1.2.1 Pendahuluan
Diare adalah peningkatan frekuensi
defekasi dan konsistensi defekasi yang encer, terjadi lebih dari tiga kali
sehari.1 Berat feses meningkat (>200 mg/hari) yang dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB,
tidak enak pada perinal, dan rasa terdesak untuk BAB.6,7,8,9
Diare diklasifikasi atas :1,5,6,10
1.
Diare
Akut
Merupakan diare yang terjadi kurang dari 3
hari
2.
Diare
Kronik
Diare yang terjadi lebih dari 2 minggu
Penyebab Diare Akut adalah :6,10
1.
Bakteri
Bakteri masuk ke dalam tubuh melaui
makanan atau air yang telah terkontaminasi oleh bakteri, seperti E. Coli, Shigela, Aeromonas.
2.
Parasit
Parasit ini masuk ke dalam tubuh melalui
makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi. Contoh: Giarda lamblia, Entamoeba histolityca
3.
Virus
Diare yang disebabkan oleh virus akan
disertai dengan mual, muntah, dan demam. Contoh: Rotavirus, Adenovirus.
4.
Obat
Obat-obat tertentu dapat menimbulkan efek
samping diare, seperti laksatif, antasid (yang mengandung magnesium),
Antibiotik (klinda,isin, tetrasiklin).
1.2.2 Patogenesis
Mekanisme
terjadinya diare akut maupun kronik dapat dibagi menjadi: 7,9,11
1. Diare Osmotik
Terjadi bila ada bahan yang tidak dapat
diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma
sehingga terjadi diare. Contohnya adalah mal absorbsi karbohidrat akibat
defisiensi laktase atau akibat garam magnesium.
2. Diare Sekretorik
Terjadi gangguan transport elektrolit baik
absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi
akibat toksin yang dikeluarkan bakteri, misalnya: toksin kolera.
3. Diare Eksudatif
Terjadi karena proses inflamasi yang
mengakibatkan peningkatan kerusakan mukosa usus halus dan usus besar. Eksudasi dapat terjadi akibat infeksi
bakteri atau bersifat non infeksi seperti,
inflamasi bowel disease (IBD).
4. Diare akibat gangguan motilitas yang
mengakibatkan waktu transit usus menjadi lebih cepat.
1.2.3 Manifestasi Klinik
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah,
suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare yang ditandai dengan tinja menjadi cair. Gejala muntah dapat
terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan
elektrolit terjadilah gejala dehidrasi, berat badan turun, ubun-ubun cekung,
dan turgor kulit berkurang.3
1.2.4 Penatalaksanaan
Tujuan
Terapi: 1
1.
Mencegah
gangguan asam basa dan elektrolit akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
berlebihan
- Pengobatan gejala
- Pengobatan penyebab diare
1.2.4.1 Terapi Cairan Pada Anak5
1.
Dehidrasi
sedang-ringan :
Anak-anak harus menerima terapi
rehidrasi oral 50 mL/kg(dehirasi ringan) atau 100mL/kg (dehidrasi sedang)
selama 4 jam. Penggantian karena kehilangan saat BAB (10 mL/kg setiap BAB) dan
saat muntah akan memerlukan penambahan total cairan. Cola dan minuman olahraga tidak dianjurkan karena
kandungan elektrolitnya yang tidak mencukupi, dan kadar karbohidratnya terlalu
banyak.
2. Dehidrasi berat
Anak dengan dehidrasi berat
dalam kondisi shock harus menerima terapi rehidrasi IV agresif secepatnya. Saat terapi iv dibutuhkan harus dimulai
dengan larutan isotonis .
Tabel :
Penilaian derajat dehidrasi 3
Penilaian
|
A
|
B
|
C
|
Lihat: Keadaan
Umum
|
Baik,sadar
|
Gelisah, rewel
|
Lesu, lunglai, tidak sadar
|
-
Mata
|
Normal
|
Cekung
|
Sangat cekung dan kering
|
-
Air
mata
|
Ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
-
Mulut
dan lidah
|
Basah
|
Kering
|
Sangat kering
|
-
Rasa
haus
|
Minum biasa tidak haus
|
Haus, ingin minum banyak
|
Malas minum dan tidak bias minum
|
Periksa: Turgor
Kulit
|
Kembali cepat
|
Kembali lambat
|
Kembali sangat lambat
|
Hasil pemeriksaan
|
Tanpa dehidrasi
|
-
Dehidrasi
ringan/sedang
-
Bila
ada 1 tanda,ditambah 1 atau lebih tanda lain
|
-
Dehidrasi
berat
-
Bila
ada 1 tanda ditambah 1 atau lebih tanda lain
|
1.2.4.2 Terapi Antibiotik.1,6
Salah satu penyebab diare utama adalah
infeksi oleh beberapa mikroorganisme seperti E. coli, Shigella,
Salmonella, Campylobacter spp Terapi antimikroba efektif dalam
kasus shigellosis. Shigella adalah bakteri penyebab disentri, yang ditandai
dengan diare berlendir dan berdarah. Terapi yang diberikan dapat berupa
antibiotik ceftriakson atau cefixim atau cotrimoxazol.
1.2.4.3 Terapi Nonfarmakologi 1
Pengaturan makanan adalah
prioritas pertama dalam penatalaksanaan diare. Mengkonsumsi makanan padat tidak
dianjurkan selama 24 jam pasca diare.
Cairan oralit yang dianjurkan WHO, tiap 1 liter mengandung 3,5 g/l natrium
klorida, 2,5 g/l natrium bikarbonat, 1,5 g/l kalium klorida, dan 20 g/l
glukosa. Elektrolit yang dikandung meliputi natrium 90 mMol/l, klorida 80
mMol/l, kalium 20 mMol/l, bikarbonat 30 mMol/l, dan glukosa 111 mMol/liter.
Tabel : Jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama.3
Dalam
3 jam pertama, berikan 75 ml/kgBB atau bila berat badan anak tidak diketahui,
berikan oralit sesui tabel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar