Gas
mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu sama lain
sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak diantara
molekul-molekulnya sehingga gas akan mengembang dan mengisi seluruh ruang yang
ditempatinya, bagaimana pun besar dan bentuknya. Untuk memudahkan mempelajari
sifat-sifat gas ini baiklah dibayangkan adanya suatu gas ideal yang mempunyai
sifat-sifat :
a. Tidak ada gaya tarik
menarik di antara molekul-molekulnya.
b. Volume dari molekul-molekul
gas sendiri diabaikan.
c.
Tidak ada perubahan enersi dalam
(internal energy = E) pada pengembangan.
Sifat-sifat
ini didekati oleh gas inert (He, Ne, Ar dan lain-lain) dan uap Hg dalam keadaan
yang sangat encer. Gas yang umumnya terdapat di alam (gas sejati) misalnya: N2,
O2, CO2, NH3 dan lain-lain sifat-sifatnya agak
menyimpang dari gas ideal.
Densiti
dari gas dipergunakan untuk menghitung berat molekul suatu gas, ialah dengan
cara membendungkan suatu volume gas yang akan dihitung berat molekulnya dengan
berat gas yang telah diketahui berat molekulnya (sebagai standar) pada
temperatur atau suhu dan tekanan yang sama. Densiti gas diidenfinisikan sebagai
berat gas dalam gram per liter. Untuk menentukan berat molekul ini maka
ditimbang sejumlah gas tertentu kemudian diukur PV dan T-nya. Menurut hukum gas
ideal :
P V
= n R T
Bila gas ideal sifat-sifatnya dapat dinyatakan
dengan persamaan yang sederhana ialah PV
= n R T, maka sifat-sifat gas
sejati hanya dapat dinyatakan dengan persamaan, yang lebih kompleks lebih-lebih
pada tekanan yang tinggi dan temperatur yang rendah. Bila diinginkan penentuan
berat molekul suatu gas secara teliti maka hukum-hukum gas ideal dipergunakan
pada tekanan yang rendah. Tetapi akan terjadi kesukaran ialah bila tekanan
rendah maka suatu berat tertentu dari gas akan mempunyai volume yang sangat
besar.. Untuk suatu berat tertentu bila tekanan berkurang volume bertambah dan
berat per liter berkurang. Densiti yang didefinisikan dengan W/V berkurang
tetapi perbandingan densiti dan tekanan d/p atau W/pV akan tetap, sebab berat
total W tetap dan bila gas dianggap gas ideal pV juga tetap sesuai dengan
persamaan berikut :
P V = R
T
M = R
T =
(d/p)o R T
Suatu
aliran dari udara kering yang bersih dilewatkan cairan yang diukur tekanan
uapnya. Ketelitian dari pengukuran ini tergantung pada kejenuhan udara
tersebut. Untuk menjamin kejenuhan ini maka udara dilewatkan cairan tersebut
secara seri. Bila V adalah volume dari w gram cairan tersebut dalam keadaan
uap, M berat mol cairan dan tekanan uap dari cairan tersebut pada temperatur T
maka tekanan uap dapat dihitung dengan hukum gas ideal :
P
= ( ) R T
(Respati, 1992).
Hukum
gabungan gas untuk suatu sampel gas menyetakan bahwa perbandingan PV/T adalah
konstan
=
konstan
Sebetulnya
untuk gas-gas real (nyata) seperti metana (CH3) dan oksigen
dilakukan pengukuran secara cermat, ternyata hal ini tidak benar betul. Gas
hipotesis yang dianggap akan mengikuti hukum gabungan gas pada berbagai suhu
dan tekanan hukum gabungan gas pada berbagai suhu dan tekanan disebut gas
ideal. Gas nyata akan menyimpang dari sifat gas ideal.. Pada tekanan yang
relatif rendah termasuk pada tekanan atmosfer serta suhu yang tinggi, semua gas
akan menempati keadaan ideal sehingga hukum gas gabungan dapat dipakai untuk
segala macam gas yang digunakan (Brady, 1999).
Persamaan gas
ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan
berat molekul senyawa volatil. Dalam hal ini menyarankan konsep gas ideal,
yakni gas yang akan mempunyai sifat sederhana yang sama dibawah kondisi yang
sama (Haliday, 1978).
Persamaan
yang menghubungkan langsung massa molekul gas dengan rapatannya dapat
diturunkan dari hukum gas ideal. Jika jumlah mol suatu gas dapat diketahui
dengan membagi massanya dalam gram dengan massa molekulnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar