa pembesaran kelenjar parotis, virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar. Baik infeksi klinis maupun subklinis menyebabkan imunitas seumur hidup. Bayi sampai umur 6 – 8 bulan tidak dapat terjangkit parotits epidemika karena dilindungi oleh anti bodi yang dialirkan secara transplasental dari ibunya.3
Insiden tertinggi terjadi pada umur antara 5 sampai 9 tahun, kemudian diikuti antara umur 1 sampai 4 tahun, kemudian umur antara 10 sampai 14 tahun.5

1.4  Patogenesis
Virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung/mulut, kemudian virus akan bereplikasi di dalam traktus respiratorius atas dan nodus limfatikus servikalis, dari sini virus akan menyebar melalui aliran darah ke organ lain. Setelah masuk melalui saluran respiratori, virus mulai melakukan multiplikasi dalam sel epitel saluran napas. Virus kemudian menuju ke banyak jaringan serta menuju ke kelenjar ludah dan parotis.2,3. Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisolasi dari saliva, darah dan urin. Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli seminiferus. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.6

1.5  Manifestasi Klinik
Masa tunas 14 sampai 24 hari. Dimulai dengan stadium prodromal, lamanya 1 sampai 2 hari dengan gejala demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot. Suhu tubuh biasanya naik sampai 38,5oC sampai 39,5oC kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral tetapi kemudian dapat menjadi bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun perabaan, terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatu yang asam, ini merupakan gejala khas untuk parotitis epidemika.1,2,8
Perjalanan penyakit dimulai dengan demam, sakit kepala, anoreksia dan malaise. Dalam 24 jam anak mengeluh sakit telinga yang bertambah dengan gerakan mengunyah, esok harinya tampak glandula parotis membesar yang cepat bertambah besar, mencapai ukuran maksimal dalam 1 sampai 3 hari. Biasanya demam menghilang 1 sampai 6 hari dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya pembengkakan kelenjar. Bagian bawah daun telinga terangkat ke atas dan keluar oleh pembengkakan glandula parotis. Pembengkakan dapat disertai nyeri hebat, nyeri mulai berkurang setelah tercapai pembengkakan maksimal berlangsung kira-kira selama 6 – 10 hari. Biasanya satu glandula parotis membesar kemudian diikuti yang lainnya dalam beberapa hari. Adakalanya kanan dan kiri membesar bersamaan.2,4
1.6  Penatalaksanaan
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat self-limited (sembuh/hilang sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu minggu.1 Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus mumps  oleh karena itu,  pengobatan parotitus bersifat simptomatis dan suportif.2,5 Penderita yang baru terinfeksi virus mump dapat dirawat jalan apabila tidak ada komplikasi dan keadaan umum cukup baik. Untuk simptomatik, diberikan analgetik, antipiterik.1,4,6,8

1.7  Pencegahan
Pencegahan terhadap parotitis dapat dilakukan dengan memberikan vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubela), diberikan pada umur 15 bulan, dan diulang pada umur 4-6 tahun atau 12 tahun.4,6 Pemberian vaksin ini kontraindikasi untuk bayi < 1 tahun, individu dengan riwayat hipersensitif terhadap komponen vaksin, demam akut, selama kehamilan, leukimia dan sedang mengkonsumsi obat-obat imunosupresif.8

Tidak ada komentar:

Google Ads