Google ads

Jumat, 24 April 2015

Bahaya Formaldehid pada Pasta Gigi




                                    Pasta gigi adalah suatu bahan semi aqueous yang digunakan bersama-sama sikat gigi untuk membersihkan deposit dan memoles permukaan gigi. Pasta gigi biasa digunakan pada saat menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk membersihkan rongga mulut.
                        Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan sebagai menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gigi.
            Komposisi Pasta Gigi
                                                Pasta gigi terdiri dari beberapa bahan penyusun seperti dibawah ini :
a.       Bahan Abrasif (20-50%)
Bahan abrasif yang terdapat pada pasta gigi umumnya berbentuk bubuk pembersih yang dapat memoles dan menghilangkan plak. Contoh bahan abrasif yaitu sodium bikarbonat, alumunium oksid, dll.
b.      Air
Air dalam pasta gigi berfungsi sebagai pelarut.
c.       Humectant(20-35%)
Humectant adalah bahan penyerap air dari udara dan menjaga kelembaban pasta gigi.
d.      Bahan Perekat (1-2%)
Bahan perekat ini berfungsi untuk mengontrol kekentalan dan memberi bentuk krim dengan cara mencegah terjadinya pemisahan dalam solid dan liquid pada pasta gigi. Contohnyagliserol dan sorbitol.
e.       Surfactan atau deterjen (1-3%)
Bhan deterjen yang terdapat dalam pasta gigi adalah Sodium Lauryl Sulphate yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan, melarutkan lemak, dan memberikan busa sehingga pembuangan plak dan sisa makanan lebih mudah.
f.       Bahan Penambah Rasa (0-2%)
Biasanya pasta gigi menggunakan pemanis buatan untuk memberikan cita rasa yang beraneka ragam. Misalnya rasa mint, stroberi, bahkan permen karet untuk anak-anak.
g.      Bahan Terapeutik (0-2%)
Bahan terapeutik yang biasa ditambahkan dalam pasta gigi adalah bahan anti mikroba, bahan pemutih, bahan pengawet.
h.      Fluoride
Penambahan fluoride pada pasta gigi dapat memperkuat enemael dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk memproduksi asam.
i.        Bahan Pemutih (0,05-0,5 %)
Bahan pemutih yang biasa digunakan antara lain Sodium Carbonat dan Hidrogen Peroksida.
j.        Bahan Pengawet
Bahan pengawet ini berfungsi untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroorganisme dalam pasta gigi. Bahan pengawet yang biasanya digunakan adalah Sodium benzoate, Methylparaben, dan Ethylparaben.
Formaldehid
                        Larutan formaldehid mengandung formaldehida dan metanol sebagai stabilisator. Kadar formalin, CH2O tidak kurang dari 34,0 % dan tidak lebih dari 38,0 %. Larutan formalin tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, bau menusuk, uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Jika disimpan ditempat dingin dapat menjadi keruh. Dapat dicampurkan dengan air dan dengan etanol (95%). Formalin mempunyai banyak nama kimia diantaranya formol, methylene aldehyde, paraforin, morbicid, oxomethane, methanal, formoform dan lain-lain (Depkes RI,1979:259, Yuliarti, 2007:34).
Fungsi Formaldehid
Pada dasarnya formaldehid digunakan sebagai: pengawet mayat, digunakan sebagai antiseptik, digunakan untuk desinfektan untuk rumah, perahu, gudang, dan kain. Pada industri tekstil digunakan untuk mencegah bahan menjadi kusut dan meningkatkan ketahanan bahan tenunan. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan sebagai pengeras kertas. Dalam bidang farmasi formaldehid digunakan sebagai pendetoksifikasi toksin dalam vaksin dan juga untuk obat penyakit kutil karena kemampuannya merusak protein (Cahyadi,2009:256, Yuliarti,2007:35).
Dampak terhadap Kesehatan
Bahayapenggunaan formaldehid untuk tubuh (Rosmauli,2014:19-20):


1.         Akut (efek terlihat langsung)
a.         Uap formalin jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, perasaan terbakar pada hidung dan tenggorokan, serta batuk.
b.         Bila terjadi kontak dengan kulit, kulit menjadi merah sebagai tanda adanya iritasi, mengeras, mati rasa, dan ada sensasi rasa terbakar.
c.         Bila formalin terkena mata, akan menyebabkan iritasi mata, rasa sakit, memerah, gatal-gatal, mengeluarkan air mata,  hingga penglihatan kabur. Bila kontak yang terjadi dalam konsentrasi tinggi, dapat menyebabkan kerusakan pada lensa mata.
d.        Bila formalin tertelan, mulut, tenggorokan, dan mulut terasa terbakar. Kemudian, akan merasakan sakit menelan, mual, muntah, dan diare. Kemungkinan paling parah adalah terjadi pendarahan, sakit perut hebat, sakit kepala, tekanan darah rendah, kejang, hingga koma.
2.         Kronik (efek samping muncul dalam jangka waktu lama dan berulang)
a.         Apabila formalin terhirup dalam jangka waktu yang lama, akan timbul sakit kepala, gangguan pernapasan, radang selaput lendir, hingga mual, mengantuk, iritasi ginjal, dan sensitasi pada paru.
b.         Apabila terjadi kontak dengan kulit pada waktu lama, akan timbul sensasi panas pada kulit, gatal-gatal kemerahan, kerusakan pada jari tangan, penggeseran kulit, berkurangnya kepekaan kulit, terjadi radang kulit dengan gelembung-gelembung pada permukaan.
c.         Jika terjadi kontak pada mata, akan terjadi radang selaput berbahaya.
d.        Jika tertelan, akan menimbulkan iritasi saluran pernapasan, muntah-muntah, sakit kepala, sensasi terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, dan rasa gatal di dada.

Tidak ada komentar:

Google Ads