Bibit unggul merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan hasil pertanian. Bibit yang unggul dapat
timbul secara alami dan secara campur tangan manusia. Pemuliaan
tanaman pada dasarnya adalah kegiatan memilih atau menyeleksi dari suatu populasi
untuk mendapatkan genotipe tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang
selanjutnya akan dikembangkan dan diperbanyak sebagai benih atau bibit unggul.
Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut seringkali tidak dapat langsung
diterapkan, karena sifat-sifat keunggulan yang dimaksud tidak seluruhnya
terdapat pada satu genotipe saja, melainkan terpisah pada genotipe yang
lainnya. Misalnya, suatu genotipe mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan
terhadap penyakit, sedangkan genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya
(sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul
tersebut akan selalu terpisah pada genotipe yang berbeda. Oleh sebab itu untuk
mendapatkan genotipe yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu
dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen.
Persilangan merupakan
salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis, persilangan
dilakukan dengan cara memindahklan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang
diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self
polination crop) maupun pada tanaman yang menmyerbuk silang (cross polination
crop).
Reproduksi merupakan
kemampuan mahluk hidup untuk memperbanyak diri. Reproduksi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu reproduksi seksual (reproduksi melalui peleburan gamet
tetua) dan reproduksi aseksual (reproduksi tanpa peleburan gamet tetua).
Penyerbukan adalah
jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya
gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi yang dipergunakan
hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang. Polonasi
sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan
tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan.
Didalam group penyerbukan silang jumlah persilangan dari luar adalah sangat
penting karena ia memepengaruhi dalam kontaminasi stok pemuliaan. Ada perbedaan
yang besar antara jumlah persilangan dengan luar didalam species dari suatu
kelompok. Jumlah persilangan dari varietas yang diberikan juga dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan yang berubah. (R.W.
Allard, 1992)
Penyerbukan dapat
dibedakan atas dua cara yaitu:
1.
Penyerbukan sendiri
Penyerbukan sendiri
adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada bunga yang sama atau
stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon yang sama.
Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri adalah
kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar
atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain. Jumlah
penyerbukan silang yang mungkin terjadi pada 5 tanaman-tanaman tersebut
berkisar antara 0% - 4 atau 5%.
Terjadinya penyerbukan
sendiri disababkan oleh :
a.
Bunga tidak membuka.
b.
Serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka.
c.
Stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bung yang sudah terbuka.
d.
Stigma memanjang melalui tabung staminal segera sesudah anter
membuka.
e.
Bunga matang serempak.
Penyerbukan diawali oleh
pembungaan proses ini disebut anthesis.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada kegiatan persilangan buatan, yaitu:
1.
Periode bunga tertua jantan dan betina
Pengaturan waktu tanam
yang perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga saat
keluarnya bunga hampir serentak antara kedua tetua yang disilangkan.
keluarnya bunga hampir serentak antara kedua tetua yang disilangkan.
2.
Waktu emaskulasi dan persilangan. (M. Nasir, 2001)
Metode pemuliaan yang
terbukti telah berhasil terhadap species perbanyakan sendiri
berada pada kategori sebagai berikut :
berada pada kategori sebagai berikut :
1.
Seleksi galur murni
Seleksi ini digunakan
untk memilih varietas baru dari varietas yang dahulu telah melewati petani dari
generasi ke generasi. Sebagian besar tanaman diseleksi dari varietas tersebut
dan dapat diharapkan bersifat homozigot dan inilah titik awal dari perkembangan
pemuliaan.
2.
Seleksi massal
Seleksi ini berbeda dengan seleksi galur
murni dalanjumlah tanaman dimana tidak hanya sebatang yang diseleksi untuk
mendapatkan varietas baru. Varietas yang dikembangkan dengan cara ini mencakup
beberapa genotipe yang lebih banyak dibandingkan populasi induknya.
3.
Metode hibridisasi, dengan pemisahan secara :
a. Metode catatan terhadap galur asal usul
Metode silsilah
digunakan secara luas oleh pemuliaan tanaman saat ini.menurunkan namanya dari
catatan yang disimpan oleh pendahulunya. Seleksi ini keunggulanya didasarkan
pada keadaan fisik dan sifat yang lain dari individu.
b. Metode curah
Metode ini digunakan
jika seleksi buatan dilakukan selama perbanyakan massal, pemilihan iini
biasanya didasarkan atas tabiat dari individu tanaman.
c. Metode persilangan kembali
Dalam metode ini diulang
manjadi induk yang dikehendaki selama seleksi di kerjakan terhadap sifat
karakteristik yang sedangdipindahkan dari dari satu donor induknya.(R.W. Allard, 1992)
2.
Penyerbukan silang
Penyerbukan silang
adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma bunga yang berbeda. Contoh
dari persilangan ini adalah ubi kayu, alfalfa, jagung, padi liar ,dan
lain-lain.
Terjadinya penyerbukan silang disebabkan oleh:
a. Gangguan mekanis
terhadap penyerbukan sendiri.
b. Perbedaan periode matang
sebuk sari dan kepala putik.
c. Sterilitas dan
inkompatibilitas
d. Adanya bunga monocious
dan diocious.
Jagung adalah tipe
monocious, staminate terdapat diujung batang dan pistilate pada batang. Serbuk
sari mudah diterbangkan angin sehingga penyerbukan lebih dominan meskipun
penyerbukan sendiri bisa terjadi 5% atau lebih. (Anonim)
Ada perbedaan besar
dalam hal penyerbukan pengontrolan polinasi silang dan juga kemudahan
pengontrolan polinasi silang oleh pemulia tanaman. Beberapa species mempunyai
sifat tidak serasi dan dapat dikawinkan tanpa adanya kesulitan terhadap
sifat yang tidak cocok.
Metode penting yang
sesuai dengan penyerbukan silang antara lain:
1.
Seleksi massal
Seleksi ini merupakan
cara yang penting dalam pengembanan macam-macamvarietas yang disilangkan.Dalam
seleksi ini jumlah yang dipilih banyak untuk memperbanyak generasi berikutnya .
2.
Pemuliaan persilangan kembali
Metode ini digunakan
dengan species persilangan luar yang nilainya sama baiknya dengan species yang
berpolinasi sendiri.
3.
Hibridisasi dari galur yang dikawinkan
Varietas hibrida
tergantung dari keunggulan keragamanyang mencirikan hibrid F1 diantara genotipe
tertentu.Tipe genotipe yantg disilangkan melahirkan galur-galur, klon, strain,
dan varietas.
4.
Seleksi berulang
Seleksi yang diulang,
genotip[e yang diinginkan dipilih dari genotipe ini atau turunan sejenisnya
disilangkan dengan luar semua kombinasi yang menghasilkan populasi untuk
disilangkan.
5.
Pengembangan varietas buatan.
2.1.
Persilangan
Persilangan merupakan salah satu
cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis, persilangan dilakukan
dengan cara memindahkan tepung sari ke kepala putik pada tanaman yang
diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self
polination crop) maupun pada tanaman yang menmyerbuk silang (cross polination
crop). Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia tanaman mengenai
tehnik persilangan itu sendiri maupun pada pengetahuan akan bunga, misalnya:
Stuktur bunga, Waktu berbunga, Saat bunga mekar, Kapan bunga betina siap
menerima bunga jantan (tepung sari), dan Tipe penyerbukan (Tim.2013).
Hibridisasi (persilangan) adalah
penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya. Pada tanaman
menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal pada program pemuliaan
setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk
sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda
genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang, hibridisasi biasanya digunakan
untuk menguji potensi tetua atau pengujian ketegaran hibrida dalam rangka
pembentukan varietas hibrida. Selain itu, hibridisasi juga dimaksudkan untuk
memperluas keragaman (Nasir. M, 2001).
Persilangan memiliki beberapa
tujuan, yaitu: (1) Menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru;
(2) Memperluas keragaman genetik; (3) Memanfaatkan vigor hibrida; atau (4)
Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari keempat tujuan utama ini dapat
disimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman,
terutama dalam hal memperluas keragaman dan mendapatkan varietas unggul yang
diinginkan. Seleksi akan efektif apabila populasi yang diseleksi mempunyai
keragaman genetik yang luas (Muhammad. 2005).
Tanaman jagung mempunyai komposisi
genetik yang sangat dinamis karena cara penyerbukan bunganya menyilang. Fiksasi
gen-gen unggul (favorable genes) pada genotipe yang homozigot justru akan
berakibat depresi inbreeding yang menghasilkan tanaman kerdil dan daya hasilnya
rendah. Tanaman yang vigor, tumbuh cepat, subur, dan hasilnya tinggi justru
diperoleh dari tanaman yang komposisi genetiknya heterozigot. Varietas hibrida
merupakan generasi pertama hasil persilangan antara tetua berupa galur inbrida.
Varietas hibrida dapat dibentuk pada tanaman menyerbuk sendiri maupun menyerbuk
silang. Jagung merupakan tanaman pertama yang dibentuk menghasilkan varietas
hibrida secara komersial (Allard, R. W, 1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar