Penggunaan
tenaga atom dan radioisotop didasarkan pada prinsip berikut (Harnanto, 2009):
1.
Sebagai
Sumber Energi
Reaksi fisi dan fusi menghasilkan
energi yang sangat besar. Energidari reaksi ini dapat digunakan sebagai sumber
energi yang dapatmenggantikan bahan bakar minyak dan batu bara.
2.
Sebagai
Perunut
Radiasi yang dipancarkan radioisotop
dapat diikuti dengan detektor.Dengan demikian perpindahan/gerak radioisotop
dapat terdeteksi.
Partikel
alpha atau beta yang masuk ke dalam tabung Geiger akanmengionkan gas dalam
tabung tersebut. Ion yang terjadimemungkinkan pula arus listrik di antara dua
elektroda. Pulsa listrikdikuatkan dengan amplifier selanjutnya akan terbaca
pada pengukur.
3.
Radiasi
Mempengaruhi Materi
Radiasi dari radioisotop dapat
mengionkan materi yang dilaluinya.Dengan demikian materi yang terkena radiasi
dapat mengalami perubahansifat.
4.
Materi
Mempengaruhi Radiasi
Radiasi dari radioisotop yang melewati
materi intensitasnya akanberkurang. Berkurangnya intensitas radiasi dapat untuk
menentukansifat materi yang dilalui, misalnya kerapatan dan ketebalan suatu
materi.
Berdasar prinsip-prinsip di atas
radioisotop digunakan dalam berbagaibidang, yaitu sebagai berikut (Harnanto,
2009):
1.
Bidang
Kimia
Radioisotop digunakan dalam bidang
kimia antara lain untuk mempelajarimekanisme reaksi, pengaruh katalis pada
reaksi,mengidentifikasiunsur dan menentukan konsentrasi suatu unsur dalam
bahan. Contoh:Pada reaksi esterifikasi atom O pada H2O yang
dihasilkan berasal dariasam karboksilat, hal ini dapat dipelajari dengan
menggunakan radioisotopO-18.
Dengan *O adalah radioisotop O-18
terbukti bahwa atom O dalam H2O berasal dari asam karboksilat.
2.
Bidang
Biologi
Dalam bidang biologi radioisotop
digunakan untuk mempelajari reaksi fotosintesis dan untuk menentukan lamanya
unsur berada dalam tubuh. Pada reaksi fotosintesis oksigen yang diperlukan
untuk membentuk karbohidrat berasal dari H2O bukan dari CO2.
3.
Bidang
Kedokteran
Sinar gamma yang dihasilkan Co-60
digunakan untuk menghancurkan kanker.
Nuklida
Co-60 memancarkan sinar gamma yang diarahkan pada selkanker untuk menghancurkan
pertumbuhan kanker. Radiasi sinar gammadiatur dengan alat pengukur radiasi
sehingga berfungsi efektif. Na-24 dalam larutan NaCl diinjeksikan ke dalam
pembuluh darahuntuk mengetahui penyempitan atau gangguan sistem peredaran
darah.Aliran larutan NaCl dipantau dengan detektor sehingga adanyapenyempitan
pembuluh darah akan terdeteksi. Adanya penyempitanpembuluh darah atau peredaran
darah yang tidak baik ditunjukkandengan pembacaan rendah dari detektor.
4.
Bidang
Teknik dan Industri
Dalam bidang teknik dan industri, sinar
yang dipancarkan isotop digunakanuntuk mengukur ketebalan bahan, menentukan
kerapatan sambunganlogam, kebocoran bendungan dan pipa bawah tanah dan mengukurkepadatan
aspal/ beton landasan pacu lapangan udara dan jalan raya.
5.
Bidang
Pertanian
Dalam bidang pertanian radioisotop
digunakan untuk mempelajaricara pemupukan tanaman, pemberantasan hama,
pengawetan hasil panendan memperoleh bibit unggul. Sinar gamma dari isotop
Co-60 atau Ce-137 untuk iradiasi agar terjadi mutasi yang menghasilkan varietas
yangunggul. Umbi-umbian dan biji-bijian dapat diawetkan dengan caramenunda
pertunasan secara iradiasi.
6.
Bidang
Arkeologi
Menentukan
umur fosil dengan C-14. Karbon 14 (C-14) adalah isotop karbon radioaktif yang
dihasilkan di atomosfer bagian atas oleh radiasi kosmis. Senyawa utama di
atmosfer yang mengandung karbon adalah karbon dioksida (CO2). Sangat
sedikit sekali jumlah karbon dioksida tang mengandung isotop C-14. Tumbuhan
menyerap C-14 selama fotosintesis. Dengan demikian, C-14 terdapat dalam
struktur sel tumbuhan. Tumbuhan kemudian dimakan oleh hewan, sehingga C-14
menjadi bagian dari struktur sel pada semua organisme.
Selama
suatu organisme hidup, jumlah isotop C-14 dalam struktur selnya akan tetap
konstan. Tetapi, bila organisme tersebut mati, jumlah C-14 mulai menurun. Para
ilmuwan kimia telah mengetahui waktu paruh dari C-14, yaitu 5730 tahun. Dengan
demikian, mereka dapat menentukan berapa lama organisme tersebut mati.
Pelacakan
radioaktif dengan menggunakan isotop C-14 telah digunakan untuk menentukan usia
kerangka yang ditemukan di situs-situs arkeologi. Belakangan ini, isotop C-14
digunakan untuk mengetahui usia Shroud of Turin (kain kafan dari Turin), yaitu
sepotong kain linen pembungkus mayat manusia dengan gambaran seorang manusia
tercetak diatasnya. Banyak yang berpikir bahwa itu adalah bahan pembungkus Nabi
Isa. Tetapi, pada tahun 1988, pelacakan radiokarbon menemukan bahwa bahan
tersebut berasal dari tahun 1200-1300 SM. Meskipun kita tidak mengetahui
bagaimana bentuk orang itu tercetak pada kain kafan tersebut, pelacakan
radioaktif C-14 membuktikan bahwa bahan tersebut bukan kain kafan Nabi Isa.
Pelacakan
dengan isotop C-14 hanya dapat digunakan untuk menentukan usia sesuatu yang
pernah hidup (organisme). Isotop ini tidak dapat digunakan untuk menentukan
umur batuan bulan atau meteorit. Untuk benda-benda mati, para ilmuwan kimia
menggunakan isotop lainnya, seperti Kalium 40 (K-40).
Radioisotop
yang digunakan untuk berbagai keperluan diproduksidalam reaktor atom. Produksi
radioisotop di Indonesia dikelola oleh Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).
Sampai sekarang Indonesia telah memiliki 3 reaktor atom, yaitu sebagai berikut
(Harnanto, 2009):
1.
Reaktor
Trigamark II (Training Research Isotop Production General AtomicType Mark II)
di Bandung.
2.
Reaktor
Kartini di Yogyakarta.
3.
Reaktor
Serbaguna G.A. Siwabessy di Serpong.
Reaktor Kartini merupakan reaktor
penelitian untuk keperluan riset,sedangkan reaktor Trigamark II dan reaktor
serbaguna G.A. Siwabessyselain untuk penelitian juga untuk produksi radioisotop
yang diperlukan oleh BATAN dan beberapa instansi seperti rumah sakit dan
perguruan tinggi. Beberapa radioisotop yang telah diproduksi Reaktor Trigamark,
antara lain I-131, I-125, P-32, Mo-99, S-35, Co-60, dan Fe-59. Selain itu,
energi yang dihasilkan oleh reaksi nuklir dalam reaktor atom dapat digunakan
untuk pembangkit listrik yang dikenal dengan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir). Indonesia telah merencanakan dan mensosialisasikan pendirian PLTN
(Harnanto, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar