1.1
Defenisi
Parotitis epidemika adalah penyakit virus
akut yang biasanya menyerang kelenjar
ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60%) kasus) dengan gejala khas
berupa pembesaran kelenjar parotis. Parotitis merupakan penyakit infeksi yang
pada 30%-40% kasus menyerang anak-anak dan asimptomatik. Infeksi ini disebabkan
oleh virus, dan kebanyakan terjadi pada anak-anak usia < 15 tahun sebelum
diberikan imunisasi (85% kasus). Akan tetapi penyakit ini juga mungkin terjadi
pada orang dewasa, sehingga menimbulkan epidemi secara umum1,2,3
Dalam perjalanannya, parotitis dapat menimbulkan komplikasi, walaupun jarang
terjadi. Kompilikasi yang terjadi dapat berupa: meningoencelopalitis, artritis,
pancreatis, miokarditis, dan mastitis. 1,2,3,4,5 Insiden
meningoencelopalitis terjadi sekitar 250/100.000 kasus. Sekitar 10% dari kasus ini, penderitanya berumur <
20 tahun. Angka rata-rata kematian akibat parotitis meningoencelopalitis adalah
2%.2
1.2
Etilogi
Parotitis epidemika disebabkan oleh paramyxovirus,
termasuk didalamnya virus parainfluenza dan measles.2 Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering,
tetapi hanya mampu bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Paramyxovirus
dapat hancur pada suhu < 4oC, oleh formalin, eter, serta
pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik.3
1.3
Epidemiologi
Penyakit parotitis tersebar di seluruh dunia
dan dapat timbul secara endemik
atau epidemik. Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan ludah,
bahan muntah, atau urin.
Virus dapat diisolasi dari faring 6
hari sebelum dan 9 hari
setelah terjadi pembesaran kelenjar parotis.2 Pada penderita parotitis epidemika
tanpa pembesaran kelenjar parotis, virus
dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah
terjadi pembesaran kelenjar. Baik infeksi klinis maupun subklinis menyebabkan
imunitas seumur hidup. Bayi sampai
umur 6 – 8 bulan tidak dapat terjangkit parotits epidemika karena dilindungi
oleh anti bodi yang dialirkan secara transplasental dari ibunya.3
Insiden tertinggi terjadi pada umur antara 5 sampai 9 tahun,
kemudian diikuti antara umur 1 sampai 4 tahun, kemudian umur antara 10 sampai
14 tahun.5
1.4
Patogenesis
Virus masuk ke dalam tubuh melalui hidung/mulut, kemudian virus akan bereplikasi di dalam traktus
respiratorius atas dan nodus limfatikus servikalis, dari sini virus akan menyebar
melalui aliran darah ke organ lain. Setelah masuk melalui saluran respiratori,
virus mulai melakukan multiplikasi dalam sel epitel saluran napas. Virus
kemudian menuju ke banyak jaringan serta menuju ke kelenjar ludah dan parotis.2,3.
Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisolasi dari saliva, darah dan urin. Bila testis terkena
infeksi maka terdapat perdarahan kecil dan nekrosis sel epitel tubuli
seminiferus. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis
jaringan.6
1.5
Manifestasi
Klinik
Masa tunas 14 sampai 24
hari. Dimulai dengan stadium prodromal, lamanya 1 sampai 2 hari dengan gejala
demam, anoreksia, sakit kepala, muntah dan nyeri otot. Suhu tubuh biasanya naik
sampai 38,5oC
sampai 39,5oC
kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral tetapi
kemudian dapat menjadi bilateral. Pembengkakan tersebut terasa nyeri baik
spontan maupun perabaan, terlebih-lebih bila penderita makan atau minum sesuatu
yang asam, ini merupakan gejala khas untuk parotitis epidemika.1,2,8
Perjalanan penyakit dimulai dengan demam, sakit kepala,
anoreksia dan malaise. Dalam 24 jam anak mengeluh sakit telinga yang bertambah
dengan gerakan mengunyah, esok harinya tampak glandula parotis membesar yang
cepat bertambah besar, mencapai ukuran maksimal dalam 1 sampai 3 hari. Biasanya
demam menghilang 1 sampai 6 hari dan suhu menjadi normal sebelum hilangnya
pembengkakan kelenjar. Bagian bawah daun telinga terangkat ke atas dan keluar
oleh pembengkakan glandula parotis. Pembengkakan dapat disertai nyeri hebat,
nyeri mulai berkurang setelah tercapai pembengkakan maksimal berlangsung
kira-kira selama 6 – 10 hari. Biasanya satu glandula parotis membesar kemudian
diikuti yang lainnya dalam beberapa hari. Adakalanya kanan dan kiri membesar
bersamaan.2,4
1.6
Penatalaksanaan
Parotitis merupakan penyakit yang bersifat
self-limited (sembuh/hilang sendiri) yang berlangsung kurang lebih dalam satu
minggu.1 Tidak ada terapi spesifik bagi infeksi virus mumps oleh karena itu, pengobatan parotitus bersifat simptomatis dan
suportif.2,5 Penderita yang baru terinfeksi virus mump dapat dirawat
jalan apabila tidak ada komplikasi dan keadaan umum cukup baik. Untuk
simptomatik, diberikan analgetik, antipiterik.1,4,6,8
1.7
Pencegahan
Pencegahan terhadap parotitis dapat dilakukan
dengan memberikan vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubela), diberikan pada umur 15
bulan, dan diulang pada umur 4-6 tahun atau 12 tahun.4,6 Pemberian
vaksin ini kontraindikasi untuk bayi < 1 tahun, individu dengan riwayat
hipersensitif terhadap komponen vaksin, demam akut, selama kehamilan, leukimia
dan sedang mengkonsumsi obat-obat imunosupresif.8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar