Diderick Van
der Waals (1873) mengenali adanya gaya tarik dan gaya tolak yang leah di antara
molekul-molekul gas dan menjadikannya alasan adanya penyimpangan dari rumus PV=nRT. Selanjutnya gaya yang relatif
lemah yang bekerja (tarik-menarik) antar molekul tersebut dikenal dengan gaya
van der Waals. Gaya ini sangat lemah dibandingkan dengan gaya ikatan antar atom
(ikatan ion dan ikatan kovalen). Untuk memutuskan gaya tersebut diperlukan
energi sekitar 0,4-40 kJ mol-1, sedangkan untuk ikatan kovalen
diperlukan sekitar 400 kJ mol-1. Gaya van der Waals ini bekerja bila
jarak antarmolekul sudah sangat dekat, tetapi tidak melibatkan terjadinya
pebentukan ikatan antaratom. Misalnya, pada suhu -160oC molekul Cl2
akan mengkristal dalam lapisan-lapisan tipis, dan gaya yang bekerja untuk menahan
lapisan-lapisan tersebut adalah gaya van der Waals. Paling sedikit terdapat
tiga gaya antar molekul yang berperan dalam terjadinya gaya van der Waals,
yaitu gaya dipol-dipol, gaya dipol terimbas, dan gaya dipol sesaat.
1.
Gaya dipol-dipol
Gaya dipol-dipol
terjadi pada molekul-molekul yang mempunyai dipol permanen atau molekul polar.
Antaraksi antara kutub positif dari satu molekul dengan kutub negatif dari
molekul lain menimbulkan gaya tarik-menarik yang relatif lemah. Kekuatan gaya
dipol-dipol ini akan semakin besar bila molekul-molekul tersebut mengalami
penataan dengan ujung positif suatu molekul ke ujung negatif dari molekul lain.
Misalnya pada molekul-molekul HCl.
2. Gaya
dipol terimbas
Gaya imbas terjadi bila terdapat
molekul dengan dipol permanen berantaraksi dengan molekul dengan dipol sesaat.
Adanya molekul-molekul polar dengan dipol permanen akan menyebabkan imbasan
dari kutub molekul polar kepada molekul non polar, sehingga elektron-elektron
dari molekul nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi
molekul(terdorong/tertarik), yang menimbulkan terjadinya dipol sesaat pada
molekul non polar tersebut. Terjadinya dipol sesaat akan berakibat adanya gaya
tarik-menarik antar dipol tersebut yang menghasilkan gaya imbas.
3. Gaya dipol sesaat/dispersi (Gaya
London)
Terjadinya gaya dispersi dijelaskan
pertama kali oleh Fritz London. Gaya dispersi ini terjadi pada setiap molekul
maupun zat ionik, hanya pada senyawa ionik ini terjadi pada setiap molekul
maupun zat ionik, hanya pada senyawa ionik tidak begitu besar pengaruhnya. Akan
tetapi, pada molekul-molekul kovalen nonpolar gaya dospersi sangat besar
pengaruhnya. Menurut london terjdinya gaya dispersi pada molekul nonpolar
akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti secara acak, sehingga pada
suatu saat elektron-elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi atom
molekul. Pengumpulan elektron pada salah satu sisi atom molekul ini
mengakibatkan terjadinya dipol. Pada sisi yang banyak elektron tersebut menjadi
bermuatan negatif, sedangkan pada sisi yang lain terjadi kutub positif. Dipol
yang terjadi ini akan menghilang atau berganti tempat (sisi) seiring dengan
terus berputarnya elektron. Oleh karena sifatnya yang sesaat maka disebut
dengan dipol sesaat.
Sifat Fisik
Yang Mempengaruhi Kekuatan Gaya Van der Waals
Gaya dispersi antara molekul-molekul adalah lebih
lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen diantara molekul.Hal ini tidak
memungkinkan untuk memberikan harga yang eksak, karena ukuran dayatarik
bervariasi sekali dengan ukuran dan bentuk molekul.
Seberapa jauh ukuran molekul
memperngaruhi kekuatan ikatan daya dispersi
Titik didih gas mulia adalah
helium
|
-269°C
|
|
neon
|
-246°C
|
|
argon
|
-186°C
|
|
kripton
|
-152°C
|
|
xenon
|
-108°C
|
|
radon
|
-62°C
|
Semua unsur tersebut berada pada molekul monoatomik.
Alasan yang mendasari bahwa titik didih meningkat
sejalan dengan menurunnya posisi unsur pada golongan adalah kenaikan jumlah
elektron, dan juga tentunya jari-jari atom. Lebih banyak elektron yang kamu
miliki, dan lebih menjauh sejauh mungkin, yang paling besar memungkikan dipol
sementara terbesar dan karena itu gaya dispersi paling besar.
Karena dipol sementara lebih besar, molekul xenon
lebih melekat (stickier) dibandingkan dengan molekul neon. Molekul neon akan
berpisah satu sama lain pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan molekul
xenon – karena itu neon memiliki titik didih yang lebih rendah.
Hal ini adalah suatu alasan (semua yang lainnya
sebanding) molekul yang lebih besar memiliki lebih banyak elektron dan lebih
menjauh dari dipol sementara yang dapat dihasilkan – dan karena itu molekul
yang lebih besar lebih melekat.
Seberapa jauh bentuk molekul
mempengaruhi kekuatan gaya dispersi
Ukuran molekul juga begitu. Molekul yang panjang kurus
dapat menghasilkan dipol sementara yang lebih besar berdasarkan pada pergerakan
elektronnya dibandingkan molekul pendek gemuk yang mengandung jumlah elektron
yang sama.
Molekul yang panjang kurus juga dapat lebih dekat satu
sama lain – dayatarik meraka lebih efektif jika molekul-molekulnya benar-benar
tertutup. Sementara yang lebih besar dapat
lebih berdekatan dibandingkan molekul yang lebih pendek Sebagai contoh, molekul
hidrokarbon butana dan 2-metilpropan keduanya memiliki rumus molekul C4H10,
tetapi atom-atom disusun berbeda. Pada butana atom karbon disusun pada rantai
tunggal, tetapi 2-metilpropan memiliki rantai yang lebih pendek dengan sebuah
cabang.
Butana memiliki titik didih yang lebih tinggi karena
gaya dispersinya lebih besar. Molekul yang lebih panjang (dan juga menghasilkan
dipol dan lebih gemuk 2-metilpropana.
alaman
ini menjelaskan asal mula terbentuknya dua dayatarik antarmolekul yang paling
lemah – gaya dispersi van der Waals dan dayatarik dipol-dipol.
Apakah dayatarik antarmolekul itu?
Ikatan antarmolekul versus ikatan intramolekul
Dayatarik antarmolekul adalah dayatarik yang terjadi
antara suatu molekul dan molekul tetangganya.Gaya tarik yang mengikat molekul
secara tersendiri (sebagai contoh, ikatan kovalen) dikenal dengan dayatarik
intramolekul.Dua kata tersebut membingungkan yang mana untuk lebih
amannya membuang salah satu diantaranya dan tidak digunakan lagi. Istilah
“intramolekul” tidak akan digunakan lagi pada bagian ini.
Semua
molekul mengalami dayatarik antarmolekul, meskipun pada beberapa kasus
dayatarik yang terjadi sangatlah lemah.Pada gas seperti hidrogen, H2.Jika
kamu memperlambat gerak molekul melalui pendinginan, dayatarik cukup besar bagi
molekul untuk tetap bersama sampai pada akhirnya membentuk cairan dan kemudian
padatan.
Pada
kasus hidrogen dayatarik sangat lemah yang mana molekul membutuhkan pendinginan
sampai 21 K (-252°C) sebelum dayatarik cukup kuat untuk mengkondensasi
hidrogen menjadi cairan. Dayatarik antarmolekul yang dimiliki oleh helium lebih
lemah – molekul tidak ingin tetap bersama untuk membentuk cairan sampai
temperatur menurun sampai 4 K (-269°C).
Gaya van der Waals: gaya dispersion
Gaya
dispersi (salah satu tipe dari gaya van der Waals adalah yang kita setujui pada
halaman ini) yang juga dikenal dengan “gaya London” (dinamakan demikian setelah
Fritz London mengusulkan untuk pertama kalinya).
Asal mula gaya dispersi van der Waals
Dipol-dipol yang berubah-ubah sementara
Dayatarik
yang ada di alam bersifat elektrik.Pada molekul yang simetris seperti hidrogen,
bagaimanapun, tidak terlihat mengalami distorsi secara elektrik untuk
menghasilkan bagian positif atau bagian negatif.Akan tetapi hanya dalam bentuk
rata-rata.
Diagram
dalam bentuk lonjong (the lozenge-shaped) menggambarkan molekul kecil yang simetris
– H2, boleh jadi, atau Br2. Tanda arsir menunjukkan tidak adanya
distorsi secara elektrik.
Akan
tetapi elektron terus bergerak, serta merta dan pada suatu waktu elektron
tersebut mungkin akan ditemukan di bagian ujung molekul, membentuk ujung -. Pada ujung yang lain sementara akan kekurangan elaktron
dan menjadi +.
Catatan: (dibaca “delta”) berarti “agak” (slightly) –
karena itu + berarti “agak positif”.
Kondisi
yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain, membalikkan polaritas
molekul.
“Selubung
lingkarang” yang konstan dari elektron pada molekul menyebabkan fluktuasi dipol
yang cepat pada molekul yang paling simetris.Hal ini terjadi pada molekul
monoatomik – molekul gas mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal.
Jika
kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara bersamaan, inti tidak
terlindungi oleh elektron sebagaimana mestinya untuk saat itu.
Dipol-dipol sementara yang bagaimana yang membemberikan
kenaikan dayaarik antarmolekul
Bayangkan
sebuah molekul yang memiliki polaritas sementara yang didekati oleh salah satu
yang terjadi menjadi termasuk non-polar hanya saat itu saja. (kejadian yang
tidak disukai, tetapi hal ini menjadikan diagram lebih mudah digambarkan! Pada
kenyataannya, satu molekul lwbih menyukai memiliki polaritas yang lebih besar
dibandingkan yang lain pada saat seperti itu – dan karena itu akan menjadi yang
paling dominan).
Seperti
molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya akan cenderung untuk
ditarik oleh ujung yang agak positif pada bagian sebelah kiri.
Hal
ini menghasilkan dipol terinduksi pada penerimaan molekul, yang
berorientasi pada satu cara yang mana ujung + ditarik ke arah ujung – yang
lain.
Pada
kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat bergerak ke ujung
yg lain. Pada saat terjadi hal ini, meraka akan menolak elektron pada bagian
kanan yang satunya.
Polaritas
kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi kamu masih memiliki yang + tertarik -. Selama molekul saling menutup satu sama lain polaritas
akan terus berfluktuasi pada kondisi yang selaras karena itu dayatarik akan
selalu terpelihara.
Tidak
ada alasan kenapa hal ini dibatasi pada dua molekul.Selama molekul saling
mendekat pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi pada molekul yang
berjumlah sangat banyak.
Diagram
ini menunjukkan bagaimana cacat secara keseluruhan dari molekul yang berikatan
secara bersamaan pada suatu padatan dengan menggunakan gaya van der Waals. Pada
kondisi yang terakhir, tentunya, kamu akan menggambarkan susunan yang sedikit
berbeda selama meraka terus berubah – tetapi tetap selaras.
Kekuatan gaya dispersi
Gaya
dispersi antara molekul-molekul adalah lebih lemah dibandingkan dengan ikatan
kovalen diantara molekul.Hal ini tidak memungkinkan untuk memberikan harga yang
eksak, karena ukuran dayatarik bervariasi sekali dengan ukuran dan bentuk
molekul.
Seberapa jauh ukuran molekul memperngaruhi kekuatan ikatan
daya dispersi
Titik
didih gas mulia adalah
helium
|
-269°C
|
|
neon
|
-246°C
|
|
argon
|
-186°C
|
|
kripton
|
-152°C
|
|
xenon
|
-108°C
|
|
radon
|
-62°C
|
Semua
unsur tersebut berada pada molekul monoatomik.
Alasan
yang mendasari bahwa titik didih meningkat sejalan dengan menurunnya posisi
unsur pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron, dan juga tentunya
jari-jari atom. Lebih banyak elektron yang kamu miliki, dan lebih menjauh
sejauh mungkin, yang paling besar memungkikan dipol sementara terbesar dan
karena itu gaya dispersi paling besar.
Karena
dipol sementara lebih besar, molekul xenon lebih melekat (stickier)
dibandingkan dengan molekul neon. Molekul neon akan berpisah satu sama lain
pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan molekul xenon – karena itu neon
memiliki titik didih yang lebih rendah.
Hal
ini adalah suatu alasan (semua yang lainnya sebanding) molekul yang lebih besar
memiliki lebih banyak elektron dan lebih menjauh dari dipol sementara yang
dapat dihasilkan – dan karena itu molekul yang lebih besar lebih melekat.
Seberapa jauh bentuk molekul mempengaruhi kekuatan gaya
dispersi
Ukuran
molekul juga begitu. Molekul yang panjang kurus dapat menghasilkan dipol
sementara yang lebih besar berdasarkan pada pergerakan elektronnya dibandingkan
molekul pendek gemuk yang mengandung jumlah elektron yang sama.
Molekul
yang panjang kurus juga dapat lebih dekat satu sama lain – dayatarik meraka
lebih efektif jika molekul-molekulnya benar-benar tertutup.
Sebagai
contoh, molekul hidrokarbon butana dan 2-metilpropan keduanya memiliki rumus
molekul C4H10, tetapi atom-atom disusun berbeda.Pada
butana atom karbon disusun pada rantai tunggal, tetapi 2-metilpropan memiliki
rantai yang lebih pendek dengan sebuah cabang.
Butana
memiliki titik didih yang lebih tinggi karena gaya dispersinya lebih besar.
Molekul yang lebih panjang (dan juga menghasilkan dipol sementara yang lebih
besar) dapat lebih berdekatan dibandingkan molekul yang lebih pendek dan lebih
gemuk 2-metilpropan.
Gaya van der Waals: interaksi dipol-dipol
Molekul
seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih elektronegatif
dibandingkan hidrogen. Kondisi permanen ini, pada saat pembentukan dipol akan
menyebabkan molekul saling tarik menarik satu sama lain lebih dari yang meraka
bisa lakukan jika hanya menyandarkan pada gaya dispersi saja.
Hal
ini sangat penting untuk merealisasikan bahwa semua molekul mengalami gaya
dispersi. Interaksi dipol-dipol bukan suatu alternatif gaya dispersi –
penjumlahannya. Molekul yang memiliki dipol permanen akan memiliki titik didih
yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul yang hanya memiliki dipol yang
berubah-ubah secara sementara.
Agak
mengherankan dayatarik dipol-dipol agak sedikit dibandingkan dengan gaya
dispersi, dan pengaruhnya hanya dapat dilihat jika kamu membandingkan dua atom
dengan jumlah elektron yang sama dan ukuran yang sama pula. Sebagai contoh,
titik didih etana, CH3CH3, dan fluorometana, CH3F
adalah:
Kenapa
dipilih dua molekul tersebut untuk dibandingkan? Keduanya memiliki jumlah
elektron yang identik, dan jika kamu membuat model kamu akan menemukan bahwa
ukurannya hampir sama – seperti yang kamu lihar pada diagram. Hal ini berarti
bahwa gaya dispersi kedua molekul adalah sama.
Titik
didih fluorometana yang lebih tinggi berdasarkan pada dipol permanen yang besar
yang terjadi pada molekul karena elektronegatifitas fluor yang tinggi.Akan
tetapi, walaupun memberikan polaritas permanen yang besar pada molekul, titik
didih hanya meningkat kira-kira 10°.
°.
°.
Berikut
ini contoh yang lain yang menunjukkan dominannya gaya dispersi. Triklorometan,
CHCl3, merupakan molekul dengan gaya dispersi yang tinggi karena
elektronegatifitas tiga klor. Hal itu menyebabkan dayatarik dipol-dipol lebih
kuat antara satu molekul dengan tetangganya.
Dilain
pihak, tetraklorometan, CCl4, adalah non polar.Bagian luar molekul
tidak seragam - in pada semua arah. CCl4 hanya bergantung pada
gaya disperse
Tidak ada komentar:
Posting Komentar