1.1.Definisi Piroksikam
Piroksikam merupakan salah satu AINS
dengan struktur baru yaitu oksikam, derivate enolat (Clarke, 2004). AINS mampu
mengahmbat sintesis mediator nyeri prostaglandin dan sangat bermanfaat sebagai
anti nyeri. Khasiat AINS sangat ditentykan kemampuan menghambat sintesis prostaglandin
melalui hambatan aktifitas COX (Lelo, Azna et al, 2004). Dari berbagai uji
klinik pada penderita osteoarthritis ditunjukkan bahwa AINS baik yang non
selektif maupun yang selektif menghambat aktifitas COX-2 berkhasiat dalam
mengurangi nyeri rematik (Kumar, 2011)
Makin lebih selektif suatu AINS
menghambat COX-1 makin berkurang khasiatnya sebagai antiinflamasi dan
sebaliknya dengan sediaan yang makin lebih selektif menghambat COX-2.
Penggunaan COX-2 sebagai obat analgetika tunggal akan menunjukkan efek mengatap.
Waktu paruh dalam plasma lebih dari 45 jam sehingga dapat diberikan hanya
sekali sehari. Absorbs berlangsung cepat dilambung, terikat 99% pada protein
plasma. Kira – kira sama dengan kadar cairan sinovia. Efek samping tersering
adalah gangguan saluran cerna, antara lain yang berat adalah tukak lambung.
Efek samping tersering adalah pusing, tinnitus, nyeri kepala dan eritema kulit.
Piroksikam tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil, pasien tokak lambung
dan pasien yang sedang minum antikoagulan indikasi piroksikam hanya untuk penyakit inflamasi sendi misalnya
arthritis momatoid, osteoarthritis, sponditis ankilosa. Dosis 10-20 mg sehari
(Syarif. 2007)
Piroksikam merupakan antiinflamasi
non steroid (AINS) emmpunyai sifat tidak larut dalam air, asam-asam encer dan
sebagian besar pelarut organic, sehingga perlu diupayakan untuk menaikkan
kelarutannya dengan penambahan surfaktan (Kumar, 2011). Prinsip kelarutan piroksikam adalah stabilitas yang sangat
baik pada pH 7,5 dengan pKa 6,3. Factor yang mempengaruhi laju degradasi antara
lain pH, dapar, suhu, media reaksi dan adanya bahan tambahan seperti surfaktan
(Kumar, 2011)
Pada penelitian ini bentuk sediaan
terpilih adalah gel mempunyai kadar air yang tinggi sehingga dapat mengurangi
kondisi panas dan tegang yang sifatnya setempat dan timbulnya kulit meradang.
Gel diaplikasikan langsung pada kulit yang mengalami gangguan dan setelah
kering akan meninggalkan lapisan tipis tembus pandang, elastic dengan daya
lekat tinggi, yang tidak menyumbat pori sehingga tidak mempengaruhi pernafasan
kulit. Pelepasan obat pada sediaan gel sangat bagus. Bahan obat dilepaskan
dalam waktu yang singkat dan hmapir sempurna (voight, 1971). Sediaan dalam
bentuk gel lbih banyak digunakan karena rasa dingin dikulit, mudah mongering
membentuk lapisan film sehingga mudah dicuci dengan air (Massey. 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar