Selama kurang lebih empat dasawarsa terakhir, kita melihat begitu
pesat perkembangan bioteknologi di berbagai bidang. Pesatnya perkembangan
bioteknologi ini sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dimuka bumi. Hal ini dapat
dipahami mengingat bioteknologi menjanjikan suatu revolusi pada hampir
semua aspek kehidupan manusia, mulai dari bidang pertanian, peternakan dan
perikanan hingga kesehatan dan pengobatan.
A.
PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI
Adapun
beberapa definisi dari bioteknologi adalah sebagai berikut:
1.
Penggunaan terpadu
biokimia, mikrobiology dan ilmu keteknikan untuk mewujudkan aplikasi teknologi
dari mikro-organisme, kultur jaringan dan bagian-bagian lainnya.
2.
Aplikasi dari
organisme, system atau proses untuk industri manufaktur dan pelayanan jasa.
3.
Teknologi yang
menggunakan fenomena biology untuk mengopi dan menghasilkan bermacam-macam
produk yang berguna.
4.
Bioteknologi adalah
tidak lebih dari sebuah istilah diberikan untuk sekumpulan teknik-teknik dan
proses-proses.
5.
Bioteknologi adalah
penggunaan organisme hidup dan komponennya dalam bidang pertanian, pangan dan
proses-proses industri lainnya.
6.
Aplikasi berbagai
teknik yang menggunakan organisme hidup atau bagiannya serta untuk menghasilkan
produk dan/atau jasa.
B.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl
Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi
babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya
(Suwanto, 1998). Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti
makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau
jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology (1989)
mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan
ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian
dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan
jasa.
Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman
sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode
perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :
1.
Periode bioteknologi
tradisional ( sebelum abad ke-15 M )
Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan
anggur menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000 SM),
dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan oleh bangsa
aztek (1500 SM ).
2.
Periode bioteknologi
ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M)
Periode ini ditandai dengan adanya
beberapa peristiwa berikut ini :
Tahun 1670 : usaha
penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto, Spanyol.
Tahun 1686 : Penemuan
mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi manusia pertama yang
dapat melihat mikrob.
Tahun 1870 : Louis
pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
Tahun 1890 : alkohol
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.
Tahun 1897 : penemuan
enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard
Buchner.
Tahun 1912 : pengelolahan
limbah dengan menggunakan mikrob.
Tahun 1915 : produksi
aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
Tahun 1928 : penemuan
zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming
Tahun 1994 : Produksi
besar-besaran penisilin
Tahun.1953 : penemuan
struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson
.
3.
Periode
bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode ini diawali dengan penemuan
teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan
penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya
enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu,
mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN
lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan). Setelah penemuan enzim
endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol dari
brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976),
diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia
kepada Rank Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era
ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan
rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada
tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan
Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan
rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik
penelitian genom makhluk hidup.
Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai
dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas
dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus
berevolusi (Gambar 1).
Gambar
1. Gradien Bioteknologi (dimodifikasi dari Doyle dan Presley, 1996).
Pemanfaatan biodecomposer dapat mempercepat proses
pengomposan menjadi 2-3 minggu. Selain itu, sebagian mikroba bahan aktif biodecomposer
yang masih tertinggal di dalam kompos juga berperan sebagai musuh alami
penyakit jamur akar atau busuk pangkal batang. Aplikasi biofertilizer ke dalam tanah, dapat meningkatkan aktivitas mikroba
di dalam tanah, sehingga ketersediaan hara berlangsung optimum dan dosis pupuk
konvensional dapat dikurangi tanmpa menimbulkan penurunan produksi tanaman dan
tanah. Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit
tanaman. Aplikasi mikroba untuk biokontrol
hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi maupun
mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Upaya untuk memperbaiki kondisi
lingkungan yang terkena polusi herbisida tersebut telah dilakukan. Salah satu
teknologi alternatif untuk tujuan tersebut adalah melalui bioremediasi.
Bioremediasi didefinisikan sebagai
proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi
terkendali.
C.
JENIS
– JENIS BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi
bioteknologi konvensional/tradisional dan modern.
1.
Bioteknologi
Konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan
bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam
asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganism
dapat mengubah bahan pangan. proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya
dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya
termasuk keju dan yoghurt. proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi
masalalu. ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya
penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan
enzim.
a.
Pengolahan Bahan
Makanan
·
Pengolahan produk susu
Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk
baru, seperti yoghurt, keju, dan mentega.
-
Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu
dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya sebagian besar lemak dibuang.
mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. kedua bakteri tersebut ditambahkan
pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan kurang lebih 5 jam
pada temperatur 45′ C. selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0
sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. selanjutnya susu didinginkan
dan dapat diberi cita rasa.
-
Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri
asam laktat, yaitu Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi
mempermentesikan laktosa dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju
diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90′C atau dipasteurisasi, kemudian
didinginkan sampai 30′C. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan. akibat
dari kegiatan bakteri tersebuh pH menurun dan susu terpisah menjadi whey dan
dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan
dadih. enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu
klimosin.Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32′C-420′C
dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar
matang. adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
-
Mentega
Pembuatan mentega menggunakan
mikroorganisme Streptococcus lactis dan Lectonostoceremoris. bakteri-bakteri
tersebut membentuk proses pengasaman. selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu
dan lemak mentega dipisahkan. kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan
mentega yang siap dimakan.
● Produk makanan nonsusu
- Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspregillus oryzae
dibiakan pada kulit gandum terlebih dahulu. jamur Aspregillus oryzae
bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah
dimasak menghancurkan campuran gandum. setelah proses permantasi karbohidrat
berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
-
Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan
masyarakat golongan menengah kebawah sehingga masyarakat merasa gengsi
memasukan tempe sebagai salah satu menu makanannya. akan tetapi, setelah
diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari
masyarakat dalam maupaun luar negri. jenis tempe sebenarnya sangat beragam,
tergantung pada bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah
tempe kedelai.
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar
kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpuan spora mikroorganisme,
dalam hal ini kapang. dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan 4
jenis kapang dari genus Rhyzopus,yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus
sotolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang
tersebut akan mengikat keping-keping baji kedelai mempermentasikan menjadi
produk tempe. proses permentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia
pada protein, lemak, dan karbohidrat. perubahan tersebut meningkatkan kadar
protein tempe sampai sembilan kali lipat.
-
Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan
menggunakan sel-sel ragi. ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat
tepung menjadi produk yang berupa gula dan alkohol. masyarakat kita membuat
tape tersebut berdasarkan pengalaman.
2.
Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahlitelah mulai
lagi mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah
melalui penelitian. dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan
produk secara efektif dan efisien.
Dengan adanya
berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
bioteknologimungkin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang. beberapa
penerapan bioteknologi modern sebagai berikut:
a.
Rekayasa genetika
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan makhluk hidup baru dengan sipat yang diinginkan, rekayasa genetika
disebut juga pencangkokoan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika
digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA dari
setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat direkomendasikan.
selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun
temurun. Bioteknologi, terutama rekayasa genetika pada awalnya diharapkan dapat
menjelaskan berbagai macam persoalan dunia seperti, polusi, penyakit,
pertanian, dan sebagainya.
D.
ILMU-ILMU YANG MENDUKUNG BIOTEKNOLOGI
Ilmu-ilmu pendukung
dalam bioteknologi diantaranya sebagai berikut:
1.
Mikrobiologi
Mikrobiologi merupakan
cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi
berasal dari bahasa yunani (micros: kecil, bios: hidup, dan logos: pengetahuan)
sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk
hidup yang kecil-kecil tersebut disebut juga dengan mikroorganisma, mikrobia,
mikroba, jasad renik atau protista.
Beberapa aspek yang
dibahas dalam mikrobiologi, anatara lain mengkaji tentang:
1.
Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan.
2.
Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang mampu
hidup bebas, khususnya bakteri.
3.
Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa muncul
macam-macam mikroorganisme.
4.
Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.
5.
Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi.
6.
Bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu dalam
memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar termasuk manusia.
Mikroorganisma tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena
berperan sebagai pengurai. Oleh karena itu organisme yang hidup di dalam tanah
berperan aktif dalam proses-proses pembusukan dan mineralisasi. Ada juga
mikroorganisme tertentu yang dapat mengikat zat lemas (N) dari udara bebas
sehingga dapat menyuburkan tanah.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah
banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari
pembentukan minyak bumi di dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe,
semuanya merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan hanya itu, sekarang mikroorganisme telah
digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai bahan makanan, sampai pada
teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan dominannya peranan
mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan
mikrobiologi.
Dengan semakin majunya teknologi mikroskop,
semakin mendukung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu
ini semakin luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa
cabang, seperti mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kedokteran/medis,
mikrobiologi lingkungan dan lain-lain. Pembagian ini bertujuan untuk
mengakomodir perkembangan nikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan serta
mungkin dampak dari mikroorganime di dalam kehidupan.
Mikrobiologi dalam kehidupan telah diterapkan di
banyak sekali sektor kehidupan, yang paling mashur adalah di bidang pangan:
pembuatan tempe, bir, tape, keju dan lain-lain; di bidang kedokteran: telah
banyak dihasilkan berbagai jenis serum dan antibiotika dari mikrobia; di bidang
lingkungan mikroba telah menjadi bahasan penting, dan banyak lagi di
bidang-bidang lainnya.
2.
Biokimia
Biokimia adalah kimia mahluk hidup.
Biokimiawan mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim
yang berlangsung dalam semua organisme. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur
dan fungsi komponen selular, seperti protein,
karbohidrat,
lipid, asam nukleat,
dan biomolekul
lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi
termediasi enzim
dan sifat-sifat protein.
Saat ini, biokimia metabolisme sel telah
banyak dipelajari. Bidang lain dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan
membran sel,
dan transduksi sinyal.
Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan
pertama molekul enzim, diastase, pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler
menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan
bahwa senyawa organik dapat dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak
belakang dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa
organik hanya bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali
dikemukakan pada tahun 1903
oleh Karl Neuber, seorang kimiawan
Jerman. Sejak saat itu, biokimia semakin berkembang, terutama sejak pertengahan
abad ke-20,
dengan ditemukannya teknik-teknik baru seperti kromatografi,
difraksi sinar X,
elektroforesis, RMI (nuclear
magnetic resonance, NMR), pelabelan radioisotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekular.
Teknik-teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis yang lebih mendalam
berbagai molekul dan jalur metabolik sel,
seperti glikolisis
dan siklus Krebs. Perkembangan
ilmu baru seperti bioinformatika juga banyak membantu dalam peramalan dan
pemodelan struktur molekul raksasa.
Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan
di berbagai bidang, mulai dari genetika hingga biologi molekular
dan dari pertanian
hingga kedokteran.
Penerapan biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 5000
tahun yang lalu.
3.
Genetika
Genetika (dari bahasa Yunani
γέννω atau genno yang berarti
"melahirkan") merupakan cabang biologi
yang penting saat ini. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut
pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme
maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang dengan singkat
mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. Nama
"genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu
surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia
menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun
1906.
Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah molekular
hingga populasi (lihat entri biologi). Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:
·
material
pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),
·
bagaimana
informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik),
dan
·
bagaimana
informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang lain (pewarisan genetik).
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika
dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel
pada tahun 1900, sebetulnya kajian genetika sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi
dan pengembangan trah-trah murni (pemuliaan)
ternak dan tanaman. Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah
prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri
sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya,
sudah dikaji orang sebelum itu. Kala itu, kajian semacam ini disebut "ilmu
pewarisan" atau hereditas.
4.
Biologi sel
Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah ilmu yang mempelajari sel.
Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat fisiologis
sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel, lingkungan dan antaraksi
sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi
sel (fisiologi),
hingga kematian sel.
Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala mikroskopik
maupun skala molekular,
dan sel biologi meneliti baik organisme bersel tunggal seperti bakteri
maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme multisel seperti manusia.
Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel
merupakan hal mendasar bagi semua bidang ilmu biologi.
Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di antara berbagai jenis sel merupakan
hal penting khususnya bagi bidang biologi sel dan biologi molekular.
Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut menimbulkan tema pemersatu, yang
memungkinkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari suatu sel diekstrapolasikan
dan digeneralisasikan pada jenis sel lain. Penelitian biologi sel berkaitan
erat dengan genetika,
biokimia,
biologi molekular, dan biologi perkembangan.
5.
Enzimologi.
Enzim adalah biomolekul
yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.[1][2] Hampir semua enzim merupakan protein.
Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul
awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul
tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua
proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat.
Enzim bekerja dengan cara menempel pada
permukaan molekul
zat-zat yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan
terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang
artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa
atau reaksi kimia.
Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim
yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada
proses perombakan pati
menjadi glukosa.
Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari
dalam enzimologi. Dalam dunia
pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu jurusan
tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini. Enzimologi
terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi
pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor,
terutama adalah substrat, suhu, keasaman,
kofaktor dan inhibitor.
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH
(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,
yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar
suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal
atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim
kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul
lain. Inhibitor adalah molekul
yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat
dan racun
adalah inihibitor enzim.
6.
Virologi
Virologi ialah cabang biologi
yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. Dalam
perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini
saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.
Virologi memiliki posisi strategis dalam
kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industri farmasi
dan pestisida.
Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran,
kedokteran hewan,
peternakan,
perikanan
dan pertanian
karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi.
E.
PERANAN BIOTEKNOLOGI
Berikut ini beberapa
implikasi bioteknologi bagi perkembangan sains dan teknologi serta perubahan
lingkungan masyarakat.
a. Bioteknologi dikembangkan melalui
pendekatan multidisipliner dalam wacana molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan
tonggak utama pengembangan bioteknologi maupun industri bioteknologi
b. Bioteknologi dengan pemanfaatan
teknologi rekayasa genetik memberikan dimensi baru untuk menghasilkan produk
yang tidak terbatas.
c. Bioteknologi pengelolahan limbah
menghasilkan produk biogas, kompos, dan lumpur aktif.
d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat
menghasilkan obat-obatan, antar lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat,
dan intrferon
F.
DAMPAK BIOTEKNOLOGI
1.
Dampak Negatif Bioteknologi
Bioteknologi, seprti juga lain, mengandung resiko akan
dampak negatif. Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati
disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau kerabat
dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk gen asaing,
seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus sphaeericus, dapat
menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa
insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inag dapat menimbulkan interaksi anatar
gen asing dan inang produk bahan pertanian dan kimia yang menggunakan
bioteknologi.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.
2.
Dampak Positif Bioteknologi
Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen
untuk keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan industri
bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat terdiri atas
virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia. Pemilihan donor /
resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai ekonomis
suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar