Pupuk
adalah zat yang berisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk
menggantikan unsur yang habis terisap oleh tanaman dari tanah. Jadi memupuk
berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun)
(Handayani, 2009). Marsono dan Sigit (2002) menyatakan bahwa manfaat pupuk
secara umum adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak
tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun secara lebih
terinci manfaat pupuk dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan
perbaikan sifat fisika dan kimia tanah.
Manfaat
utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki
struktur tanah dari padat menjadi gembur. Sedangkan manfaat yang berkaitan
dengan sifat kimia tanah adalah menyediakan unsur hara yang dibutuhkan bagi
tanaman (Marsono dan Sigit, 2002).
Handayani
(2009) menyatakan bahwa unsur hara yang diperlukan tanaman dapat dibagi menjadi
tiga golongan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman. Ketiga golongan
tersebut sebagai berikut:
1. Unsur
hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti
nitrogen (N), fosfor (P), dan potasium atau kalium (K).
2. Unsur
hara sedang (sekunder) yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil,
seperti sulfur/belerang (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
3. Unsur
hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti besi
(Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), khlor (Cl), boron (B), mangan (Mn), dan
molibdenum (Mo).
Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga
membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang, seperti N, P, dan K
yang mudah hilang oleh penguapan. Pupuk juga dapat memperbaiki keasaman tanah
(Handayani, 2009).
Atas dasar kandungan unsur hara yang
dikandungnya pupuk terdiri dari pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal
adalah pupuk yang mengandung satu jenis hara tanaman seperti N atau P atau K
saja, sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu
unsur hara tanaman, seperti gabungan antara N dan P, N dan K atau N dan P dan K
(Handayani, 2009).
Pupuk
NPK padat adalah pupuk buatan berbentuk padat yang mengandung unsur hara utama
nitrogen, fosfor dan kalium (BSN, 2010). Pupuk NPK (Nitrogen-Pospat-Kalium)
merupakan pupuk majemuk cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Kadar NPK
yang banyak beredar adalah 15-15-15, 16-16-16, dan 8-20-15. Tipe pupuk NPK
tersebut juga sangat populer karena kadarnya cukup tinggi dan memadai untuk
menunjang pertumbuhan tanaman (Handayani, 2009).
2.3.1 Pupuk
NPK
Pupuk
NPK adalah suatu jenis pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara
yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk majemuk yang sering
digunakan adalah pupuk NPK karena mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3),
ammonium dihidrogen fosfat (NH4H2PO4), dan
kalium klorida (KCl).
Pupuk NPK
mengandung unsur N (Nitrogen), P (Posfor) dan K (Kalium) yang sangat dibutuhkan
oleh tumbuhan. Pupuk NPK sudah banyak dipakai oleh petani untuk meningkatkan
hasil pertaniannya. Unsur N merupakan unsur hara utama bagi tumbuhan yang pada
umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian
vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar tetapi kalau terlalu banyak
dapat mengahambat pembuahan pada tanaman.
Unsur P
merupakan penyusun sel pada tumbuhan. Posfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4-
dan HPO42-. Secara umum fungsi Posfor untuk mempercepat
pembungaan dan pemasakan buah pada tanaman. Unsur K menurut Sutejo (1990)
menyatakan bahwa peranan kalium pada tanaman yaitu untuk membentuk protein dan
karbohidrat, meningkatkan ketahanan tanaman tarhadap penyakit dan kualitas
buah.
Kadar unsur hara N, P, dan K
dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu. Misalnya pupuk
NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10 % nitrogen, 20 % fosfor
(sebagai P2O5) dan 15 % kalium (sebagai K2O).
Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman
yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan
K tertentu (Chandra,
2011).
2.3.2
Unsur Kalium
Kalium merupakan unsur kedua
terbanyak setelah nitrogen dalam tanaman. Kalium diserap dalam bentuk K+.
Bentuk utama dalam tanaman adalah K+, kation ini unik dalam sel
tanaman. Unsur hara K merupakan unsur hara makro yaitu unsur hara yang
dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tumbuhan. Kalium dengan mudah diserap oleh
akar tanaman. Sebagian besar ion kalium (K+) disimpan didalam sel
tumbuh-tumbuhan. Ion-ion K+ didalam air tanah dan ion-ion K+
yang diadsorpsi dapat langsung diserap oleh tanaman.
Unsur K juga
mempunyai fungsi yang sangat penting pada proses fisiologis tanaman (Sanyal,
2006) seperti aktifitas enzim, fotosintesis, transport hasil fotosintesis,
transport hara dan air serta metabolisme pati dan protein. Apabila tanaman
kekurangan unsur K akan dapat menurunkan kekuatan batang dan ketahanan tanaman
terhadap terjangkitnya hama dan penyakit (Rahardjo, 2012).
2.3.3
Kadar Air
Kadar
air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam
satuan persen. Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting dalam
bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, kualitas serta ikut menentukan
kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut, kadar air menyebabkan mudahnya
bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak, dengan demikian kandungan persentase kadar air sangat
mempengaruhi kualitas pupuk yang sesuai dengan syarat mutu yang di izinkan.
Air mempunyai beberapa fungsi
penting dalam tanah. Air penting dalam pelapukan mineral dan bahan organik,
yaitu reaksi yang menyiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Air berfungsi
sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi bila air terlalu
banyak hara-hara yang aktif dapat hilang tercuci dari lingkungan perakaran (Safitri, 2012).
Di
alam nitrogen ditemukan di atmosfer bumi (78 % volume) sebagai gas diatom
dengan rumus molekul N2, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa,
tidak dapat terbakar, sangat sedikit larut dalam air, dan bersifat tidak
reaktif kecuali pada suhu tinggi. Dalarn keadaan cair, nitrogen tidak berwarna,
dan tidak berbau, dan penampakannya mirip air (Capah, 2006).
Nitrogen
merupakan unsur hara makro esensial yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman
seperti akar, batang dan daun (Jumini dkk, 2011). Menurut Lesmana (2007) Nitrogen mendorong pertumbuhan
tanaman yang cepat dan memperbaiki tingkat hasil dan kualitas buah atau biji
melalui peningkatan jumlah tunas dan sintesa protein.
Nitrogen
diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3‑) dan
ammonium (NH4+). Sebagian besar nitrogen diserap dalam
bentuk ion nitrat karena ion tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada
didalam larutan tanah dan mudah terserap oleh akar. Karena selalu berada
didalam larutan tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran tanah.
Sebaliknya, ion ammonium bermuatan positif sehingga terikat oleh koloid tanah.
Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses pertukaran
kation. Karena bermuatan positif ion ammonium tidak mudah hilang oleh proses
pencucian (Widiyandari, 2009).
Fungsi
Nitrogen bagi tanaman adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan
pertumbuhan tanaman (daun, batang dan akar).
2.
Meningkatkan
kadar protein dalam tubuh tanaman.
3.
Meningkatkan
kualitas penghasil tanaman penghasil daun-daunan.
4.
Meningkatkan
berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah.
Tanaman
yang kurang memperoleh nitrogen tumbuh kecil, daunnya kuning dan cepat rontok.
Sedangkan pemberian nitrogen yang terlalu banyak dapat mengakibatkan, sebagai
berikut :
1.
Tanaman
mudah rebah
2.
Meningkatnya
kepekaan tanaman terhadap berbagai penyakit
3.
Tanaman
terlambat masak
4.
Kualitas
produk kurang baik (Zai, 2010).
3.
Unsur Posfor
Unsur
Posfor (P) adalah salah satu nutrisi utama dan sangat esensial bagi tanaman
disamping Nitrogen (N) dan Potasium (K) (Supriyo, 2010). Fosfor tidak terdapat
secara bebas di alam. Posfor ditemukan sebagai fosfat dalam beberapa mineral,
tanaman dan merupakan unsur pokok dari protoplasma. Posfor terdapat dalam air
sebagai ortofosfat (Sianturi, 2008). Menurut Supriyo (2010) Peran fospat yang
sangat terpenting bagi tanaman adalah memacu pertumbuhan akar dan pembentukan
sistem perakaran serta memacu pertumbuhan generatif tanaman.
Fosfat terdapat dalam tiga bentuk yaitu H2PO4-,
HPO42-, dan PO43-. Fosfat umumnya
diserap oleh tanaman dalam bentuk ion ortofosfat primer H2PO4-
atau ortofosfat sekunder HPO42- sedangkan PO43-
lebih sulit diserap oleh tanaman (Sianturi, 2008).
Fungsi
dari Posfor bagi tanaman adalah sebagai berikut :
1.
Dapat
mempercepat pertumbuhan akar tanaman
2.
Mempercepat
serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya.
3.
Mempercepat
pembungaan dan pemasakan buah biji atau gabah.
4.
Dapat
meningkatkan produksi biji-bijian.
Kekurangan
unsur Posfor pada umumnya dapat mengakibatkan volume jaringan tanaman menjadi
lebih kecil dan warna daun menjadi lebih gelap, dan kelebihan unsur Posfor,
sejauh ini tak berpengaruh pada tanaman (Zai, 2010).
4.
Unsur Kalium
Kalium
diserap tanaman dalam bentuk ion K+, di dalam tanah ion tersebut
bersifat sangat dinamis sehingga mudah tercuci. Kalium adalah suatu unsur kimia
berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan termasuk golongan alkali
tanah. Persediaan kalium dalam tanah dapat berkurang karena tiga hal, yaitu
pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi tanah.
Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan
tanaman baik dalam xylem dan maupun floem, serta mempunyai sifat larut dan
mudah difiksasi dalam tanah (Zai, 2010).
Fungsi
unsur kalium bagi tanaman adalah sebagai berikut :
1.
Membantu
pembentukan protein dan karbohidrat
2.
Memperkuat
tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah roboh
3.
Meningkatkan
kualitas biji atau buah
4.
Meningkatkan
resistensi tanaman terhadap penyakit
5.
Membantu
perkembangan akar tanaman
Kekurangan unsur kalium pada tanaman
memperlihatkan gejala tanaman mudah roboh, turgor tanaman berkurang, sel
menjadi lemah, daun mennjadi kering, ujung daun berwarna coklat. Sedangkan
kelebihan unsur K pada tanaman menyebabkan penyerapan unsur Ca, Na, Mg turun
karena unsur mempunyai pengaruh saling berlawanan dari satu sama lain berusaha
mengusir disebut antagonis (Zai, 2010).
Standar Nasional Indonesia (SNI) 2803:2012
telah menetapkan syarat mutu dan metode pengujian pupuk anorganik NPK padat.
Adapun syarat mutu pupuk NPK padat sesuai dengan tabel 2.1. dibawah ini.
Tabel 2.1. Persyaratan mutu pupuk NPK
No
|
Uraian
|
Satuan
|
Persyaratan
|
1
|
Nitrogen total
|
%
|
Min.
6
|
2
|
P2O5 total
|
%
|
Min.
6
|
3
|
K2O
|
%
|
Min.
6
|
4
|
Jumlah kadar N, P2O5, K2O
|
%
|
Min.
30
|
5
|
Kadar air (b/b)
|
%
|
Maks.
3
|
6
|
Cemaran logam
|
||
-Merkuri (Hg)
|
mg/kg
|
Maks.
10
|
|
-Cadmium (Cd)
|
mg/kg
|
Maks.
100
|
|
-Timbal (Pb)
|
mg/kg
|
Maks.
500
|
|
7
|
Arsen (As)
|
mg/kg
|
Maks.
100
|
Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI)
2803:2012.
Metode
kjeldahl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar nitrogen
(Widiyandari, 2009). Metode Kjeldahl didasarkan pada destruksi sampel yakni
dengan memanaskan sampel dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis dimana
penentuan kadar Nitrogen total dengan metode kjeldahl terdiri atas 3 tahapan
(Manurung, 2012).
Adapun
tahapan-tahapan dalam menentukan kadar Nitrogen
total dengan menggunakan metode kjeldahl, yaitu:
1. Tahap destruksi
Pada
tahap ini sampel dipanaskan dengan asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi
menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2
dan H2O sedangkan nitrogennya berubah menjadi ammonium sulfat
(Manurung, 2012). Untuk mempercepat proses destruksi sering
ditambahkan katalisator. Dengan penambahan
katalisator tersebut titik didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Suhu
destruksi berkisar di atas 300oC. Proses destruksi dinyatakan
selesai apabila
larutan telah berubah menjadi jernih atau tidak berwarna. Agar analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan
pula perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang bereaksi dari
reagensia (Widiyandari, 2009).
1. Tahap Destilasi
Pada
tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonium (NH3)
dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Ammonium yang dibebaskan
selanjutnya akan ditangkap oleh larutan standar. Larutan standar yang dapat
dipakai adalah asam klorida atau asam borat dalam jumlah yang berlebihan. Agar
kontak antar asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi
tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan
berlebihan maka diberi indikator Conway (metil merah + metil biru). Destilasi
diakhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna yang ditandai dengan
destilat tidak bereaksi basa (Widiyandari, 2009).
2. Tahap titrasi
Banyaknya asam borat yang bereaksi dengan
ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam (Widiyandari, 2009).
Menurut Damaris (2012) akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan
dari hijau menjadi merah muda. Selisih jumlah sampel dan blanko merupakan jumlah
equivalen nitrogen (Widiyandari, 2009)
1 komentar:
Kini Agen Judi Online Bolavita Menyediakan Segala Jenis Transaksi Deposit & Withdraw Menggunakan Dompet Digital (E-wallet) yang ada di Indonesia.
Tersedia Judi Online Deposit Pakai Linkaja, Ovo, Dana, Sakuku. Gopay. Selain Menyediakan Judi Online Deposit Via Pulsa dan Semua Jenis Rekening Bank di Indonesia.
Bolavita Menyediakan Judi Online Yang Cukup Lengkap. Antara Lain Adalah :
• Judi Sabung Ayam Live
• Judi Casino Live
• Judi Bola / Sportsbook
• Judi Slot Online
• Judi Bola Tangkas
• Judi Poker Online
• Judi Domino
• Judi Ceme / Capsa Susun
• Judi Tembak Ikan Online
• Judi Togel Online
Promo Bonus :
» Bonus Deposit Pertama 10%
» Bonus Deposit Harian 5%
» Bonus Cashback Mingguan 5% - 10%
» Bonus Rollingan Mingguan 0.8%
» Bonus Referral 7% + 2%
Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
Kontak Resmi (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita
Posting Komentar