Gaya Antarmolekul
Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di
antara molekul-molekul yang menimbulkan tarikan antarmolekul dengan berbagai
tingkat kekuatan. Pada suhu tertentu, kekuatan tarikan antarmolekul menentukan
wujud zat, yaitu gas, cair, atau padat.
Kekuatan gaya antarmolekul lebih lemah
dibandingkan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan kimia dan gaya
antarmolekul memiliki perbedaan. Ikatan kimia merupakan gaya tarik menarik di
antara atom-atom yang berikatan, sedangkan gaya antarmolekul merupakan gaya
tarik menarik di antara molekul. Gaya antarmolekul dapat dilihat dari gambar 1
dibawah ini :
Ada tiga jenis gaya antarmolekul, yaitu
gaya dipol-dipol, gaya London, dan ikatan hidrogen. Gaya dipol-dipol dan gaya
London dapat dianggap sebagai satu jenis gaya, yaitu gaya van der Waals. Dalam
makalah ini pembahasan lebih fokus kepada Gaya Dipol-Dipol.
Gaya
dipol terdiri dari beberapa macam, diantaranya :
1.
Gaya
Dipol-Dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya yang terjadi
di antara molekul-molekul yang memiliki sebaran muatan tidak homogen, yakni
molekul-molekul dipol atau molekul polar. Molekul-molekul polar memiliki dua
kutub muatan yang berlawanan. Oleh karena itu, di antara molekul-molekulnya
akan terjadi interaksi yang disebabkan kedua kutub muatan yang dimilikinya.
Pada antaraksi dipol-dipol, ujung-ujung
parsial positif suatu molekul mengadakan tarikan dengan ujung-ujung parsial
negatif dari molekul lain yang mengakibatkan orientasi molekul-molekul sejajar,
seperti ditunjukkan pada gambar 2 berikut :
Interaksi antara kutub positif dari
satu molekul dengan kutub negatif dari molekul lain menimbulkan gaya
tarik-menarik yang relatif lemah. Kekuatan gaya dipol-dipol ini akan semakin besar
bila molekul-molekul tersebut mengalami penataan dengan ujung positif suatu
molekul ke ujung negatif dari molekul lain. Misalnya pada molekul-molekul HCl.
Tarikan dipol-dipol memengaruhi
sifat-sifat fisik senyawa, seperti titik leleh, kalor peleburan, titik didih,
kalor penguapan, dan sifat fisik lainnya. Tabel 1 berikut menunjukkan perbandingan sifat-sifat senyawa untuk
massa molekul yang relatif sama dengan berbagai gaya antarmolekul.
Tabel 1: Sifat Fisika Molekul
Hidrida Periode ke-4
Senyawa-senyawa tersebut memiliki massa
molekul relatif yang sama. Molekul SiH4 bersifat nonpolar, memiliki titik leleh
dan titik didih paling tinggi serta kalor peleburan dan kalor penguapan juga
rendah. Molekul H2S memiliki momen dipol dua kali dari PH3 dan sesuai ramalan
bahwa sifat-sifat fisika H2S lebih tinggi PH3 dan SiH4. Mengapa molekul polar
memiliki sifat-sifat fisika yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
molekul nonpolar untuk massa yang tidak berbeda jauh? Sebagai contoh, tinjau
titik didih. Titik didih berhubungan dengan energi yang diperlukan untuk
memutuskan gaya antaraksi antarmolekul (bukan memutuskan ikatan kimia
antaratom). Semakin kuat gaya antaraksi antarmolekul, semakin besar energi yang
diperlukan untuk memutuskannya. Dengan kata lain, semakin tinggi titik
didihnya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam molekul polar terjadi gaya antaraksi
yang relatif lebih kuat dibandingkan dalam molekul nonpolar.
2.
Gaya dipol terimbas
Gaya imbas terjadi bila terdapat molekul dengan dipol
permanen berinteraksi dengan molekul dengan dipol sesaat. Adanya
molekul-molekul polar dengan dipol permanen akan menyebabkan imbasan dari kutub
molekul polar kepada molekul non polar, sehingga elektron-elektron dari molekul
nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi molekul(terdorong/tertarik),
yang menimbulkan terjadinya dipol sesaat pada molekul non polar tersebut.
Terjadinya dipol sesaat akan berakibat adanya gaya tarik-menarik antar dipol
tersebut yang menghasilkan gaya imbas.
3.
Gaya dipol sesaat/dispersi (Gaya
London)
Terjadinya gaya dispersi dijelaskan pertama kali oleh Fritz London. Gaya dispersi ini terjadi
pada setiap molekul maupun zat ionik, hanya pada senyawa ionik ini terjadi pada
setiap molekul maupun zat ionik, hanya pada senyawa ionik tidak begitu besar
pengaruhnya. Akan tetapi, pada molekul-molekul kovalen nonpolar gaya dospersi
sangat besar pengaruhnya. Menurut london terjdinya gaya dispersi pada molekul
nonpolar akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti secara acak,
sehingga pada suatu saat elektron-elektron tersebut akan mengumpul pada salah
satu sisi atom molekul. Pengumpulan elektron pada salah satu sisi atom molekul
ini mengakibatkan terjadinya dipol. Pada sisi yang banyak elektron tersebut
menjadi bermuatan negatif, sedangkan pada sisi yang lain terjadi kutub positif.
Dipol yang terjadi ini akan menghilang atau berganti tempat (sisi) seiring
dengan terus berputarnya elektron. Oleh karena sifatnya yang sesaat maka
disebut dengan dipol sesaat.
Contoh:
gaya antar molekul O2
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya tarik dipol-dipol:
1) Beda keelektronegatifan
(berbanding lurus)
2) Momen dipol (berbanding lurus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar