Google ads

Rabu, 15 Januari 2014

KANKER

BAB I
PENDAHULUAN

Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang  berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada  sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid), dan kerusakannya ini terakumulasi dari  waktu ke waktu. Sel-sel ini merusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang  berfungsi untuk melindungi dari pertumbuhan dan penyebaran sel - sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi tumor didasarkan pada jaringannya, sifat pertumbuhan, dan invasi atau penyebaran ke jaringan lain. Pertumbuhan  neoplasma ganas biasanya merusak jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke  organ lainnya, proses ini dikenal sebagai metastasis (Grant 2008).
Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh perkembangan  populasi sel yang lolos pada pertumbuhan regulasi normal, replikasi, dan  diferensiasi dan yang menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker berkembang ketika clone dari sel abnormal dapat keluar dari regulasi. Kanker dihasilkan dari fungsi sel yang abnormal dan kelainan ini hasil dari mutasi dalam struktur nukleotida DNA yang paling sering diperoleh selama hidup (mutasi somatik) (Wiseman 2007).
Kanker merupakan masalah kesehatan dari banyak negara di dunia dan termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah korban yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang efektif untuk pengobatannya.
Penyakit kanker dapat didefinisikan berdasarkan empat karakteristik, yang dapat menjelaskan bagaimana sel kanker belaku berbeda dengan sel normal.
1.      Klonalitas : Kanker berasal dari perubahan genetik yang terjadi pada sebuah sel, yang kemudian berploriferasi membentuk sel ganas.
2.      Autonomi : Pertumbuhan tidak teratur dengan benar oleh pengaruh biokimia dan fisik normal dalam lingkungan.
3.      Anaplasia : Tidak terdapat diferensiasi sel yang normal dan terkoordinasi
4.      Metastasis : Sel kanker memiliki kemampuan tumbuh secara tidak kontinyu dan menyebar ke bagian tubuh lain.


BAB II
ISI

2.1       Pembagian Jenis Antikanker
Adapun golongan obat antikanker yaitu :
a)      Zat pengalkilasi
Zat pengalkilasi adalah zat antikanker pertama yang dikembangkan. Khasiat obat berdasarkan gugus alkilnya yg sangat reaktif dan menyebabkan cross-linking (saling mengikat) antara rantai DNA di dalam inti sel, sehingga penggandaan sel terganggu dan pembelahan sel dirintangi (spesifik fase S).  Berkhasiat kuat terhadap sel-sel yang sedang membelah. Efek samping yang biasa terjadi antara lain sumsum tulang, mukosa lambung-usus, sel sel kelamin (sterilitas pria) dan janin muda (abortus). Selain itu zat pengaklilasi ini bersifat karsinogen dan dapat menyebabkan leukemia (non lymphocytic) akut.
Contoh obatnya adalah Klormetin dan turunannya, Klorambusil, Melfelan, Siklofosfamida dan Ifofosfamida dimana di dalam tubuh akan diubah menjadi senyawa etilenimin,  membentuk ion karbonium dengan muatan positif yang mengalkilasi DNA
b)      Antimetabolit
Antimetabolit adalah zat spesifik siklus sel yang mencegah sintesis nukleotida atau menghambat enzim dg menyerupai nukleotida.
Berdasarkan mekanisme kerjanya (spesifik fase S), dapat dibagi dalam 3 kelompok ;
a)      antagonis asam folat; metotreksat
b)      antagonis pirimidin; 5-fluorourasil, sitarabin, gemcitabin, capecitabin.
c)      antagonis purin; 6-merkaptopurin, 6-tioguanin,
Mekanisme kerja obat antimetabolit :
Obat ini mengganggu sintesa DNA dengan jalan antagonis saingan. Obat menduduki tempat metobolit (yang penting untuk fisiologi sel; asam folat, purin dan pirimidin) tersebut dalam sistem enzim tanpa mengambil alih fungsinya, sehingga sintesa DNA gagal dan perbanyakan sel terganggu. Obatnya sendiri tidak bersifat sitotoksis. Merupakan pro-drug dan diubah dulu menjadi metabolit aktif di hati.
Antimetabolit ini dibagi 3 golongan :
a)      Antagonis asam folat  : metotreksat
b)      Antagonis pirimidin    : 5-fluorourasil, sitarabin, gemcitabin, capecitabin
c)      Antagonis purin           : 6-merkaptopurin, 6-tioguanin
c)      Antimitotika
Zat ini menghindari pembelahan sel pada metafase (tingkat kedua dari mitosis) dengan jalan merintangi pembelahan inti dengan jalan mencegah masuknya belahan kromosom ke dalam anak inti.
            Adapun obat golongan ini antara lain Vinblastin, Vinkristin, Vindesin, Podofilin, Etoposida, Paclitaxel-Taxol, Docetaxel
d)     Antibiotika
Beberapa antibiotika yang berasal dari jenis jamur Streptomyces juga berkhasiat sitostatis, disamping kerja antibakterinya. Adapun mekanisme kerjanya dengan mengikat DNA secara kompleks, sehingga sintesanya terhenti. Obat yang termasuk antibiotika adalah doksorubisin, daunorubisin dan derivat sintetisnya; epirubisin, idarubisin, mitoxantron, bleomisin, (d)-actinomisin dan mitomisin (alkilasi).
e)      Imunomodulansia
Zat – zat ini dinamakan juga dgn Biological Response Modifiers (BRM). Imunomodulansia dapat mempengaruhi secara positif reaksi biologis tubuh terhadap
tumor. Fungsi imun dapat distimulir dg baik (imunostimulator) maupun ditekan (imunosupresor). Imunostimulansia digunakan karena sistem imun pada umumnya sudah sangat diperlemah oleh kanker itu sendiri, ditambah lagi dengan penanganan dengan sitostatika, radiasi atau pembedahan, maka secara tidak langsung, imunostimulator berkhasiat mereaktivasi sistem imun rendah itu dengan cara meningkatkan respon imun.
a)      Imunostimulansia : sitokin atau limfokin, (Interferon, Interleukin, Tumor Necrosis Factor)
b)      Imunosupresiva : Siklosporin, MTX, Merkaptopurin, Azatioprin, Siklosporin, Talidomida, dan Sulfasalazin
f)       Hormon dan Antihormon
Pertumbuhan dari sejumlah tumor, ada yang bersifat estrogen / androgen dependent, sebagian bergantung dari hormon kelamin. Misalnya kanker buah dada dan prostat, masing-masing memiliki reseptor estrogen / progesteron dan testosteron. Proses pertumbuhan ini dapat dihambat dengan pemberian hormon yang berlawanan ataupun dengan pengeluaran kelenjar yang memproduksi hormon bersangkutan.
Antihormon kelamin adalah yang menghambat hormon di jaringan tujuan dan dengan demikian  melawan kerjanya. Yang digunakan adalh zat anti-estrogen dan zat anti-androgen. Anti-estrogen (estrogen antagonis) seperti tamoksifen (Nolvadex) bekerja dgn jalan menempati resptor estrogen pada tumor payudara yang bersifat estrogen-dependent. Antihormon ini khusus digunakan pd kanker mamma yang tersebar pada wanita post-menopouse. Antiandrogen yg banyak digunakan Siproteron (androcur),  Flutamida (fugerel), dan Nilutamida (anandron). Adapun mekanisme anti-androgen atas dasar blokade dari pengikatan DHT (= dihidrotestoteron aktif) pada reseptornya dalam sel-sel prostat sehingga DHT tidak dapat berfungsi.
g)      Obat lainnya
Sitostatika lainnya yang digunakan untuk terapi kanker adalah enzim antara lain :
a)      Asparigenase (leunase, paronal)
Enzim ini diperoleh dari pembiakan bakteri E. coli. Mekanisme kerjanya dengan menghidrolisa levo-asparagin menjadi aspartat (aspartic acid) dan amoniak. Dengan demikian sel- sel tumor tidak mendapatkan lagi asam amino asparagin yang esensial bagi sintesa proteinnya, sehingga terhenti perkembangannya. Efektif untuk mengobati lekemia limfoma akut pada anak-anak, bila obat-obatan yang lain tidak efektif lagi. Biasanya dikombinasi dengan MTX atau sitarabin, yang memperkuat khasiatnya bila diberikan 7-14 hari setelah asparigenase.
b)      Cisplatin; Platamine RTU, Platinol
Mekanisme kerjanya dengan penghambatan sintesis DNA dan RNA, mirip zat alkilasi, rantai DNA saling disambungkan dengan jembatan platina (crosslinking). Efektif untuk kanker testis dan ovarium yang sudah menyebar, biasanya dikombinasi dengan bleomisin dan vinblastin / etoposida.
c)      Hidroksikarbamida; hidroksiurea, hydrea
Merupakan derivat urea yang bekerja sebagai antitumor dengan jalan merusak reduktase yang penting bagi sintesa DNA. Biasanya digunakan pada leukemia kronis.
d)     Prokarbazin; Natulan
Merupakan derivat metilhidrazin yang berkhasiat sitostatis dengan mekanisme kerja zat alkilasi. Obat golongan ini khusus digunakan pada limfoma Hodgkin bersama klormetin, vinkristin dan prednison. Merupakan perintang enzim MAO lemah, maka tak dapat dikombinasi antidepresiva trisiklis, tidak juga dengan alkohol.
e)      Topotecan; Hycamtin
Merupakan zat semi sintetis turunan camptothecine, suatu alkaloida pentasiklis yg dihasilkan dari kayu tanaman Camptotheca acuminata (China) dan Nothapodytes foetida (India). Mekanisme kerjanya dengan menghambat topoisomerase-1 (enzim yang terlibat pada perbanyakan sel dan replikasi DNA), yg berefek musnahnya sel-sel yang sedang tumbuh. Untuk sementara, obat ini hanya digunakan untuk kanker ovarium
f)       Senyawa bifosfonat
Senyawa bifosfonat merupakan turunan dari pirofosfat alamiah (H4P2O7) yang berkhasiat menghambat perombakan tulang oleh osteoclast. Obat ini mempunyai affinitas besar untuk kalsium fosfat dan mengikat pada kristalnya di dalam tulang untuk kemudian secara berangsur dieksresi dari jaringan tulang. Gejala mestatase kanker tulang berupa; nyeri tulang, imobilisasi, fraktur, hiperkalsemia dan kelumpuhan akibat  terjepitnya saraf-saraf oleh sumsum tulang. Derivat senyawa bifosfonat yang banyak digunakan; etidronat, pamidronat, alendronat
g)      Obat alternatif     
Obat lain yang biasa digunakan adalah antioksidan dan senyawa flavon. Pada semua metabolisme tubuh, terutama reaksi dengan oksigen, terbentuk molekul-molekul dengan kehilangan elektron di kulit luarnya, zat ini dinamakan; radikal bebas (free radikal), bersifat sangat reaktif dan cendrung menyerang molekul-molekul yang dapat menyerahkan elektron padanya. Antioksidan alamiah (mudah teroksidasi) dimiliki oleh tubuh untuk terlindung dari free radical (dinetralkan); vitamin A, C an E, serta enzim-enzim alamiah ; glutathionperoxydase (GPx), super-oxide dismutase (SOD) dan katalase.- Bila karena suatu sebab tubuh kehilangan antioksidan alami maka membran sel dan/ inti sel dapat dirusak oleh free radical, akibatnya proses menua jaringan dipercepat serta terjadi cacat pada DNA. Bila tidak direparasi atau dimusnahkan oleh sistem imun, sel dapat memperbanyak diri menjadi sel – sel ganas.


Adapun cara penanganan kanker:
a)      Pembedahan
Dilakukan pada tumor tunggal yang belum menyebar. Misalnya kanker kulit, mamma. Resikonya adalah penyebaran sel-sel tumor ke jaringan dan pembuluh sekitarnya akibat pemotongan. Untuk menghindari hal ini dapat dilakukan radiasi sebelum pembedahan (preoperatif) untuk merusak sel-sel kanker dan memperlunak keganasannya. Pascaoperatif dapat dilakukan radiasi atau kemoterapi guna mambasmi sisa-sisa sel tumor yang mungkin masih tertinggal.
b)      Penyinaran (Radiasi)
Radiasi dengan sinar radioaktif, membakar dan memusnahkan sel-sel tumor, bisa bersifat kuratif (pada kanker kulit, vagina, prostat) dan paliatif (mengurangi rasa sakit). Radioterapi dengan foton (konvensional), tidak optimal lagi karena dosis penyinaran untuk membunuh sel tumor, terlalu merusak sel sehat dan jaringan di sekitarnya. Perkembangan terbaru adalah menggunakan menggunakan partikel proton dan ion untuk penyinaran, dimana distribusi penyinaran dapat diatur lebih cermat, sehingga kerusakan sel dan jaringan sehat disekitarnya, dapat dikurangi.
c)      Kemoterapi
yaitu pemakaian sitostatika. Biasanya sering dikombinasi dengan radioterapi, dengan tujuan :
·           kuratif untuk penyembuhan penyakit pada tumor-tumor yang sangat peka terhadap sitostatika. Kombiterapi (3 onkolitika) merupakan pilihan yang disukai karena dapat meningkatkan efek dan memperlambat terjadinya resistensi. Jenis tumor yang bisa disembuhkan antara lain leukemia, limfoma non-Hodgkin, kanker testis, retina dan ginjal pada anak.
·         Paliatif untuk mengurangi keluhan dan gejala.
d)     Imunoterapi
Imunoterapi adalah pengobatan gangguan maligne dengan zat-zat :
·         stimulator sistem imun, antara lain: interferon, interleukine-2. Zat ini dapat menstimulis NKc (natural killer cell) dan meningkatkan ekspresi antigen-antigen tertentu pada permukaan sel tumor.
·         Vaksin. Contohnya : vaksin HPV

e)      Hipertemi
Merupakan additional terapi untuk memperkuat efek radiasi. Kalor dari 43-44oC bekerja mematikan langsung sel-sel tumor. Karena pemanasan yang lama dan secara teknis sulit sekali, maka terapi ini khusus digunakan pada tumor di permukaan (kulit, mamma).

2.2     Kombinasi Antikanker
Adapun tujuan kombinasi antikanker adalah :
a)      Meningkatkan broad spectrum
b)      Menurunkan resistensi
c)      Efek sinergistik
d)     Menurunkan efek samping
Ada berbagai kombinasi yang dikenal antara lain :
ABVD   :    Doxorubicin ( adriamycin ), bleomycin, vinblastin, dacarbazine.
CHOP   :    Cyclophospamide, doxorubicin ( hydroxydaunorubicin ), vincristin (oncovin ), prednisone.
CMF      :   Cyclophospamide, methotrexate, fluorouracil.
COP      :    Cyclophosphamide, Vincristine ( oncovin ), prednisone.
FAC      :    Fluorouracil, doxorubicin ( adriamycin ), cyclophosphamide.
FEC       :    Fluorouracil, epirubicin, cyclophosphamide.IFL : Irinotecan, Fluorouracil, leucovorin.
MP         :    Melphalan, prednison.
MOPP   :    Mechlorethamine, vincristine ( oncovin ), procarbazine, prednisone.PCV : Procarbazine, lomustine, vincristine.
Adapun persyaratan kombinasi obat antikanker :
a)      Obat-obat aktif kalau dipakai tunggal.
b)      Obat-obat mempunyai mekanisme kerja yang berbeda.
c)      Obat-obat punya efek toksik yang berbeda.
d)     Tak ada “ cross-resistance “ antara obat-obat yang dipakai.

2.3     Kerugian Pemakaian Antikanker Secara Sembarangan
·           Terhadap sumsum tulang: leukopeni , anemi, trombositopenia.
·           Terhadap saluran cerna: mual, muntah, stomatitis, gastritis, diare,ileus.
·           Terhadap kardiovaskuler: kardiomiopati, hipertensi, dekompensasio cordis
·           Terhadap paru : fibrosis
·           Terhadap hepar : fibrosis.
·           Terhadap ginjal  : nekrosis tubulus
·           Terhadap kulit: hiperpigmentasi, alopesia.
·           Terhadap syaraf: parestesi, neuropati, , tuli.
·           Terhadap pankreas : pankreatitis.
·           Terhadap uterus : perdarahan.
·           Terhadap kandung kemih: sistitis.
Sehingga pada pasien yang diberikan kemoterapi perlu dilakukan monitoring ketat fungsi hati , fungsi ginjal, sumsum tulang, EKG, dan efek lokal.

2.4       CARA MENILAI SUATU ANTI KANKER BARU


BAB III
PENUTUP

kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya

Tidak ada komentar:

Google Ads