Google ads

Selasa, 14 Juli 2015

Benang Bedah



Pengertian Benang Bedah
Benang bedah ( suture ) adalah materi berbentuk benang yang berfungsi untuk ligasi (Mengikat) pembuluh darah atau aproksimasi (mengikat / menyatukan jaringan). Sejak tahun 2000 SM, penggunaan benang dari bulu binatang telah dilakukan untuk menjahit luka.  Seiring dengan perkembangan zaman, bahan-bahan untuk penjahitan bedah berkembang dan bervariasi mulai dari sutra, linen, katun, tendon ataupun usus hewan, bahkan kini pun telah digunakan bahan dari benang logam tahan karat. 
Klasifikasi benang bedah
1.       Berdasarkan keberadaannya didalam tubuh pasien dibagi atas :
v  Diserap (absorbable sutures)
·         Merupakan jenis benang yang materialnya dibuat dari jaringan collagen mamalia sehat atau dari sintetik polimer. Material di dalam tubuh akan diserap yang lamanya bervariasi, sehingga tidak ada benda asing yang tertinggal di dalam tubuh.
v  Tidak diserap (non ansorbable sutures)
·         Merupakan benang yang dibuat dari material yang tahan terhadap enzim penyerapan dan tetap berada dalam tubuh atau jaringan tanpa reaksi penolakan selama bertahun–tahun.
·         Kelebihan dari benang ini adalah dapat memegang jaringan secara permanen. Kekurangan dari benang ini adalah benang ini menjadi benda asing yang tertinggal didalam tubuh dan kemungkinan akan menjadi fistel
  1. Berdasarkan materi / bahan, dibagi atas :
v  Bahan alami, dibagi atas :
·         Diserap (absorbable)
Ø  Dibuat dari collagen yang berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan serabut collagen tendon flexor sapi.
Ø  Contoh :
§  Surgical catgut plain : Berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan serabut collagen tendon flexor sapi tanpa campuran.
          • Surgical catgut chromic : Berasal dari lapisan sub. Mukosa usus domba dan serabut collagen tendon flexor sapi dicampur dengan chromic aci

·         Tidak diserap (non ansorbable suture)
Ø  Jenis ini terbuat dari linen, ulat sutra (silk) seperti surgical silk, virgin silk dan dari kapas (cotton) seperti surgical cotton. Ada juga yang terbuat dari logam sehingga mempunyai tensil strength yang sangat kuat, contoh : metalik sutures (stainless steel)
v  Bahan sintetis (buatan), dibagi atas :
·         Diserap (absorbable)
Ø  Terbuat dari sintetik polimer, sehingga mudah diserap oleh tubuh secara hidrolisis dan waktu penyerapan oleh tubuh mudah diprediksi,
Ø  contoh :
§  Polyglactin 910
§  Polylactin 910 polylastctin 370 dan calcium state (Coated Vicryl®)
§  Polylactin 910 polylastctin 370 dan calcium state (Vicryl Rapide®)
§  Poliglikolik
§  Polyglecaprone 25 (Monocryl®)
§  Polydioxanone (PDS II®)
·         Tidak diserap ( non absorbable )
Ø  Terbuat dari bahan buatan ( sintetis ) dan dibuat sedemikian rupa sehingga reaksi jaringan yang timbul sangat kecil,
Ø  Contoh :
§  Polypropamide (Ethilon®)
§  Polypropylene (Prolene®)
§  Polyester (Mersilene®)
  1. Berdasarkan penampang benang, dibagi atas :
v  Monofilamen (satu helai)
·         Terbuat dari satu lembar benang, tidak meneyerap cairan (non capilarity)
·         Keuntungan : Kelebihan dari jenis ini adalah permukaan benang rata dan halus, tidak memungkinkan terjadinya nodus infeksi dan tidak menjadi tempat tumbuhnya mikroba.
·         Kelemahan : Kelemahannya adalah memerlukan penanganan simpul yang khusus karena relatif cukup kaku dan tidak sekuat multifilament.
·         Contoh : Catgut, PDS, dan Prolene
v  Multifilamen
·         Terbuat dari beberapa filament atau lembar bahan benang yang dipilih menjadi satu.
·         Keuntungan : Kelebihan jenis ini adalah benang lebih kuat dari monofilament, lembut dan teratur serta mudah digunakan.
·         Kerugian : Kelemahannya adalah karena ada rongga maka dapat menjadi tempat menempelnya mokroba dan sedikit tersendat pada saat melalui jaringan.
·         Contoh : Vicryl, Silk, Ethibond
Jenis Benang
v  Seide (silk/sutera)
·         Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
·         Warna : hitam dan putih
·         Ukuran : 5,0-3
·         Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)
v  Plain catgut
·         Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
·         Warna : putih dan kekuningan
·         Ukuran : 5,0-3
·         Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak bergerak dan luas lukanya kecil. Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.
v  Chromic catgut
·         Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras dan diserap lebih lama 20-40 hari.
·         Warna : coklat dan kebiruan
·         Ukuran : 3,0-3
·         Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.
v  Ethilon
·         Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain
·         Warna : biru dan hitam
·         Ukuran : 10,0-1,0
·         Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil digunakan pada bedah mata.
v  Ethibond
·         Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi terhadap tubuh minimum, tidak terserap.
·         Warna : hiaju dan putih
·         Ukuran : 7,0-2
·         Penggunaan : kardiovaskular dan urologi
v  Vitalene
·         Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis
·         Warna : biru
·         Ukuran : 10,0-1
·         Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic, menjahit kulit
v  Vicryl
·         Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan
·         Warna : ungu
·         Ukuran : 10,0-1
·         Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic
v  Linen
·         Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum
·         Warna : putih
·         Ukuran : 4,0-0
·         Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah
v  Steel wire
·         Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif, dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul. Kemasan atraumatuk
·         Warna : putih metalik
·         Ukuran : 6,0-2
·         Kegunaan : menjahit tendo
Ukuran Benang
Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran terkecil standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7. Ukuran benang merupakan salah satu faktor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena itu pemilihan ukuran benang untuk menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang dijahit dan dengan pertimbangan faktor kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan oleh jumlah jahitan, jarak jahitan, dan jenis benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang kecil (5,0 atau 6,0)

Lokasi penjahitan
Jenis benang
Ukuran
Fasia
Semua
2,0-1
Otot
Semua
3,0-0
Kulit
Tak diserap
2,0-6,0
Lemak
Terserap
2,0-3,0
Hepar
Kromik catgut
2,0-0
Ginjal
Semua catgut
4,0
Pancreas
Sutera atau kapas
3,0
Usus halus
Catgut, sutera, kapas
2,0-3,0
Usus besar
Kromik catgut
4,0-0
Tendon
Tak terserap
5,0-3,0
Kapsul sendi
Tak terserap
3,0-2,0
Peritoneum
Kromik catgut
3,0-2,0
Bedah mikro
Tak terserap
7,0-11,0
Kriteria Benang yang Memenuhi Syarat
Kriteria untuk penggunaan benang yang memenuhi syarat untuk penjahitan bedah antara lain:  
·         Memiliki kekuatan regangan (tensile strength) yang baik sesuai dengan ukurannya.
·         Mudah digunakan dan memiliki tahanan yang rendah ketika diaplikasikan dalam jaringan
·         Mempunyai keamanan simpul yang baik, bebang tidak mudah longgar dan lepas.
·         Memiliki kemasan steril yang baik dan mudah dibuka sehingga aman digunakan oleh personil bedah
·         Reaksi minimal pada jaringan dan tidak cenderung meningkatkan pertumbuhan bakteri
1.      Ukuran Benang(size)
Benang dengan ukuran besar  dipakai untuk menjahit struktur yang alot/liat.  Untuk menjahit struktur halus, misalnya pada operasi mata, digunakan benang-benang mulai dari ukuran 00000 (5/0) hingga 7/0.  Makin banyak angka  nol-nya , makin halus ukurannya.  Untuk bedah mikro, dipakai benang ukuran 8/0 hingga 10/0.  Harus diingat, makin besar ukuran benang, makin besar pula benda asing yang kita masukkan kedalam tubuh penderita, yang berarti semakin besar pula reaksi jaringan. 
2.      Kekuatan regangan (tensile strength)
Uji tensile strength dilakukan dilaboratorium, tensile strength didefinisikan sebagai beban yang diberikan per unit area dan dinyatakan dalam psi atau kg/cm2 atau bisa juga didefinisikan sebagai kekuatan yang dibutuhkan untuk memutuskan jahitan yang dinyatakan dengan lb atau kg.
Makin kuat tensile strength suatu benang, makin besar pula dayanya dalam merapatkan luka.  Benang jenis ini terutama dipakai untuk menahan luka didaerah yang bebannya tinggi, misalnya abdomen dan ekstremitas.  Umumnya tensile strength paling baik pada benang stainless steel, sedang pada benang sintetis dan paling lemah pada benang alami.
3.      Reaksi jaringan (tissue reaction)
Reaksi jaringan terhadap benang penjahit luka mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
·         Mulai antara hari 1-3, karena benang merupakan benda asing dalam tubuh.
·         Reaksi yang terjadi tergantung dari bentuk fisik benang (monofilament, braided) atau dari struktur kimianya.
·         Reaksi berupa penyerapan atau penyingkiran material benang.  Makin cepat penyerapan, makin besar reaksi seluler jaringannya.
Bahan alami cenderung untuk merangsang reaksi lekosit polimorfonuklear (PMN) dan makrofag, sedangkan bahan sintetis merangsang reaksi makrofag dan sel raksasa (giant cell).  Besarnya  reaksi jaringan akan memperlambat penyembuhan luka. Demikian juga dengan hasil akhir penyembuhan luka dipengaruhi oleh reaksi jaringan.  Umumnya makin hebat reaksi jaringan, tampilan akhir luka akan semakin kurang bagus.
4.      Penyerapan (Absorbtion)
            Ada 2 mekanisme penyerapan benang penjahit luka:
            Pertama, penyerapan melalui mekanisme enzimatik, misalnya terjadi pada catgut dan kolagen.  Disini enzim proteolitik yang tersimpan dalam lisosom PMN akan menghancurkan benang. 
            Kedua, adalah mekanisme hidrolisa yang berefek pada air yang terkandung dalam benang.  Gangguan pada air dalam benang akan menyebabkan benang lebih rapuh lalu hancur.  Hidrolisa akan meningkat dengan  perubahan pH.
5.      Keamanan simpul (knotting security)
Makin kasar serat suatu benang, makin tinggi pula koefisien gesekannya (coefficient of friction).  Dengan demikian, makin tinggi pula keamanan simpulnya.  Benang berserat banyak umumnya mempunyai keamanan simpul yang lebih tinggi daripada benang berserat tunggal.  Pelapisan benang juga ikut berperan, lilin yang dipakai melapisi sutera akan menyebabkan benang lebih kesat, sehingga simpulnya tak mudah longgar.  Tetapi harap diingat, kelenturan (pliability) benang berserat banyak lebih kecil dari benang berserat tunggal, sehingga lebih susah dimanipulasi sewaktu penjahitan.  Lagi pula pencabutan benang dari luka lebih mudah bila benang berserat tunggal dan licin.  Harus diperhitungkan juga bahwa benang berserat banyak akan meninggalkan bekas (stiching marks) yang lebih jelek dari benang berserat tunggal.  Selain koefisien gesekan, jenis dan jumlah ikatan simpul juga memegang peranan dalam menentukan keamanan suatu simpul.
Untuk kulit pada daerah yang ketegangannya tinggi (misalnya daerah abdomen dan ekstremitas), digunakan benang dengan keamanan simpul yang baik.  Biasanya kepentingan estetis menjadi nomor dua pada daerah ini.
Untuk mendapatkan keamanan simpul yang cukup, biasanya dilakukan manipulasi sesuai dengan jenis benang.  Benang yang licin sebaiknya disimpul lebih banyak daripada benang yang kesat.  Ini sesuai dengan hukum “approximation, no strangulation” (merapatkan, bukan menjerat) pada penjahitan luka.

Tidak ada komentar:

Google Ads