Google ads

Senin, 22 Februari 2016

TABLET EFFERVESCENT



I.             BAHAN AKTIF
Beberapa kategori bahan aktif yang dibuat sediaan effervescent:
1.    Zat aktif yang sulit dicerna atau rusak di lambung
Sebagai  contoh  adalah  Ca2CO3.  Dalam  bentuk  tablet  biasa  atau  serbuk,  kalsium  karbonat  larut dalam asam lambung dan dapat diabsorpsi ke sistem sirkulasi. Akan tetapi dalam GI senyawa ini melepaskan gas CO2  yang mengganggu. Pada pasien usia lanjut di mana tingkat keasaman dalam GI   berkurang,   kalsium   karbonat   kemungkinan   melewati   GI   tanpa   terdisolusi   dan   dapat menyebabkan   konstipasi. Formulasi   kalsium   karbonat   dalam   sediaan   effervescent   memberikan keuntungan: dalam bentuk terlarut sempurna sebelum digunakan sehingga siap untuk diabsorpsi, tidak menimbulkan gas CO2  dalam lambung, juga resiko terjadinya konstipasi.

2.    Zat aktif yang sensitif pH
Misalnya  asam-asam  amino  dan  antibiotik.  Dalam  pH  lambung  senyawa   tersebut  dapat terdenaturasi, kehilangan aktivitas biologi, atau menyebabkan bentuk tidak aktif. Komponen tablet effervescent dapat bertindak sebagai buffer sehingga pH GI meningkat. Efek pendaparan GI melalui karbonasi ini akan menginduksi pengosongan lambung lebih cepat (normalnya 20 min), sehingga absorpsi zat aktif menjadi maksimum.

3.    Zat aktif yang memerlukan dosis besar
Umumnya ukuran tablet effervescent lebih besar dibandingkan tablet konvensional, yaitu Ø = 1 inchi dengan bobot tablet ~ 5 gram.

4.    Zat aktif yang sensitif terhadap cahaya, lembab, dan oksigen
Misalnya vitamin-vitamin. Tablet  effervescent mensyaratkan lembab < 0.5%. Untuk menghindari kontak dengan atmosfer, tablet effervescent dikemas dalam aluminium


II.          BAHAN PEMBANTU  (Sumber: Lachman Tablet hal. 286-287)
Karakteristik komponen tablet Effervescent:
1.    Dalam banyak hal prinsip yang digunakan dalam memproduksi tablet effervescent sama dengan yang digunakan  untuk tablet  konvensional.  Banyak dari  proses  dan  alat  proses  yang sama.  Demikian juga  sifat  umum  granul  yang  diperlukan  untuk  memdapatkan  tablet  yang  sesuai  persyaratan seperti:
a.    Ukuran partikel
b.    Bentuk partikel
c.    Keseragaman distribusi
d.    Aliran bebas granul
2.     Parameter penting pemilihan bahan pembantu adalah KANDUNGAN AIR. Komponen asam dan basa   mengalami   reaksi   secara   spontan   saat   dicampur   dengan   air.   Reaksi   ini   juga   dapat berlangsung  dengan  adanya  sejumlah  kecil  air.  Saat  sudah  terjadi  reaksi,  reaksi  akan  berjalan semakin  cepat  karena  produk  sampingan  reaksi  ini  adalah  air.  Untuk  alasan  ini,  maka  bahan pembantu yang dipilih sebaiknya berada dalam bentuk ANHIDRAT, dengan sedikit  atau tanpa lembab  yang  diadsorpsi,  atau  dengan  molekul  air  yang  terikat  pada  bentuk  HIDRAT  yang STABIL  karena  air  dibutuhkan  sedikit  untuk  kebutuhan  mengikat  granul  karena  granul  yang terlampau kering tidak dapat dikempa .
Contoh:
CH2COOH                                CH2COONa
CH2COOH +  3NaHCO3            CHCOONa + 3 CO2  + 3H2O
CH2COOH                                CH2COONa


3.    KELARUTAN   merupakan   sifat   bahan   baku   yang   penting  dalam  tablet   effervecsent.  Jika komponen   tablet   tidak   larut,   reaksi   effervescent   tidak   akan   terjadi   dan   tablet   tidak   akan terdisintegrasi  secara  cepat.  Kecepatan  kelarutan  lebih  penting  dari  kelarutan  karena zat  yang terlarut  lambat  dapat  merintangi  desintegrasi  tablet  dan  menghasilkan  residu  yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.
A.   Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet effervescent dapat digolongkan menjadi;

a.   Asam Makanan, antara lain :
1.    Asam Sitrat: BM = 210,14 (C6H8O7.H2O)
Merupakan  asam  yang  paling  sering  digunakan  karena  harganya  yang  murah.  Asam  sitrat sangat larut, sangat higroskopis kekuatan asamnya tinggi (tripotik), dan dalam bentuk granul yang dapat mengalir dengan bebas (Lachman Tablet h.287). Asam ini sangat mudah larut dalam air dan tersedia  dalam  bentuk  hablur  bening,  tidak  berwarna/serbuk  granular  berwarna  putih,  tidak berbau, mempunyai rasa sangat asam, bersifat sangat higroskopis (FI IV, 1995). Asam ini mempunyai rasa asam buah. (Bahan Kuliah Tablet)

2.    Asam Tartrat: BM = 150,09 (C4H6O6)
Asam ini  mempunyai  kelarutan yang lebih besar  dari asam sitrat. Asam tartrat juga banyak digunakan  dalam  formulasi  tablet  effervescent.  Asam  ini  LEBIH  LARUT  dalam  air  dan LEBIH HIGROSKOPIS apabila dibandingkan dengan asam sitrat. Kekuatan asamnya sama dengan  asam  sitrat,  tetapi  jumlah  asam  yang  digunakan  lebih  banyak  karena  asam  tartrat bersifat diprotik sedangkan asam sitrat bersifat triprotik. Asam tartrat tersedia dalam bentuk hablur tidak berwarna/ bening, atau serbuk hablur halus sampai granular berwarna putih, tidak berbau, mempunyai rasa asam, dan stabil di udara (Lachman tablet h.287; FI IV, 1995).

Biasanya  digunakan  kombinasi  asam  sitrat  dan  asam  tartrat  karena  asam  tartrat  saja  akan menyebabkan granul gampang remuk dan asam sitrat saja akan menyebabkan campuran lengket dan susah digranul (U.S. Patent 6,497,900).
3.    Asam Malat
   Asam ini bersifat higroskopis dan mudah larut. Asam malat mempunyai kekuatan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan asam sitrat dan asam tartrat. (Lachman Tablet h.287)
4.    Asam Fumarat
Mempunyai kekuatan yang sebanding dengan asam sitrat, namun kelarutannya rendah dalam air dan bersifat non higroskopis. (Lachman Tablet h.288)
5.    Asam Adipat & Asam Suksinat
Kedua asam tersebut bersifat non higroskopis, mempunyai kelarutan yang jauh lebih rendah dari asam sitrat, kurang tersedia dan kurang ekonomis. (Lachman Tablet h.288)
 
b.   Asam anhidrat
Jika  asam  anhidrat  dilarutkan  dalam  air  maka  akan  terjadi  hidrolisis  yang  membebaskan  bentuk asamnya  dan  dapat  bereaksi  dengan  sumber  karbondioksida.  Tidak  bisa  digunakan  air  karena asam anhidrat dapat bereaksi sebelum digunakan. Contohnya adalah suksinat anhidrat (Lachman Tablet h.288) dan asam sitrat anhidrat (Bahan Kuliah Tablet).

c.    Garam Asam
-  Natrium dihidrogen fosfat (Monosodium fosfat)
Tersedia dalam bentuk granular dan serbuk anhidrat; mudah larut dalam air; menghasilkan larutan asam dengan pH sekitar 4,5; mudah bereaksi dengan karbonat atau bikarbonat.
-  Dinatrium dihidrogen pirofosfat
   Mudah diperoleh dan larut dalam air
-  Garam asam sitrat (natrium dihidrogen sitrat dan dinatrium hidrogen sitrat)
- Natrium asam sulfit (Sodium bisulfit) yang sering digunakan untuk effervescent pembersih toilet
   Merupakan senyawa pereduksi kuat; tidak kompatibel dengan senyawa pengoksidasi.
 (Lachman Tablet h.288)

B.   Sumber Karbondioksida
Sumber  basa  yang  biasa  digunakan  sebagai  basis  effervescent  adalah  natrium  bikarbonat,  natrium karbonat.  Natrium  bikarbonat  lebih  dipilih  untuk  digunakan  dalam  formula  karena  lebih  stabil daripada natrium karbonat.

a.      Natrium bikarbonat: BM = 84,01
Natrium bikarbonat adalah sumber CO2  utama dalam sistem effervescent. Tidak bersifat higroskopis, larut  dalam  air, harganya murah,  mempunyai pH 8,3 dalam  larutan  0,85%,  berbentuk  serbuk hablur  putih  yang  stabil  di  udara  kering  tetapi  di  udara  lembab  secara  perlahan-lahan  terurai. Natrium  bikarbonat  bisa  menghasilkan  kira-kira 52% CO2. Penggunaan secara luas untuk membuat antasid, baik sebagai komponen tunggal atau sebagai bagian dari komposisi antasid (FI IV, 1995, Lachman tablet h.289).

b.   Natrium karbonat: BM = 286,1 (Na2CO3.10H2O)
Memiliki pH 11,5 dalam larutan air konsentrasi 1%. Natrium karbonat mempunyai efek stabilisasi karena kemampuannya untuk  mengabsorbsi lembab, mencegah reaksi awal.  Untuk alasan ini lebih dipilih natrium karbonat bentuk anhidrat (Lachman tablet h.289). Sebagai stabilizer karena dapat mengabsorpsi lembab dan kurang higroskopis juga dapat menurunkan laju reaksi effervescent. (Bahan Kuliah Tablet)

c.    Kalium bikarbonat atau kalium karbonat
Digunakan  terutama  apabila  ion  natrium  tidak  diinginkan  atau  perlu  untuk dibatasi,  contoh produk antasid dimana dosisnya bergantung pada jumlah natrium yang   disarankan   untuk pencernaan. Lebih larut dan lebih mahal daripada bentuk natriumnya (Lachman tablet h.289).

Secara  umum,  jumlah  granul  effervescent  lebih  disukai  antara  5    40  % dari  total  berat  tablet  (U.S. Patent 6,649,186).

C.   Bahan Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada tablet effervescent antara lain seperti bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi, hanya  digunakan  sedikit  saja,  karena  dalam  formula  tablet  effervescent  sudah  banyak  mengandung karbonat dan asam.

a.   Pengikat dan zat penggranul
      Konsentrasi 0,004 1,5 % dari berat total tablet (U.S. Patent 6,649,186).
Untuk pembuatan tablet effervescent dengan metode granulasi penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat digunakan karena kelarutan rendah dan kandungan residu air tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet effervescent. Pengikat kering seperti laktosa, dekstrosa, dan manitol dapat digunakan tetapi tidak efektif pada konsentrasi rendah yang diijinkan dalam  formulasi  tablet  effervescent,  juga  karena  dapat  menghambat  disintegrasi.Pengikat  efektif untuk  tablet  effervescent  adalah  PVP. PVP ditambahkan  pada  serbuk  yang  digranulasi  dalam keadaan kering kemudian masa dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol, etanol atau hidroalkohol. Alkohol  tidak bersifat  pengikat  tapi  ditambahkan sebagai  zat  penggranulasi  untuk pelarut  PVP.  Air  berguna  sebagai  pelarut  untuk  pengikat  kering  dan  sebagai  pengikat  sendiri. Sejumlah kecil air ditambahkan secara hati-hati dan dikontrol untuk mencegah disolusi awal. Air sangat  efektif  sebagai  pengikat  karena  adanya  disolusi  sebagian  dari  bahan-bahan  pembantu diikuti dengan kristalisasi karena pengeringan (Lachman tablet h.291). Isopropanol tidak direkomendasikan sebagai cairan penggranulasi. (Bahan Kuliah Tablet)



 
b.   Pengisi
Biasanya  hanya  dibutuhkan  sedikit  pengisi  karena  komposisi  zat  yang  menghasilkan  effervescent sudah  cukup  besar.  Natrium  bikarbonat  merupakan  pengisi  yang  baik,  menyediakan  ekstra effervescent dan efek pH larutan tidak begitu berarti. Pengisi lain adalah natrium klorida, natrium sulfat. Kedua zat ini relatif padat dan mungkin berguna untuk menghasilkan kompaksi tablet yang lebih padat (Lachman tablet h.291). Pengisi ditambahkan untuk menggenapkan bobot dan meningkatkan stabilita sediaan terhadap lembab. Contoh pengisi antara lain adalah laktosa, sukrosa, dan manitol. (Bahan Kuliah Tablet)

c.    Lubrikan
Konsentrasi 0,25 1 % dari berat total tablet (U.S. Patent 6,649,186).
Lubrikan dapat dibagi dua, yaitu:
-          Lubrikan Intrinsik
Lubrikan yang umum digunakan:
    Garam stearat (Mg, Ca, Zn), efektif bila digunakan dengan konsentrasi ≤ 1% karena tidak larut air, dapat mengganggu disintegrasi tablet, dan menghasilkan larutan yang keruh.
    Talk dan serbuk politetrafluoroetilen →  tidak larut air, namun disintegrasi tablet lebih cepat.
     Serbuk  natrium  benzoat  dan  PEG  8000  mikronisasi  merupakan  lubrikan  larut  air  yang  efektif.
     Natrium stearat dan natrium oleat → larut dalam konsentrasi rendah; kombinasi keduanya akan lebih efektif
     Lainnya:
Surfaktan  dapat  juga  digunakan  untuk  menghasilkan  larutan   bening juga berguna sebagai lubrikan.   Natrium lauril  sulfat  akan  menyediakan  efek  lubrikasi tetapi dapat menghambat disintegrasi jika konsentrasinya terlalu besar. Magnesium lauril sulfat hanya sedikit mempengaruhi waktu disintegrasi
-          Lubrikan Ekstrinsik
Bertujuan untuk lubrikasi permukaan alat/mesin tablet. Contohnya adalah spray malam/wax yang telah dilelehkan.(Lachman tablet h.293).
d.       Komponen Tambahan Lain (Lachman tablet h.294)
-          Flavour
-          Pewarna
-          Pemanis


I.             PEMBUATAN TABLET EFFERVESCENT
Pembuatan  tablet  effervescent  memerlukan  kondisi  dan  metode  khusus  dalam  pembuatannya  karena dalam tablet ini terdapat bahan asam dan bahan basa, di mana dengan adanya air kedua bahan ini akan bereaksi  dan  menghasilkan  CO2.  Oleh  karena  itu,  sebelum  tablet  digunakan  tidak  boleh  ada  air sedikitpun yang kontak dengan tablet. Selain itu suhu yang tinggi juga mempercepat kerusakan tablet sehingga suhu ruangan juga harus rendah. Syarat kelembaban relatif ruangan untuk pembuatan tablet effervescent adalah 25 % dan suhu ruangan harus kurang dari 25 ˚C (Lachman tablet h.294).

Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara granulasi basah, granulasi kering, dan  dengan  metode  fluidisasi.  Metode  fluidisasi  dengan  metode  wurster,  menggunakan  suatu  alat semprot  khusus  yang  dilangkapi  dengan  saluran  penyemprot  bahan  pengikat  dan  saluran  udara pemanas.

A.   Granulasi Basah
Umumnya sama dengan tablet konvensional
Prosesnya:
1.   Cara Pemanasan
      Melibatkan  pembebasan  air  dari  bahan  dalam  bentuk  hidrat  pada  suhu  yang  rendah  untuk membentuk masa. Bahan yang sering digunakan adalah asam sitrat hidrat. Proses ini sangat sulit untuk dikontrol. Jarang digunakan (Lachman tablet h.295).

2.   Granulasi dengan Cairan Reaktif
      Bahan  penggranulasi  yang  efektif  adalah  air.  Proses  berdasarkan  penambahan  sedikit  air  (0,1- 0,5%) yang disemprotkan pada campuran yang dipilih (harus yang dapat membebaskan air yang diadsorbsi  ke  sisa  dari  komponen  yang  lain  daripada  mengadsorbsi  dan  mengikatnya  secara internal).  Granul  yang  masih  lembab  ditransfer  ke  mesin  tablet  kemudian  dikempa  lalu  tablet masuk  ke  dalam  oven  terjadi  proses  pengeringan  untuk  menghilangkan  air  atau  mengikatnya secara  internal  sebagai  air  kristal  sehingga  tablet  menjadi  stabil.  Kerugiannya  tidak  dapat digunakan untuk bahan yang rentan terhadap lembab/panas (Lachman tablet h.296).


3.   Granulasi dengan Cairan Non Reaktif
      Cairan  yang  digunakan  adalah  etanol  atau  isopropanol.  Cairan  ditambahkan  perlahan-lahan  ke dalam campuran  pada  mesin  pencampur.  Pengikat  dapat  ditambahkan  dalam bentuk kering dan kemudian masa dibasahi. PVP dapat dilarutkan dalam cairan penggranulasi sebelum penambahan ke dalam masa. Cara ini lebih efektif dan efek negatifnya lebih sedikit daripada PVP ditambahkan sebagai  pengikat  kering. Setelah masa dibasahi semua, masa granul  dimasukkan ke dalam oven lalu  dikeringkan.  Kemudian  ukuran  partikel  dikurangi  lagi  baru  dicetak (Lachman  tablet  h.295-296).

B.   Granulasi Kering
Dilakukan dengan dua cara:
1.   Cara Slugging
Dibuat   bongkah-bongkah   tablet   ukuran   besar   menggunakan   mesin   tablet   kemudian   tablet dihaluskan menjadi ukuran granul yang dikehendaki

2.   Cara Kompaktor
Menggunakan  mesin  khusus  rol  kompaktor  yang  mengempa  serbuk  premix  menjadi  bentuk pita/lempeng diantara dua rol yang berputar berlawanan. Bahan dihaluskan menjadi granul dalam mesin granul.

 
.   Prosedur Pembuatan
Metode Granulasi Kering
1.       Zat aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan dalam tempat yang terpisah.
2.       Dicampur menjadi satu kemudian dicampur hingga homogen.
3.       Massa serbuk dislugging, kemudian dihancurkan hingga derajat kehalusan tertentu.
4.       Diayak dengan pengayak nomor 16 mesh.
5.       Dilakukan uji aliran granul yang diperoleh. Aliran yag diperoleh harus sebesar 10 gr/detik.. Jika tidak diperoleh aliran sebesar itu, harus dilakukan slugging kembali hingga diperoleh aliran yang dikehendaki.
6.       Setelah  granul  memiliki  aliran  10  gr/detik,  pada  granul  ditambahkan  lubrikan.  Granul  siap dikempa menjadi tablet dengan bobot 1,5 gr.
.  Evaluasi Granul
Tujuan
Untuk memeriksa apakah granul yang terbentuk memenuhi syarat atau tidak untuk dikempa.

Prosedur
i)       Kandungan Air (hanya untuk granul hasil granulasi basah)
a.       Penentuan  dilakukan  dengan  menggunakan  5  gr  granul  yang  diratakan  pada  piring  logam, kemudian dimasukkan dalam alat penentuan kadar air (Moisture Ballance).
b.       Atur  panas  yang  digunakan  (70 °C)  lalu  diamkan  beberapa  waktu  sampai  diperoleh  angka yang   tetap   (dalam   bentuk   %).   Piring   logam   dipanaskan   hingga   bobot   tetap   sebelum digunakan.

ii)   Kecepatan Aliran (Menggunakan Flow Tester)
a.       Sejumlah tertentu granul dimasukkan kedalam alat penentuan (corong) penguji aliran.
b.       Alat dijalankan dan dicatat waktu yang dibutuhkan oleh massa granul untuk melewati corong.
c.       Hasil dinyatakan dalam satuan gr/det. Kecepatan aliran yang ideal adalah 10 gr/det

iii)  Kadar Pemampatan
a.       Masukkan  100  gr  granul  dalam  gelas  ukur 250  mL ,  Volume  mula-mula  dicatat  sebagai ketukan 0 (Vo).
b.       Lakukan pengetukan, dan volume pada ketukan ke 10, 50, 100, diukur.
c.       Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
d.       Hitung kadar pemampatan dengan persamaan berikut ini:
Kp = [(Vo-Vt)/Vo] x 100 %
Kp = kadar pemampatan ; Vo = volume granul sebelum pemampatan ;
Vt = volume granul pada t ketukan
Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika Kp 20%.
iv)  Bobot jenis
a. Bobot jenis nyata
    Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur.
    Catat volumenya dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
    Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan berikut ini :
P = W/V
P = bobot jenis nyata
W = bobot granul
V = volume granul tanpa pemampatan
b. Bobot jenis mampat
    Sejumlah  gram  granul  dimasukkan  ke  dalam  gelas  ukur  pada  alat  dengan  menggunakan corong panjang. Catat volumenya (Vo).
    Gelas ukur diketuk-ketukkan sebanyak 10 dan 500 kali. Catat volumenya (V10  dan V500).
    Timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini.
                 Hitung bobot jenis mampat dengan persamaan berikut ini :
Pn = W/Vn
Pn = bobot jenis mampat
W = bobot granul
Vn = volume granul pada n ketukan
v)      Indeks kompresibilitas
Hitung dengan persamaan : [(Pn-P)/Pn] x 100 %

vi)     Perbandingan Haussner
Hitung dengan persamaan berikut ini :
§  Angka Haussner = BJ setelah pemampatan/BJ nyata.
§  Penafsiran hasil : Granul memenuhi syarat jika angka Haussner > 1.
.   Evaluasi Tablet
Tujuan
Untuk memeriksa apakah tablet memenuhi persyaratan resmi (Farmakope) atau non resmi (Non Farmakope) atau tidak.

Prosedur
PARAMETER FISIK
i)               Pemeriksaan penampilan fisik: Kejernihan larutan.

ii)      Keseragaman ukuran
20 tablet diambil secara acak, Setiap tablet diukur diameter dan tebalnya dengan jangka sorong. Diameter tablet tidak boleh lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari  1 1/3 tebal tablet.

iii)      Keseragaman bobot
Tablet   tidak   bersalut   harus   memenuhi   syarat   keseragaman   bobot   yang   ditetapkan   dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-rata tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih  besar  dari  harga  yang  ditetapkan  pada  kolom  A  dan  tidak  satu  tablet  pun  yang  bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari hanya yang ditetapkan kolom B. (FI ed III hlm. 7).

iv)     Kekerasan tablet
20  tablet  diambil  secara  acak,  kemudian  diukur  kekerasannya  dengan  alat  Stokes  Mensato. Tekanan  yang  diperlukan  untuk  memecahkan  tablet  terukur  pada  alat  dengan  satuan  Kg/cm2. Kekerasan yang ideal 10 kg/cm2.

v)       Friabilitas
a.    Bersihkan  20  tablet  dari  debu  kemudian  ditimbang  (Wo).  Masukkan  tablet  ke  dalam  alat, kemudian jalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm.
b.  Setelah 4 menit,hentikan alat,tablet dikeluarkan, lalu dibersihkan dari debu dan timbang (W1).
c.    Indeks friabilitas (f) = (Wo -W1)/Wo X 100%

 
vi)     Friksibilitas
20  tablet   diambil  secara  acak,  bersihkan  dari  debu,  kemudian  ditimbang  (Wo),  kemudian dimasukkan  ke  dalam  friksibilator.  Alat  diputar  25  rpm  selama  4 menit,  kemudian  tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang (W1).
Friksibilitas = (Wo - W1)/W1 x 100 %.

vii)     Uji waktu hancur
Ini adalah parameter paling penting. Biasanya tablet dapat hancur dalam waktu 1-2 menit. Volume dan suhu air yang digunakan untuk uji waktu hancur tablet effervescent

Tablet
Volume Air (mL)
Suhu (°C)
Antasida/analgesik
Pembersih gigi
Minuman
Pencuci mulut
Pembersih toilet
120 – 180
120 150
180 – 240
20 – 30
4000 - 6000
15 – 20
40 – 45
10 – 15
25
20 – 25

PARAMETER KIMIA
i)       pH larutan
ii)      Keseragaman kandungan zat aktif

I.             PUSTAKA
1.       Pharmaceutical Excipients. 2nd     edition. Editor: Ainley Wade and Paul J. Weller. 1994. London: The Pharmaceutical Press. Page 436-478, 123-125, 522-523, 392-399, 500-504
2.       Martindale,  The  Extra  Pharmacopeia”  29TH   Edition,  Council  Of  The  Royal  Pharmaceutical Society Of Great Britain, London, The Pharmaceutical Press, 1989, hal. 1208-1209
3.       The Pharmaceutical CODEX, Principle and Practice of Pharmaceutics”. 12nd  ed. 1994. London: The Pharmaceutical Press.
4.       Lieberman,  H.  A.,  L.  Lachman  and  J.  B.  Schwartz,  1989,  Pharmaceutical  Dosage  Forms: Tablet, vol.1, 2nd  ed., Marcel Dekker, Inc., New York, 285-326.


Tidak ada komentar:

Google Ads