Google ads

Senin, 23 Maret 2015

Hipokalemia




PENDAHULUAN
Hipokalemik periodik paralisis adalah kelainan yang ditandai dengan kadar kalium yang rendah (kurang dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan, disertai riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal (Widjajanti, A; Agustini, S.M, 2005). Hipokalemia dapat dikatakan ringan jika kadar kaliumnya anatara 3-3,5mEq/l, sedang jika kadarnya 2,5-3 mEq/L, dan berat jika kadarnya < 2,5 mEq/L (Dipiro, 2008). Pemeliharaan terhadap intake kalium ke dalam tubuh sangatlah penting, karena tubuh tidak memiliki metode yang efektif untuk menyimpan kalium.
Kalium adalah kation utama dari cairan  intraseluler. Kenyataannya 98% dari tubuh  berada di dalam sel, dan sisanya 2% terutama terdapat dalam kompartemen ECF. Kadar normal dari kalium serum adalah 3,5-5,5 mEq/L dan sangat berlawanan dengan kadar didalam sel yang sekitar 160mEq/L. karena kalium merupakan bagian terbesar dari zat terlarut intraseluler, maka kalium memegang peranan penting dalam menahan cairan di dalam sel dan mempertahankan volume sel. Kalium ECF, meskipun hanya merupakan bagian kecil dari kaliumtotal, tapi sangat berpengaruh dalam fungsi neuromuscular. Perbedaan dalam kadar pada kompartemen ICF dan ECF dipertahankan melaui pompa Na-K aktif pada membrane sel (Price, S.A&Wilson, L.M, 1995).
Etiologi dan Epidemiologi (Widjajanti, A & Agustini, S.M, 2005; Martyndal, 2005; Dipiro, 2008)
Hipokalemia dapat terjadi karena adanya faktor pencetus tertentu yaitu:
·         Intake yang tidak adekuat, contohnya sebagai berikut:
ü  Pasien sakit berat yang tidak dapat makan minum melalui mulut dalam beberapa hari tanpa diberi kalium tambahan dalam cairan infusnya.
ü  Alkoholisme
·         Kehilangan melalui GI seperti pasien diare (10mEq/l kalium hilang perhari ), muntah (30-50 mEq/l kalium hilang perhari). Penyebab lain kehilangan kalium melalui saluran cerna adalah ileostomi, fistula, dan adenoma vilosa kolon.
·         Pengeluaran yang berlebihan dari ginjal seperti pada hiperaldorisme, Cushing's syndrome atau metabolik alkalosis kronik, penurunan magnesium, dan tahap penyembuhan luka bakar yang berat. Karena kalium diekskresikan 90% melalui ginjal dan 10% melalui feses.
·         Kadar insulin, obat-obat golongan diuretic beta 2 agonis dan xantin  juga dapat mempengaruhi kelainan ini pada banyak penderita, karena senyawa-senyawa ini akan meningkatkan aliran kalium ke dalam sel.
·         Obat-obatan golongan diuretic seperti golongan thiazid dan loop merupakan obat-obatan yang paling umum sebagai penyebab hipokalemia
·         Penyebab lainnya adalah makanan dengan kadar karbohidrat tinggi, istirahat sesudah latihan fisik, perjalanan jauh, operasi, menstruasi, dan lain-lain.
Pencetus untuk setiap individu berbeda, juga tidak ada korelasi antara besarnya penurunan kadar kadar kalium serum dengan beratnya paralisis (kelemahan) otot skeletal. Penderita dapat mengalami serangan hanya sekali, tetapi dapat juga serangan berkali-kali (berulang) dengan interval waktu serangan juga bervariasi. Hipokalemik periodik paralisis biasanya terjadi karena kelainan genetik otosomal dominan. Hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya hipokalemik periodik paralisis adalah tirotoksikosis (thyrotoxic periodic paralysis). Hipokalemia periodic paralisis yang disebabkan oleh kelainan genetic antara lain: autosomal dominan inheritance yaitu mutasi pada kromososm CACNA1S (70%) disebut hipokalemik periodik paralisis tipe 1, mutasi lokus pada kromosom SCN4A (10%) disebut hipokalemik periodik paralisis tipe 2. Mutasi SCN4A dapat juga menyebabkan Hiperkalemik periodik paralisis tipe 1(HyperPP1)
Angka kejadian hipokalemia periodic paralisis adalah sekitar 1 diantara 100.000 orang. Pria lebih sering terkena dari wanita dan biasanya lebih berat. Usia terjadinya serangan pertama bervariasi dari 1–20 tahun, frekuensi serangan terbanyak di usia 15–35 tahun dan kemudian menurun dengan peningkatan usia.
Patologi dan Patogenesis (Dipiro, 2008).
·         Terjadinya inhibisi reabsorbsi natrium pada renal, sehingga meningkatkan pengiriman natrium ke tubulus distal. Konsekuensinya tubulus ginjal secara selektif mereabsorpsi natrium dan mengekskresikan kalium.
·         Obat-obat diuretic dapat menyebabkan sekresi aldosteron, sehingga meningkatkan ekskresikan kalium melalui renal.

Manifestasi Klinis (Widjajanti, A & Agustini, S.M, 2005; Yulinah Sukandar, Apt,Prof. Dr. Elin. 2008; Parul Patel, 2008)
Kelemahan biasanya terjadi pada otot kaki dan tangan, tetapi kadang-kadang dapat mengenai otot mata, otot pernafasan dan otot untuk menelan, di mana kedua keadaan terakhir ini dapat berakibat fatal. Hipokalemia juga dapat menimbulkan gejala berupa depresi, perasaan lelah,nyeri otot, tekanan darah dapat meningkat.
Penderita biasanya usia lanjut, walaupun demikian pernah dilaporkan pasien dengan usia dibawah 10 tahun. Serangan pada pasien usia muda biasanya disebabkan penyakit lain. Frekuensi serangan sangat bervariasi. Beberapa pasien mengalami serangan hampir tiap hari dan pada pasien lain bisa terjadi hanya setahun sekali. Dan lamanya serangan biasanya hanya beberapa jam atau paling lama sehari. Paralisa (kelemahan otot) adalah:
  • Lokasi disekitar dibahu dan pangkal paha
  • Menjalar ke lengan atas dan ekstremitas bawah, atau ke otot mata dan otot yang membantu pernafasan dan otot menelan
  • Sifatnya berulang/intermiten
  • Saat serangan pasien sadar
  • Sering serangan terjadi saat pasien istirahat atau bangun tidur
  • Jarang terjadi pada pasien yang sedang olahraga, namun serangan bisa datang justru saat pasien istirahat sehabis berolahraga
  • Faktor pencetus lain dengan diet tinggi karbohidrat, tinggi garam atau konsumsi alkohol.
  • Lama serangan biasanya tidak lebih dari 24 jam.
    Hipokalemia
PENDAHULUAN
Hipokalemik periodik paralisis adalah kelainan yang ditandai dengan kadar kalium yang rendah (kurang dari 3.5 mmol/L) pada saat serangan, disertai riwayat episode kelemahan sampai kelumpuhan otot skeletal (Widjajanti, A; Agustini, S.M, 2005). Hipokalemia dapat dikatakan ringan jika kadar kaliumnya anatara 3-3,5mEq/l, sedang jika kadarnya 2,5-3 mEq/L, dan berat jika kadarnya < 2,5 mEq/L (Dipiro, 2008). Pemeliharaan terhadap intake kalium ke dalam tubuh sangatlah penting, karena tubuh tidak memiliki metode yang efektif untuk menyimpan kalium.
Kalium adalah kation utama dari cairan  intraseluler. Kenyataannya 98% dari tubuh  berada di dalam sel, dan sisanya 2% terutama terdapat dalam kompartemen ECF. Kadar normal dari kalium serum adalah 3,5-5,5 mEq/L dan sangat berlawanan dengan kadar didalam sel yang sekitar 160mEq/L. karena kalium merupakan bagian terbesar dari zat terlarut intraseluler, maka kalium memegang peranan penting dalam menahan cairan di dalam sel dan mempertahankan volume sel. Kalium ECF, meskipun hanya merupakan bagian kecil dari kaliumtotal, tapi sangat berpengaruh dalam fungsi neuromuscular. Perbedaan dalam kadar pada kompartemen ICF dan ECF dipertahankan melaui pompa Na-K aktif pada membrane sel (Price, S.A&Wilson, L.M, 1995).
Etiologi dan Epidemiologi (Widjajanti, A & Agustini, S.M, 2005; Martyndal, 2005; Dipiro, 2008)
Hipokalemia dapat terjadi karena adanya faktor pencetus tertentu yaitu:
·         Intake yang tidak adekuat, contohnya sebagai berikut:
ü  Pasien sakit berat yang tidak dapat makan minum melalui mulut dalam beberapa hari tanpa diberi kalium tambahan dalam cairan infusnya.
ü  Alkoholisme
·         Kehilangan melalui GI seperti pasien diare (10mEq/l kalium hilang perhari ), muntah (30-50 mEq/l kalium hilang perhari). Penyebab lain kehilangan kalium melalui saluran cerna adalah ileostomi, fistula, dan adenoma vilosa kolon.
·         Pengeluaran yang berlebihan dari ginjal seperti pada hiperaldorisme, Cushing's syndrome atau metabolik alkalosis kronik, penurunan magnesium, dan tahap penyembuhan luka bakar yang berat. Karena kalium diekskresikan 90% melalui ginjal dan 10% melalui feses.
·         Kadar insulin, obat-obat golongan diuretic beta 2 agonis dan xantin  juga dapat mempengaruhi kelainan ini pada banyak penderita, karena senyawa-senyawa ini akan meningkatkan aliran kalium ke dalam sel.
·         Obat-obatan golongan diuretic seperti golongan thiazid dan loop merupakan obat-obatan yang paling umum sebagai penyebab hipokalemia
·         Penyebab lainnya adalah makanan dengan kadar karbohidrat tinggi, istirahat sesudah latihan fisik, perjalanan jauh, operasi, menstruasi, dan lain-lain.
Pencetus untuk setiap individu berbeda, juga tidak ada korelasi antara besarnya penurunan kadar kadar kalium serum dengan beratnya paralisis (kelemahan) otot skeletal. Penderita dapat mengalami serangan hanya sekali, tetapi dapat juga serangan berkali-kali (berulang) dengan interval waktu serangan juga bervariasi. Hipokalemik periodik paralisis biasanya terjadi karena kelainan genetik otosomal dominan. Hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya hipokalemik periodik paralisis adalah tirotoksikosis (thyrotoxic periodic paralysis). Hipokalemia periodic paralisis yang disebabkan oleh kelainan genetic antara lain: autosomal dominan inheritance yaitu mutasi pada kromososm CACNA1S (70%) disebut hipokalemik periodik paralisis tipe 1, mutasi lokus pada kromosom SCN4A (10%) disebut hipokalemik periodik paralisis tipe 2. Mutasi SCN4A dapat juga menyebabkan Hiperkalemik periodik paralisis tipe 1(HyperPP1)
Angka kejadian hipokalemia periodic paralisis adalah sekitar 1 diantara 100.000 orang. Pria lebih sering terkena dari wanita dan biasanya lebih berat. Usia terjadinya serangan pertama bervariasi dari 1–20 tahun, frekuensi serangan terbanyak di usia 15–35 tahun dan kemudian menurun dengan peningkatan usia.
Patologi dan Patogenesis (Dipiro, 2008).
·         Terjadinya inhibisi reabsorbsi natrium pada renal, sehingga meningkatkan pengiriman natrium ke tubulus distal. Konsekuensinya tubulus ginjal secara selektif mereabsorpsi natrium dan mengekskresikan kalium.
·         Obat-obat diuretic dapat menyebabkan sekresi aldosteron, sehingga meningkatkan ekskresikan kalium melalui renal.

Manifestasi Klinis (Widjajanti, A & Agustini, S.M, 2005; Yulinah Sukandar, Apt,Prof. Dr. Elin. 2008; Parul Patel, 2008)
Kelemahan biasanya terjadi pada otot kaki dan tangan, tetapi kadang-kadang dapat mengenai otot mata, otot pernafasan dan otot untuk menelan, di mana kedua keadaan terakhir ini dapat berakibat fatal. Hipokalemia juga dapat menimbulkan gejala berupa depresi, perasaan lelah,nyeri otot, tekanan darah dapat meningkat.
Penderita biasanya usia lanjut, walaupun demikian pernah dilaporkan pasien dengan usia dibawah 10 tahun. Serangan pada pasien usia muda biasanya disebabkan penyakit lain. Frekuensi serangan sangat bervariasi. Beberapa pasien mengalami serangan hampir tiap hari dan pada pasien lain bisa terjadi hanya setahun sekali. Dan lamanya serangan biasanya hanya beberapa jam atau paling lama sehari. Paralisa (kelemahan otot) adalah:
  • Lokasi disekitar dibahu dan pangkal paha
  • Menjalar ke lengan atas dan ekstremitas bawah, atau ke otot mata dan otot yang membantu pernafasan dan otot menelan
  • Sifatnya berulang/intermiten
  • Saat serangan pasien sadar
  • Sering serangan terjadi saat pasien istirahat atau bangun tidur
  • Jarang terjadi pada pasien yang sedang olahraga, namun serangan bisa datang justru saat pasien istirahat sehabis berolahraga
  • Faktor pencetus lain dengan diet tinggi karbohidrat, tinggi garam atau konsumsi alkohol.
  • Lama serangan biasanya tidak lebih dari 24 jam.

Tidak ada komentar:

Google Ads