Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem
manajemen perbekalan farmasi merupakan suatu
siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling
terkait antara satu dengan yang lain. Pengelolaan perbekalan farmasi harus
dikelola secara efektif karena merupakan komponen terbesar dalam pengeluaran
rumah sakit (±40-50%) dan dana kebutuhan obat rumah sakit tidak selalu sesuai
dengan kebutuhan. Pengelolaan perbekalan farmasi yang efektif dan efisien akan
mendukung mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keberhasilan pengelolaan
perbekalan farmasi tergantung pada kondisi, ketaatan, kebijakan, tugas pokok
dan fungsi.
Tugas pokok pengelolaan perbekalan
farmasi :
1. Mengelola
perbekalan farmasi yang efektif dan efisien
2. Menerapkan
farmakoekonomi dalam pelayanan
3. Meningkatkan
kompetensi/kemampuan tenaga farmasi
4. Mewujudkan
sistem informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna
5. Melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan
Fungsi pengelolaan perbekalan farmasi :
1. Memilih
perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit
2. Merencanakan
kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
3. Mengadakan
perbekalan berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang
berlaku
4. Memproduksi
perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan rumah sakit
5. Menerima
perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku
6. Menyimpan
perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian
7. Mendistribusikan
perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit
8. Melakukan
pencatatan dan pelaporan persediaan farmasi di rumah sakit
9. Melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap persediaan perbekalan farmasi di rumah sakit
1.
Perencanaan
Perencanaan
adalah seluruh proses pemilihan dan
penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan
datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan
perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah
perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan
kesehatan di rumah sakit.
Tahapan
perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi meliputi:
1.
Pemilihan
Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan
farmasi benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien atau kunjungan dan
pola penyakit dirumah sakit.
Kriteria pemilihan kebutuhan obat yang baik meliputi :
Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan menghindari
kesamaan jenis
Menghindari penggunaan obat kombinasi kecuali obat kombinasi
mempunyai efek yang lebih baik dibanding obat tunggal
Apabila jenis obat banyak, maka dipilih sesuai prioritas
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi merupakan rumah sakit tipe B yang pemilihan obat-obatnya merujuk pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sesuai
dengan kelas masing-masing rumah sakit, Formularium RS, Daftar Plafon Harga
Obat (DPHO) Askes dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Sedangkan untuk
pemilihan alat kesehatan di RSSN dapat didasarkan pada data pemakaian, standar
ISO, daftar harga alat, daftar alat kesehatan yang dikeluarkan oleh Ditjen
Binfar dan Alkes serta spesifikasi yang ditetapkan
oleh rumah sakit.
2.
Kompilasi penggunaan
Kompilasi penggunaan perbekalan farmasi berfungsi untuk
mengetahui penggunaan bulanan masing-masing jenis perbekalan farmasi di unit
pelayanan selama setahun dan sebagai data pembanding bagi stok optimum.
Kompilasi penggunaan perbekalan farmasi, memberikan informasi
bahwa :
Jumlah penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi pada
masing-masing unit pelayanan
Presentase penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi terhadap
total penggunaan setahun seluruh unit pelayanan
Penggunaan rata-rata untuk setiap jenis perbekalan farmasi
Perhitungan kebutuhan
Untuk mengetahui terjadinya kekosongan
atau kelebihan pada perbekalan farmasi maka dibutuhkan koordinasi dan proses
perencanaan untuk pengadaan perbekalan farmasi secara terpadu maka diharapkan
perbekalan farmasi yang direncanakan dapat tepat jenis, tepat jumlah, tepat
waktu dan tersedia pada saat dibutuhkan.
3.
Penghitungan kebutuhan
Penghitungan kebutuhan dapat dilakukan
dengan beberapa metoda meliputi :
a.
Metoda konsumsi
Metoda yang didasarkan pada data riil konsumsi perbekalan
periode yang lalu dengan berbagai penyesuaian dan koreksi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung jumlah
perbekalan farmasi yang dibutuhkan adalah :
Pengumpulan dan pengolahan data
Analisa data untuk informasi dan evaluasi
Perhitungan perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi
Penyesuaian jumlah kebutuhan perbekalan farmasi dan alokasi
dana
Data yang diperlukan untuk menyusun
perencanaan dengan metoda konsumsi adalah :
Pemakaian tahun lalu
Stok on hand
Waktu tunggu
Harga obat dan alat kesehatan
Dana yang tersedia
Ada 9 langkah untuk menghitung
perencanaan obat dengan metoda konsumsi yaitu :
1.
Menghitung Pemakaian Nyata per tahun
adalah jumlah obat yang dikeluarkan untuk
jangka waktu 1 tahun (datanya bisa didapat dari laporan bulanan atau tahunan)
Rumus :
Pemakaian = (Stock awal tahun +
penerimaan) – (sisa stock akhir tahun - jumlah obat yang hilang/rusak/exp.date)
2.
Menghitung Pemakaian Rata-rata per bulan
Rumus :
Pemakaian rata-rata 1 bulan =
3.
Menghitung Kekurangan Obat
merupakan jumlah obat yang diperlukan
selama bulan yang kosong
Rumus :
Kekurangan obat = pemakaian rata-rata/bulan x jumlah bulan
yang kosong
4.
Menghitung Pemakaian Obat Sesungguhnya
Rumus :
Pemakaian obat sesungguhnya = Pemakaian
nyata + kekurangan obat
5.
Menghitung kebutuhan obat tahun yang akan datang
merupakan ramalan kebutuhan obat yang
sudah mempertimbangkan peningkatan jumlah pelanggan yang akan dilayani. Jumlah
pelanggan dihitung dengan persamaan regresi dari data peningkatan minimal dari
5 tahun sebelumnya.
Rumus :
Misalkan tren peningkatan kunjungan
adalah A%, maka :
Kebutuhan obat yang akan datang = kebutuhan sesungguhnya + (kebutuhan sesungguhnya x A%)
6.
Menghitung kebutuhan Lead Time (Waktu tunggu)
Lead time adalah jangka waktu mulai dari perencanaan diajukan
sampai barang diterima.
Rumus :
Kebutuhan lead time = Pemakaian rata-rata/bulan x waktu tunggu (bulan)
7.
Menentukan buffer stock
Buffer stock ditentukan dengan 2 cara :
Berdasarkan waktu tunggu
Waktu tunggu
|
Stock Pengaman
|
1 bulan
|
2 minggu
|
2 bulan
|
4 minggu
|
3 bulan
|
5 minggu
|
4 bulan
|
6 minggu
|
6 bulan
|
8 minggu
|
8 bulan
|
9 minggu
|
12 bulan
|
12 minggu
|
Berdasarkan system VEN
V : Vital / very essential => 20% stock kerja
(kelompok obat untuk memperpanjang hidup,
untuk mengatasi penyebab kematian ataupun pelayanan pokok kesehatan => stock
tidak boleh kosong)
E :
Esensial => 10% stock kerja
(obat yang bekerja pada sumber penyakit,
obat yang digunakan paling banyak dalam pengobatan penyakit terbanyak =>
kekosongan dapat ditolerir < 48 jam)
N :
Non-Esensial => 0-5% stock kerja
(obat penunjang agar jadi lebih baik =>
kekosongan dapat ditolerir > 48 jam)
8.
Menghitung jumlah obat yang diprogramkan tahun yang akan
datang
Rumus :
Jumlah obat yang diprogramkan =
Kebutuhan obat tahun yang akan datang + lead time + buffer stock
9.
Menghitung jumlah obat yang akan dianggarkan
Rumus :
Jumlah obat yang dianggarkan = Jumlah
obat yang diprogramkan – stock akhir
tahun
b.
Metoda epidemiologi
Untuk menyusun perencanaan dengan metoda epidemiologi selain
membutuhkan data dengan perhitungan metoda konsumsi juga dibutuhkan data-data
berikut :
Pola penyakit
Standard terapi
Jumlah kunjungan
Perbandingan
metoda konsumsi dan epidemiologi:
Konsumsi
|
Epidemiologi
|
ü
Pilihan pertama dalam perencanaan dan pengadaan
ü
Lebih mudah dan cepat dalam perhitungan
ü
Kurang tepat dalam penentuan jenis dan jumlah
ü
Mendukung ketidakrasionalan dalam penggunaan
|
ü
Lebih akurat dan mendekati kebutuhan sebenarnya
ü
Pengobatan lebih rasional
ü
Perhitungan lebih rumit
ü
Tidak dapat digunakan untuk semua penyakit
ü
Data yang diperlukan lebih
banyak (kunjungan
pasien, sepuluh besar pola penyakit, persentase dewasa dan anak)
|
Untuk
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi metoda yang digunakan adalah metoda
konsumsi. Metoda konsumsi memiliki kelemahan yaitu sulitnya menentukan obat
yang prioritas karena tidak adanya standard obat yang seragam dan formularium rumah
sakit yang tidak menentukan nama paten obat yang diresepkan sehingga akan
terjadi banyak permintaan untuk satu jenis obat yang mengakibatkan seringnya
terjadi ketidakefektifan obat.
4.
Evaluasi perencanaan
Jumlah kebutuhan yang telah diperoleh pada perhitungan
idealnya diikuti dengan evaluasi.
Cara evaluasi yang dapat dilakukan antara lain :
Analisa nilai ABC untuk evaluasi aspek ekonomi
Pertimbangan kriteria VEN untuk menganalisa aspek medik/terapi
Kombinasi ABC dan VEN
Revisi daftar perbekalan farmasi
2.
Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk
merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Pengadaan
perbekalan farmasi dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
1.
Pembelian
Pembelian merupakan rangkaian proses pengadaan untuk
mendapatkan perbekalan farmasi. Ada 4 metoda pada proses pembelian :
Tender terbuka
Tender terbuka berlaku untuk seluruh rekanan yang terdaftar
dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Untuk
penentuan harga, metoda ini lebih menguntungkan, tapi memerlukan staf yang kuat,
waktu yang lama dan perhatian penuh.
Tender terbatas
Tender terbatas dikenal juga dengan lelang tertutup. Hanya
dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan mempunyai riwayat yang
baik. Harga masih dapat dikendalikan, tenaga dan beban kerja lebih ringan bila
dibandingkan dengan tender terbuka.
Pembelian dengan tawar menawar
Pembelian tawar menawar dilakukan bila item tidak penting dan
tidak banyak. Biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu.
Pembelian langsung
Pembelian langsung biasanya dilakukan untuk pembelian dalam
jumlah kecil dan perlu segera tersedia. Harga tertentu dan realtif lebih mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar