Google ads

Jumat, 25 September 2015

TINJAUAN OBAT




1.         IVFD RL
Komposis       : Per L Na Laktat 3,1 g, NaCl 6 g, KCl 0,3 g, CaCl2 0,2 g, air untuk injeksi 1000 ml.
Indikasi           : Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.
Dosis               : Dosis sesuai kebutuhan pasien.
KI                    : Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, laktat asidosis.
Perhatian         : Jangan diberikan apabila botol rusak, larutan keruh atau berisi partikel.
Efek Samping : Panas, infeksi pada temapt penyuntikan, thrombosis vena.
Interaksi Obat : Larutan yang mengandung fosfat.

2. Neurodex
Komposisi       : Vit B1 100 mg, Vit B6 200 mg, Vit B12 200 mcg.
Indikasi           : Gejala neurotropik karena defisiensi vit, gangguan neurologik, mual & muntah pada kehamilan, anemia, roboransia untuk kejang, lesu dan usia lanjut.
Dosis               : Dws 1tab 2-3 x/hr.
Pemberian obat           : Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak
  nyaman pada gastrointestinal.

3. Forneuro
Komposisi       : Vit B1 100 mg, vit B6 50 mg, vit B12 100 mcg, vit E natural 200
  iu, folic acid 400 mcg.
Indikasi                       : Mencegah dan mengobati defisiensi vit B1, B6, B12, E dan
  anemia.
Dosis               : 1 kaps/hr.
Perhatian                     : Penyakit parkinson, epilepsi.
Interaksi obat  : Levodopa, obat anti epilepsi.

4.Simvastatin
Komposisi : Simvastatin
Indikasi : Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada  hiperkolesterolemia primer dan sekunder jika respon terhadap diet dan penggunaan non farmakologikal tunggal lain tidak memadai.
Dosis : Awal 10 mg/hr pada sore hari. Hiperkolesterolemia ringan s/d sedang  5 mg/hr maksimal 40 mg/hr.
Pemberion obat           : Hindari konsumsi jus grapefruit secara berlebihan (>1 liter/hr).
Kontraindikasi            :  Penyakit hati aktif atau peningkatan persisten transaminase
   serum yang tidak jelas penyebabnya, hipersensitifitas.
Perhatian                     : Monitor profil lemak tiap 3 bulan ( pada pengguanaan lama).
  Alkoholisme, penyakit hati.
Efek samping  : Nyeri abdomen, konstipasi, distensi abdomen, astenia, sakit
  kepala, miopati, rabdomiolisis.
Interaksi obat  : Meningkatkan efek antikoagulan kumarin. Dengan obat
  imunosupressan dapat meningkatkan resiko miopati dan
 rabdomiolisis.
5.         Ciprofloxacin
Komposisi       : Ciprofloxacin
Indikasi                       : ISK termasuk prostatitis infeksi saluran nafas kulit dan jaringan
  lunak, tulang dan sendi, GI.
Dosis               : ISK ringan s/d sedang 250 mg 2 x/hr, berat 500 mg 2x/hr.
  Infeksi saluran nafas , tulang dan sendi, kulit dan jaringan lunak
  ringan s/d sedang 500 mg 2 x/hr, berat 750 mg 2 x/hr. Infeksi GI
  500 mg 2 x/hr.
Pemberian obat           : Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak
  nyaman  pada GI. Jangan diberikan bersama dengan antasid, Fe
  atau produk susu
Efek Samping : Mual, muntah, diare, nyeri perut, dispepsia, sakit kepala, pusing,
  ruam kulit, artralgia, peningkatan kadar kreatinin serum & urea
  darah. Perubahan hematologi misalnya trombositopenia,
  leukopenia
Interaksi obat  : Obat- obatan yang dimetabolisme oleh hati, antasid, ion logam,
  AINS, antidiabetes  oral, xantin (teofilin, kafein).

6.         Recolfar
Komposisi       : Colchisin
Indikasi                       : Artrhitis gout akut, profilaksis jangka pendek selama awal terapi
  dengan allopurinol dan obat uricosuric.
Dosis               : Arthritis gout akut awal 0,5 – 1,2 mg diikuti dengan o,5 mg tiap
   2 jam sampai nyeri mereda atau timbul mual, muntah atau diare.
  Dosis rata-rata 4-8 mg. Profilaksis jangka pendek selama awal
  terapi dengan allopurinol dan obat uricosuric 0,5 mg 1x
  seminggu atau s/d 1 x/hr.
Pemberian obat           : Dapat diberikan bersama atau tidak dengan makanan.
Kontraindikasi            : Pasien dengan GI serius, penyakit ginjal atau jantung, diskrasia
  darah, hamil.
Perhatian                     : Lanjut usia, pasien debilitas, pasiean dengan penyakit jantung,
   hepatik, ginjal atau GI.
Efek samping  :  Neuritis perifer, kelelahan otot, mual, muntah, nyeri abdomen,
  diare, urtikaria, anemia aplastik, agranulositosis, dermatitits
  purpurae, alopesia.
Interaksi obat  :  Dapat mengganggu vitamin B12.

7.         Enzimten

8.         Zypraz
Komposisi       :  Alprazolam
Indikasi                       : Ansietas dan gangguan panik.
Dosis               : Ansietas 0,25- 0,5 mg 3 x/hr. Dapat ditingkatkan secara
  bertahap dengan interval 3-4 h. Maksimal 4 mg/hr dalam dosis
  terbagi. Gangguan panik awal 0,5-1 mg malam hari atau 0,5 mg
  3 x/hr kemudian ditingkatkan 1 mg/hr selama 3-4 hr.
Pemberian obat           :  Efek samping seperti mengantuk dapat dikurangi jika obat
   diberikan segera sesudah makan.
Kontraindikasi            :  Glaukoma akut sudut sempit, miastenia gravis, insufisiensi paru
   akut, kondisi fobia, obsesi psikosis kronik dalam terapi anti
   jamur anak dan bayi prematur.
Perhatian                     : Gejala putus obat, jangan terapi tunggal pada depresi atau
  neurotik dengan depresi. Hamil dan laktasi, penyakit hati, ginjal
  kronis, penyakit paru kronik, kelemahan otot, riwayat
  penyalahgunaan obat atau alkohol. Anak <18 thn. Mengganggu
  kemampuan mengendarai kendaraa atau mengoperasikan mesin.
Efek samping  :  Mengantuk dan pusing.
Interaksi obat  :  Efek ditingkatkan dengan alkohol dan barbiturat, pemberian
   bersama nifazadon meningkatkan konsentrasi alprazolam 2x
  lipat. Pemberian bersam flufosamin dan simetidin meningkatkan
  kadar puncak dan waktu paruh, menurunkan bersihan kreatinin
  dan kemampuan psikomotor.

9.         Norvask
Komposisi       :  Amlodipin
Indikasi           :  Hipertensi miokard dan angina.
Dosis               :  5 mg/hr. Maksimal 10 mg/hr.
Pemberian obat           :  Dapat diberikan bersama atau tidak dengan makanan.
Kontraiindikasi           :  Hipersensitifitas terhadap dihidroperidin.
Perhatian                     : Kerusakan fungsi hati dan gagal jantung kongestif, hamil dan
   laktasi
Efek samping  : Sakit kepala, edema, lelah, somnolen, mual,nyeri abdomen,
  wajah kemerahan, palpitasi, pusing.

10.       Serenace
Komposisi       : Halloperidol
Indikasi                       : Terapi jangka panjang, menangani manifestasi gangguan
   psikotik misalnya skizofrenia, psikosis karena kerusakan otak
   organik atau defisiensi mental, psikosis sinilis, fase manik dari
   manik depresif. Terapi jangka pendek pengobatan alkoholisme
   akut. Pengobatan mual dan muntah yang menyertai terapi
   radiasi atau keganasan dan tidak memberi respon terhadap
   terapi lain.
Kontraindikasi            : Koma, depresi SSP, penyakit parkinson, pasien dengan lesi
               pada ganglia basalis, laktasi anak <3 tahun.
Efek samping  : Gejala neurologi, SSP, KV.
Interaksi obat  : Depresi SSP, metildopa, antikonvulsan, antikoagulan, kumarin,
  alkohol.
Pemberian obat           : Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi iritasi
  pada GI.


11.       Kaltrofen
Komposisi       : Ketoprofen
Indikasi                       : Pengobatan simtomatik pada AR, OA, Gout akut, spondilitis
  ankilosa
Dosis               : Tab 50 mg 3-4 x/hr atau 100 mg 2-3 x/hr, tablet OD 200 mg
   1 x/hr
Pemberian obat           : Diberikan sesudah makan. Telan utuh, jangan
  dikunyah/dihancurkan
Kontraindikasi            :  Hipersensitifitas terhadap AINS. Penderita tukak peptik aktif
   atau penyakit inflamasi aktif pada saluran cerna, bronkospasme
  berat atau penderita riwayat asma bronkial atau penyakit alergi
Perhatian                     : Hamil dan laktasi. Lakukan pengawasan tehadap penderita
  dengan gangguan ginjal dan hipertensi, gangguan fungsi hati,
  kelainan hiper aktifitas lambung, kalptrofen diberikan sebaiknya
  bersama dengan makanan atau susu untuk menghindarai efek
  samping.
Efek samping  : Dispepsia, mual,muntah, sakit kepala, pusing, tinitus, gangguan
  penglihatan, ruam dan gangguan fungsi ginjal.
Interaksi obat  : Pemberian bersama asetosal dapat menurunkan ikatan kaltrofen
  dengan ptotein dan meningkatkan bersihan kaltrofen dalam
 plasma, dengan hidroklortiazid meningkatkan resiko terjadinya
 gagal ginjal, warfari menyebabkan pendarahan saluran cerna.

12.       Urinter
Komposisi       : Pipemidic acid
Indikasi                       : Sistitis, pielitis, sistopielitis, pyelonefritis, uretritris, prostatitis
Dosis               : Infeksi akut 1 kaps 2 x/hr selama 7-10 hari, infeksi kronik 1
   kaps 2-4 x/hr selama 2 minggu.
Pemberian obat           : Dapat diberikan atau tidak bersama makanan.
Kontraindikasi            : Hipersensitifits terhadap pipemidat, anak kecil 12 tahun.
Perhatian                     : Gagal hati dan ginjal, bayi, terkena paparan kuat sinar matahari.
Efek samping  : Reaksi GI, SSP, kulit, lemah otot. Mialgia, hipertensi
   intrakranial.
Interaksi obat  : Obat terkait dengan protein, antasid, nitrofurantoin.

13.       Brainact
Komposisi       : Citicoline
Indikasi                       : Gangguan fungsi kognitif pada lanjut usia.
Dosis               : 1000-2000 mg/hr dalam dosis terbagi. Tablet dispersible oral
   500 mg 2 x/hr.
Pemberian obat           : Biarkan tablet disperible oral larut seluruhnya didalam rongga
  mulut.
Perhatian                     : Anak, hamil dan laktasi.
Efek samping  : Gangguan epigastrium, mual, muntah, sakit kepala, pusing,
   kemerahan pada kulit.

14.       Ranitidin injeksi
Komposisi       : Ranitidin HCl
Indikasi           : Tukak duodenal, lambung, tukak pasca OP, esofagitis erosif,
 refluks esofagitis, keadaan hipersekresi patologis (sindrom
 zollinger-ellison)
Dosis   :  IM 50 mg ( tanpa pengenceran tiap 6-8 jam) IV bolus
   intermitten 50 mg (2mg) tiap 6-8 jam
Perhatian                     : Adanya kemungkinan keganasan pada penderita tukak lambung
  dan dispepsia harus disingkirkan sebelum terapi, gagal ginjal dal
  laktasi
Efek Samping : Sakit kepala, malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo,
              agitasi, depresi, halusinasi, bradikardian takikardia, diare, mual,
  muntah, nyeri perut
Interaksi obat  : Mengurangi bersiahan dari warfarin, prokainamid.
              Meningkatkan absorpsi dari midazolam, menurunkan absorbs
  kobalamin

15.       Curcel injeksi
Komposisi                   : Citicoline
Indikasi                       : Kehilangan kesadaran akibat kerusakan otak, trauma kepala atau
   operasi otak dan infark serebral. Untuk mempercepat
   rehabilitasi ektstremitas atas pada pasien hemiplegia apopeksia,
   pasien dengan paralisis ekstremitas bawah yang relatif ringan
   dalam 1 tahun terakhir dan sedang direhabilitasi atau sedang
   diterapi obat oral biasa.
Dosis   :  Kehilangan kesadaran akibat cedera kepala atau operasi otak
   100-500 mg secara infus IV drip atau injeksi 1-2 x/hr,
    kehilangan kesadaran pada infark serebral akut 1 gram IV 1x/hr
    selama 2 minggu berturut-turut, pascahemiplegia apopeptik 1
   gram IV 1 x/hr selama 4 minggu berturut-turut. Jika tanpa ada
   perbaikan, pemberian dialnjutkan selama 4 minggu lagi.
Perhatian         :   Pasien dengan riwayat kejang dan kecendrungan bunuh diri,
    kerusakan hati dan ginjal dalam keadaan akut dan gawat harus
    diberikan bersama dengan obat yang dapat menurunkan TIO
    atau hemoragia, jaga agar suhu tubuh tetap rendah. Dapat
    mengganggu kemampuan untuk mengemudi atau menjalankan
    mesin, bayi prematur, bayi baru lahir, bayi yang menyusui,
    anak.
Efek samping  :   Ruam kulit, insomnia, pusing, kejang, mual, anoreksia dan rasa
   tidak enak badan.
16.       Zerlin
Komposisi       :  Sertraline
Indikasi           :  Semua tipe depresi dengan atau tanpa riwayat mania.
Dosis               :  1 tablet perhari. Maksimal 200 mg perhari
Efek samping  :  Mual muntah, mulut kering, diare, insomnia, tremor.

1.    TheravaskÃ’
K    : Amlodipine besylate
I      : Hipertensi, terapi lini pertama untuk iskemia miokard karena angina  stabil dan atau angina Prinzmetal atau angina varian.
D    : Hipertensi dan angina, awal: 5 mg 1x/hari. Maks 10 mg 1x/hari. Pasien dengan BB rendah, rapuh, lanjut usia atau insufisiensi hati 2,5 mg 1x/hari.
Angina stabil kronik atau vasospastik 5-10 mg 1x/hari.
PO  : Berikan dengan atau tanpa makanan.
KI   : Sensitif terhadap dihidropiridin.
P     : Gangguan hati, hamil, laktasi dan anak.
ES  : Sakit kepala, edema, lelah, somonlen, mual, nyeri abdomen, sensasi panas dan kemerahan pada wajah, palpitasi, pusing.
MK : Menghambat ion kalsium ketika memasuki saluran lambat atau area sensitif tegangan selektif pada otot polos vaskuler dan miokardium selama depolarisasi, menghasilkan relaksasi otot polos vaskuler koroner dan vasodilatasi koroner, meningkatkan penghantaran oksigen pada pasien angina vasospastik.

2. TevoxÃ’
K     : Levofloxacin
I      : Sinusitis maksilaris akut, eksaserbasi akut dari bronkitis kronik, infeksi kulit dan struktur kulit tak terkomplikasi pneumonia yang didapat dari masyarakat, ISK terkomplikasi, pielonefritis akut.
D    : Sinusitis maksilaris akut, awal: 500 mg per 24 jam selama 10-14 hari. Eksaserbasi akut dari bronkitis kronik: 500 mg per 24 jam selama 7 hari. Pneumonia yang didapat dari masyarakat: 500 mg per 24 jam selama 7-14 hari.
          Infeksi kulit dan struktur kulit tak terkomplikasi: 500 mg per 24 jam selama 7-10 hari. ISK terkomplikasi, pielonefritis akut: 250 mg per 24 jam selama 10 hari. Pemberian secara infus tidak boleh < 1 jam.
PO  : Berikan dengan atau tanpa makanan. Pastikan kecukupan asupan cairan.
KI   : Hipersensitivitas, riwayat epilepsi, nyeri, inflamasi atau ruptur tendon sesudah mendapat levofloxacin, anak dan remaja, hamil dan laktasi.
P     : Hindari pemaparan yang berlebihan terhadap sinar matahari atau UV, diketahui atau diduga ada gangguan SSP, awasi glukosa darah pada pasien yang juga mendapat obat hipoglikemik oral atau insulin, lakukan tes fungsi ginjal, hati dan hematopoletik pada terapi jangka lama, hentikan penggunaan bila terjadi nyeri, inflamasi atau ruptur tendon, dapat mengganggu kemampuan mengemudi dan menjalankan mesin.
ES  : Diare, mual, vaginatis, kembung, pruritus, ruam kulit, nyeri abdomen, moniliasis genital, pusing, dispepsia, insomnia, gangguan pengecapan, muntah, anoreksia, konstipasi, edema, lelah, sakit kepala, banyak berkeringat, leukore, tidak enak badan, gugup, gangguan tidur, tremor dan urtikaria.
IO   : Antasida yang mengandung Mg hidroksida dan atau Al hidroksida, teofilin, warfarin, siklosporin, probenesid, simetidin, AINS, antidiabetik oral.
MK : Menghambat DNA-gyrase pada organisme yang peka; menghambat  relaksasi superkoloid DNA dan memicu kerusakan DNA bakteri. DNA gyrase (topoisomerase II) adalah enzim esensial bakteri yang berfungsi untuk memperbaiki struktur superhelik DNA yang diperlukan untuk replikasi, transkripsi, rekombinasi dan transposisi.

3.  UrispasÃ’
K    : Flavoksat hidroklorida 200 mg
I      : Mengurangi gejala akibat gangguan saluran kemih seperti frequency dan incontinence yang terjadi pada penderita sistitis, prostatitis, uretritis, uretrosistitis dan uretrogenitis,  nyeri suprapubik,  nokturia,  disuria.
KI   : Penderita dengan obstruksi duodenal atau filorik, luka pada usus, pendarahan gastrointestinal dan obstruksi uropatik saluran kemih bagian bawah.
ES  : Mual, muntah, mulut kering, gelisah, vertigo, sakit kepala, mengantuk, gangguan akomodasi mata, tekanan intraokular meningkat, gangguan  penglihatan, bingung, disuria, takikardia, palpitasi, hiperpireksia, eosinofilia, leuko-penia, urtikaria dan dermatitis lainnya.
DS  : Dewasa sdan anak > 12 tahun: 3-4 x sehari 200 mg.

4. CodiprontÃ’ syrup
     K    : per 5 mL sirup: kodein anhidrat 11,11 mg, phenyltoloxamine 3,67 mg
     I      : Batuk kering yang berhubungan dengan alergi.
     DS  : Dewasa dan anak > 14 thn: 3 sdt 2x/hari,anak 6-14 thn: 2 sdt 2x/hari, 4-6 thn: 1 sdt 2x/hari, 2-4 thn: ½ sdt 2x/hari. Kodein tidak boleh diberikan untuk anak < 2 thn.
     PO  : diberikan bersama makanan
     KI   : Hipersensitif terhadap salah satu komponen obat ini, glaukoma sudut sempit, gangguan pernafasan, serangan asma akut, koma, hipertrofi prostat dengan sisa urin, , gangguan saluran cerna, hamil, laktasi, anak < 2 tahun.
     P        : Pasien dengan depresi SSP, depresi pernafasan, alkoholisme akut, penyakit paru akut, gangguan konvulsi, disfungsi hati dan ginjal, demam, hipotiroid, penyakit addison, kolitis ulseratif, hipertrofi prostat, pasca operasi GI atau saluran kemih, dapat menyebabkan hipotensi pada pasien dengan hipovolemia.
     ES  : Mual, muntah, gangguan koordinasi visiomotorik dan kapasitas visual, pruritis, kemerahan pada kulit, dispnea, mulut kering, gangguan tidur, reaksi hipersensitif, peningkatan BB, peningkatan tonus otot polos.
     IO   : Obat penekan SSP (barbiturat, psikofarmaka, antihistamin, analgesik), alkohol.
MK : Kodein menyebabkan penekanan reflek batuk dengan efek langsung pada pusat batuk di medulla otak dan meningkatkan viskostas sekresi bronchial.

5. RanitidinÃ’ injeksi
K    : Ranitidin HCl
     I      : Tukak lambung dan duodenum, tukak pasca op, esofagitis erosif, refluks esofagitis, keadaan hipersekresi patologis (sindrom Zollinger-Ellison), pengobatan alternatif jangka pendek untuk pasien yang tidak dapat diberikan ranitidin oral.
     DS  : i.m 50 mg (tanpa pengenceran) tiap 6-8 jam. i.v bolus intermitten: 50 mg (2 mL) tiap6-8 jam. Diencerkan dalam larutan NaCl 0,9% atau larutan injeksi i.v lain yang cocok sampai diperoleh kadar tidak lebih dari 2,5 mg/mL. Kecepatan injeksi tidak lebih dari 4 mL/menit selama 5 menit. Infus intermitten: 50 mg (2 mL) tiap 6-8 jam diencerkan dalam larut dextrosa 5% atau larutan i.v lain yang cocok hingga diperoleh kadar tidak lebih dari 0,5 mg/mL. Kecepatan infus tidak lebih dari 5-7 mL/menit dengan waktu 5-20 menit. Infus i.v kontiniu: 150 mg diencerkan dalam  250 mL larutan dextrose 5% atau larutan i.v lain yang cocok dan diberikan via infus dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam.
     PO  : Berikan bersama atau tanpa makanan.
  P     : Adanya kemungkinan keganasan  pada penderita tukak lambung dan dispepsia harus disingkirkan sebelum terapi, gagal ginjal dan laktasi.
     ES  : Sakit kepala, malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi, aritmia, takikardia, bradikardia, blok AV, denyut ventrikel prematur, konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut, artralgia, mialgia, leukopenia, granulositopenia, trombositopenia, anemia aplastik, ginekomastia, impotensi, hilangnya libido, ruam, eritema multiformis, alopesia, reaksi hipersensitivitas.
     MK : Menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2 sel-sel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam lambung; volume lambung dan konsentrasi ion hidrogen berkurang.Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi faktor intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin, atau serum gastrin.

6. Mannitol
     I      : Digunakan untuk meningkatkan aliran urin pada pasien dengan gagal ginjal akut dan untuk menurunkan tekanan intrakranial.
     D    : Dewasa diuretik: 50-100 g larutan 20%, diberikan secara infus i.v dengan kecepatan 30-50 mL/jam. Untuk menurunkan TIK 0,25 g/kgBB diberikan tiap 6-8 jam. Anak diuretik: 0,25-2 g/kgBB atau 60 g/m2 luas permukaan tubuh. Diberikan selama 2-6 jam.
     KI   : Anuria, dehidrasi berat, perdarahan intrakranial akut, kecuali selama tindakan kraniotomi, edema paru berat, gagal jantung
     P     : Diabetes, hipertensi, insufisiensi jantung dan ginjal, hamil dan laktasi.
     ES  : Mual,muntah, sakit kepala, pusing, menggigil, demam, takikardi, nyeri dada, hiponatremia, penglihatan kabur, hipotensi, tromboflebitis, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, reaksi hipersensitivitas.
     MK : Meningkatkan tekanan osmosis dari filtrat glomerular yang menginhibisi reabsorpsi tubular air elektrolit dan meningkatkan output uriner.
 
7. Lansoprazol
     I      : Tukak lambung dan duodenum, tukak pasca op, esofagitis erosif, refluks esofagitis.
     D    : Tukak duodenum, refluks esofagitis 1 kapsul/hari selama 4 minggu. Tukak lambung, esofagitis erosif 1 kapsul/hari selama 8 minggu.
     PO  : Berikan sebelum makan.
     ES  : Sakit kepala, nyeri abdomen, diare, dispepsia, mual, muntah, konstipasi,  mulut kering, kembung, pusing, lelah, ruam kulit, urtikaria, peningkatan hasil tes fungsi hati yang bersifat sementara dan reversible. Perubahan hematologi seperti trombositopenia, eosinofilia, leukopenia, artralgia, edema perifer, depresi.
     IO   : Kontrasepsi oral, teofilin, warfarin, antasida, sukralfat.
     MK : Lansoprazol merupakan penghambat pompa proton yang selektif dan irreversible. Dalam lingkungan asam di sel parietal lambung, Lansoprazol dikonversi menjadi turunan sulfenamid aktif yang terikat dengan gugus sulfhidril dari (H+, K+)-ATPase,yang juga dikenal sebagai pompa proton. Hambatan Lansoprazol pada (H+, K+)-ATPase menyebabkan hambatan sekresi asam lambung. Efek penghambatan ini terkait dengan dosis.

8. Alprazolam
     I      : Kecemasan yang berhubungan dengan depresi dan gangguan panik.
     DS  : Dewasa: 0,25-0,5 mg 3x/hari, dapat ditingkatkan dengan interval 3-4 hari s/d maks 4 mg/hr dalam dosis terbagi. Lansia, pasien lemah fisik dan disfungsi hati berat: 0,25 mg 2-3 x/hari dapat ditingkatkan secara bertahap.
     PO  : Berikan dengan atau tanpa makanan, ESO dapat dikurangi jika obat diberikan segera sesudah makan.
     KI   : Hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma sudut sempit akut, miastenia gravis, insufisiensi paru akut, psikosis obsesif kronik dan fobia, anak dan bayi prematur.
     P     : Hindari pemberian jangka panjang insufisiensi kelemahan otot, alkohol, gangguan kepribadian yang jelas.
     MK : Berikatan dengan reseptor benzodiasepin pada saraf post sinap GABA di beberapa tempat di SSP, termasuk sistem limbik dan formattio retikuler.
Peningkatan efek inhibisi GABA menimbulkan peningkatan permiabilitas terhadap ion klorida yang menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan stabilisasi.

9.  Brainact®
     K    : Citicolin 500 mg/tablet dispersible oral
     I      : Kehilangan kesadaran akibat kerusakan atau bedah otak, trauma serebral atau infeksi serebral.
     DS  : Tablet dispersible oral: 500 mg 2 x sehari
     ES  : Gangguan epigastrum, mual, kemerahan pada kulit, sakit kepala, pusing.
     P     : Anak, hamil dan laktasi.
     PO  : Biarkan tablet dispersible oral larut seluruhnya dalam rongga mulut.
     MK : Memodulasi metabolisme fosfolipid membran sel serta memperbaiki kadar neurotransmiter.

10.Cercul®
     K    : Citicolin 125 mg/mL ampul
     I      : Kehilangan kesadaran akibat kerusakan atau bedah otak, trauma serebral atau infeksi serebral.
     DS  : Kehilangan kesadaran akibat cedera kepala atau op otak: 100-500 mg secara infuse i.v drip atau injeksi 1-2 x sehari.
     ES  : Gangguan epigastrum, mual, kemerahan pada kulit, sakit kepala, pusing.
     P     : Pasien dengan gangguan kedaran akut, serius dan progresif. Pemberian bersama obat haemostatic, obat yang menurunkan TIK. Hindari pemberian dosis tinggi pada pendarahan intrakranial.
     MK : Memodulasi metabolisme fosfolipid membran sel serta memperbaiki kadar neurotransmiter.

11. Infus Asering®
K    : Per L Na 130 mEq, Cl 109 mEq, K 4 mEq, Ca 3 mEq, acetate28 mEq
I      : Terapi cairan pengganti untuk kondisi kehilangan cairan secara akut
DS  : Dosis bersifat individual
KI   : Penderita gagal jantung kongestif, kerusakan ginjal, edema paru yang disebabkan oleh retensi Na dan hiperproteinemia. Penderita hipernatremia, hiperkloremia, hiperkalemia, hiperhidrasi.
P     : Anak, lanjut usia, pasien hipertensi dan toksemia gravidarum. Jangan diberikan bersama dengan tranfusi darah. Penggunaan jangka panjang.
ES  : Demam, infeksi pada tempat injeksi, thrombosis vena atau flebitis pada tempat injeksi, hipervolemia.

12.KAEN 3B
K    : Per L Na 50 mEq, K 20 mEq, Cl 50 mEq, Lactate 20 mEq, glucose 27 g.
I    : Menyalurkan atau memelihara keseimbangan air dan elektrolit pada keadaan dimana asupan makanan per-oral tidak mencukupi atau tidak mungkin.
DS : Dewasa dan anak >  3tahun atau berat badan > 15 kg 500-1000 mL pada 1x pemberian secara IV drip.
KI : Hiperkalemia, oliguria, penyakit Addison, luka bakar berat dan azotemia. Kelebihan Na, sindrom malabsorbsi glukosa – galaktosa, cedera hati yang berat, aritmia jantung.
P    : Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, edema paru dan jaringan perifer, pre-eklamsia, hipertensi, post- traumatic, sepsis berat, asidosis, obstruksi saluran kemih, DM.
ES : Alkalosis; edema otak, paru dan perifer; intoksikasi air dan hiperkalemia, tromboflebitis.
IO : Ca

13.NaCl  0,9%
K     : Per 1000 mL Na 154 mEq/L, Cl 154 mEq/L, (NaCl 9 g, water for injection 1000 mL. Osmolaritas : 308 mOsm/L.
I       : Hiponatremia atau sindrom rendah garam. Pengganti cairan ekstraseluler. Mengembalikan keseimbangan cairan tubuh dan NaCl.. Terapi untuk alkalosis metabolik. Pelarut untuk obat yang diberikan secara infuse IV drip.
DS   : Dosis bersifat individual.
KI    : Hipernatremia, retensi cairan.
P      : Dekompensasi kordis, sirotik, penyakit nefrosis dan hipoproteinemia. Jangan digunakan secara berlebihan dengan cairan bebas K dan NaCl. Monitor perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit selama penggunaan jangka panjang.
ES   : Demam, abses, nekrosis jaringan atau infeksi pada tempat suntikan. Trombosis vena atau hipervolemia. Sindrom intoleransi garam pasca operasi.


Tidak ada komentar:

Google Ads