Oleh : Haiyul Fadhli
Bakteri merupakan suatu kelompok mikroorganisme prokariotik bersel tunggal yang sangat beragam dan terdapat dimana-mana. Bakteri tersusun atas dinding sel dan inti sel. Di sebelah luar dinding sel terdapat selubung atau kapsul, di dalam sel bakteri tidak terdapat membran dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan mitokondria (Irianto, 2006).
Berdasarkan morfologinya bakteri termasuk mikroorganisme bersel tunggal dengan panjang 0,1–1,0 μm dan lebar 0,5–2,5 μm. Sel–sel ini biasa ditemukan dalam keadaan tunggal, berpasangan, tetrad, kelompok kecil, gerombolan atau rantai.
Bentuk bakteri bermacam – macam, yaitu sebagai berikut (Irianto, 2006):
1. Bakteri bentuk bulat (bola)
Bakteri berbentuk bulat atau bola dinamakan kokus (coccus), dapat dibedakan atas :
a. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bola tunggal, misalnya Neisseria gonorrhoeae,
penyebab penyakit kencing nanah.
b. Diplokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang bergandengan dua–dua, misalnya Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit pneumonia atau radang paru–paru.
c. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat–empat sehingga bentuknya mirip kubus.
d. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang berkelompok memanjang membentuk rantai.
e. Stafilokokus, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk sekelompok sel tidak teratur, sehingga bentuknya mirip dompolan buah anggur.
2. Bakteri berbentuk batang
Bakteri berbentuk batang dinamakan basilus (Bacillus yang berarti batang). Bentuk basilus dapat pula dibedakan atas :
a. Basil tunggal, yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal misalnya Salmonella typhi, penyebab penyakit tifus.
b. Diplobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua – dua.
c. Streptobasil, yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan memanjang membentuk rantai misalnya, Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks.
3. Bakteri berbentuk melilit
Bakteri berbentuk melilit, yang dinamakan spirillum atau spiral. Ada tiga macam bentuk spiral, yaitu sebagai berikut :
a. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral, misalnya Spirillum. Sel tubuhnya umumnya kaku.
b. Vibrio, yaitu bentuk koma yang dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna, misalnya Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
c. Spirochaeta, yaitu golongan bakteri berbentuk spiral yang bersifat lentur. Pada saat bergerak, tubuhnya dapat memanjang dan mengerut.
Untuk melihat bakteri dengan jelas, tubuhnya peril diisi dengan zat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan bakteri (Irianto, 2006).
Berdasarkan tekhnik pewarnaan, bakteri dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Pelczar dan Chan, 1986) :
- Bakteri Gram positif
Bakteri yang dapat menyerap zat warna utama pada pewarnaan Gram dan dapat menahan zat warna tersebut dengan kuat setelah proses pencucian, sehingga tidak dapat diwarnai lagi dengan zat warna berikutnya. Dinding sel bakteri Gram positif cukup tebal sekitar 20–80 nm, terdiri atas 60–100% peptidoglikan. Di antara bermacam–macam bakteri yang dicat, ada yang dapat menahan zat warna ungu (metilviolet, kristalviolet, gentianviolet) dalam tubuhnya meskipun telah didekolorisasidengan alcohol atau aseton. Dengan demikian tubuh bakteri itu tetap berwarna ungu meskipun disertai dengan pengecatan oleh zat warna kontras, warna ungu itu tetap dipertahankan. Bakteri yang memberi reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram positif (Irianto, 2006).
- Bakteri Gram negatif
Bakteri yang tidak menyerap zat warna utama pada pewarnaan Gram sehingga pada proses pencucian akan luntur dan mudah diwarnai lagi dengan zat warna berikutnya. Dinding selnya terdiri atas 10–20% peptidoglikan. Diluar lapisan ada struktur membran kedua yang tersusun dari protein, fosfolipid, dan lipopolisakarida.
Beberapa jenis bakteri yang digunakan untukuji aktivitas antimikrobial adalah sebagai berikut :
- Escherichia coli
Escherichia coli merupakan merupakan bakteri Gram negatif, mempunyai suhu optimal 36oC dan merupakan bakteri yang bersifat anaerobik fakultatif (Dey dan Harbone, 1991). E. coli adalah bakteri gram-negatif berbentuk basil, bersifat anaerob fakultatif dan mempunyai flagel peritrik. Bakteri ini biasanya ditemukan pada usus besar manusia sehingga sering disebut bakteri kolon (Frobisher, 1968).
2. Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif, mempunyai suhu optimal 36oC dan merupakan bakteri yang bersifat aerobik (Dey dan Harbone, 1991). S. aureus tergolong bakteri Gram-positif berbentuk kokus dengan diameter 0,7–0,9 μm, bersifat anaerob fakultatif dan sering ditemukan pada makanan yang kadar proteinnya tinggi, misalnya sosis dan telur. Bakteri ini menyebabkan keracunan karena memproduksi enterotoksin. Enterotoksin yang diproduksi oleh S. aureus bersifat tahan panas dan masih aktif setelah pemanasan pada suhu 100oC selama 30 menit (Frobisher, 1968).
3. Bacillus subtilis
Bacillus subtilis termasuk gologan bakteri Gram-positif, aerob dan berbentuk basil panjang yang disebut streptobasil. Temperatur minimum untuk hidup bakteri ini adalah dari –5 sampai dengan –45oC sedangkan temperatur maksimum dari 25–27oC. Bacillus subtilis banyak ditemukan dalam tanah, air dan berbagai jenis makanan. Sporanya ini berbentuk oval dan silinder dan lebarnya tidak melebihi dari sel induknya (Hans et al., 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar