1.
Pengertian
Automatic logistic management system merupakan suatu system pengaturan
logistic yang digunakan dalam penyimpanan logistic di gudang atau area
penyimpanan untuk mempermudah dalam
pencarian dan pengawasan.
Logistik dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang berwujud yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dasar hidup manusia yang terdiri atas sandang, pangan dan papan atau
turunannya. Termasuk dalam kategori logistik adalah barang yang habis pakai
atau dikonsumsi, misalnya sembako
(sembilan bahan pokok), obat-obatan, pakaian dan kelengkapannya, air,
jas tidur dan sebagainya.
Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi
penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan
pemusnahan serta pelaporan logistik dan peralatan penanggulangan bencana agar
kualitas dan kuantitas tetap terjamin.
2.
Tujuan
-Mempermudah
pengaturan dalam penyimpanan
-mempermudah
dalam pencarian
-mempermudah
pengawasan (pengontrolan)
3. Fungsi
Secara
umum ALMS berfungsi dalam pengaturan penyimpanan logistic, di LAFIAU ALMS
berfungsi dalam pengaturan penyimpanan perbaekalan farmasi.
4.
Teori Manajemen Logistik
Selama ini manajemen logistik
banyak diartikan sebagai Bisnis logistik, Channel management, Distribution, Industrial logistics, Logistical Management, Logistics, Material Management
Physical Distribution, Quick-response
System, dan juga
Supply Chain Management, The Council of Logistics
Management (CLM), organisasi pelopor logistik
di Amerika Serikat yang memiliki anggota sekitar 15.000 orang mendefinisikan
Manajemen Logistik sebagai berikut:
Manajemen Logistik merupakan bagian dari proses Supply Chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan keefisiensian dan keefektifan aliran dan penyimpanan
barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point-of origin) hingga titik
konsumsi (point-of-consumption)
dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
Jadi terkait dengan semua hal di dalam suatu organisasi, baik berupa
aliran barang, pelayanan dan informasi pada sektor
produk maupun jasa. Sektor pabrik meliputi segala jenis perusahaan yang memproduksi barang yang sifatnya divergen misalnya otomotif, komputer, kosmetik dan anggota badan buatan, pesawat
terbang dan bahan makanan. Sedangkan sektor jasa meliputi
organisasi pemerintahan,
rumah sakit, bank,
universitas, pedagang eceran, pedagang grosir.
Martin (1998) mengartikan manajemen logistik sebagai proses yang secara strategik mengatur pengadaan bahan (procurement), perpindahan dan penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi
terkait) melalui
organisasi dan jaringan pemasarannya dengan cara tertentu
sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan baik untuk
jangka waktu sekarang maupun waktu mendatang melalui
pemenuhan pesanan dengan biaya yang efektif. Jaringan
logistik meliputi supplier, gudang (warehouse), pusat distribusi,
retail juga bahan baku. Barang setengah jadi (inventory work in process / WIP) dan barang jadi yang mengalir di antara fungsi-fungsi bisnis
yang bersangkutan.
a.
Input dan Output dalam Proses Logistik
Input proses logistik meliputi sumber daya alam, manusia, finansial dan
sumberinformasi. Perencana logistik
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan input ini dalam berbagai
bentuk, meliputi
bahan mentah (seperti subassemblies, lokasi, pengepakan bahan, komoditi
dasar), barang setengah jadi,
serta barang siap pakai (seperti produk lengkap siap dijual pada
pelanggan tingkat menengah maupun pelanggan akhir).
Output proses
logistik meliputi keuntungan kompetitif
untuk organisasi, hasil
dari orientasi pemasaran dan keefisienan serta
keefektifan operasional, pemanfaatan
waktu dan tempat, dan perpindahan
yang efisien ke pelanggan. Output lainnya terjadi ketika pelayanan
logistik bercampur sedemikian rupa
sehingga menjadi aset milik organisasi.
Aktivitas-aktivitas utama logistik ada 13, yaitu:
1. Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
2. Demand Forecasting (Peramalan Permintaan)
3. Inventory Management (Manajemen Persediaan)
4. Logistics Communications (Komunikasi Logistik)
5. Material Handling (Penanganan Material)
6. Order Processing (Proses Pemesanan)
7. Packaging Style (Sistem Pengemasan)
8. Dukungan komponen dan jasa
9. Pemilihan lokasi dan gudang
10. Procurement/Purchasing
11. Reverse Logistics
12. Transportasi
13. Gudang dan Penyimpanan
b.
Pergudangan dan Penyimpanan (Warehouse and Storage)
Penduduk
(logistic) harus disimpan dalam pabrik atau pada suatu tempat sebelum
dijual, semakin besar waktu
antara produksi dan konsumsi,
semakin besar pula tingkat atau jumlah persediaan yang
dibutuhkan. Aktivitas pergudangan
dan penyimpanan meliputi keputusan mengenai apakah
fasilitas penyimpanan seharusnya milik sendiri, dikontrakkan
atau disewakan, perencanaan dan perancangan fasilitas
penyimpanan,
pertimbangan produk gabungan (seperti apakah
seharusnya produk disimpan),
prosedur pengamanan dan pemeliharaan,
pelatihan personalia dan pengukuran produktivitas.
Pergudangan :
Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang
yang meliputi penerimaan,
penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan serta pelaporan logistik agar
kualitas dan kuantitas tetap terjamin.
Jenis barang:
n
Inventory
: Merupakan semua barang/bahan yang digunakan untuk proses produksi,
seperti raw material, packaging material, semi finish good,
finish good
n
Non
Inventory : merupakan barang/bahan yang tidak digunakan untuk proses
produksi, tetapi merupakan penunjang operasional perusahaan, Ex: ATK
LAFIAU punya 4
gudang :
n
GUTRANS : Gudang Transit
n
GUHANJABAKU:
Gudang Obat Jadi Dan Bahan Baku
n
GUPALKES
: Gudang Pusat Alat Kesehatan
n
GULUR
: Gudang Penyaluran
Ke-4 Gudang ini dipimpin oleh KaGupusfi
Penerimaan :
Jenis barang/produk yang diterima Lafiau:
-
BBO, Obat
Jadi, Embalase, Alkes, Reagen, ATK, Dll.
Proses yang perlu diperhatikan sebelum barang diterima:
-
Pembentukan Tim Pemeriksa
-
Cek barang
VS Dokumen
-
Cek Kwalitas
dan kwantitas
Alur penerimaan barang inventory
Penyimpanan :
Penempatan sesuai dengan denah.
Aman dari pencurian.
Aman dari gangguan fisik.
Aman dari pencemaran secara kimiawi dan
biologi yang dapat merusak kualitas dan kuantitas.
Aman dari kebakaran.
Penataan sesuai dengan standar
pergudangan.
n
Catat
di buku barang masuk
n
Pengkartuan
n
Pengkodean
n
Penyimpanan
ALMS ( automatic logistic manajement system)
I=
2 digit angka – Kode gudang
II= 1 digit huruf – Ruang Gudang
III= 2 digit angka – alat simpan
IV= 1 digit angka – Sub palet
V= 2 digit angka - box/laci
VI= 1 digit angka – Sub box/tumpukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar