Pupuk
Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan
pada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat fisis, kimia dan biologis.
Sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanah harus subur, yaitu memiliki sifat
fisis, kimia, dan biologi yang baik. Sifat fisis menyangkut kegemburan,
porositas, dan daya serap. Sifat kimia mennyangkut pH serta ketersedian unsur-
unsur hara. Sedangkan sifat biologis menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam
tanah. Tumbuhan memerlukan nutrisi baik zat organik maupun zat anorganik.
Nutrisi organik diperoleh melalui proses fotosintesis, sedangkan nutrisi
anorganik semuanya diperoleh melalui akar dari dalam tanah dalam bentuk zat-zat
terlarut berupa kation dan anion yang mampu masuk ke dalam pembuluh xilem akar
(Sulanjana, Agung dkk. 2005).
Pupuk Organik Cair
Pupuk organik adalah
pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa
tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik
daripada kadar haranya. Sumber bahan
organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak,
limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah) (Ayub.S, 2004).
Pupuk
Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik
dan berwujud cair. Pupuk cair merupakan salah satu jenis proses fermentasi.
Secara garis besar prduk fermentasi dibedakan atas produk pangan, kesehatan,
energi dan lingkungan. Contoh produk makanan adalah keju, tape, kecap, tempe,
oncom dan sebagainya. Produk kesehatan yang paling dominan adalah produksi
antibiotika, vitamin dan alkohol. Dalam bidang energi misalnya produksi bioetanol,
metanol, metana dan sebagainya. Dalam bidang lingkungan misalnya kompos,
biopestisida, dan sebagainya (Ayub.S,
2004).
Kelebihan dan Kekurangan POC
Pupuk organik cair memiliki mamfaat bagi
tanaman yaitu Untuk menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara
dalam tanah, Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar,
Untuk membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas
produk (Suriadikarta, 2006)
Adapun keunggulan dari pupuk organik
cair yaitu : (a) Mudah untuk membuatnya, (b) Murah harganya, (c) Tidak ada efek
samping bagi lingkungan maupun tanaman, (d) Bisa juga dimanfaatkan untuk
mengendalikan hama pada daun (bio-control), seperti ulat pada tanaman sayuran.
(e) Aman karena tidak meninggalkan residu, pestisida organik juga tidak
mencemari lingkungan (Suriadikarta, 2006).
Kelemahan yang umum terdapat pada pupuk organik/ hayati cair, yaitu : (a)
Viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang dikandungnya sangat rendah, (b)
Populasi mikroorganisme kecil (< 106 cfu/mL), bahkan cenderung tidak ada/mati seiring dengan waktu, (c) Nutrisi
yang terkandung sedikit. Umumnya nutrisi yang ada berupa tambahan bahan kimia
seperti pupuk NPK dan Urea, (d) Mikroorganisme di dalamnya sangat mudah
berkurang bahkan mati, (e) Tingkat kontaminasi sangat tinggi, (f) Seringkali
menghasilkan gas (kemasan rusak) dan bau tidak sedap (busuk), (g) Tidak tahan
lama (kurang dari setahun), (h) Masalah dalam transportasi dan penyimpanan, (i)
Perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi dalam membuatnya, (J) Hasilnya tidak
bisa diproduksi secara masal (Suriadikarta, 2006).
Kandungan Pupuk Organik
Cair
Bahan
baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organic basah atau bahan organic
yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran
(wortel, labu, sawi,selada, kulit jeruk, pisang, durian, kol). Semakin besar
kandungan selulosa dari bahan organic (C/N ratio) maka proses penguraian oleh
bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi
yang dibutuhkan tanaman (Djuarni, 2006).
Sebelum
membuat pupul cair EM organik yang berbahan baku
sampah organik, perlu dibuat molase
dan pembiakan bakteri EM.
1. Pembuatan
Molase
Molase, yaitu: sari
tetes tebu (biang gula). Atau pembuatan Molase bisa juga dengan melarutkan gula
merah/putih ke dalam air bersih (tanpa kaporit) dengan perbandingan 1:1
2. Pembiakan
Bakteri EM-4
Cara pembuatan:
a) Panaskan 5 lt air air
sampai mendidih
b) Masukkan bekatul, molase
dan terasi, aduk hingga rata
c) Dinginkan adonan tsb
hingga suhu kamar
d) Setelah dingin masukkan
cairan EM, aduk hingga rata.
e) Tutup rapat selama 2
hari, jangan dibuka-buka.
f) Pada hari ke-3 dan
selanjutnya, penutup jangan terlalu rapat,
g) Aduk-aduk setia harinya
selama ± 10 menit
h) Setelah 1 minggu,
bakteri sudah dapat diambil dan disaring, masukkan ke dalam botol
i) Simpan botol di ruang
sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung. Cairan EM siap digunakan untuk
membuat pupuk organic
j) Agar bakteri mendapat
kebutuhan oksigen, tutup botol jangan terlalu rapat atau biarkan terbuka.
Kompos
cair bisa diberikan kepada tanaman maupun media tanam (tanah). Akan tetapi akan
lebih efektif jika disemprotkan langsung ke daun, terutama permukaan bawahnya.
Cara ini lebih efektif karena bagian permukaan bawah daun dapat menyerap
nutrisi dengan cepat dan efektif. Karenanya, aplikasi langsung ke daun akan
memberikan efek kesuburan lebih cepat terlihat dibanding disemprotkan ke bagian
lain dari tanaman. Tidak hanya itu, pemberian kompos cair sebagai pupuk pada
tanaman, juga lebih efisien. Sebab jumlah (volume) yang diberikan cukup kecil
(Djuarni, 2006).
1 komentar:
keren dan menarik pangerantoto3 http://104.149.109.218
Posting Komentar