Sejarah Kosmetik
Sejak zaman dahulu, ilmu kesehatan telah
berperan dalam bidang kosmetik dalam kosmetologi. Seperti di Mesir dan India,
pemakaian ramuan seperti salep-salep aromatic dan pengawet mayat adalah awal
dari berkembangnya keahlian khusus di bidang kosmetik pada masa tersebut. Pada
ilmu kesehatan, kosmetik dibagi atas ilmu kosmetik yang digunakan untuk merias
dan ilmu kosmetik yang digunakan untuk pengobatan kelainan patologi klinik
misalnya dermatologi, farmakologi, kesehatan gigi, opthalmologi, diet dan
sebagainya (Retno, 2007).
Di Indonesia pada tahun 1970
kosmetologi dalam ilmu kesehatan baru dikembangkan. Saat itu banyak para ahli
kesehatan menganggap bahwa kosmetik adalah bidang dari ilmu kecantikan. Tetapi
banyaknya pasien yang salah memakai kosmetik atau memakai kosmetik yang tidak
aman bagi kulit sehingga menyebabkan alergi, iritasi, jerawat, noda hitam, dan
sebagainya sehingga para ahli kesehatan semakin meyakini pentingnya ilmu
kosmetologi dan dermatologi (Retno, 2007).
1.1.1 Istilah
Kosmetik
a. Kosmetik
Adalah
sediaan atau panduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar tubuh
(kulit, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar) gigi, dan rongga
mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit.
b. Kosmetologi
Adalah
ilmu yang mempelajari tentang sifat kimia, fisika, biologi, mikrobiologi, dan
farmakologi mengenai pembuatan penyimpanan, dan penggunaan bahan kosmetik.
c. Kosmetik
tradisional
Adalah
kosmetik yang dibuat dari bahan-bahan berasal dari alam dan diolah secara
tradisional.
d. Kosmetik
semi tradisional
Adalah
kosmetik tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan
menggunakan atau mencampurkan bahan-bahan kimia sintetik seperti pengemulsi,
pengawet dan lainnya (Retno, 2007).
1.1.2 Persyaratan
Kosmetik
Kosmetik
yang diproduksi dan diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1.Menggunakan
bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan lain yang
ditetapkan
2.Diproduksi
dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik
3.Terdaftar
dan mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM, 2003).
1.1.3 Klasifikasi
Kosmetik
A. Peraturan
Menteri Kesehatan RI, kosmetik dikelompokkan kedalam 13 golongan yaitu:
1.Preparat
untuk bayi, sepeti minyak bayi, bedak bayi dll.
2.Preparat
untuk mandi, seperti sabun bayi, dll.
3.Preparat
untuk mata, seperti mascara, eye shadow,dll .
4.Preparat
untuk wangi wangian, seperti parfum, toilet water, dll.
5.Preparat
untuk rambut, seperti cat rambut, hair spray, dll .
6.Preparat
pewarna rambut ,seperti cat rambut ,dll .
7.Preparat make – up (kecuali mata), seperti bedak, lipstick,
dll .
8.Preparat
untuk kebersihan mulut, seperti pasta gigi ,mouth washes ,dll .
9.Preparat
untuk kebersihan badan, seperti deodorant , dll .
10. Preparat kuku, seperti cat kuku, losion kuku, dll .
11. Preparat
perawatan kulit, seperti pembersih, pelembab, pelindung, dll .
12. Priparat
cukur ,seperti sabun cukur ,dll .
13. Preparat
untuk sunscreen, seperti sunscreen foundation, dll. (Retno,2007)
B
Pengolongan menurut sifat dan cara pembuatan :
1. Kosmetik modern,diramu dari bahan
kimia dan diolah secara modern
2. kosmetik tradisional :
a. Tradisional,
misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep
dan cara yang turun-temurun.
b. Semitradisional,
diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar tahan lama.
c. Hanya
nama yang tradisional , tanpa komponen yang benar-benar tradisional dan diberi
zat warna yang menyerupai bahan tradisional (Retno, 2007).
2.1.4
keracunan kosmetik
Kosmetik yang mengandung bahan kimia,
bagi kulit tertentu dapat menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan, di
antaranya :
a. Reaksi
alergi
Adalah
dari orang normal terhadap zat atau bahan yang bersifat asing, tetapi tidak
terjadi pada semua orang hanya yang bersifat menurun.
b. Iritasi
Adalah
reaksi yang dapat menimbulkan kerusakan kulit yang disebabkan bahan kimia yang
terkandung dalam kosmetik.
c. Fotosensitisasi
Adalah
reaksi kulit terhadap sinar matahari yang disebabkan oleh kosmetik yang
mengandung bahan kimia.
d. Kelainan
pigmentasi
Adalah
reaksi kulit yang berupa bercak coklat, hitam, atau biru hitam yang disebabkan
oleh zat warna atau parfum dalam kosmetik.
e. Jerawat
Reaksi
yang ditimbulkan akibat penggunaan krim muka yang berbentuk seperti jerawat dan
komedo (Sartono, 2002).
2.1.5
Zat Berbahaya yang Biasa Terkandung dalam Kosmetik
A. Anti
Bakteri
Anti
bakteri seperti triklosan banyak digunakan pada berbagai macam produk seperti
sabun, deodoran, pasta gigi, dll. Sifatnya yang mudah diserap oleh kulit dan
diketahui beracun atau karsinogenik di alam. Penelitiaan menunjukkan bahwa anti
bakteri dapat mengganggufungsi testosteron pada sel dan dapat merusak beberapa
bakteri yang baik, sehinnga meningkatkan kerentanan terhadap infeksi tertentu.
B. Butil
Asetat
Butil
asetat merupakan bahan yang biasa digunakan dalam penghalus kuku dan poles
kuku. Penggunaan buti asetat yang dilakuhkan secara terus menerus dapat
menyebabkan retak atau kulit kering. Selain itu, terlalu banyak menghirup uap
butil asetat dapat menyebabkan pusing atau ngantuk.
C. Kationik
Surfaktan
Kartionik Surfaktan adalah bahan kimia yang digunakan
dalam conditioner rambut yang atau
pelunak yang memiliki muatan listrik positif. Ketika digunakan secara teratur, Kationik Surfaktan
dapat merusak rambut dan membuat rambut kering dan rapuh.
D. Coal Tar
Coal tar (tar batu bara) merupakan bahan
kimia berbahaya lainnya yang umum digunakan di
sampo anti ketombe dank rim anti gatal. Ditemukan bahwa bahan kimia ini
bersifat karsinogenik ketika masuk ke bawah kulit.
E. Diethanolamnine (DEA)
Diethanolamine adalah racun digunakan dengan
DEA cocamide dan DEA lauramide, sebagai pengemulsi dan pembuat busa dalam
banyak produk perawatan pribadi seperti shampoo krim cukur, lotion pelembap
kulit, dan sabun bayi. Hal ini bersifat karsinogenik dalam alam dan bertindak
sebagai penghancur hormon dan vitamin di dalam tubuh.
F.
Formaldehida
Formaldehida adalah salah satu bahan kimia
berbahaya lain yang umum digunakan dalam sabun mandi bayi,poles kuku,perekat
dan pewarna rambut bulu mata.Jika terus
digunakan dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti keracunan
sistem kekebalan tubuh,iritasi pernafasan dan kanker.
G.
Merkuri
Zat
Merkuri banyak ditemukan di produk kecantikan yang fungsinya memutihkan
kulit.banyak juga ditemui pada produk seperti mascara.penggunaan bahan ini
dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti alergi,iritasi
kulit,kerusakan saraf,dll.
H.
Partikel Nano
Partikel Nano khususya zinc oxid dan titanium
dioxide biasanya digunakan dalam lotion tabir surya dank rim.partikel ini dengan mudah dapat menembus kulit dan
menghancurkan sel sel otak.
I.
Petroleum Distillates
Bahasa lainnya paraffin cair adalah produk
yang berasal dari destilasi minyak bumi.banyak digunakan dalam kosmetik
mascara,bubuk bau kaki,dll.sifatnya karsonogen bagi tubuh manusia.
J.
Tale
Tale merupakan bahan kimia beracun yang
digunakan dlam kosmetik seperti eye shadow,blush,deodorant,sabun,dll,untuk
menyerap kelembaban.zat bersifat sebagai karsinogen manusia dan juga diketahui menyebabkan
kanker ovarium dan tumor paru paru.
2.1.6 Kosmetik
mengandung Merkuri
Produk kosmetik yang mengandung merkuri biasanya digunakan untuk
mempercepat pemutihan kulit.Zat ini merupakan racun yang sangat berbahaya bagi
kesehatan kulit walaupun dalamn jumlah yang sedikit.pemakaian jangka pendek
akan menyebabkan kulit berubah warna yang akhirnya menyebabkan bintik bintik
hitam,alergi,iritasi,sedangkan pemakaian jangka panjang akan mengakibatkan
kerusakan permanen pada susunan syaraf otak,ginjal,dan gangguan perkembangan
janin.apabila digunakan dalam jangka pendek dengan dosis tinngi dapat
menyebabkan muntah muntah,diare,bahkan merusak ginjal. para ahli medis
menyebutkan bahwa merkuri dikenal sebagai zat karsinogenik sebagai penyebab
kanker pada manusia (http://kangjenal.blogspot.com).
Penggunaan kosmetik pearl cream (krim mutiara) di Indonesia
meningkat dan populer di kalangan keturunan Cina yang digunakan sebagai foundation atau krim malam. Daya pemutihnya
terhadap kulit sangat kuat karena merkuri yang terdapat dalam kosmetik berperan
sebagai bahan pengemulsi (pemucat) warna kulit. Pemerintah Indonesia melarang peredaran kosmetik
mengandung merkuri karena toksisitasnya terhadap organ-organ di dalam tubuh
seperti ginjal, saraf, dan sebagainya (Retno, 2007).
2.2 Hand Body Lotion
Lotion atau
disebut juga dengan losio merupakan sediaan berupa larutan, suspense, atau
emulsi yang digunakan pada kulit. Penambahan etanol 90% dalam losio akan
mempercepat proses pengeringan dan memberikan efek pendinginan, sedangkan
penambahan gliserol akan menyebabkan kulit tetap lembab dalam waktu tertentu.
Lotion digunakan dengan cara mengoleskan pada kulit (DEPKES RI, 1978).
2.3 Kulit
Kulit merupakan selimut
yang menutupi permukaan tubuh dan memilikifungsi utama sebagai pelindung dari
berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Luas kulit pada tubuh manusia
rata-rata ± 2 meter persegi, dengan berat 10 kilogram dengan lemaknya atau 4
kilogram jika tanpa lemak.
Kulit dibagi atas 2 lapisan utama yaitu :
1) Epidermis (kulit ari)
2) Dermis (korium, kutis, kulit jangat)
Di bawah dermis terdapat
subkutis atau jaringan lemak bawah kulit (Retno, 2007).
2.3.1 Epidermis
Dari sudut kosmetik,
epidermis merupakan bagian kulit yang menarik karena kosmetik digunakan pada
epidermis. Meskipun ada beberapa kosmetik yang digunakan hingga ke dermis namun
tetap penampilan epidermis menjadi tujuan utama.
Epidermis terdiri dari
beberapa lapisan, yaitu :
1) Lapisan tanduk (Stratum corneum)
Terdiri atas
beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami
proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit mengandung air.
2) Lapisan jernih (Stratum losidum)
Terletak tepat di bawah stratum corneum, merupakan lapisan yang
tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan
telapak kaki.
3) Lapisan berbutir-butir (stratum
granulosum)
Tersusun oleh sel-sel
keratinosit yang berbentuk polygonal, berbutir kasar, berinti mengkerut.
4) Lapisan malphigi (stratum
spinosum)
Memiliki sel yang berbentuk
kubus dan seperti berduri, intinya besar dan oval, setiap sel berisi
filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut protein.
5) Lapisan basal (stratum germinativum)
Adalah lapisan terbawah
epidermis. terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami
keratinisasi dan fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan memberikan kepada
sel-sel keratinosit melalui dendrite. Satu sel melanosit melayani sekitar 36
sel keratinosit. Kesatuan ini diberi nama ubit melanin epidermal (Retno, 2007).
2.3.2
Dermis
Di dalam dermis terdapat adneksa-adneksa kulit seperti folikel rambut,
papilla rambut, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar sebasea, otot
penegak rambut, ujung pembuluh darah dan ujung saraf dan sebagian serabut lemak
yang terdapat pada lapisan lemak yang terdapat pada lapisan lemak bawah kulit (Retno,
2007).
2.3.3
Fungsi Kulit
1. Mencagah terjadinya kehilangan cairan tubuh yang esensial.
2. Melindungi dari masuknya zat-zat
kimia beracun dari lingkungan dan mikroorganisme
3. Melindungi dari kerusakan akibat radiasi UV
4. Mengatur suhu tubuh
5. Sintesis vitamin D
6. Berperan penting dalam daya tarik seksual dan interaksi sosial
(Graham, 2005).
2.3.4
Warna Kulit
Warna kulit ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah,
hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, melanin yang berwarna
coklat, keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, lapisan
stratum korneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan, carotene
yaitu suatu pigmen berwarna kuning yang efek dan jumlahnya sedikit, dan eleidin
dalam stratum lucidum pada kulit yang tebal seperti telapak kaki bagian tumit.
Bahan yang paling menentukan warna kulit yaitu pigmen melanin. Jumlah, jenis,
ukuran dan distribusi pigmen ini menentukan variasi warna kulit berbagai
golongan rasa tau bangsa di dunia (Retno, 2007).
2.3.5
Mekanisme Pigmentasi
Proses pembentukan
pigmen melanin terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel
melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal, keratinosit dalam lapisan
basal melalui dendrit, melanosit memberikan melanosom ke sejumlah se-sel
keratinosit disekelilingnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel
keratinosit. Kesatuan ini dinamakan unit melanin epidermal. Melanosom yang
terdapat di dalam keratinosit berbentuk partikel-partikel padat atau merupakan
gabungan dari tiga sampai empat buah partikel lebih kecil yang mempunyai
membran, dinamakn melanosom kompleks (Retno, 2007).
2.4 Logam Berat
Istilah logam diberikan kepada semua
unsur-unsur kimia dengan ketentuan tertentu. Logam tidak hanya berbentuk padat
namun ada yang berbentuk cair, contohnya adalah merkuri atau hydragyrum (Hg),
serium (Ce), gallium (Ga). Unsur-unsur logam dapat dikelompokkan sesuai dengan
karakteristiknya¸pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Golongan logam alkali
b. Golongan logam alkali tanah
c. Golongan logam transisi
d. Golongan logam mulia
e. Golongan logam tanah
f. Golongan logam tanah jarang
g. Golongan logam lantanida dan aktinida (Palar, 2004).
Logam berat didefinisikan sebagai :
·
Logam yang mempunyai sifat membentuk
garam dan asam
·
Logam yang mempunyai berat molekul
antara 59-232
·
Logam yang dapat bereaksi dengan ligan
dalam tubuh (Sulistra, 1980).
Logam berat termasuk golongan logam
dengan kriteria yang sama, perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan
bila logam ini berikatan atau masuk ke dalam tubuh manusia. Contohnya, bila
unsur logam besi (Fe) masuk ke dalam tubuh, meski dalam jumlah sedikit
berlebihan tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh, karena
unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Tetapi jika yang
masuk ke dalam tubuh adalah unsur logam berat beracun seperti hidragyrum (Hg),
maka dapat dipastikan bahwa tubuh kana langsung keracunan (Palar, 2004).
2.5 Merkuri
Logam merkuri atau air raksa,
mempunyai nama hydragirum yang berarti parak cair yang dilambangkan dengan Hg.
Pada tabel periodik unsur-unsur kimia menempati urutan (Na) 80 dan mempunyai
bobot atom (BA 200,59). Merkuri dihasilkan dari biji sinabar, Hg yang
mengandung unsur merkuri antara 0,1%-4%.
Survey geologi di Amerika Serikat
pada tahun 1974, dapat diketahui Konsentrasi merkuri di lingkungan sebagai
berikut :
A. Dalam batuan
Pada struktur batuan di alam,
logam merkuri ditemukan 0,1-20 ppm. Pada penelitian tersebut didapatkan 20%
dari contoh mengandung lebih dari 1 ppm merkuri.
B. Dalam tanah
Pada lapisan tanah di tempat
dan wilayah yang berbeda, ditemukan bahwa logam merkuri ditemukan 0,1 ppm dan
jumlah tersebut bervariasi pada batasan yang lenih kecil.
C. Dalam sungai
Di perairan ditemukan konsentrasi
logam merkuri dalam beberapa variasi, yaitu :
a) 65% contoh mengandung <10-4
ppm
b) 15% contoh mengandung <10-3
ppm
c) 3% contoh mengandung <5.10-3
ppm
D. Dalam udara
Kandungan merkuri pada udara
ditemukan konsentrasi yang variatif
a) Dekat penambangan Hg, didapatkan
9.10-5 ppm
b) Dekat penambangan Cu,
didapatkan 4.10-5 ppm
c) pada lokasi udara yang tidak
mengandung deposit didapatkan 10-5 ppm
2.5.1 Sifat Merkuri
1.
Berwujud cair pada suhu kamar 25oC dengan titik beku terendah -39Oc
2.
Masih berwujud cair pada suhu 96Oc
3.
Merupakan logam yang paling mudah menguap dibandingkan logam-logam berat
lainnya
4.
Tahanan listrik yang dimiliki merkuru sangat rendah, sehingga merkuri sebagai
logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.
5.
Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk senyawa kompleks yang
disebut juga dengan amalgam.
6.
Merupakan unsur yang sangan beracun bagi makhluk hidup (Palar, 2004).
2.5.2
Manfaat Merkuri Terhadap Manusia dan
Lingkungan
Pemanfaatan
merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan
lingkungan. Selama kurun waktu beberapa tahun merkuri telah banyak digunakan
dalam bidang kedokteran, pertanian, dan industri
1.
Pada bidang kedokteran merkuri digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin
(sifilis) dan digunakan sebagai pembersih luka hingga diketahui bahwa bahan
tersebut beracun sehingga tidak digunakan lagi
2.
Pada peralatan listrik ditemukan merkuri dalam penggunaannya dan di
laboratorium digunakan sebagai alat ukur, contohnya termometer yang mengakibatkan banyak pekerja laboratorium
yang keracunan merkuri secara kronis, karena terbentuknya uap dari tumpukan
merkuri yang tidak terlihat dan terhirup oleh pekerja.
3.
Pada bidang pertanian merkuri banyak digunakan sebagai fungisida yang
mengakibatkan keracunan merkuri pada organism tersebut, karena penyemprotan
yang dilakukan secara terbuka dan luas. Sehingga dari penyemprotan fungisida
tersebut tidak hanya membunuh jamur
tetapi juga membunuh organism hidup lainnya.
4.
Pada industri pulp (bubur kayu) dan kertas merupakan sumber pencemaran merkuri
terbesar, yang digunakan untuk mengontrol pengapuran dan pertumbuhan jamur pada
pulp dan kertas basah, pada saat pengeringan merkuri ikut menguap ke udara
(Palar, 2004).
2.5.3 Efek Merkuri Terhadap Manusia dan
Lingkungan
Sebagian besar merkuri yang
terdapat di alam dihasilkan oleh sisa industri dalam jumlah ± 10.000 ton setiap
tahunnya. Penggunaan merkuri ± 3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan
bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan dan sebagai bahan dasar
pembuatan insektisida untuk pertanian
Toksisitas merkuri pada manusia
dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik, keracunan an
organik Hg sudah dikenal sejak abad ke-18 dan ke-19 dengan gejala tremor pada
orang dewasa, gejala berlanjut dengan tremor pada otot muka yang kemudian
merambat ke jari-jari dan tangan bila gejala berlanjut, tremor terjadi pada
lidah, berbicara terbata-bata, bergerak kaku dan hilang keseimbangan. Perubahan
pada daya hilangnya ingatan dapat juga terjadi pada toksisitas Hg dan keracunan
kronis menyebabkan kematian.
Semua komponen merkuri yang
masuk kedalam tubuh manusia secara terus menerus menyebabkan kerusakan permanen
pada otak, hati dan ginjal. Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik, karena
terjadinya proses presipitasi protein yang menghambat aktifitas enzim dan
bertindak sebagai bahan korosif.
Efek toksisitas merkuri pada
manusia tergantung pada kadar merkuri, cara masuknya ke dalam tubuh dan lamanya
terakumulasi, contohnya adalah bentuk organik seperti metil-merkuri sekitar 90%
di absorbsi oleh dinding usus, yang lebih besar dari pada bentuk anorganik yang
hanya sekitar 10%. Bentuk organik dapat menembus barrier darah dan plasenta
sehingga dapat menimbulkan pengaruh teratogenik dan gangguan saraf.
Merkuri merupakan logam yang
sangat toksik dalam penggunaan atau dalam melakukan aktivitas tertentu. Merkuri
akan menyebar ke lingkungan baik dari bahan pertanian, obat-obatan, cat,
kertas, pertambangan serta sisa buangan industri ()).
2.5.4
Keracunan Merkuri
Keracunan merkuri terbagi 2, yaitu :
a) Keracunan merkuri akut
Keracunan merkuri akut paling sering terjadi dari inhalasi uap merkuri
dalam konsentrasi tinggi. Gejala-gejala berupa nyeri dada, nafas pendek, rasa
logam pada lidah, mual, dan muntah. Kemudian terjadi kerusakan ginjal akut.
b) Keracunan merkuri kronis
Keracunan merkuri kronis mungkin sulit untuk didiagnosis. Keluhan dalam
mulut dan gangguan saluran pencernaan mungkin dilaporkan dan tanda-tanda dari
insufisiensi ginjal.
Diagnosis keracunan merkuri kronis terutama
bergantung pada riwayat pemaparan (Katsug, 1997).
2.5.5 Diagnosa Keracunan Merkuri
Riwayat pemaparan terhadap merkuri baik dari industri maupun dari
lingkungan, diperlukan dalam mendiagnosis keracunan merkuri. Tanpa ada riwayat
pemaparan tersebut, kecurigaan klinis dapat dikonfirmasikan melalui analisa
laboratorium. Batas maksimum konsentrasi merkuri non-toksik dalam darah umumnya
3-4 µg/dl (0,15-0,20 µm) tidak terjadi pada orang dewasa normal, sehat, dan
menunjukkan perlunya evaluasi lingkungan dan pemeriksaan medis untuk menilai
kemungkinan efek ) tidak terjadi pada orang dewasa normal, sehat, dan
menunjukkan perlunya evaluasi lingkungan dan pemeriksaan medis untuk menilai
kemungkinan efek yang merugikan kesehatan. Konsentrasi merkuri dalam urin juga
digunakan sebagai ukuran beban logam merkuri di dalam tubuh. Batas maksimum
ekskresi merkuri dalam urin normal adalah 5 µg/l (Aisyah, 2007).
2.6
Ekstraksi
Metode ekstraksi pelarut merupakan metode sederhana untuk memisahkan
analit tersebut dari eksipien dalam formulasi. Prinsip ekstraksi, yaitu analit
dihilangkan dari bahan-bahan dalam matriks formulasi yang akan mengganggu dalam
analisisnya dengan menggunakan pelarut yang mudah melarutkan analit, tetapi
senyawa pengganggu matriks memiliki kelarutan terbatas. Kelebihan dari metode
ekstraksi ini yaitu suatu metod sederhana dan cepat untuk menghilangkan senyawa
pengganggu, dan kekurangan dari metode ini adalah selektivitas terbatas,
pilihan pelarut permatisinya terbatas, dan volume pelarut yang dibutuhkan besar
(Watson, 2009).
2.7
Pemisahan Senyawa
Hg di dalam suatu sampel dapat diketahui dengan memakai kawat Cu yang
bersih dan dicelupkan di dalam larutan test yang telah diasamkan, akan
memberikan deposit berbentuk perak mengkilap pada kawat Cu tersebut. Kawat
dikeluarkan dari larutan dan Hg dapat diidentifikasi dengan reaksi-reaksi yang
memberikan warna khas. Penentuan kadarnya dapat dilakukan dengan mendestruksi
dengan cara oksidasi senyawa-senyawa organik di dalam sampel dan kemudian
menentukan Hg yang tertinggal di dalam hasil destruksi. Oksidasi harus
dilakukan pada suhu rendah untuk menghindarkan penguapan Hg. (I Gusti, 1989).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar