I.
BAHAN AKTIF
Beberapa kategori bahan aktif yang dibuat
sediaan effervescent:
1. Zat aktif yang sulit
dicerna atau rusak di lambung
Sebagai contoh adalah Ca2CO3. Dalam bentuk
tablet
biasa
atau
serbuk,
kalsium karbonat larut
dalam asam lambung dan dapat diabsorpsi ke sistem sirkulasi. Akan tetapi dalam GI senyawa ini melepaskan gas CO2 yang mengganggu.
Pada pasien usia lanjut di mana tingkat keasaman dalam GI berkurang, kalsium karbonat kemungkinan melewati
GI tanpa terdisolusi dan dapat
menyebabkan
konstipasi. Formulasi kalsium karbonat
dalam
sediaan effervescent memberikan
keuntungan: dalam bentuk terlarut sempurna sebelum digunakan
sehingga
siap untuk diabsorpsi,
tidak menimbulkan
gas CO2 dalam lambung, juga resiko terjadinya
konstipasi.
2. Zat aktif yang sensitif pH
Misalnya asam-asam
amino dan antibiotik. Dalam pH
lambung
senyawa
tersebut
dapat terdenaturasi, kehilangan
aktivitas biologi,
atau menyebabkan bentuk tidak
aktif. Komponen tablet effervescent dapat
bertindak sebagai buffer sehingga pH GI meningkat. Efek pendaparan GI melalui karbonasi
ini akan
menginduksi
pengosongan
lambung lebih cepat
(normalnya 20 min), sehingga
absorpsi zat aktif
menjadi
maksimum.
3. Zat aktif yang memerlukan
dosis
besar
Umumnya ukuran tablet effervescent lebih besar dibandingkan tablet konvensional, yaitu Ø = 1 inchi dengan
bobot tablet ~ 5
gram.
4. Zat aktif yang sensitif terhadap
cahaya, lembab, dan oksigen
Misalnya vitamin-vitamin. Tablet effervescent mensyaratkan lembab < 0.5%.
Untuk menghindari
kontak dengan atmosfer, tablet effervescent dikemas
dalam aluminium
II.
BAHAN PEMBANTU (Sumber:
Lachman Tablet hal. 286-287)
Karakteristik komponen tablet Effervescent:
1. Dalam banyak
hal prinsip
yang digunakan dalam memproduksi tablet effervescent sama dengan yang digunakan
untuk tablet
konvensional. Banyak
dari
proses
dan alat proses yang sama. Demikian
juga sifat umum granul
yang diperlukan
untuk memdapatkan
tablet
yang sesuai persyaratan seperti:
a. Ukuran
partikel
b. Bentuk partikel
c. Keseragaman distribusi
d. Aliran bebas
granul
2. Parameter penting pemilihan
bahan pembantu adalah KANDUNGAN
AIR. Komponen asam dan basa mengalami reaksi
secara
spontan
saat
dicampur dengan
air. Reaksi
ini juga
dapat
berlangsung dengan adanya sejumlah
kecil air. Saat sudah terjadi
reaksi,
reaksi
akan
berjalan semakin cepat karena produk sampingan reaksi ini adalah
air.
Untuk alasan
ini, maka bahan
pembantu yang dipilih sebaiknya
berada dalam bentuk ANHIDRAT, dengan sedikit atau tanpa lembab
yang diadsorpsi,
atau dengan molekul air yang terikat pada bentuk HIDRAT yang STABIL karena air
dibutuhkan sedikit untuk kebutuhan mengikat granul
karena granul yang terlampau kering tidak dapat
dikempa .
Contoh:
CH2COOH CH2COONa
CH2COOH + 3NaHCO3 → CHCOONa + 3 CO2 + 3H2O
CH2COOH CH2COONa
3. KELARUTAN merupakan
sifat
bahan
baku
yang penting dalam tablet effervecsent.
Jika komponen tablet tidak larut,
reaksi effervescent tidak akan
terjadi dan tablet tidak akan
terdisintegrasi
secara cepat. Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan karena zat
yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi
tablet dan menghasilkan residu yang tidak disukai
setelah tablet terdisintegrasi.
A. Sumber
Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan
pada tablet effervescent dapat digolongkan menjadi;
a. Asam Makanan, antara lain
:
1. Asam Sitrat: BM = 210,14 (C6H8O7.H2O)
Merupakan asam yang paling sering digunakan karena harganya yang murah. Asam sitrat sangat larut, sangat higroskopis kekuatan asamnya tinggi
(tripotik), dan dalam bentuk granul yang dapat mengalir dengan bebas
(Lachman Tablet h.287). Asam
ini sangat mudah larut dalam air dan tersedia dalam bentuk
hablur
bening, tidak berwarna/serbuk granular berwarna
putih,
tidak berbau, mempunyai rasa sangat asam, bersifat sangat higroskopis (FI IV, 1995). Asam ini mempunyai rasa asam buah. (Bahan
Kuliah Tablet)
2. Asam Tartrat: BM = 150,09 (C4H6O6)
Asam ini mempunyai
kelarutan yang lebih besar dari
asam sitrat. Asam tartrat juga
banyak
digunakan dalam formulasi tablet
effervescent.
Asam ini
LEBIH LARUT dalam
air dan LEBIH HIGROSKOPIS apabila dibandingkan dengan asam sitrat. Kekuatan asamnya
sama
dengan asam sitrat,
tetapi
jumlah
asam yang digunakan lebih banyak
karena asam
tartrat bersifat diprotik sedangkan asam sitrat bersifat
triprotik. Asam tartrat tersedia dalam bentuk hablur
tidak berwarna/
bening, atau serbuk hablur halus sampai granular berwarna putih, tidak berbau,
mempunyai
rasa asam, dan stabil
di udara (Lachman tablet h.287; FI IV, 1995).
Biasanya digunakan kombinasi
asam sitrat
dan asam tartrat karena asam tartrat
saja
akan menyebabkan
granul gampang remuk dan asam sitrat
saja akan
menyebabkan
campuran lengket dan susah digranul (U.S.
Patent 6,497,900).
3. Asam Malat
Asam ini bersifat higroskopis dan mudah
larut. Asam malat mempunyai kekuatan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
asam sitrat dan asam tartrat. (Lachman Tablet h.287)
4. Asam Fumarat
Mempunyai kekuatan yang
sebanding dengan asam sitrat, namun kelarutannya rendah dalam air dan bersifat
non higroskopis. (Lachman Tablet h.288)
5. Asam Adipat & Asam Suksinat
Kedua asam tersebut
bersifat non higroskopis, mempunyai kelarutan yang jauh lebih rendah dari asam
sitrat, kurang tersedia dan kurang ekonomis. (Lachman Tablet h.288)
b. Asam anhidrat
Jika asam anhidrat
dilarutkan dalam air
maka
akan
terjadi hidrolisis
yang membebaskan
bentuk
asamnya dan dapat
bereaksi
dengan
sumber
karbondioksida. Tidak
bisa
digunakan air karena asam anhidrat dapat
bereaksi sebelum digunakan. Contohnya adalah suksinat anhidrat (Lachman Tablet h.288) dan asam sitrat
anhidrat (Bahan Kuliah Tablet).
c. Garam Asam
- Natrium dihidrogen fosfat (Monosodium fosfat)
Tersedia
dalam bentuk granular dan serbuk anhidrat; mudah larut dalam air; menghasilkan
larutan asam dengan pH sekitar 4,5; mudah bereaksi dengan karbonat atau
bikarbonat.
- Dinatrium dihidrogen pirofosfat
Mudah diperoleh dan larut dalam air
- Garam asam sitrat
(natrium dihidrogen sitrat dan dinatrium hidrogen sitrat)
- Natrium
asam sulfit (Sodium bisulfit) yang sering digunakan untuk effervescent
pembersih toilet
Merupakan senyawa pereduksi kuat; tidak
kompatibel dengan senyawa pengoksidasi.
(Lachman Tablet h.288)
B. Sumber
Karbondioksida
Sumber basa yang biasa digunakan
sebagai
basis effervescent adalah natrium
bikarbonat, natrium karbonat.
Natrium bikarbonat lebih
dipilih untuk digunakan dalam formula karena
lebih
stabil daripada natrium karbonat.
a. Natrium bikarbonat:
BM = 84,01
Natrium bikarbonat adalah sumber CO2 utama dalam sistem effervescent. Tidak bersifat
higroskopis, larut
dalam
air, harganya murah, mempunyai pH 8,3 dalam larutan
0,85%, berbentuk serbuk hablur putih yang stabil
di udara kering tetapi di udara lembab
secara perlahan-lahan terurai. Natrium
bikarbonat
bisa menghasilkan kira-kira
52% CO2. Penggunaan
secara luas
untuk
membuat antasid, baik sebagai
komponen tunggal atau sebagai bagian dari
komposisi antasid (FI IV,
1995, Lachman
tablet
h.289).
b. Natrium karbonat:
BM = 286,1 (Na2CO3.10H2O)
Memiliki pH
11,5
dalam
larutan air konsentrasi 1%.
Natrium
karbonat
mempunyai efek stabilisasi karena kemampuannya untuk mengabsorbsi
lembab,
mencegah
reaksi awal. Untuk alasan ini lebih dipilih
natrium karbonat bentuk anhidrat (Lachman tablet h.289). Sebagai
stabilizer karena dapat mengabsorpsi lembab dan kurang higroskopis juga dapat
menurunkan laju reaksi effervescent. (Bahan
Kuliah Tablet)
c. Kalium bikarbonat
atau kalium karbonat
Digunakan terutama
apabila ion natrium tidak diinginkan atau perlu untuk dibatasi, contoh produk antasid dimana dosisnya bergantung pada jumlah
natrium
yang disarankan
untuk pencernaan. Lebih
larut dan lebih mahal daripada bentuk natriumnya
(Lachman tablet h.289).
Secara umum,
jumlah granul
effervescent lebih disukai antara 5 –
40 % dari
total berat tablet (U.S. Patent 6,649,186).
C. Bahan Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada tablet effervescent antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya digunakan sedikit
saja, karena dalam formula tablet
effervescent sudah banyak mengandung karbonat dan
asam.
a. Pengikat dan zat penggranul
Konsentrasi 0,004 – 1,5 % dari berat total
tablet (U.S. Patent 6,649,186).
Untuk pembuatan tablet effervescent dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin,
amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan rendah dan kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet effervescent. Pengikat kering seperti laktosa, dekstrosa, dan manitol dapat digunakan tetapi tidak efektif pada
konsentrasi
rendah yang diijinkan dalam formulasi tablet
effervescent, juga karena dapat menghambat
disintegrasi.Pengikat efektif untuk tablet effervescent adalah PVP. PVP ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan kering kemudian masa dibasahi
oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol
atau hidroalkohol. Alkohol tidak
bersifat
pengikat tapi ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP. Air berguna sebagai pelarut
untuk
pengikat kering
dan sebagai
pengikat sendiri. Sejumlah kecil
air ditambahkan
secara hati-hati dan dikontrol untuk mencegah disolusi awal. Air sangat efektif
sebagai
pengikat
karena adanya
disolusi sebagian dari bahan-bahan pembantu
diikuti dengan
kristalisasi
karena
pengeringan
(Lachman tablet h.291). Isopropanol tidak direkomendasikan sebagai cairan penggranulasi. (Bahan Kuliah Tablet)
b. Pengisi
Biasanya hanya dibutuhkan
sedikit pengisi karena komposisi zat yang menghasilkan effervescent sudah cukup besar. Natrium bikarbonat merupakan pengisi yang baik, menyediakan
ekstra effervescent dan efek pH larutan tidak begitu berarti. Pengisi lain adalah natrium klorida, natrium sulfat. Kedua
zat ini relatif padat dan mungkin
berguna untuk menghasilkan kompaksi tablet yang lebih padat (Lachman tablet h.291). Pengisi ditambahkan untuk menggenapkan bobot dan
meningkatkan stabilita sediaan terhadap lembab. Contoh pengisi antara lain
adalah laktosa, sukrosa, dan manitol. (Bahan
Kuliah Tablet)
c. Lubrikan
Konsentrasi 0,25 – 1 % dari berat total tablet (U.S. Patent
6,649,186).
Lubrikan dapat dibagi dua, yaitu:
-
Lubrikan Intrinsik
Lubrikan yang umum digunakan:
◘ Garam
stearat (Mg, Ca, Zn), efektif bila digunakan dengan konsentrasi ≤ 1% karena
tidak larut air, dapat mengganggu disintegrasi tablet, dan menghasilkan larutan
yang keruh.
◘ Talk
dan serbuk politetrafluoroetilen → tidak
larut air, namun disintegrasi tablet lebih cepat.
◘
Serbuk natrium benzoat dan PEG 8000 mikronisasi
merupakan
lubrikan larut air yang efektif.
◘ Natrium
stearat dan natrium oleat → larut dalam konsentrasi rendah; kombinasi keduanya
akan lebih efektif
◘ Lainnya:
Surfaktan dapat juga digunakan untuk
menghasilkan larutan bening
juga berguna sebagai lubrikan. Natrium lauril
sulfat
akan
menyediakan
efek lubrikasi tetapi dapat menghambat disintegrasi
jika
konsentrasinya
terlalu
besar. Magnesium
lauril
sulfat hanya sedikit
mempengaruhi waktu
disintegrasi
-
Lubrikan Ekstrinsik
Bertujuan untuk lubrikasi permukaan
alat/mesin tablet. Contohnya adalah spray malam/wax yang telah dilelehkan.(Lachman tablet h.293).
d. Komponen Tambahan Lain (Lachman tablet h.294)
-
Flavour
-
Pewarna
-
Pemanis
I.
PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT
Pembuatan tablet effervescent memerlukan
kondisi dan metode
khusus dalam pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat bahan asam dan bahan basa, di mana dengan adanya air
kedua bahan ini akan bereaksi dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebelum
tablet
digunakan tidak
boleh ada air sedikitpun yang kontak dengan tablet. Selain itu suhu yang tinggi
juga mempercepat kerusakan tablet sehingga suhu ruangan
juga harus rendah. Syarat kelembaban relatif
ruangan untuk pembuatan tablet effervescent
adalah ≤ 25 % dan
suhu
ruangan
harus
kurang
dari 25 ˚C (Lachman tablet h.294).
Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode
fluidisasi. Metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan
suatu alat semprot
khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan
pengikat dan saluran
udara pemanas.
A. Granulasi Basah
Umumnya sama
dengan
tablet konvensional
Prosesnya:
1. Cara Pemanasan
Melibatkan pembebasan air dari
bahan dalam bentuk hidrat
pada suhu
yang rendah
untuk membentuk masa. Bahan yang sering digunakan adalah asam sitrat hidrat. Proses
ini sangat sulit
untuk dikontrol. Jarang digunakan
(Lachman
tablet
h.295).
2. Granulasi dengan
Cairan Reaktif
Bahan penggranulasi
yang efektif adalah air. Proses berdasarkan penambahan sedikit
air (0,1- 0,5%)
yang disemprotkan
pada campuran yang dipilih
(harus yang dapat membebaskan air
yang diadsorbsi ke sisa
dari komponen yang lain
daripada mengadsorbsi
dan mengikatnya secara internal).
Granul yang masih lembab
ditransfer
ke mesin tablet
kemudian dikempa lalu tablet
masuk ke dalam oven terjadi proses pengeringan untuk menghilangkan
air atau mengikatnya secara
internal
sebagai air kristal sehingga tablet menjadi
stabil. Kerugiannya tidak dapat
digunakan untuk bahan yang rentan terhadap
lembab/panas (Lachman tablet h.296).
3. Granulasi dengan
Cairan Non Reaktif
Cairan yang digunakan adalah etanol
atau
isopropanol.
Cairan ditambahkan perlahan-lahan
ke dalam campuran
pada mesin pencampur. Pengikat
dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan kemudian masa dibasahi. PVP dapat
dilarutkan dalam cairan penggranulasi sebelum penambahan ke dalam masa. Cara ini lebih efektif dan efek negatifnya
lebih sedikit daripada PVP ditambahkan sebagai
pengikat kering.
Setelah masa dibasahi semua, masa granul dimasukkan ke dalam oven lalu
dikeringkan. Kemudian
ukuran
partikel dikurangi
lagi
baru
dicetak (Lachman tablet h.295-296).
B. Granulasi Kering
Dilakukan dengan dua cara:
1. Cara Slugging
Dibuat bongkah-bongkah tablet ukuran besar
menggunakan mesin tablet kemudian tablet dihaluskan menjadi ukuran granul yang dikehendaki
2. Cara Kompaktor
Menggunakan mesin khusus rol
kompaktor yang mengempa serbuk premix menjadi
bentuk pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin granul.
. Prosedur Pembuatan
Metode Granulasi
Kering
1. Zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan dalam tempat yang terpisah.
2. Dicampur menjadi satu kemudian dicampur hingga homogen.
3. Massa
serbuk dislugging, kemudian dihancurkan hingga
derajat
kehalusan tertentu.
4. Diayak dengan pengayak nomor 16
mesh.
5. Dilakukan uji aliran granul yang diperoleh. Aliran yag diperoleh harus sebesar 10 gr/detik..
Jika tidak diperoleh aliran sebesar itu, harus dilakukan
slugging kembali hingga diperoleh aliran yang dikehendaki.
6. Setelah granul memiliki aliran 10 gr/detik, pada
granul ditambahkan lubrikan. Granul siap dikempa menjadi tablet dengan bobot 1,5 gr.
. Evaluasi Granul
Tujuan
Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk
dikempa.
Prosedur
i) Kandungan Air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a. Penentuan
dilakukan
dengan
menggunakan 5 gr granul yang diratakan pada piring logam, kemudian dimasukkan dalam
alat penentuan kadar air (Moisture Ballance).
b. Atur panas yang digunakan (70 °C) lalu diamkan
beberapa
waktu sampai
diperoleh angka yang tetap (dalam bentuk %). Piring logam
dipanaskan
hingga bobot tetap sebelum digunakan.
ii) Kecepatan Aliran (Menggunakan Flow Tester)
a. Sejumlah tertentu
granul dimasukkan kedalam alat penentuan
(corong) penguji aliran.
b. Alat dijalankan
dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk melewati corong.
c. Hasil dinyatakan
dalam satuan gr/det. Kecepatan aliran
yang ideal adalah
10 gr/det
iii) Kadar
Pemampatan
a. Masukkan
100 gr granul dalam
gelas ukur 250 mL , Volume mula-mula
dicatat sebagai
ketukan
0 (Vo).
b. Lakukan pengetukan,
dan volume pada ketukan
ke 10, 50,
100, diukur.
c. Timbang bobot granul yang digunakan
untuk
pengujian ini.
d. Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini:
Kp = [(Vo-Vt)/Vo] x 100 %
Kp = kadar
pemampatan ; Vo = volume granul sebelum
pemampatan ;
Vt = volume granul pada
t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp ≤ 20%.
iv) Bobot jenis
a. Bobot jenis
nyata
Sejumlah
gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
Catat
volumenya dan
timbang bobot granul yang digunakan
untuk
pengujian ini.
Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan berikut
ini :
P = W/V
P = bobot
jenis
nyata
W = bobot
granul
V = volume granul tanpa
pemampatan
b. Bobot jenis mampat
Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur
pada alat dengan menggunakan corong panjang. Catat volumenya (Vo).
Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 10 dan
500 kali.
Catat volumenya
(V10 dan V500).
Timbang bobot granul yang digunakan
untuk
pengujian ini.
Hitung bobot jenis mampat dengan persamaan berikut ini :
Pn = W/Vn
Pn = bobot jenis mampat
W = bobot granul
Vn = volume granul pada n ketukan
v) Indeks
kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [(Pn-P)/Pn]
x 100 %
vi) Perbandingan Haussner
Hitung dengan persamaan berikut ini :
§ Angka Haussner = BJ setelah
pemampatan/BJ nyata.
§ Penafsiran hasil
: Granul memenuhi syarat jika angka
Haussner >
1.
. Evaluasi Tablet
Tujuan
Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan
resmi (Farmakope) atau non resmi (Non Farmakope) atau tidak.
Prosedur
PARAMETER FISIK
i)
Pemeriksaan penampilan fisik: Kejernihan larutan.
ii) Keseragaman
ukuran
20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak
kurang dari 1
1/3
tebal tablet.
iii) Keseragaman bobot
Tablet tidak bersalut harus
memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan
menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot
rata-rata tablet. Jika
ditimbang satu persatu,
tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
besar
dari
harga yang ditetapkan
pada
kolom A
dan tidak
satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya
lebih
dari hanya yang ditetapkan
kolom B. (FI ed III hlm. 7).
iv) Kekerasan tablet
20 tablet diambil secara acak, kemudian diukur
kekerasannya
dengan
alat Stokes Mensato. Tekanan yang diperlukan
untuk memecahkan
tablet
terukur
pada alat dengan satuan Kg/cm2. Kekerasan yang ideal
10 kg/cm2.
v) Friabilitas
a. Bersihkan 20
tablet dari debu kemudian ditimbang (Wo).
Masukkan tablet
ke dalam
alat, kemudian jalankan
selama 4 menit dengan
kecepatan 25 rpm.
b. Setelah 4 menit,hentikan
alat,tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari
debu
dan timbang (W1).
c. Indeks
friabilitas (f)
= (Wo -W1)/Wo X 100%
vi) Friksibilitas
20 tablet diambil secara acak,
bersihkan
dari
debu,
kemudian ditimbang (Wo), kemudian dimasukkan
ke dalam
friksibilator.
Alat diputar 25 rpm selama 4 menit, kemudian tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1).
Friksibilitas =
(Wo - W1)/W1 x 100 %.
vii) Uji waktu hancur
Ini adalah parameter paling penting. Biasanya tablet dapat hancur dalam waktu
1-2 menit. Volume
dan suhu air
yang digunakan untuk uji waktu
hancur tablet effervescent
Tablet
|
Volume Air (mL)
|
Suhu (°C)
|
Antasida/analgesik
Pembersih gigi
Minuman
Pencuci mulut
Pembersih toilet
|
120 – 180
120 150
180 – 240
20 – 30
4000 - 6000
|
15 – 20
40 – 45
10 – 15
25
20 – 25
|
PARAMETER KIMIA
i) pH larutan
ii) Keseragaman kandungan
zat aktif
I.
PUSTAKA
1. Pharmaceutical
Excipients. 2nd edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. London: The Pharmaceutical
Press. Page 436-478, 123-125, 522-523,
392-399,
500-504
2. Martindale, “The Extra Pharmacopeia”
29TH Edition, Council Of The Royal Pharmaceutical Society Of Great Britain, London, The Pharmaceutical Press,
1989,
hal.
1208-1209
3. The Pharmaceutical CODEX, “Principle and Practice of Pharmaceutics”. 12nd ed. 1994. London: The Pharmaceutical Press.
4. Lieberman, H. A., L. Lachman
and J. B. Schwartz, 1989, Pharmaceutical
Dosage
Forms: Tablet, vol.1,
2nd ed., Marcel Dekker, Inc.,
New York,
285-326.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar