2.3.1 Defenisi
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV tablet adalah sediaan padat yang
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Pemberian obat melalui
mulut merupakan cara pemberian yang paling utama untuk memperoleh efek
sistemik. Besar kemungkinan lebih dari 90 % obat untuk efek sistemik diberikan
melalui mulut, maka sediaan padat (tablet) merupakan bentuk yang lebih
disenangi (2,7).
Defenisi lain dari tablet adalah
sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau
sirkuler, kedua permukaan rata atau cembung, mengandung satu jenis bahan obat
atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan
berfungsi sebagai pengisi, pembasah, pengikat, pengembang, pelicin atau zat
lain yang cocok.
Teknik pembuatan tablet
dibagi dalam tiga cara pembuatan yaitu:
a. Granulasi Basah
Granulasi basah merupakan metode tertua dalam pembuatan tablet,
namun sampai saat ini masih tetap bertahan karena memiliki banyak keuntungan.
Granulasi basah dapat meningkatkan daya kohesi serta kompresibilitas serbuk,
meningkatkan laju alir, meningkatkan distribusi dan keseragaman obat. Pada
dasarnya tiap bahan yang akan dibuat tablet harus memiliki dua karakteristik
yaitu kemampuan mengalir dan dapat dicetak. Karena itu bahan
tablet harus dalam bentuk fisik yang membuatnya dapat mengalir sempurna dan
seragam. Bentuk fisik yang ideal adalah bulatan, karena dalam bentuk ini kontak
antara permukaan bahan serta kontak dengan dinding mesin paling minim.
Granulasi adalah proses yang bertujuan untuk meningkatkan aliran serbuk dengan
jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan atau agregat dalam bentuk beraturan
yang disebut granul. Tujuan granulasi selain menambah daya alir, juga
meningkatkan kompresibilitas, menyeragamkan ukuran partikel, mengurangi serbuk
atau debu, serta juga untuk mengontrol laju pelepasan obat.
Pada granulasi
basah, granul dibuat dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu perekat. Teknik
ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang mengandung suatu pengikat
yang biasanya ditambahkan ke dalam campuran serbuk, namun bahan pengikat dapat
ditambahkan kering dalam campuran serbuk dan cairan dapat di tambahkan sendiri.
b.Granulasi Kering
Metode ini dilakukan jika bahan-bahan yang
menjadi komponen peka terhadap kelembaban dan mudah rusak pada pemanasan yang
tinggi selama pengeringan. Bahan-bahan yang akan digunakan langsung dicampur
dan dicetak besar Kemudian tablet besar tersebut dihancurkan menjadi granul dan
dilewatkan pada ayakan dengan ukuran tertentu, setelah itu baru ditambahkan
pelicr dan penghancur luar baru dicetak jadi tablet.
c. Kempa Langsung
Cara cetak langsung lebih disukai karena
lebih efisien dan biaya rendah karena prosesnya lebih singkat dan cara ini
menjadi pilihan utama untuk zat-zat yang memiliki kompresibilitas yang baik.
Adapun zat yang stabilitasnya dipengaruhi oleh factor kelembaban dan pemanasan
akan lebih disukai menggunakan cara ini. Metode cetak langsung dlakukan dengan
mencetak langsung bahan aktif dan bahan tambahan lain tanpa melalui tahapan
lebih dahulu. Lima keuntungan menggunakan metode cetak langsung adalah:
ekonomis, eliminasi panas dan lembab sangat bermanfaat untuk zat aktif yang
peka terhadap panas dan lembab, mempercepat disolusi, stabil, ukuran partikel
lebih seragam dibanding dengan metode granulasi (12).
2.3.2
Jenis -
Jenis Tablet
Jenis-jenis tablet adalah sebagai berikut:
a. Tablet kompresi
Adalah
tablet kompresi yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk
tablet dan ukuran, biasanya kedalam bahan obatnya ditambahkan sejumlah bahan
pembantu.
b.Tablet kompresi
ganda
Adalah
tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali
tekanan. Hasilnya menjadi tablet dengan beberapa lapisan atau tablet di dalam
tablet, lapisan dalamnya menjadi inti dan lapisan luarnya disebut kulit.
c. Tablet salut gula
Adalah tablet kompresi yang mungkin diberi
lapisan gula berwarna dan mungkin juga tidak, lapisan ini larut dalam air dan
cepat terurai setalah ditelan.
d.
Tablet
salut selaput
Adalah tablet kompresi yang disalut dengan
selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut dalam air maupun
membentuk lapisan yang meliputi tablet.
e. Tablet salut enterik
Adalah tablet yang disalut dengan lapisan
tidak larut atau hancur di dalam lambung tetapi larut atau hancur didalam usus.
f. Tablet sublingual atau bukal
Adalah tablet yang disisipkan dibawah lidah biasanya berbentuk
datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam kantung pipi atau dibawah
lidah untuk diabsorbsi mulalui mukosa oral
g.Tablet kunyah
Adalah tablet lembut yang segera
hancur ketika dikunyah atau dibiarkan melarut dalam mulut.
h.Tablet effervescent
Adalah tablet berbuih dibuat dengan kompresi granul yang
mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas
ketika bercampur dengan air.
i. Tablet triturat
Adalah tablet yang bentuknya kecil dan biasanya silinder dibuat
dengan cetakan atau dibuat dengan kompresi dan biasanya mengandung sejumlah
kecil obat keras.
j. Tablet hipodermik
Adalah tablet yang penggunaanya untuk dimaksudkan dibawah
kulit, merupakan tablet triturat asalnya dimaksudkan untuk digunakan oleh
dokter dalam membuat larutan parenteral secara mendadak (12).
2.3.3 Syarat-Syarat Tablet
Syarat-syarat sediaan tablet adalah:
a.
Harus merupakan produk yang menarik
serta bebas dari serpihan, keretakan, kelenturan, pemucatan kontaminasi dan
lain-lain.
b.
Harus sanggup menahan goncangan mekanik
selama produksi, pengepakan, dan distribusi.
c.
Harus mempunyai kestabilan kimia fisika
untuk mempertahankan pertahanan fisiknya selama sepanjang waktu.
d.
Harus dapat melepaskan zat berkhasiat ke
dalam tubuh dengan cara yang dapat diramalkan serta tetap dan dapat diulang.
e.
Harus stabil secara kimia sepanjang
waktu sehingga tidak memungkinkan terjadi pemalsuan atau penurunan mutu zat
berkhasiat (12).
2.3.4
Keuntungan dan kerugian
Keuntungan
sediaan tablet adalah sebagai berikut:
a.
Tablet
merupakan sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk
sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling
rendah.
b.
Tablet
merupakan sediaan dengan biaya pembuatan yang relatif murah.
c.
Tablet
merupakan bentuk sediaan oral yang ringan dan paling kompak.
d.
Tablet
merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta
dikirim.
e.
Pemberian
tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah, tidak memerlukan pekerjaan
tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan
timbul.
f.
Tablet
paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah atau hancurnya tablet tidak segera
terjadi.
g.
Tablet
bias dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus seperti penglepasan di
usus atau produk lepas lambat.
h.
Tablet
merupakan sediaan oral yang paling mudah untuk diproduk secara besar-besaran.
i.
Tablet
merupakan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas
mikrobiologi yang paling baik.
Kerugian
sediaan tablet adalah sebagai berikut:
a.
Beberapa
obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan
amorf, flokulasi atau rendahnya berat jenis.
b.
Obat
yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi
optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di
atas akan sukar atau tidak mungkin di formulasi dan di fabrikasi dalam bentuk
tablet yang menghasilkan bioavaibilitas obat cukup.
c.
Obat
dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, obat yang rasanya pahit atau obat yang
peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengkapsulan atau
penyelubungan dulu sebelum dikempa atau memerlukan penyalutan dulu (12).
3.1
Pembuatan dan
Pengujian Tablet
Sebelum dilakukan pembuatan tablet maka
mutu bahan baku harus di uji terlebih dahulu. Tahap - tahap pengujian awal,
pembuatan dan evaluasi tablet :
1. Mutu bahan baku , pati ganyong, Mg stearat, amylum,
talk, laktosa.
2. Evaluasi sifat fisika
Evaluasi sifat fisika Alopurinol yang
dilakukan melaului evaluasi waktu alir, sudut diam dan kompresibilitas.
3. Proses pragelatinisasi pati ganyong
Pati ganyong yang terpragelatinasi dibuat
dengan tahapan sebagai berikut:
a)
Pati
ganyong dibuat dengan penambahan air
terhadap bobot kering pati ganyong sehingga terbentuk pasta pati.
b)
Pasta
pati dikeringkan dengan menggunakan drum dryer pada suhu 70 o C
sehingga diperoleh lempengan tipis.
c)
Lempengan
tipis yang diperoleh digiling kemudian diayak.
4. Evaluasi pati ganyong terpragelatinasi
Evaluasi pati ganyong terpragelatinasi
meliputi pH, susut pengeringan, zat-zat pengoksidasi, kadar air, waktu alir,
sudut diam dan kompresibilitas.
5. Pembuatan tablet secara granulasi basah
a)
Siapkan
alat dan timbang bahan
b)
ditambahkan fase dalam (amilum dan laktosa)
campur sampai homogen
c)
Buat
larutan pengikat:
Pati ganyong
terpragelatinasi dilarutkan dalam sebagian air yang telah dipanaskan kemudian
ditambah sisa air yang tidak dipanaskan, aduk sampai homogen.
d)
Campuran dan fase dalam dicampur dengan larutan
pengikat, aduk homogen sampai terbentuk massa granul.
e)
Ayak
massa granul dengan mesh No.12
f)
Keringkan
di lemari pengering suhu 40 – 60 o C selama 1 jam, kemudian ayak
lagi dengan mesh No.16 sehingga diperoleh massa granul yang seragam.
g)
Evaluasi granul
1)
Kadar
lembab
Timbang
saksama 5,0 g granul masukkan dalam lemari pengering sampai bobot tetap/konstan
(suhu 40 – 60oC). Timbang kembali massa granul.
% kerenyahan =
W1 = Bobot granul awal.
W2 = Bobot granul setelah pengeringan
Syarat : 3 – 5 % (5).
2). Sifat alir
i.Cara
langsung
Timbang 25 g granul tempatkan pada
corong alat uji waktu alir dalam keadaan tertutup. Buka penutupnya biarkan
granul mengalir, catat waktunya dengsn menggunakan stop watch. Satuan waaktu
alir g/detik
Syarat: waktu alir 100 g serbuk <
10 detik atau kecepatan alir > 10 g/detik(12). Sudut diam < 25o:
sangat baik. 25 – 30 o: baik, 30 – 40o : cukup baik
sedangkan > 40 : tidak baik(15).
Sudut baring ≤ 30o
: granul dapat mengalir bebas dan bila sudut baring ≥ 40 o :
daya mengalir kurang baik.
ii.Cara
tidak langsung
Pada cara 1 (cara langsung) granul
ditampung pada kertas grafik mm catat tinggi (h) dan diameter unggukan granul,
hitung sudut istirahat mengguankan persaman berikut:
Kp :
Kp : Persen pemanpatan ~ Kompresibilitas
V0 : Volume awal
Vn : Volume pada tiap jumlah ketukan
Syarat : 5 -15 % sangat baik
12 -16 % Baik
18 -24 % agak baik
25 -35 % Buruk
33 -38 % burk sekali
>40 % Sangat
buruk
3.)
Kompresibilitas
Timbang 100 g granul, masukkan dalam gelas
ukur dari alat joulting volumeter.
Catat volumenya. Hidupkan motor, hitung hingga 10 X ketukan, ata
volumenyalakukan selanjutnya pada 50, 100 dan 500 ketukan.
Hitung persentase
kompresibilitas.
h)
Jika
memenuhi syarat massa granul yang diperoleh dicampur dengan fase luar (amilum,
talk dan Mg.stearat) sampai homogen terbentuk massa siap cetak.
i)
Pemeriksaan
cetak awal
j)
Pencetakan
tablet .
6.
Evaluasi
tablet alopurinol
Pengujian kualitas tablet hasil produksi meliputi:
1.Uji
Kekerasan Tablet
Sebanyak 20 tablet, masing-masing dijepit dengan menekan
tombol sampai tablet pecah, angka yang ditunjukkan oleh alat hardness tester merupakan angka
kekerasan tablet.
Syarat
: 4 – 8 kg/cm2 (4).
2.Uji
Keregasan Tablet (Friabilitas)
Sebanyak 20 tablet yang telah
dibersihkan dengan kuas halus ditimbang, kemudian dimasukkan ke dlaam alat
friabilator lalu diputar dengan kecepatan 25 rpm sebanyak 100 putaran. Tablet dikeluarkan, dibersihkan kembali, lalu ditimbang.
Hitung persentase keregasan dengan menggunakan rumus :
% keregasan =
W1 = Bobot tablet sebelum dilakukan pengujian.
W2 = Bobot tablet setelah dilakukan pengujian.
Syarat : F ≤ 0,8 % (13).
≤
0,5 – 1 % (5).
- Uji Keseragaman Ukuran
Sebanyak
20 tablet digunakan sebagai contoh. Tebal dan diameter diukur menggunakan
jangka sorong. Hitung rata-rata dan standar deviasinya.
Syarat : kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak
lebih dari 3 x dan tidak kurang dari 1 1/3 tabal tablet
(12).
- Uji Keragaman Bobot
Ditimbang
saksama 10 tablet satu persatu dengan menggunakan timbangan analitik dan
dihitung bobot rata- ratanya. Dari hasil penetapan kadar, dihitung jumlah zat
aktif dari masing-masing tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen
(4).
- Uji Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet dimasukkan kedalam
jkeranjang alat uji waktu hancur. Kemudian keranjangdimasukkan ke dalam wadah
berisi kurang lebih 1L medium dengan suhu 37o ± 2o C.
alat dijalankan hingga tidak ada lagi obat yang tertinggal dikeranjang dan
dicatat waktunya.
Syarat
: kecuali dinyatakan lain waktu yang diperlukan untuk menghancurkan keenam
tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih
dari 60 menit untuk tablet bersalut selaput (2).
- Uji Disolusi
Dilakukan
dengan metode dayung dalam 900 ml larutan medium disolusi asam klorida 0,1 N
dengan suhu 37o ± 0,5o C dengan kecepatan 75 rpm. Pipet
10,0 ml larutan pada interval waktu 5, 10, 15, 30, 45, dan 60 menit ke dalam
galas piala, lalu larutan tersebut di pipet 2,0 ml setiap pengambilan larutan
diganti dengan 10,0 ml larutan disolusi asam klorida 0,1 N yang bersuhu sama.
Ukur serapan pada panjang gelombang maksimum
da n kada terlarut dihitung
dengan menggunakan persamaan regresi (13, 14).
7
Penetapan kadar tablet
Penetapan kadar
tablet dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi yaitu:
1) Larutan
baku
Timbang
seksama lebih kurang 50 mg , masukan ke dalam labu terukur 50-ml, tambahkan 10
ml natrium hidroksida 0,1 N, kocok selama 10 menit, encerkan dengan air sampai
tanda. Masukkan 4,0 ml
larutan ini dan 2,0 ml larutan baku internal ke dalam labu terukur 200-ml,
encerkan dengan fase gerak sampai tanda. Buat larutan pada saat akan digunakan.
2)
Larutan
uji
Timbang dan serbukan tidak kurang dari 20 tablet .
Timbang seksama sejumlah serbuk setara dengan lebih kurang 50 mg , masukkan ke dalam labu terukur 50-ml,
tambahkan 10 ml natrium hidroksida 0,1 N, kocok selama 10 menit, tambahkan air
sampai tanda. Saring, buang 10 ml filtrat pertama. Masukkan 4,0 ml filtrat dan
2,0 ml larutan baku internal ke dalam labu terukur 200-ml, encerkan dengan fase
gerak sampai tanda.
Lakukan
kromatografi terhadap larutan baku dan larutan uji. Suntikan secara terpisah
sejumlah volume sama lebih kurang 15 ml larutan baku dan larutan uji ke dalam kromatograf, ukur
tinggi puncak utama. Waktu retensi relatif dari hipoksntin 0,6 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg, C3H4N4O
(2)
7.Pengemasan
Strip/blister yang telah selesai diisi tablet
kemudian diberi etiket dan dikemas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar