1. IVFD
RL
Komposis :
Per L Na Laktat 3,1 g, NaCl 6 g, KCl 0,3 g, CaCl2 0,2 g, air untuk injeksi 1000
ml.
Indikasi :
Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.
Dosis
: Dosis sesuai kebutuhan pasien.
KI : Hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, laktat
asidosis.
Perhatian :
Jangan diberikan apabila botol rusak, larutan keruh atau berisi partikel.
Efek
Samping : Panas, infeksi pada temapt penyuntikan, thrombosis vena.
Interaksi
Obat : Larutan yang mengandung fosfat.
2. Neurodex
Komposisi : Vit B1 100 mg, Vit B6 200 mg, Vit B12
200 mcg.
Indikasi :
Gejala neurotropik karena defisiensi vit, gangguan neurologik, mual &
muntah pada kehamilan, anemia, roboransia untuk kejang, lesu dan usia lanjut.
Dosis : Dws 1tab 2-3 x/hr.
Pemberian
obat : Dapat diberikan bersama
makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada gastrointestinal.
3. Forneuro
Komposisi : Vit B1 100 mg, vit B6 50 mg, vit B12
100 mcg, vit E natural 200
iu, folic acid 400 mcg.
Indikasi : Mencegah dan mengobati
defisiensi vit B1, B6, B12, E dan
anemia.
Dosis : 1 kaps/hr.
Perhatian : Penyakit parkinson,
epilepsi.
Interaksi
obat : Levodopa, obat anti epilepsi.
4.Simvastatin
Komposisi
: Simvastatin
Indikasi : Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL
pada hiperkolesterolemia primer dan
sekunder jika respon terhadap diet dan penggunaan non farmakologikal tunggal
lain tidak memadai.
Dosis
: Awal 10 mg/hr pada sore hari. Hiperkolesterolemia ringan s/d sedang 5 mg/hr maksimal 40 mg/hr.
Pemberion
obat : Hindari konsumsi jus
grapefruit secara berlebihan (>1 liter/hr).
Kontraindikasi :
Penyakit hati aktif atau peningkatan persisten transaminase
serum yang tidak jelas penyebabnya,
hipersensitifitas.
Perhatian : Monitor profil lemak tiap
3 bulan ( pada pengguanaan lama).
Alkoholisme, penyakit hati.
Efek
samping : Nyeri abdomen, konstipasi,
distensi abdomen, astenia, sakit
kepala, miopati, rabdomiolisis.
Interaksi
obat : Meningkatkan efek antikoagulan
kumarin. Dengan obat
imunosupressan dapat meningkatkan resiko
miopati dan
rabdomiolisis.
5. Ciprofloxacin
Komposisi : Ciprofloxacin
Indikasi : ISK termasuk
prostatitis infeksi saluran nafas kulit dan jaringan
lunak, tulang dan sendi, GI.
Dosis : ISK ringan s/d sedang 250 mg 2
x/hr, berat 500 mg 2x/hr.
Infeksi saluran nafas , tulang dan sendi,
kulit dan jaringan lunak
ringan s/d sedang 500 mg 2 x/hr, berat 750 mg
2 x/hr. Infeksi GI
500 mg 2 x/hr.
Pemberian
obat : Dapat diberikan bersama
makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman
pada GI. Jangan diberikan bersama dengan antasid, Fe
atau produk susu
Efek
Samping : Mual, muntah, diare, nyeri
perut, dispepsia, sakit kepala, pusing,
ruam kulit, artralgia, peningkatan kadar
kreatinin serum & urea
darah. Perubahan hematologi misalnya
trombositopenia,
leukopenia
Interaksi
obat : Obat- obatan yang dimetabolisme
oleh hati, antasid, ion logam,
AINS, antidiabetes oral, xantin (teofilin, kafein).
6. Recolfar
Komposisi : Colchisin
Indikasi : Artrhitis gout akut,
profilaksis jangka pendek selama awal terapi
dengan allopurinol dan obat uricosuric.
Dosis : Arthritis gout akut awal 0,5 –
1,2 mg diikuti dengan o,5 mg tiap
2 jam sampai nyeri mereda atau timbul mual,
muntah atau diare.
Dosis rata-rata 4-8 mg. Profilaksis jangka
pendek selama awal
terapi dengan allopurinol dan obat uricosuric
0,5 mg 1x
seminggu atau s/d 1 x/hr.
Pemberian
obat : Dapat diberikan bersama
atau tidak dengan makanan.
Kontraindikasi : Pasien dengan GI serius, penyakit
ginjal atau jantung, diskrasia
darah, hamil.
Perhatian : Lanjut usia, pasien
debilitas, pasiean dengan penyakit jantung,
hepatik, ginjal atau GI.
Efek
samping :
Neuritis perifer, kelelahan otot, mual, muntah, nyeri abdomen,
diare, urtikaria, anemia aplastik,
agranulositosis, dermatitits
purpurae, alopesia.
Interaksi
obat :
Dapat mengganggu vitamin B12.
7. Enzimten
8. Zypraz
Komposisi :
Alprazolam
Indikasi : Ansietas dan gangguan
panik.
Dosis : Ansietas 0,25- 0,5 mg 3 x/hr.
Dapat ditingkatkan secara
bertahap dengan interval 3-4 h. Maksimal 4
mg/hr dalam dosis
terbagi. Gangguan panik awal 0,5-1 mg malam
hari atau 0,5 mg
3 x/hr kemudian ditingkatkan 1 mg/hr selama
3-4 hr.
Pemberian
obat : Efek samping seperti mengantuk dapat
dikurangi jika obat
diberikan segera sesudah makan.
Kontraindikasi :
Glaukoma akut sudut sempit, miastenia gravis, insufisiensi paru
akut, kondisi fobia, obsesi psikosis kronik
dalam terapi anti
jamur anak dan bayi prematur.
Perhatian : Gejala putus obat, jangan
terapi tunggal pada depresi atau
neurotik dengan depresi. Hamil dan laktasi,
penyakit hati, ginjal
kronis, penyakit paru kronik, kelemahan otot,
riwayat
penyalahgunaan obat atau alkohol. Anak <18
thn. Mengganggu
kemampuan mengendarai kendaraa atau
mengoperasikan mesin.
Efek
samping :
Mengantuk dan pusing.
Interaksi
obat :
Efek ditingkatkan dengan alkohol dan barbiturat, pemberian
bersama nifazadon meningkatkan konsentrasi
alprazolam 2x
lipat. Pemberian bersam flufosamin dan
simetidin meningkatkan
kadar puncak dan waktu paruh, menurunkan
bersihan kreatinin
dan kemampuan psikomotor.
9. Norvask
Komposisi :
Amlodipin
Indikasi :
Hipertensi miokard dan angina.
Dosis :
5 mg/hr. Maksimal 10 mg/hr.
Pemberian
obat : Dapat diberikan bersama atau tidak dengan
makanan.
Kontraiindikasi :
Hipersensitifitas terhadap dihidroperidin.
Perhatian : Kerusakan fungsi hati dan
gagal jantung kongestif, hamil dan
laktasi
Efek
samping : Sakit kepala, edema, lelah,
somnolen, mual,nyeri abdomen,
wajah kemerahan, palpitasi, pusing.
10. Serenace
Komposisi : Halloperidol
Indikasi : Terapi jangka panjang,
menangani manifestasi gangguan
psikotik misalnya skizofrenia, psikosis
karena kerusakan otak
organik atau defisiensi mental, psikosis
sinilis, fase manik dari
manik depresif. Terapi jangka pendek
pengobatan alkoholisme
akut. Pengobatan mual dan muntah yang
menyertai terapi
radiasi atau keganasan dan tidak memberi
respon terhadap
terapi lain.
Kontraindikasi : Koma, depresi SSP, penyakit
parkinson, pasien dengan lesi
pada ganglia basalis, laktasi
anak <3 tahun.
Efek
samping : Gejala neurologi, SSP, KV.
Interaksi
obat : Depresi SSP, metildopa,
antikonvulsan, antikoagulan, kumarin,
alkohol.
Pemberian
obat : Dapat diberikan bersama
makanan untuk mengurangi iritasi
pada GI.
11. Kaltrofen
Komposisi : Ketoprofen
Indikasi : Pengobatan simtomatik
pada AR, OA, Gout akut, spondilitis
ankilosa
Dosis : Tab 50 mg 3-4 x/hr atau 100 mg
2-3 x/hr, tablet OD 200 mg
1 x/hr
Pemberian
obat : Diberikan sesudah makan.
Telan utuh, jangan
dikunyah/dihancurkan
Kontraindikasi :
Hipersensitifitas terhadap AINS. Penderita tukak peptik aktif
atau penyakit inflamasi aktif pada saluran
cerna, bronkospasme
berat atau penderita riwayat asma bronkial
atau penyakit alergi
Perhatian : Hamil dan laktasi.
Lakukan pengawasan tehadap penderita
dengan gangguan ginjal dan hipertensi,
gangguan fungsi hati,
kelainan hiper aktifitas lambung, kalptrofen
diberikan sebaiknya
bersama dengan makanan atau susu untuk
menghindarai efek
samping.
Efek
samping : Dispepsia, mual,muntah, sakit
kepala, pusing, tinitus, gangguan
penglihatan, ruam dan gangguan fungsi ginjal.
Interaksi
obat : Pemberian bersama asetosal dapat
menurunkan ikatan kaltrofen
dengan ptotein dan meningkatkan bersihan
kaltrofen dalam
plasma, dengan hidroklortiazid meningkatkan
resiko terjadinya
gagal ginjal, warfari menyebabkan pendarahan
saluran cerna.
12. Urinter
Komposisi : Pipemidic acid
Indikasi : Sistitis, pielitis,
sistopielitis, pyelonefritis, uretritris, prostatitis
Dosis : Infeksi akut 1 kaps 2 x/hr
selama 7-10 hari, infeksi kronik 1
kaps 2-4 x/hr selama 2 minggu.
Pemberian
obat : Dapat diberikan atau
tidak bersama makanan.
Kontraindikasi : Hipersensitifits terhadap
pipemidat, anak kecil 12 tahun.
Perhatian : Gagal hati dan ginjal,
bayi, terkena paparan kuat sinar matahari.
Efek
samping : Reaksi GI, SSP, kulit, lemah
otot. Mialgia, hipertensi
intrakranial.
Interaksi
obat : Obat terkait dengan protein,
antasid, nitrofurantoin.
13. Brainact
Komposisi : Citicoline
Indikasi : Gangguan fungsi
kognitif pada lanjut usia.
Dosis : 1000-2000 mg/hr dalam dosis
terbagi. Tablet dispersible oral
500 mg 2 x/hr.
Pemberian
obat : Biarkan tablet disperible
oral larut seluruhnya didalam rongga
mulut.
Perhatian : Anak, hamil dan laktasi.
Efek
samping : Gangguan epigastrium, mual,
muntah, sakit kepala, pusing,
kemerahan pada kulit.
14. Ranitidin injeksi
Komposisi : Ranitidin HCl
Indikasi : Tukak duodenal, lambung, tukak
pasca OP, esofagitis erosif,
refluks esofagitis, keadaan hipersekresi
patologis (sindrom
zollinger-ellison)
Dosis
:
IM 50 mg ( tanpa pengenceran tiap 6-8 jam) IV bolus
intermitten 50 mg (2mg) tiap 6-8 jam
Perhatian : Adanya kemungkinan keganasan
pada penderita tukak lambung
dan dispepsia harus disingkirkan sebelum
terapi, gagal ginjal dal
laktasi
Efek
Samping : Sakit kepala, malaise, pusing,
mengantuk, insomnia, vertigo,
agitasi, depresi, halusinasi,
bradikardian takikardia, diare, mual,
muntah, nyeri perut
Interaksi
obat : Mengurangi bersiahan dari
warfarin, prokainamid.
Meningkatkan absorpsi dari
midazolam, menurunkan absorbs
kobalamin
15. Curcel injeksi
Komposisi : Citicoline
Indikasi : Kehilangan kesadaran
akibat kerusakan otak, trauma kepala atau
operasi otak dan infark serebral. Untuk
mempercepat
rehabilitasi ektstremitas atas pada pasien
hemiplegia apopeksia,
pasien dengan paralisis ekstremitas bawah
yang relatif ringan
dalam 1 tahun terakhir dan sedang
direhabilitasi atau sedang
diterapi obat oral biasa.
Dosis :
Kehilangan kesadaran akibat cedera kepala atau operasi otak
100-500 mg secara infus IV drip atau injeksi
1-2 x/hr,
kehilangan kesadaran pada infark serebral
akut 1 gram IV 1x/hr
selama 2 minggu berturut-turut,
pascahemiplegia apopeptik 1
gram IV 1 x/hr selama 4 minggu
berturut-turut. Jika tanpa ada
perbaikan, pemberian dialnjutkan selama 4
minggu lagi.
Perhatian :
Pasien dengan riwayat kejang dan kecendrungan bunuh diri,
kerusakan hati dan ginjal dalam keadaan
akut dan gawat harus
diberikan bersama dengan obat yang dapat
menurunkan TIO
atau hemoragia, jaga agar suhu tubuh tetap
rendah. Dapat
mengganggu kemampuan untuk mengemudi atau
menjalankan
mesin, bayi prematur, bayi baru lahir, bayi
yang menyusui,
anak.
Efek
samping : Ruam kulit, insomnia, pusing, kejang, mual,
anoreksia dan rasa
tidak enak badan.
16. Zerlin
Komposisi :
Sertraline
Indikasi :
Semua tipe depresi dengan atau tanpa riwayat mania.
Dosis :
1 tablet perhari. Maksimal 200 mg perhari
Efek
samping :
Mual muntah, mulut kering, diare, insomnia, tremor.
1.
TheravaskÃ’
K : Amlodipine besylate
I : Hipertensi, terapi lini pertama untuk
iskemia miokard karena angina stabil dan atau angina Prinzmetal atau angina
varian.
D : Hipertensi dan angina, awal: 5 mg 1x/hari.
Maks 10 mg 1x/hari. Pasien dengan BB rendah, rapuh, lanjut usia atau insufisiensi hati 2,5 mg
1x/hari.
Angina
stabil kronik atau vasospastik 5-10 mg 1x/hari.
PO : Berikan dengan atau tanpa makanan.
KI : Sensitif terhadap dihidropiridin.
P : Gangguan hati, hamil, laktasi dan anak.
ES : Sakit kepala, edema,
lelah, somonlen, mual, nyeri abdomen, sensasi panas dan kemerahan pada wajah,
palpitasi, pusing.
MK : Menghambat
ion kalsium ketika memasuki saluran lambat atau area sensitif tegangan selektif
pada otot polos vaskuler dan miokardium selama depolarisasi, menghasilkan relaksasi otot polos
vaskuler koroner dan vasodilatasi koroner, meningkatkan penghantaran oksigen
pada pasien angina vasospastik.
2. TevoxÃ’
K : Levofloxacin
I : Sinusitis maksilaris akut, eksaserbasi akut dari bronkitis
kronik, infeksi kulit dan struktur kulit tak terkomplikasi pneumonia yang didapat
dari masyarakat, ISK terkomplikasi, pielonefritis akut.
D : Sinusitis maksilaris
akut, awal: 500 mg per 24 jam selama 10-14 hari. Eksaserbasi akut dari bronkitis kronik: 500 mg per
24 jam selama 7 hari. Pneumonia yang didapat dari masyarakat: 500 mg per 24 jam
selama 7-14 hari.
Infeksi kulit dan
struktur kulit tak terkomplikasi: 500 mg per 24 jam selama 7-10 hari. ISK
terkomplikasi, pielonefritis akut: 250 mg per 24 jam selama 10 hari.
Pemberian secara infus tidak boleh < 1 jam.
PO : Berikan dengan atau tanpa makanan. Pastikan kecukupan asupan
cairan.
KI : Hipersensitivitas, riwayat
epilepsi, nyeri, inflamasi atau ruptur tendon sesudah mendapat
levofloxacin, anak dan remaja, hamil dan laktasi.
P : Hindari pemaparan yang
berlebihan terhadap sinar matahari atau UV, diketahui atau diduga ada
gangguan SSP, awasi glukosa darah pada pasien yang juga mendapat obat hipoglikemik oral atau
insulin, lakukan tes fungsi ginjal, hati dan hematopoletik pada terapi jangka
lama, hentikan penggunaan bila terjadi nyeri, inflamasi atau ruptur
tendon, dapat mengganggu kemampuan mengemudi dan menjalankan mesin.
ES : Diare, mual, vaginatis,
kembung, pruritus, ruam kulit, nyeri abdomen, moniliasis genital, pusing, dispepsia, insomnia,
gangguan pengecapan, muntah, anoreksia, konstipasi, edema, lelah, sakit kepala,
banyak berkeringat, leukore, tidak enak badan, gugup, gangguan tidur, tremor
dan urtikaria.
IO : Antasida yang mengandung
Mg hidroksida dan atau Al hidroksida, teofilin, warfarin, siklosporin,
probenesid, simetidin, AINS, antidiabetik oral.
MK : Menghambat
DNA-gyrase pada organisme yang peka; menghambat relaksasi superkoloid DNA dan memicu
kerusakan DNA bakteri. DNA gyrase (topoisomerase II) adalah
enzim esensial bakteri yang berfungsi untuk memperbaiki struktur superhelik DNA
yang diperlukan untuk replikasi, transkripsi, rekombinasi dan transposisi.
3. UrispasÃ’
K : Flavoksat hidroklorida
200 mg
I : Mengurangi gejala akibat
gangguan saluran kemih seperti frequency
dan incontinence yang terjadi pada penderita sistitis,
prostatitis, uretritis, uretrosistitis dan uretrogenitis, nyeri suprapubik, nokturia, disuria.
KI : Penderita dengan
obstruksi duodenal atau filorik, luka pada usus, pendarahan gastrointestinal
dan obstruksi uropatik saluran kemih bagian bawah.
ES : Mual, muntah, mulut
kering, gelisah, vertigo, sakit kepala, mengantuk, gangguan akomodasi mata,
tekanan intraokular meningkat, gangguan
penglihatan, bingung, disuria, takikardia, palpitasi, hiperpireksia,
eosinofilia, leuko-penia, urtikaria dan dermatitis lainnya.
DS : Dewasa sdan anak >
12 tahun: 3-4 x sehari 200 mg.
4. CodiprontÃ’ syrup
K : per 5 mL
sirup: kodein anhidrat 11,11 mg, phenyltoloxamine 3,67 mg
I : Batuk kering yang berhubungan dengan alergi.
DS : Dewasa dan
anak > 14 thn: 3 sdt 2x/hari,anak 6-14 thn: 2 sdt 2x/hari, 4-6 thn: 1 sdt
2x/hari, 2-4 thn: ½ sdt 2x/hari. Kodein tidak boleh diberikan untuk anak < 2
thn.
PO : diberikan
bersama makanan
KI : Hipersensitif
terhadap salah satu komponen obat ini, glaukoma sudut sempit, gangguan pernafasan,
serangan asma akut, koma, hipertrofi prostat dengan sisa urin, , gangguan saluran cerna,
hamil, laktasi, anak < 2 tahun.
P : Pasien dengan depresi SSP, depresi pernafasan, alkoholisme
akut, penyakit paru akut, gangguan konvulsi, disfungsi hati dan ginjal, demam,
hipotiroid, penyakit addison, kolitis ulseratif, hipertrofi prostat, pasca operasi GI atau saluran kemih,
dapat menyebabkan hipotensi pada pasien dengan hipovolemia.
ES : Mual, muntah, gangguan
koordinasi visiomotorik dan kapasitas visual, pruritis, kemerahan pada kulit,
dispnea, mulut kering, gangguan tidur, reaksi hipersensitif, peningkatan BB,
peningkatan tonus otot polos.
IO : Obat penekan SSP
(barbiturat, psikofarmaka, antihistamin, analgesik), alkohol.
MK : Kodein menyebabkan penekanan reflek batuk dengan efek
langsung pada pusat batuk di medulla otak dan meningkatkan viskostas
sekresi bronchial.
5. RanitidinÃ’ injeksi
K :
Ranitidin HCl
I : Tukak lambung dan duodenum, tukak pasca op, esofagitis
erosif, refluks esofagitis, keadaan hipersekresi patologis (sindrom
Zollinger-Ellison), pengobatan alternatif jangka pendek untuk pasien yang tidak
dapat diberikan ranitidin oral.
DS : i.m 50 mg (tanpa pengenceran) tiap 6-8 jam. i.v bolus
intermitten: 50 mg (2 mL) tiap6-8 jam. Diencerkan dalam larutan NaCl 0,9% atau
larutan injeksi i.v lain yang cocok sampai diperoleh kadar tidak lebih dari 2,5
mg/mL. Kecepatan injeksi tidak lebih dari 4 mL/menit selama 5 menit. Infus
intermitten: 50 mg (2 mL) tiap 6-8 jam diencerkan dalam larut dextrosa 5% atau larutan i.v
lain yang cocok hingga diperoleh kadar tidak lebih dari 0,5 mg/mL.
Kecepatan infus tidak lebih dari 5-7 mL/menit dengan waktu 5-20 menit. Infus
i.v kontiniu: 150 mg diencerkan dalam
250 mL larutan dextrose 5% atau larutan i.v lain yang cocok dan diberikan via infus
dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam.
PO : Berikan bersama atau tanpa makanan.
P : Adanya kemungkinan keganasan pada penderita tukak lambung dan dispepsia
harus disingkirkan sebelum terapi, gagal ginjal dan laktasi.
ES : Sakit kepala, malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi,
depresi, halusinasi, aritmia, takikardia, bradikardia, blok AV, denyut
ventrikel prematur, konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut, artralgia, mialgia, leukopenia,
granulositopenia, trombositopenia, anemia aplastik, ginekomastia, impotensi,
hilangnya libido, ruam, eritema multiformis, alopesia, reaksi
hipersensitivitas.
MK : Menghambat secara kompetitif histamin
pada reseptor H2 sel-sel parietal lambung, yang menghambat sekresi asam lambung;
volume lambung dan konsentrasi
ion hidrogen berkurang.Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi
faktor intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin, atau serum gastrin.
6. Mannitol
I : Digunakan untuk meningkatkan aliran urin pada
pasien dengan gagal ginjal akut dan untuk menurunkan tekanan intrakranial.
D : Dewasa diuretik: 50-100 g larutan 20%, diberikan secara
infus i.v dengan kecepatan 30-50 mL/jam. Untuk menurunkan TIK 0,25 g/kgBB diberikan tiap 6-8 jam.
Anak diuretik: 0,25-2 g/kgBB atau 60 g/m2 luas permukaan tubuh. Diberikan selama
2-6 jam.
KI : Anuria, dehidrasi berat, perdarahan intrakranial akut,
kecuali selama tindakan kraniotomi, edema paru berat, gagal jantung
P : Diabetes, hipertensi, insufisiensi jantung dan ginjal,
hamil dan laktasi.
ES : Mual,muntah, sakit kepala, pusing, menggigil, demam, takikardi, nyeri dada,
hiponatremia, penglihatan kabur, hipotensi, tromboflebitis, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit, reaksi hipersensitivitas.
MK : Meningkatkan tekanan osmosis dari
filtrat glomerular yang menginhibisi reabsorpsi tubular air elektrolit dan
meningkatkan output uriner.
7. Lansoprazol
I : Tukak lambung dan duodenum, tukak pasca op, esofagitis
erosif, refluks esofagitis.
D : Tukak duodenum, refluks esofagitis 1 kapsul/hari selama 4
minggu. Tukak lambung, esofagitis erosif 1 kapsul/hari selama 8
minggu.
PO : Berikan sebelum makan.
ES : Sakit kepala, nyeri abdomen, diare, dispepsia, mual,
muntah, konstipasi, mulut kering, kembung, pusing,
lelah, ruam kulit, urtikaria, peningkatan hasil tes fungsi hati yang bersifat sementara dan
reversible. Perubahan hematologi seperti trombositopenia, eosinofilia,
leukopenia, artralgia, edema perifer, depresi.
IO : Kontrasepsi oral, teofilin, warfarin, antasida, sukralfat.
MK : Lansoprazol merupakan penghambat pompa proton yang selektif dan irreversible. Dalam
lingkungan asam di sel parietal lambung, Lansoprazol dikonversi menjadi turunan sulfenamid
aktif yang terikat dengan gugus sulfhidril dari (H+, K+)-ATPase,yang juga
dikenal sebagai pompa proton. Hambatan Lansoprazol pada (H+, K+)-ATPase
menyebabkan hambatan sekresi asam lambung. Efek penghambatan ini terkait dengan
dosis.
8. Alprazolam
I : Kecemasan yang berhubungan
dengan depresi dan gangguan panik.
DS : Dewasa: 0,25-0,5 mg 3x/hari, dapat ditingkatkan dengan interval 3-4 hari s/d maks 4 mg/hr dalam
dosis terbagi. Lansia, pasien lemah fisik dan disfungsi hati berat:
0,25 mg 2-3 x/hari dapat ditingkatkan secara bertahap.
PO : Berikan dengan atau tanpa makanan, ESO dapat dikurangi jika obat diberikan segera sesudah
makan.
KI : Hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma sudut
sempit akut, miastenia gravis, insufisiensi paru akut, psikosis
obsesif kronik dan fobia, anak dan bayi prematur.
P : Hindari pemberian jangka panjang insufisiensi
kelemahan otot, alkohol, gangguan kepribadian yang jelas.
MK : Berikatan dengan reseptor benzodiasepin
pada saraf post sinap GABA di beberapa tempat di SSP, termasuk sistem limbik
dan formattio retikuler.
Peningkatan efek inhibisi GABA menimbulkan peningkatan permiabilitas terhadap ion klorida yang menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan stabilisasi.
Peningkatan efek inhibisi GABA menimbulkan peningkatan permiabilitas terhadap ion klorida yang menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan stabilisasi.
9. Brainact®
K : Citicolin 500 mg/tablet dispersible oral
I : Kehilangan kesadaran akibat kerusakan atau
bedah otak, trauma serebral atau infeksi serebral.
DS : Tablet dispersible oral: 500 mg 2 x sehari
ES : Gangguan epigastrum, mual, kemerahan pada
kulit, sakit kepala, pusing.
P : Anak, hamil dan laktasi.
PO : Biarkan tablet dispersible oral larut
seluruhnya dalam rongga mulut.
MK : Memodulasi metabolisme fosfolipid
membran sel serta memperbaiki kadar neurotransmiter.
10.Cercul®
K : Citicolin 125 mg/mL ampul
I : Kehilangan kesadaran akibat kerusakan atau
bedah otak, trauma serebral atau infeksi serebral.
DS : Kehilangan kesadaran akibat cedera kepala atau
op otak: 100-500 mg secara infuse i.v drip atau injeksi 1-2 x sehari.
ES : Gangguan epigastrum, mual, kemerahan pada
kulit, sakit kepala, pusing.
P : Pasien dengan gangguan kedaran akut, serius dan
progresif. Pemberian bersama obat haemostatic, obat yang menurunkan TIK.
Hindari pemberian dosis tinggi pada pendarahan intrakranial.
MK : Memodulasi metabolisme fosfolipid
membran sel serta memperbaiki kadar neurotransmiter.
11. Infus Asering®
K : Per L Na 130 mEq, Cl 109 mEq, K 4 mEq, Ca 3 mEq, acetate28 mEq
I : Terapi cairan pengganti untuk kondisi
kehilangan cairan secara akut
DS : Dosis bersifat individual
KI : Penderita gagal jantung
kongestif, kerusakan ginjal, edema paru yang disebabkan oleh retensi Na dan
hiperproteinemia. Penderita hipernatremia, hiperkloremia, hiperkalemia,
hiperhidrasi.
P : Anak, lanjut usia,
pasien hipertensi dan toksemia gravidarum. Jangan diberikan bersama dengan tranfusi darah.
Penggunaan jangka panjang.
ES : Demam, infeksi pada tempat
injeksi, thrombosis vena atau flebitis pada tempat injeksi, hipervolemia.
12.KAEN 3B
K : Per L Na 50 mEq, K 20 mEq, Cl 50 mEq,
Lactate 20 mEq, glucose 27 g.
I : Menyalurkan atau
memelihara keseimbangan air dan elektrolit pada keadaan dimana asupan makanan
per-oral tidak mencukupi atau tidak mungkin.
DS : Dewasa dan anak > 3tahun atau berat badan > 15
kg 500-1000 mL pada 1x pemberian secara IV drip.
KI : Hiperkalemia, oliguria,
penyakit Addison, luka bakar berat dan azotemia. Kelebihan Na, sindrom malabsorbsi glukosa –
galaktosa, cedera hati yang berat, aritmia jantung.
P : Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, edema
paru dan jaringan perifer, pre-eklamsia, hipertensi, post- traumatic, sepsis
berat, asidosis, obstruksi saluran kemih, DM.
ES : Alkalosis; edema otak, paru dan perifer;
intoksikasi air dan hiperkalemia, tromboflebitis.
IO : Ca
13.NaCl 0,9%
K : Per 1000 mL Na 154 mEq/L, Cl 154 mEq/L, (NaCl
9 g, water for injection 1000 mL. Osmolaritas : 308 mOsm/L.
I : Hiponatremia atau sindrom rendah garam.
Pengganti cairan ekstraseluler. Mengembalikan keseimbangan cairan tubuh dan NaCl.. Terapi untuk
alkalosis metabolik. Pelarut untuk obat yang diberikan secara infuse IV drip.
DS : Dosis bersifat
individual.
KI : Hipernatremia, retensi cairan.
P : Dekompensasi kordis, sirotik, penyakit nefrosis
dan hipoproteinemia. Jangan digunakan secara berlebihan dengan cairan bebas K
dan NaCl. Monitor perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit selama penggunaan
jangka panjang.
ES : Demam, abses, nekrosis
jaringan atau infeksi pada tempat suntikan. Trombosis vena atau hipervolemia. Sindrom
intoleransi garam pasca operasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar