Gangren diabetik adalah merupakan suatu
bentuk dari kematian jaringan pada penderita diabetes mellitus oleh karena
berkurangnya atau terhentinya aliran darah kejaringan tersebut.Gangren diabetik
merupakan suatu komplikasi jangka panjang dari penyakit diabetes. Telah
dilaporkan bahwa penderita diabetes lima kali lebih banyak terhadap resiko
penderita gangren. Insiden yang paling tinggi terjadi pada dekade 60 tahun.
Angka kematian oleh karena gangren diabetik adalah tinggi, begitu juga resiko
amputasi yang sangat besar, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan/kesadaran
penderita diabetes sehingga penderida datang biasanya sudah dalam keadaan
lanjut dan biasanya dengan keadaan gangren yang sudah berat, maka sebagai
akibatnya terpaksa harus diamputasi serta memerlukan perawatan yang lebih
panjang. Kelainan ini didasarkan atas gangguan aliran darah perifer (angiopati
diabetik perifer) , gangguan syaraf perifer (neuropati diabetik perifer) dan
infeksi.(8,9)
Gangren merupakan suatu komplikasi
kronik dari diabetes yang paling ditakuti.Hasil pengelolaan dari gangren sering
mengecewakan baik bagi dokter pengelola maupun penyandang diabetes dan
keluarga.Sering gangren diabetes berakhir dengan kecacatan dan kadang kadang
sampai terjadi suatu kematian.(10)
Sampai saat sekarang ini di Indonesia
gangren masih merupakan masalah yang rumit dan tidak terkelola dengan maksimal,
karena sedikit sekali orang yang berminat untuk menggeluti dari pada gangren
ini.Disamping itu ketidaktahuan masyarakat mengenai gangren masih sangat
mencolok dan adanya permasalahan biaya pengelolaan yang besar dan tidak
terjangkau oleh masyarakat pada umumnya, semua ini akan menambah peliknya
masalah dari gangren ini. (11,12)
Di negara maju
gangren juga masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar, tetapi
dengan kemajuan dan cara pengelolaan dan adanya klinik gangren diabetes yang
aktip mengelola sejak pencegahan primer, nasib penyandang gangren diabetes akan
menjadi lebih cerah.Angka kematian dan angka amputasi dapat ditekan sampai
sangat rendah, menurunnya sebanyak 49-89% dari sebelumnya.(13,14,15)
Pada tahun 2005
International Diabetes Federation mengambil tema tahun kaki diabetik guna
mengingat pentingnya pengelolaan dari gangren ini untuk dikembangkan.Di Rumah
sakit Cipto Mangunkusumo sendiri masalah dari pada gangren ini masih juga
merupakan masalah yang sangat besar, dimana sebagian besar perawatan penyandang
dari penderita diabetes selalu menyangkut tentang gangren diabetes.Angka
kematian dan angka amputasi masih sangat tinggi dimana masing masing sebesar 16
dan 25% (data dari RS Cipto tahun 2003).Nasib para penyandang diabetes paska
amputasipun masih sangat buruk. Sebanyak 14,3% akan meninggal dalam setahun
paska amputasi dan sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun paska operasi.(15,16,17)
1.9.
Klasifikasi dari gangren
Adanya berbagaimacam klasifikasi dari
gangren diabetik mulai dari yang paling sederhana seperti klasifikasi Edmonds
dari King’s Collage Hospital London, Klasifikasi Liverpool yang sedikit lebih
ruwet sampai klasifikasi Wagner yang lebih terkait denganpengelolaan gangren
diabetes, dan juga klasifikasi Texas yang lebih kompleks tetapi juga lebih
mengacu kepada pengelolaan gangren diabetes.(18,19)
Suatu klasifikasi mutakhir dianjurkan
oleh International Working Group on Diabetic Foot (Klasifikasi PEDIS ini akan
dapat ditentukan kelainan apa yang lebih dominant, Vaskular, Infeksi atau
neuropatik, sehingga arah dari pengelolaan pun dapat tertuju dengan lebih
baik.Suatu klasifikasi lain yang sangat praktis dan sangat erat dengan
pengeloaan adalah klasifikasi yang berdasar pada perjalanan alamiah gangren
diabetes (Edmonds 2004 – 2005)
-
Stage 1 : Normal foot
-
Stage 2 : Hight risk foot
-
Stage 3 : Ulcerated foot
-
Stage 4 : Infected foot
-
Stage 5 : Necrotic foot
- Stage 6 : Unsalvable foot
Untuk stage 1 dan 2 peran pencegahan
primer sangat penting dan semuanya dapat dikerjakan pada pelayanan kesehatan
primer.
Untuk stage 3 dan 4 kebanyakan sudah
memerlukan perawatan ditingkat pelayanan kesehatan yang lebih memadai umumnya
sudah memerlukan pelayanan spesialistik
Untuk stage 5 dan 6 jelas merupakan
kasus rawat inap dan jelas sekali memerlikan suatu kerja sama tim yang sangat
erat dimana harus ada dokter bedah utamanya bedah vaskular/ahli bedah plastik
dan rekontruksi
Untuk optimalisasi pengelolaan
gangren diabetes pada setiap tahap harus diingat berbagai faktor yang harus
dikendalikan yaitu :
v Mechanical
control – Presure control
v Metabolic
control
v Vascular
control
v Education
control
v Wound
control
v Microbiological
control – infection control(18,19,20)
Klasifikasi gangren diabetik
menurut Wagner (21)
Grade 0
|
Tidak ada luka
|
Grade 1
|
Ulkus dengan infeksi
yang superfisial
|
Grade 2
|
Ulkus yang lebih
dalam sampai ketendon dan tulang tetapi terdapat infeksi yang minimal
|
Grade 3
|
Ulkus yang lebih
dalam sampai ketendon, tulang dan terdapat abses dan osteomyelitis
|
Grade 4
|
Ulkus dan menimbulkan
gangren local pada jari jari kaki atau kaki bagian depan.
|
Grade 5
|
Lesi/ulkus dengan
gangren ganggren diseluruh kaki
|
Klasifikasi ganggren menurut Texas
|
0
|
I
|
II
|
III
|
A
|
Tidak ada luka
|
Luka superficial
|
Luka sampai tendon,
kapsul sendi atau tulang
|
Luka dengan
abses,sellulitis,atau sepsis sendi
|
B
|
Infeksi
|
Infeksi
|
Infeksi
|
Infeksi
|
C
|
Iskemik
|
Iskemik
|
Iskemik
|
Iskemik
|
D
|
Infeksi dan iskemik
|
Infeksi dan iskemik
|
Infeksi dan iskemik
|
Infeksi dan iskemik
|
Infeksi sering menjadi penyulit dari
gangren.Gangren ini merupakan penyebab masuknya bakteri dan sering
polimikrobial yang menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kerusakan berat
dari jaringan.Pengerusakan dari jaringan ini menjadi alasan utama untuk
melakukan suatu tindakan dari amputasi.
Amputasi ini
bukanlah merupakan suatu konsekuensi dari penyakit vaskuler ataupun neuropati
yang tidak dapat dielakkan, pengenalan secara dini dan dengan cepat dalam suatu
pencegahan serta penentuan dari suatu obat yang tepat dan intensif terhadap
suatu komplikasi dari pada gangren akan dapat mengurangi jumlah dari suatu
tindakan amputasi dari penderita diabetes dengan gangren.(22,23)
Pada suatu keadaan infeksi gangren
biasanya disebabkan oleh suatu organisma dari sekitar kulit yang pada umumnya
adalah Staphylococcus aureus ataupun Streptococcus.Jika drainase tidak adekuat
maka perkembangan sellulitis yang dapat menyebabkan sepsis untuk menginfeksi
tendon, tulang dan sendi dibawahnya. Kadang kadang Staphylococcus
danstreptococcus dijumpai bersamaan dan ini dapat bergabung mengakibatkan
sellulitis yang meluas dan cepat.(24)
Streptococcus mensekresi hialuronidase
yang dapat mempercepat penyebaran distribusi necrotizing toxin dari
staphylococcus.Enzim dari bakteri ini juga angiotoxic dan dapat menyebabkan
terjadinya insitu trombosis dari pembuluh darah.Jika pembuluh darah mengalami
trombosis yang kemudian akan menjadi necrotic dan gangren, keadaan ini mungkin
akan menjadi dasar yang disebut dengan gangren diabetic.(25,26)
Kuman Gram
negative aerob sama seperti kuman anaerob pada umumnya tumbuh dengan subur pada
infeksi. Kuman aerob ini akan cepat menginfeksi aliran darah dan kadang kadang
mengakibatkan bakteriemia yang akan dapat mengancam kehidupan.Dengan mengetahui
faktor yang dominan dapat diusahakan memperbaiki hasil dari pengobatan maupun
mencegah terjadinya ulkus/gangren.(27,28,29)
Faktor faktor tersebut semuanya
merupakan faktor/komponen yang saling berkaitan dan saling menunjang walaupun
tampaknya kalaudilihat sendiri tidak cukup berpengaruh untuk dapat menimbulkan
ulkus ataupun gangren.Dengan menghilangnya atau mengurangi faktor penyebab
diharapkan terjadinya ulkus/gangren serta amputasi dapat dicegah
Kelainan dari
pada kulit penderita diabetes mudah timbul akibat hilangnya rasa menyertai
kelumpuhan dari syaraf/neuropati. Kulit akan mudah luka akibat dari tekanan
yang lama, trauma benda keras, tumpul, benda panas/dingin yang lama.(30
1.10. PATOGENESA
Penyebab
kelainan kaki pada penderita diabetes merupakan multifaktorial yang saling kait
mengkait yang kadang sulit dipisahkan satu dengan lainnya , tetapi untuk
memudahkan pengertian patofisiologi juga untuk tujuan pengobatan dapat dibagi
dalam beberapa faktor antara lain :
1.10.1.Faktor Metabolik
Tingginya kadar gula darah dalam jangka
pendek pada luka kaki akan sangat menyulitkan penyembuhan, sementara luka yang
disertai dengan infeksi juga akan meningkatkan gula darah .dalam jangka panjang
tingginya kadar gula darah merupakan hal yang paling mendasari terjadinya
berbagai kelainan pada jaringan tubuh penderita diabetes secara umum seperti
arterosklerosis, gangguan lemak darah, kekentalan plasma darah, kelenturan
eritrosit, berkurangnya daya fagosit dari pada leukosit. Sorbitol yang
dihasilkan pada jalur metabolik alternatif seperti polyolpathway merupakan
racun yang dapat merusak jaringa saraf, endotel, kornea,dan sebagainya.
Glikolisasi non enzimatik juga sangat
berperan dalam patofisiologi terjadinya komplikasi diabetes secara umum. Dengan
glikolisasi non enzimatik protein protein terutama protein yang turn overnya
panjang yang terendam dalam glukosa yang relatif tinggi akan berobah menjadi
protein yang terglikosilasi yang bersifat irreversibel yang disebut dengan
Advance Glycosilation Endproduck (AGE). AGE ini akan mempunyai sifat kimia dan
fisika yang berbeda dengan protein asalnya yang belum terglikosilasi.
Glikosilasi globin pada hemoglobin menyebabkan kelenturan eritrosit yang
mengandung glikosilated globin tersebut menjadi kurang lentur sehingga akan
memperlambat gerakannya pada tingkat kapiler. Pada eritrosit disamping
kelenturannya yang menurun juga ada kecendrungan aggregasi, secara keseluruhan
akan memperlambat aliran darah yang juga diperberat dengan plasma kental.
Glikosilasi jaringan elastin dan kollagen pada dinding pembuluh darah menyebabkan
pembuluh darah tersebut menjadi kurang elastis sehinggakelenturannya berkurang
dan hal ini akan dapat menyebabkan tekanan darah meningkat. Glikosilasi protein
plasma menyebabkan plasma menjadi lebih kental dan hal ini juga akan mengganggu
kelancaran sirkulasi.
1.10.2. Kelainan Vaskuler
berupa Makroangipati dan Mikroangipati
Hal ini
menyebabkan aliran darah kekaki menjadi berkurang yang juga akan diikuti dengan
berkurangnya suplai oksigen dan makanan disamping berkurangnya kemampuan sistim
immunologis tubuh pada tempat tersebut. Terbentuknya makroangiopati terutama
disebabkan oleh arterosklerosis dan arterosklerosis ini sendiri dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti tekanan darah, dislipidemi, umur dan lain lain
.Mikroangiopati merupakan hal yang kompleks yang didasari oleh perubahan
perubahan sehubungan dengan buruknya kontrol diabetes secara umum.
II.4.3.
Faktor Neuropati
Neuropati yang terjadi merupakan
kombinasi otonomik dengan sensorik yang berat.Hal ini menyebabkan berkurangnya
sensasi nyeri yang sangat penting dalam reflek menghindar terhadap
trauma.Neuropati otonomik pada kaki menyebabkan fungsi kelenjar keringat
berkurang sehingga kulit kering, elastisitas menurun, dan sering menimbulkan
retak dengan infeksi.Selain itu neuropati otonomik juga dapat menyebabkan edema
dan bertambahnya shunting arterovenosus sehingga memudahkan timbulnya lesi.
Neuropati motoris yang sering mengenai bagian ujung pada kaki menyebabkan
atropi otot dan hal ini selanjutnya akan menyebabkan deformitas telapak kaki sehingga
juga berperanan dalam timbulnya lesi pada kaki.
II.4.4.
Faktor Mekanis
Tekanan ringan
secara terus menerus akan menyebabkan nekrosis iskemik seperti pemakaian kaus
kaki atau sepatu yang ketat yang cukup lama. Nekrosis iskemik selanjutnyaakan
menjadi ganggren atau jaringan tersebut digantikan dengan jaringan tersebut
digantikan dengan jaringan ikat dan pembentukan kallus yang merupakan salah
satu predisposisi terjadinya ulserasi. Tekanan yang sedang terjadi pada waktu
berjalan tampa alas kaki dapat menyebabkan autolisis. Bila hal ini terjadi pada
satu tempat secara kronis maka akan terjadi pelepasan enzim lisosomal yang
selanjutnya terjadi pecah jaringan dan ulserasi. Tekanan berat secara langsung
akan menyebabkan perlukaan jaringan misalnya terpijak benda tajam .Hal ini
dapat terjadi karena berkurangnya sensori nyeri dan baru menyadari kalau sudah
disertai dengan infeksi yang agak berat.
II.4.5.
Faktor Infeksi
Kurangnya
perasaan sakit menyebabkan pasien tidak menyadari kalau ada luka dan dengan
luka terbuka tampa perawatan akan mengundang infeksi, baru akan disadari kalau
infeksi cukup berat seperti sellulitis yan luas bahkan kadang sampai terjadi
osteomielitis.
Pada penderita diabetes luka sedikit
saja dikaki harus mendapat perhatian besar bahkan dikatakan ini merupakan suatu
hal yang darurat.Sering hal ini tidak diperhatikan bahkan dokterpun sering
tidak memeriksa kaki penderita diabetes kalau tidak dikeluhkan oleh penderita.
Sementara penderita tidak akan mengeluh kalau luka tersebut tidak cukup serius.
Kerentanan infeksi pada penderita
dibetes lebih tinggi kalau dibandingkan dengan penderita non diabetes sehingga
penderita diabetes sering terkena infeksi, bahkan kuman oportunistik juga dapat
menjadi masalah pada penderita diabetes seperti misalnya kandidiasis. Juga pada
kaki penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
beberapa hal :
a. Makro
dan mikroangiopati yang terjadi sehingga suplai oksigen dan bahan makanan
lainnya kekaki menjadi berkurang termasuk mobilisasi fagosit ketempat lesi
b. Menurunnya
kekuatan sistim immunitas humoral
c. Menurunnya
keasaman yang terjadi pada kulit penderita diabetes. (34,35,36)
Terjadinya masalah gangren adalah karena
adanya hiperglikemia pada penyandang diabetes yang menyebabkan kelainan
neuropati dan kelainan pada pembuluh darah.(37)
Neuropati baik sensorik maupun aotonomik
akan mengakibatkan berbagai perobahan pada kulit dan otot yang kemudian
menyebabkan terjadinya perobahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan
selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus.Adanya kerentanan terhadap
infeksi menyebabkan infeksi akan mudah merebak menjadi infeksi yang luas.
Faktor aliran darah yang kurang akan lebih lanjut menambah rumitnya pengelolaan
gangren diabetes.(38,39)
Penderita diabetes mellitus yang kadar
gulanya tidak terkontrol akan lebih mudah untuk tumbuh dan berkembangnya
bakteri bakteri dari pada penderita yang kadar gula darahnya terkontrol dan
pada orang yang non diabetes.Penderita dari diabetes ini harus lebih hati hati
dan perlu pencegahan infeksi yang lebih ketat.(40)
Terjadinya gangren dikaki baik yang
mengenai jari kaki maupun yang sudah meluas sampai telapak dan punggung kaki
pada umumnya dapat disebabkan oleh karena suatu proses dari iskemik, neuropati,
dan infeksi. Ketiga penyebab ini dapat terjadi secara bersamaan ataupun
sendiri. Infeksi pada kaki diabetik dapat terjadi pada kulit, otot dan tulang
yang pada umumnya disebabkan oleh karena kerusakan dari pembuluh saraf dan
aliran darah kedaerah luka . Infeksi dan ulkus pada kaki diabetes akan bermacam
macam manifestasinya.(41,42,43)
Literatur
melaporkan bahwa hiperglikemia yang lama akan menyebabkan perobahan patologi
pada pembuluh darah. Ini dapat menyebabkan terjadinya penebalan pada tunika
intima hyperplasia membrana basalis arteria, oklusi (penyumbatan) arteri dan
abnormalitas trombosit sehingga menghantarkan perlekatan (adhesi) dan
pembekuan. Selain itu hiperglikemia juga dapat menyebabkan leukosit menjadi
tidak normal sehingga bila ada infeksi mikroorganisma (bakteri) akan sulit
untuk dimusnahkan oleh sistem fagositosis bakterisit intra sel.(44,45)
Hal tersebut akan diperoleh lagi oleh
tidak saja kekakuan dari arteri namun juga diperberat oleh rheologi darah yang
tidak normal.Menurut kepustakaan adanya peningkatan dari kadar fibrinogen dan
bertambahnya reaktifitas trombosit akan menyebabkan tingginya agregasi dari sel
darah merah sehingga sirkulasi darah menjadi lambat dan akan mempermudah
terbentuknya trombosit pada dinding pembuluh arteria yang sudah kaku sehingga
akhirnya akan terjadi gangguan sirkulasi.(46,47,48)
Manifestasi angiopati pada pembuluh
darah penderita diabetes mellitus antara lain berupa penyempitan dan
penyumbatan daerah perifer (yang utama), sering terjadi pada tungkai bawah
(terutama kaki) akibatnya perfusi jaringan dari bagian distal dan tungkai akan
menjadi kurang baik dan akan timbul ulkus yang kemidian akan berkembang menjadi
nekrosis/gangren yang sangat sulit untuk diatasi dan hal ini tidak jarang
memerlukan suatu tindakan amputasi.
Gangguan mikrosirkulasiakan menyebabkan
berkurangnya aliran darah dan hantaran oksigen pada serabut saraf yangkemudian
akan menyebabkan degenerasi dari serabut saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan
suatu neuropati.
Disamping itu dari kasus ulkus/gangren
diabetik, kaki diabetik 50% akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan
darah yang subur untuk berkembangnya bakteri yang patogen karena berkurangnya
suplai oksigen, bakteri bakteri yang akan tumbuh subur.(49)
II.5.
PENGOBATAN
Sebelum diberikan suatu pengobatan
terhadap gangren dapat dilakukan pemeriksaan terhadap pus pada jaringan
ulkus/gangren tersebut.Terdapatnya pus pada bagian tubuh menunjukkan adanya
infeksi akibat dari invasi mikroorganisma kedalam rongga, jaringan ataupun
organ tubuh. Pemeriksaan ini akan banyak membantu memastikan diagnosa
bakteriologik penyakit infeksi yang menimulkan pembentukan dari pus.
Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan spesimen pus yang memenuhi persyaratan
untuk pemeriksaan bakteriologik., pengambilan dari pada pemeriksaan ini dapat diambil
setiap saat tetapi sebaiknya sebelum pemberian dari antibiotik.
Prosedur
dari pengambilan sampel ini dapat dilakukan dalam 2 cara yaitu :
a.
luka/ulkus
Ø Bersihkan
luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCl fisiologis sebanyak 3
kali untuk menghilangkan kotoran dan lapisan eksudat atau pus yang mengering
Ø Tanpa
menyentuh bagian kapas usapkan bagian kapas pada daerah ulkus tampa menyentuh
bagian tepi ulkus
Ø Kemudian
kapas lidi dapat terus dilakukan inokulasi pada agar untuk dilakukan pemeriksaan
mikrobiologi.
b.
Abses
Ø
Dilakukan pemeriksaan
disinfeksi dengan povidone iodine 10% diatas abses atau bagian yang akan
ditusuk/insisi. Bersihkan sisa povidone iodine dengan kapas alkohol 70%
Ø Tusukkan
jarum dan hisap dengan spuit steril cairan pus
Ø Cabut
jarum dan kemudian tutup dengan kapas lidi
Ø
Teteskan cairan
aspirasi pus pada lidi kapas steril. Kapas lidi dapat langsung diinokulasi pada
agar atau dapat juga kedalammedia transport. Sisa pus pada spuit dapat
dimasukkan kedalam wadah steril dan dikirim ke laboratorium.
Pengobatan
pada gangren diabetik meliputi :
1.
Konservatif
Pengobatan konservatif gangren diabetik
pada dasarnya sama dengan pengobatan ulkus oleh sebab apapun, yaitu meliputi :
a.
Perawatan luka
Ulkus yang
terjadi pada kaki dievaluasi dengan teliti, termasuk dalamnya luka harus
ditelusuri denga peralatan tumpul yang steril sehingga dapat diketahui persis
kedalaman dari luka tersebut, jaringan nekrotik dibuang dan permukaan luka
harus cukup lebar untuk memudahkan masuknya oksigen kemudian luka dibersihkan
dengan menggunakan antiseptik seperti yodium povidon setelah menggunakan
larutan perhidrol. Bila luka agak dalam maka dilakukan tampon untuk menyerap
debris. Drainase pus harus menyeluruh dan ekstensif kemudian dilakukan kompres
luka dengan larutan NaCl 0,9% hangat untuk merangsang pertumbuhan granulasi
dari jaringan.
b.
Antibiotika
Pemberian
antibiotika lokal harus dihindari oleh karena dapat menimbulkan alergi,
disamping dapat merusak jaringan yang sehat disekitarnya. Pemberian antibiotika
sistemik dianjurkan sesuai dengan hasil dari kultur dan tes sensitifiti,
Sebelum didapatkan hasil tes sensitifiti dapat diberikan gabungan dari
Penicillin dan Streptomyciin atau Ampisillin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar