Berdasarkan metode pembuatannya, tablet terdiri atas
:
a.
Tablet
Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul
menggunakan pons/cetakan baja.
b.
Tablet
Cetak
Dibuat dengan
cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
a. Tablet Konvensional
Biasa/Tablet Kempa Standar
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang
biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien
seperti:
·
Pengisi (memberi bentuk), contoh: laktosa
·
Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat
bertemu saluran pencernaan), contoh: musilago amili, amilum.
·
Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
Tablet ini biasanya dikehendaki
untuk memberikan disintegrasi dan pelepasan obat yang cepat.
b.
Tablet
Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang
dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir
tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet
berlapis. Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak
tersatukan).
c.
Tablet
Lepas Terkendali atau Tablet Lepas Lambat
Tablet yang
pelepasan zat aktifnya dikendalikan atau dimodifikasi sehingga tablet tersebut
melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan
dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam
darah cukup untuk beberapa waktu tertentu. (Misal tablet lepas lambat 6 jam, 12
jam, dsb).
d.
Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Tablet yang
pelepasan zat aktifnya ditunda pada daerah tertentu. Contoh yang paling umum
adalah tablet salut enterik yaitu tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu
zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus
halus. Contoh lain adalah tablet veteriner yang ditunda pelepasan zat aktifnya
sampai di kolon.
e.
Tablet Salut Gula
Adalah tablet
kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun
tidak. Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab),
menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
f.
Tablet Salut Film
Tablet kempa
yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang
larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna.
g.
Tablet Effervescent
Tablet kempa yang jika berkontak dengan air
menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air
baru diminum. Keuntungan tablet efervesen adalah kemungkinan penyiapan larutan
dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat. Kerugiannya adalah
kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
h.
Tablet Kunyah
Tablet kempa
yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah di mulut sebelum
ditelan. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan suatu bentuk
pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orang tua,
yang mungkin sukar menelan obat utuh.
2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga
Mulut
a.
Tablet Bukal
Tablet kempa
biasa berbentuk oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras
dan digunakan untuk zat aktif hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau
terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan biasanya
dalam jangka waktu 15-30 menit).
b.
Tablet Sublingual
Tablet kempa
berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, contoh: nitrogliserin, untuk
obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina
pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi
efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
c.
Troches atau Lozenges (Tablet Hisap)
Adalah bentuk
lain dari tablet yang digunakan dalam rongga mulut. Digunakan untuk memberikan
efek lokal pada mulut dan tenggorokan. Bentuk tablet ini umumnya digunakan
untuk mengobati sakit tenggorokan atau megurangi batuk pada influenza. Kedua
bentuk ini dapat mengandung anestetik lokal, berbagai antiseptik dan
antibakteri, demulsen, astringen dan antitusif. Kedua jenis tablet ini
dirancang agar tidak hancur di dalam mulut tetapi larut perlahan dalam jangka
waktu 30 menit atau kurang.
d.
Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu
bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi
yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah
berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu
senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk
mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa
yang umum digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino. Tablet
dirancang dapat larut atau terkikis secara perlahan dalam j angka waktu 20 – 40
menit.
3. Tablet
Kempa Digunakan Melalui Lubang Tubuh
a.
Tablet Rektal
Tablet kempa
yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya
untuk kerja lokal atau sistemik.
b.
Tablet Vaginal
Tablet kempa
yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya
terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik,
astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk
pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
4.
Tablet Kempa untuk Implantasi
• Tablet Implantasi/Pelet
Tablet
implantasi atau tablet depo dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet
harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan manusia atau hewan.
Tujuannya untuk mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar
dari satu bulan sampai satu tahun (Untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
Tablet ini biasanya kecil berbentuk silindris/roset dan panjangnya tidak lebih
dari 8 mm.
5.
Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Di
Lachman disebutkan Jenis Tablet untuk Membuat Larutan)
a.
Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan
dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk
kecil, umumnya silindris, digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur
yang tepat untuk peracikan obat (FI IV).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan
ditelan dengan air minum.
b.
Tablet Hipodermik
Tablet
cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air.
Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan
menambahkan pelarut steril (FI IV)
c.
Tablet Dispensing
Tablet yang
digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan
untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau
konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
Bahan yang lazim dimasukkan ke dalam tablet dispensing yaitu perak proteinat,
merkuri diklorida, merbromin, dan berbagai senyawa amonium kuartener.
Berdasarkan Rute Pemberian :
1.
Tablet oral (dalam mulut)
2.
Tablet rektal
3.
Tablet vaginal
4.
Tablet implantasi
Berdasarkan Penyalutan :
1.
Tablet polos
2.
Tablet salut gula
3.
Tablet salut film
Berdasarkan Pelepasan Zat Aktif
:
1.
Tablet pelepasan biasa
2.
Tablet lepas lambat atau terkendali
3.
Tablet lepas tunda
Teori
dan Praktek Farmasi Industri, Lachman Hal 706-717; FI IV hal 4-6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar