Obat antidiabetes oral umumnya
digunakan untuk pengobatan pada diabetes tipe 2. Berdasarkan mekanisme kerjanya
obat antidiabetes oral dibagi menjadi tiga kategori yaitu : pemicu sekresi
insulin, penambah sensitivitas insulin dan menghambat glukosidase alfa.
a. Pemicu sekresi insulin
1. Sulfonilurea
Obat golongan ini menstimulasi sel beta pankreas
untuk melepaskan insulin yang tersimpan. Mekanisme kerja obat golongan
sulfonilurea:
·
Menstimulasi
pelepasan insulin yang tersimpan
·
Menurunkan
ambang sekresi insulin
·
Meningkatkan
sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa
Obat golongan ini contohnya
glibenklamid, glipizid, glimepirid dan glikazid. Glibenklamid secara reaktif
mempunyai efek samping yang rendah. Hal ini umum terjadi dengan
golongan-golongan sulfonilurea dan biasanya bersifat ringan dan hilang sendiri
setelah obat dihentikan. Efek biologis glibenklamid selama 12-24 jam setelah
pemberian obat.
b. Penambah sensitivitas insulin
1. Biguanid
Golongan biguanid yang masih dipakai
adalah metformin. Penjelasan lengkap tentang mekanisme kerja biguanid masih
belum jelas. Mekanisme yang diusulkan baru-baru ini meliputi stimulasi
glikolisis secara langsung dalam jaringan dengan peningkatan eliminasi glukosa
dalam darah, penurunan glukoneogenesis hati, melambatkan absorbsi glukosa dalam
saluran cerna, dan penurunan kadar glukagon plasma (Bosenberg, 2008)).
1. Tiazolidindion
Tiazolidindion merupakan golongan
obat antidiabetes oral yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin terhadap
jaringan sasaran. Kerja utama obat golongan tiazolidindion yaitu untuk
mengurangi resistensi insulin dengan meningkatkan ambilan glukosa dan
metabolisme dalam otot dan jaringan adiposa (Bosenberg, 2008).
c. Penghambat glukosidase alfa
Obat ini bekerja dengan mengurangi
absorbsi glukosa di usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar
glukosa darah sesudah makan. Contohnya adalah akarbosa (Bosenberg, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar