Google ads

Jumat, 24 April 2015

Bahaya Merkuri (Hg) pada Kosmetika



Sejarah Kosmetik
             Sejak zaman dahulu, ilmu kesehatan telah berperan dalam bidang kosmetik dalam kosmetologi. Seperti di Mesir dan India, pemakaian ramuan seperti salep-salep aromatic dan pengawet mayat adalah awal dari berkembangnya keahlian khusus di bidang kosmetik pada masa tersebut. Pada ilmu kesehatan, kosmetik dibagi atas ilmu kosmetik yang digunakan untuk merias dan ilmu kosmetik yang digunakan untuk pengobatan kelainan patologi klinik misalnya dermatologi, farmakologi, kesehatan gigi, opthalmologi, diet dan sebagainya (Retno, 2007).
              Di Indonesia pada tahun 1970 kosmetologi dalam ilmu kesehatan baru dikembangkan. Saat itu banyak para ahli kesehatan menganggap bahwa kosmetik adalah bidang dari ilmu kecantikan. Tetapi banyaknya pasien yang salah memakai kosmetik atau memakai kosmetik yang tidak aman bagi kulit sehingga menyebabkan alergi, iritasi, jerawat, noda hitam, dan sebagainya sehingga para ahli kesehatan semakin meyakini pentingnya ilmu kosmetologi dan dermatologi (Retno, 2007).
1.1.1     Istilah Kosmetik
a.    Kosmetik
Adalah sediaan atau panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar tubuh (kulit, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar) gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
b.   Kosmetologi
Adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat kimia, fisika, biologi, mikrobiologi, dan farmakologi mengenai pembuatan penyimpanan, dan penggunaan bahan kosmetik.
c.    Kosmetik tradisional
Adalah kosmetik yang dibuat dari bahan-bahan berasal dari alam dan diolah secara tradisional.
d.   Kosmetik semi tradisional
Adalah kosmetik tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan menggunakan atau mencampurkan bahan-bahan kimia sintetik seperti pengemulsi, pengawet dan lainnya (Retno, 2007).

1.1.2  Persyaratan Kosmetik
Kosmetik yang diproduksi dan diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan lain yang ditetapkan
2.Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik
3.Terdaftar dan mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM, 2003).

1.1.3     Klasifikasi Kosmetik
A. Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dikelompokkan kedalam 13 golongan yaitu:
1.Preparat untuk bayi, sepeti minyak bayi, bedak bayi dll.
2.Preparat untuk mandi, seperti sabun bayi, dll.
3.Preparat untuk mata, seperti mascara, eye shadow,dll .
4.Preparat untuk wangi wangian, seperti parfum, toilet water, dll.
5.Preparat untuk rambut, seperti cat rambut, hair spray, dll .
6.Preparat pewarna rambut ,seperti cat rambut ,dll .
7.Preparat  make ­– up (kecuali mata), seperti bedak, lipstick, dll .
8.Preparat untuk kebersihan mulut, seperti pasta gigi ,mouth washes ,dll .
9.Preparat untuk kebersihan badan, seperti deodorant , dll .
10.  Preparat  kuku, seperti cat kuku,  losion kuku,  dll .
11.  Preparat perawatan kulit, seperti pembersih, pelembab, pelindung, dll .
12.  Priparat cukur ,seperti sabun cukur  ,dll .
13.  Preparat untuk sunscreen, seperti sunscreen foundation, dll. (Retno,2007)
        B      Pengolongan menurut sifat dan cara pembuatan :
           1. Kosmetik modern,diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern
           2. kosmetik tradisional :
a.       Tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
b.      Semitradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama.
c.       Hanya nama yang tradisional , tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional (Retno, 2007).
2.1.4 keracunan kosmetik
           Kosmetik yang mengandung bahan kimia, bagi kulit tertentu dapat menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan, di antaranya :
a.    Reaksi alergi
Adalah dari orang normal terhadap zat atau bahan yang bersifat asing, tetapi tidak terjadi pada semua orang hanya yang bersifat menurun.
b.   Iritasi
Adalah reaksi yang dapat menimbulkan kerusakan kulit yang disebabkan bahan kimia yang terkandung dalam kosmetik.
c.    Fotosensitisasi
Adalah reaksi kulit terhadap sinar matahari yang disebabkan oleh kosmetik yang mengandung bahan kimia.
d.   Kelainan pigmentasi
Adalah reaksi kulit yang berupa bercak coklat, hitam, atau biru hitam yang disebabkan oleh zat warna atau parfum dalam kosmetik.
e.    Jerawat
Reaksi yang ditimbulkan akibat penggunaan krim muka yang berbentuk seperti jerawat dan komedo (Sartono, 2002).
2.1.5 Zat Berbahaya yang Biasa Terkandung dalam Kosmetik
A. Anti Bakteri
Anti bakteri seperti triklosan banyak digunakan pada berbagai macam produk seperti sabun, deodoran, pasta gigi, dll. Sifatnya yang mudah diserap oleh kulit dan diketahui beracun atau karsinogenik di alam. Penelitiaan menunjukkan bahwa anti bakteri dapat mengganggufungsi testosteron pada sel dan dapat merusak beberapa bakteri yang baik, sehinnga meningkatkan kerentanan terhadap infeksi tertentu.
B.  Butil Asetat
Butil asetat merupakan bahan yang biasa digunakan dalam penghalus kuku dan poles kuku. Penggunaan buti asetat yang dilakuhkan secara terus menerus dapat menyebabkan retak atau kulit kering. Selain itu, terlalu banyak menghirup uap butil asetat dapat menyebabkan pusing atau ngantuk.
C.  Kationik Surfaktan
Kartionik  Surfaktan adalah bahan kimia yang digunakan dalam conditioner rambut yang atau pelunak yang memiliki muatan listrik positif. Ketika  digunakan secara teratur, Kationik Surfaktan dapat merusak rambut dan membuat rambut kering dan rapuh.
 D. Coal Tar
  Coal tar (tar batu bara) merupakan bahan kimia berbahaya lainnya yang umum                                  digunakan di sampo anti ketombe dank rim anti gatal. Ditemukan bahwa bahan kimia ini bersifat karsinogenik ketika masuk ke bawah kulit.
         E. Diethanolamnine (DEA)
   Diethanolamine adalah racun digunakan dengan DEA cocamide dan DEA lauramide, sebagai pengemulsi dan pembuat busa dalam banyak produk perawatan pribadi seperti shampoo krim cukur, lotion pelembap kulit, dan sabun bayi. Hal ini bersifat karsinogenik dalam alam dan bertindak sebagai penghancur hormon dan vitamin di dalam tubuh.
F. Formaldehida   
  Formaldehida adalah salah satu bahan kimia berbahaya lain yang umum digunakan dalam sabun mandi bayi,poles kuku,perekat dan pewarna rambut bulu  mata.Jika terus digunakan dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti keracunan sistem kekebalan tubuh,iritasi pernafasan dan kanker.
G. Merkuri
Zat Merkuri banyak ditemukan di produk kecantikan yang fungsinya memutihkan kulit.banyak juga ditemui pada produk seperti mascara.penggunaan bahan ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti alergi,iritasi kulit,kerusakan saraf,dll.
H. Partikel Nano
   Partikel Nano khususya zinc oxid dan titanium dioxide biasanya digunakan dalam lotion tabir surya dank rim.partikel  ini dengan mudah dapat menembus kulit dan menghancurkan sel sel otak.
I. Petroleum Distillates
   Bahasa lainnya paraffin cair adalah produk yang berasal dari destilasi minyak bumi.banyak digunakan dalam kosmetik mascara,bubuk bau kaki,dll.sifatnya karsonogen bagi tubuh manusia.
J. Tale
   Tale merupakan bahan kimia beracun yang digunakan dlam kosmetik seperti eye shadow,blush,deodorant,sabun,dll,untuk menyerap kelembaban.zat bersifat sebagai karsinogen manusia dan juga diketahui menyebabkan kanker ovarium dan tumor paru paru.




2.1.6 Kosmetik mengandung Merkuri
   Produk kosmetik yang mengandung merkuri biasanya digunakan untuk mempercepat pemutihan kulit.Zat ini merupakan racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan kulit walaupun dalamn jumlah yang sedikit.pemakaian jangka pendek akan menyebabkan kulit berubah warna yang akhirnya menyebabkan bintik bintik hitam,alergi,iritasi,sedangkan pemakaian jangka panjang akan mengakibatkan kerusakan permanen pada susunan syaraf otak,ginjal,dan gangguan perkembangan janin.apabila digunakan dalam jangka pendek dengan dosis tinngi dapat menyebabkan muntah muntah,diare,bahkan merusak ginjal. para ahli medis menyebutkan bahwa merkuri dikenal sebagai zat karsinogenik sebagai penyebab kanker pada manusia (http://kangjenal.blogspot.com).
    Penggunaan kosmetik pearl cream (krim mutiara) di Indonesia meningkat dan populer di kalangan keturunan Cina yang digunakan sebagai foundation atau krim malam. Daya pemutihnya terhadap kulit sangat kuat karena merkuri yang terdapat dalam kosmetik berperan sebagai bahan pengemulsi (pemucat) warna kulit. Pemerintah  Indonesia melarang peredaran kosmetik mengandung merkuri karena toksisitasnya terhadap organ-organ di dalam tubuh seperti ginjal, saraf, dan sebagainya (Retno, 2007).
 2.2 Hand Body Lotion
        Lotion atau disebut juga dengan losio merupakan sediaan berupa larutan, suspense, atau emulsi yang digunakan pada kulit. Penambahan etanol 90% dalam losio akan mempercepat proses pengeringan dan memberikan efek pendinginan, sedangkan penambahan gliserol akan menyebabkan kulit tetap lembab dalam waktu tertentu. Lotion digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit (DEPKES RI, 1978).
2.3   Kulit
         Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memilikifungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Luas kulit pada tubuh manusia rata-rata ± 2 meter persegi, dengan berat 10 kilogram dengan lemaknya atau 4 kilogram jika tanpa lemak.

Kulit dibagi atas 2 lapisan utama yaitu :
1) Epidermis (kulit ari)
2) Dermis (korium, kutis, kulit jangat)
   Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak bawah kulit (Retno, 2007).
2.3.1   Epidermis
            Dari sudut kosmetik, epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik digunakan pada epidermis. Meskipun ada beberapa kosmetik yang digunakan hingga ke dermis namun tetap penampilan epidermis menjadi tujuan utama.
            Epidermis terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :
            1) Lapisan tanduk (Stratum corneum)
                 Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air.
             2) Lapisan jernih (Stratum losidum)
                 Terletak tepat di bawah stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki.
             3) Lapisan berbutir-butir (stratum granulosum)
                 Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk polygonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.
             4) Lapisan malphigi (stratum spinosum)
                  Memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri, intinya besar dan oval, setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.
              5) Lapisan  basal (stratum germinativum)
                   Adalah lapisan terbawah epidermis. terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan memberikan kepada sel-sel keratinosit melalui dendrite. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit. Kesatuan ini diberi nama ubit melanin epidermal (Retno, 2007).
2.3.2  Dermis
           Di dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel rambut, papilla rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf dan sebagian serabut lemak yang terdapat pada lapisan lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (Retno, 2007).
2.3.3   Fungsi Kulit
            1. Mencagah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial.
            2. Melindungi dari masuknya zat-zat kimia beracun dari lingkungan dan mikroorganisme
             3. Melindungi dari kerusakan akibat radiasi UV
             4. Mengatur suhu tubuh
             5. Sintesis vitamin D
             6. Berperan penting dalam daya tarik seksual dan interaksi sosial (Graham, 2005).
2.3.4   Warna Kulit
                Warna kulit ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah, hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, melanin yang berwarna coklat, keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, lapisan stratum korneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan, carotene yaitu suatu pigmen berwarna kuning yang efek dan jumlahnya sedikit, dan eleidin dalam stratum lucidum pada kulit yang tebal seperti telapak kaki bagian tumit. Bahan yang paling menentukan warna kulit yaitu pigmen melanin. Jumlah, jenis, ukuran dan distribusi pigmen ini menentukan variasi warna kulit berbagai golongan rasa tau bangsa di dunia (Retno, 2007).
2.3.5    Mekanisme Pigmentasi
             Proses pembentukan pigmen melanin terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal, keratinosit dalam lapisan basal melalui dendrit, melanosit memberikan melanosom ke sejumlah se-sel keratinosit disekelilingnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit. Kesatuan ini dinamakan unit melanin epidermal. Melanosom yang terdapat di dalam keratinosit berbentuk partikel-partikel padat atau merupakan gabungan dari tiga sampai empat buah partikel lebih kecil yang mempunyai membran, dinamakn melanosom kompleks (Retno, 2007).

2.4     Logam Berat
           Istilah logam diberikan kepada semua unsur-unsur kimia dengan ketentuan tertentu. Logam tidak hanya berbentuk padat namun ada yang berbentuk cair, contohnya adalah merkuri atau hydragyrum (Hg), serium (Ce), gallium (Ga). Unsur-unsur logam dapat dikelompokkan sesuai dengan karakteristiknya¸pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut:
       a. Golongan logam alkali
       b. Golongan logam alkali tanah
       c. Golongan logam transisi
       d. Golongan logam mulia
       e. Golongan logam tanah
       f. Golongan logam tanah jarang
       g. Golongan logam lantanida dan aktinida (Palar, 2004).
Logam berat didefinisikan sebagai :
·         Logam yang mempunyai sifat membentuk garam dan asam
·         Logam yang mempunyai berat molekul antara 59-232
·         Logam yang dapat bereaksi dengan ligan dalam tubuh (Sulistra, 1980).
         Logam berat termasuk golongan logam dengan kriteria yang sama, perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam ini berikatan atau masuk ke dalam tubuh manusia. Contohnya, bila unsur logam besi (Fe) masuk ke dalam tubuh, meski dalam jumlah sedikit berlebihan tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh, karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Tetapi jika yang masuk ke dalam tubuh adalah unsur logam berat beracun seperti hidragyrum (Hg), maka dapat dipastikan bahwa tubuh kana langsung keracunan (Palar, 2004).

2.5      Merkuri
     
            Logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama hydragirum yang berarti parak cair yang dilambangkan dengan Hg. Pada tabel periodik unsur-unsur kimia menempati urutan (Na) 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200,59). Merkuri dihasilkan dari biji sinabar, Hg yang mengandung unsur merkuri antara 0,1%-4%.

           Survey geologi di Amerika Serikat pada tahun 1974, dapat diketahui Konsentrasi merkuri di lingkungan sebagai berikut :
     
          A. Dalam batuan

               Pada struktur batuan di alam, logam merkuri ditemukan 0,1-20 ppm. Pada penelitian tersebut didapatkan 20% dari contoh mengandung lebih dari 1 ppm merkuri.

           B. Dalam tanah

                Pada lapisan tanah di tempat dan wilayah yang berbeda, ditemukan bahwa logam merkuri ditemukan 0,1 ppm dan jumlah tersebut bervariasi pada batasan yang lenih kecil.

          C. Dalam sungai

              Di perairan ditemukan konsentrasi logam merkuri dalam beberapa variasi, yaitu :
              a) 65% contoh mengandung <10-4 ppm
              b) 15% contoh mengandung <10-3 ppm
              c) 3% contoh mengandung <5.10-3 ppm

          D. Dalam udara

               Kandungan merkuri pada udara ditemukan konsentrasi yang variatif
               a) Dekat penambangan Hg, didapatkan 9.10-5 ppm
               b) Dekat penambangan Cu, didapatkan 4.10-5 ppm
               c) pada lokasi udara yang tidak mengandung deposit didapatkan 10-5 ppm

2.5.1  Sifat Merkuri

1. Berwujud cair pada suhu kamar 25oC dengan titik beku terendah -39Oc

2. Masih berwujud cair pada suhu 96Oc

3. Merupakan logam yang paling mudah menguap dibandingkan logam-logam berat lainnya

4. Tahanan listrik yang dimiliki merkuru sangat rendah, sehingga merkuri sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.

5. Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk senyawa kompleks yang disebut juga dengan amalgam.

6. Merupakan unsur yang sangan beracun bagi makhluk hidup (Palar, 2004).

2.5.2    Manfaat Merkuri Terhadap Manusia dan Lingkungan

            Pemanfaatan merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun merkuri telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian, dan industri

1. Pada bidang kedokteran merkuri digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin (sifilis) dan digunakan sebagai pembersih luka hingga diketahui bahwa bahan tersebut beracun sehingga tidak digunakan lagi

2. Pada peralatan listrik ditemukan merkuri dalam penggunaannya dan di laboratorium digunakan sebagai alat ukur, contohnya termometer yang  mengakibatkan banyak pekerja laboratorium yang keracunan merkuri secara kronis, karena terbentuknya uap dari tumpukan merkuri yang tidak terlihat dan terhirup oleh pekerja.

3. Pada bidang pertanian merkuri banyak digunakan sebagai fungisida yang mengakibatkan keracunan merkuri pada organism tersebut, karena penyemprotan yang dilakukan secara terbuka dan luas. Sehingga dari penyemprotan fungisida tersebut  tidak hanya membunuh jamur tetapi juga membunuh organism hidup lainnya.

4. Pada industri pulp (bubur kayu) dan kertas merupakan sumber pencemaran merkuri terbesar, yang digunakan untuk mengontrol pengapuran dan pertumbuhan jamur pada pulp dan kertas basah, pada saat pengeringan merkuri ikut menguap ke udara (Palar, 2004).

2.5.3     Efek Merkuri Terhadap Manusia dan Lingkungan

              Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam dihasilkan oleh sisa industri dalam jumlah ± 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri ± 3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan dan sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian

              Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik, keracunan an organik Hg sudah dikenal sejak abad ke-18 dan ke-19 dengan gejala tremor pada orang dewasa, gejala berlanjut dengan tremor pada otot muka yang kemudian merambat ke jari-jari dan tangan bila gejala berlanjut, tremor terjadi pada lidah, berbicara terbata-bata, bergerak kaku dan hilang keseimbangan. Perubahan pada daya hilangnya ingatan dapat juga terjadi pada toksisitas Hg dan keracunan kronis menyebabkan kematian.

               Semua komponen merkuri yang masuk kedalam tubuh manusia secara terus menerus menyebabkan kerusakan permanen pada otak, hati dan ginjal. Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik, karena terjadinya proses presipitasi protein yang menghambat aktifitas enzim dan bertindak sebagai bahan korosif.

               Efek toksisitas merkuri pada manusia tergantung pada kadar merkuri, cara masuknya ke dalam tubuh dan lamanya terakumulasi, contohnya adalah bentuk organik seperti metil-merkuri sekitar 90% di absorbsi oleh dinding usus, yang lebih besar dari pada bentuk anorganik yang hanya sekitar 10%. Bentuk organik dapat menembus barrier darah dan plasenta sehingga dapat menimbulkan pengaruh teratogenik dan gangguan saraf.

                 Merkuri merupakan logam yang sangat toksik dalam penggunaan atau dalam melakukan aktivitas tertentu. Merkuri akan menyebar ke lingkungan baik dari bahan pertanian, obat-obatan, cat, kertas, pertambangan serta sisa buangan industri ()).

2.5.4  Keracunan Merkuri

           Keracunan merkuri terbagi 2, yaitu :
  
a) Keracunan merkuri akut
     Keracunan merkuri akut paling sering terjadi dari inhalasi uap merkuri dalam konsentrasi tinggi. Gejala-gejala berupa nyeri dada, nafas pendek, rasa logam pada lidah, mual, dan muntah. Kemudian terjadi kerusakan ginjal akut.

b) Keracunan merkuri kronis
     Keracunan merkuri kronis mungkin sulit untuk didiagnosis. Keluhan dalam mulut dan gangguan saluran pencernaan mungkin dilaporkan dan tanda-tanda dari insufisiensi ginjal.
Diagnosis keracunan merkuri kronis terutama bergantung pada riwayat pemaparan (Katsug, 1997).

2.5.5 Diagnosa Keracunan Merkuri

          Riwayat pemaparan terhadap merkuri baik dari industri maupun dari lingkungan, diperlukan dalam mendiagnosis keracunan merkuri. Tanpa ada riwayat pemaparan tersebut, kecurigaan klinis dapat dikonfirmasikan melalui analisa laboratorium. Batas maksimum konsentrasi merkuri non-toksik dalam darah umumnya 3-4 µg/dl (0,15-0,20 µm) tidak terjadi pada orang dewasa normal, sehat, dan menunjukkan perlunya evaluasi lingkungan dan pemeriksaan medis untuk menilai kemungkinan efek ) tidak terjadi pada orang dewasa normal, sehat, dan menunjukkan perlunya evaluasi lingkungan dan pemeriksaan medis untuk menilai kemungkinan efek yang merugikan kesehatan. Konsentrasi merkuri dalam urin juga digunakan sebagai ukuran beban logam merkuri di dalam tubuh. Batas maksimum ekskresi merkuri dalam urin normal adalah 5 µg/l (Aisyah, 2007).


2.6  Ekstraksi

        Metode ekstraksi pelarut merupakan metode sederhana untuk memisahkan analit tersebut dari eksipien dalam formulasi. Prinsip ekstraksi, yaitu analit dihilangkan dari bahan-bahan dalam matriks formulasi yang akan mengganggu dalam analisisnya dengan menggunakan pelarut yang mudah melarutkan analit, tetapi senyawa pengganggu matriks memiliki kelarutan terbatas. Kelebihan dari metode ekstraksi ini yaitu suatu metod sederhana dan cepat untuk menghilangkan senyawa pengganggu, dan kekurangan dari metode ini adalah selektivitas terbatas, pilihan pelarut permatisinya terbatas, dan volume pelarut yang dibutuhkan besar (Watson, 2009).

2.7    Pemisahan Senyawa

          Hg di dalam suatu sampel dapat diketahui dengan memakai kawat Cu yang bersih dan dicelupkan di dalam larutan test yang telah diasamkan, akan memberikan deposit berbentuk perak mengkilap pada kawat Cu tersebut. Kawat dikeluarkan dari larutan dan Hg dapat diidentifikasi dengan reaksi-reaksi yang memberikan warna khas. Penentuan kadarnya dapat dilakukan dengan mendestruksi dengan cara oksidasi senyawa-senyawa organik di dalam sampel dan kemudian menentukan Hg yang tertinggal di dalam hasil destruksi. Oksidasi harus dilakukan pada suhu rendah untuk menghindarkan penguapan Hg. (I Gusti, 1989).

Tidak ada komentar:

Google Ads