Google ads

Sabtu, 05 Maret 2016

Vitamin B Kompleks



Vitamin B Kompleks adalah sekelompok vitamin yang memainkan peran penting dalam metabolisme sel tubuh. Setiap bagian yang terkandung di dalam vitamin B Kompleks memberikan manfaat penting bagi tubuh untuk tetap berada dalam kondisi yang sehat.
Vitamin B Kompleks merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga harus didapatkan dari asupan makanan yang dikonsumsi. Ciri khas dari vitamin yang satu ini juga bahwa mereka tidak dapat disimpan secara baik di dalam tubuh. Oleh sebab itu, asupan secara rutin sangat dianjurkan supaya tubuh kita tidak kekurangan vitamin B Kompleks.
Berikut ini adalah 8 unsur utama pembentuk vitamin B Kompleks, dan fungsi yang dikandung dari masing-masing unsur tersebut :
1. Vitamin B1 (Thiamine) : berfungsi membantu sel tubuh menghasilkan energi, kesehatan jantung, serta metabolisme karbohidrat.Strukturkimiatiamin, merupakangabungan dari molekul basa pirimidin dan tiazol yang dirangkaijembatanmetilen. Kokarboksilaseadalahpirofosfat dari tiamin yang disintesisolehtubuh dari kombinasitiamindengan ATP (AdenosisnTrifosfat).



 



Sifat-sifatTiamin
Tiaminlarutdalamalkohol 70 % dan air, dapatrusakoleh panas, terutamadenganadanya alkali. Padakondisikering, tiaminstabilpada suhu100o C selamabeberapa jam. Kelembaban akan mempercepatkerusakannya. Hal inimenunjukkanbahwapadamakanansegar, tiaminkurangstabilterhadap panas jikadibandingkandenganmakanankering.
Nama Kimia                  :  3-[(4-Amino–2–methyl–5–pyrimidinyl)methyl]-5-(2–hydroxyethyl)-4–methylthiazolium chloride
Rumus Molekul            : C12H17ClN4OS
Berat Molekul               : 300,8
Pemerian                       : Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan                      :  larut dalam air, gliserol, dan methanol, praktis tidak larut dalam eter, benzene, dan kloroform.
Titik Lebur                    : 248oC
Menurut Farmakope Indonesia IV:
1) Spektrum serapan IR
Zat dikeringkan pada suhu 105oC selama 2 jam à dispersikan dalam kalium bromide. Hasil spektroskopi menunjukan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti Thiamin HCl. Jika terdapat perbedaan, larutkan masing-masing zat uji dan baku pembanding dalam air, uapkan sampai kering, dan ulangi penetapan dengan menggunakan sisa.
2) Larutan (1 dalam 50) menunjukan reaksi klorida seperti yang tertera pada uji identifikasi umum (FI IV)
       a) Tambahkan AgNO3 (p) ke dalam larutan, terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam nitrat pekat, tapi larut dalam amonium hidroksida 6 N berlebih
       b) Campur senyawa kering dengan mangan dioksida pekat berbobot sama, basahi dengan H2SO4(p), panaskan perlahan à terbentuk klor yang menghasilkan warna biru pada kertas kanji iodida basah
2. Vitamin B2 (Riboflavin) : berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kanker, mencegah migrain, serta katarak.
Rumus molekul             : C17H20N4O6
Berat Molekul               : 376,36
Pemerian                       : Serbuk jingga tua bergumpal, bau lemah, rasa agak pahit.
Kelarutan                      :  Sangat sukar larut air, sangat mudah larut basa, tidak larut dalam gliserol, sukar larut dalam CHCl3
Titik leleh                      : 290oC
pH                                 : 4-5
Identifikasi Kimia
1)   Reaksi warna, warna zat asal : kuning
Þ    H2SO4(p)                     merah jingga
Þ    HNO3(p)                      hijau kuning
Þ    HCl(p)                         hijau kuning
Þ    CH3COOH(p)             kuning keruh
2)   Fluorosensi, zat + air =  fluoresensi hijau, bila ditambahkan asam atau basa, maka fluoresensi hilang
3)   Frohde =  merah
4)   Liebermann Bouchard =  kuning kehijauan (-)
5)   KMnO4 =  merah keunguan
6)   Nessler = endapan
7)  Diazo =  merah
3.  Vitamin B3 (Niacin), bermanfaat untuk melepaskan energi dari zat-zat nutrien, membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi depresi, dan gangguan pada persendian.
Nama Kimia                  :  Piridina-3-karboksamida
Sinonim                         : Niasinamid, Nikotilamid, Asam Nikotinik Amida
Rumus Molekul            :  C6H6N2O
Berat molekul               :  122,13
Pemerian                       : Serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan                      : Larut dalam air (1:1), etanol (1:5), sedikit larut dalam kloroform dan eter
Titik lebur                     : 128o – 131oC
Identifikasi Kimia
1)      Pirolisa : bau piridin
2)      Zat + NaOH 2N à bebaskan NH3 (lakmus merah jadi biru).
3)      Zat + Diazo A+B (4:1) + NaOH à coklat merah
4)      pDAB-HCl à Hijau
5)      Roux à Merah spesifik
6)      Reaksi Kristal : Pikrat, Dragendorf, Mayer

4. Vitamin B5 (Asam Panthothenate) : membantu sistem saraf dan metabolisme, mengurangi alergi, kelelahan, dan migrain. Penting bagi aktivitas kelenjar adrenal, terutama dalam proses pembentukan hormon.
Berat Molekul               : 476,54
Rumus molekul             : C18H32CaN2O10
Pemerian                       : Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik.
Kelarutan                      : Mudah larut dalam air; larut dalam gliserol; praktis tidak larut dalam etanol (95%), kloroform dan eter.
Fungsi                           :  berperan dalam metabolism kelompok asil saat berperan sebagai gugus fungsional pantetin dari koenzim A (KoA) yang berperan dalam reaksi siklus asam sitrat, oksidasi asam lemak, asetilasi dan sintetis kolesterol.
Identifikasi Kimia
1)      50 mg zat dalam 5 ml NaOH 1 N dipanaskan selama 1 menit, dinginkan. Tambahkan 5 ml HCl 1 N dan 2 tetes larutan FeCl3 akan terbentuk warna kuning terang.
2)      Reaksi Cuprifil
Larutan zat dibasakan dengan NaOH + ½ – 1 tetes CuSO4 , akan terjadi kompleks Cu yang biru jernih.
3)      Pemijaran : bau kacang, ketika dipjar akan terbentuk gelembung-gelembung.
4)      Identifikasi kalsium
Zat ditambahkan asam oksalat akan menghasilkan kristal asam oksalat yang bila dilihat di bawah mikroskop berupa kristal putih amplop.
5. Vitamin B6 (Pyridoxine) : membantu produksi sel darah merah dan meringankan gejala hipertensi (darah tinggi), asma, serta PMS.
Berat Molekul               : 205,64
Rumus molekul             : C8H11NO3, HCl
Pemerian                       : Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur putih ; tidak berbau; rasa asin
Kelarutan                      : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam eter.
Fungsi                           :  Berperan dalam metabolisme asam amino dan glikogen dan dalam kerja hormon steroid.
Identifikasi Kimia
1)      Masukkan 1 ml larutan yang mengandung 100 µg sample ke dalam dua tabung reaksi (A dan B), tambahkan 2 ml larutan natrium asetat 20% b/v. Pada tabung A, tambahkan 1 ml air dan campurkan. Pada tabung B, tambahkan 1 ml larutan asam borat 4% b/v dan campurkan. Dinginkan kedua tabung hingga mencapai suhu lebih kurang 20OC. Pada masing-masing tabung tambahkan dengan cepat 1 ml larutan diklorokinonklorimida 0,5% b/v dalam etanol. Dalam tabung A terjadi warna biru, yang segera  memucat dan setelah beberapa menit berubah menjadi merah. Dalam tabung B tidak terjadi warna biru[2].
2)      Pada 2 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,5 ml larutan fosfowolframat dan terbentuk endapan putih.
3)      Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH  terbentuk warna kuning  yang berubah menjadi warna jingga merah.
4)      Identifikasi klorida
Reaksi Beilstein: bersihkan kawat Cu, pipihkan. Masukan ke dalam zat à pijar pada nyala api à hijau
Larutan zat + AgNO3 akan terbentuk endapan, bila ditambahkan NH4OH endapan akan larut.
5)  2 ml larutan 0,5% b/v  + 0,5 ml larutan fosfowolframat à endapan putih
6. Vitamin B7 (Biotin) : bermanfaat dalam proses pelepasan energi dari karbohidrat, pembentukan kuku, serta rambut.
7. Vitamin B9 (Asam Folic) : membantu perkembangan janin, pengobatan anemia, dan pembentukan hemoglobin.
Berat Molekul               : 441,40
Rumus molekul             : C19H19N7O6
Pemerian                       : Serbuk hablur kuning atau jingga kekuningan; tidak berbau
Kelarutan                      :  Sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam etanol 95%, kloroform, eter, aseton, benzena; mudah larut dalam asam klorida encer panas dan asam sulfat encer panas, larut dalam asam klorida dan asam sulfat membentuk larutan berwarna kuning sangat pucat; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida encer dan larutan alkali karbonat encer.
Fungsi                           : Anti anemia megaloblastik
Identifikasi Kimia
1)      Larutan dalam Na2CO3 berwarna kuning
2)      Larutan dalam HCl encer panas berwarna kuning. Bila ditambah H2SO4 pekat warna kuning hilang
3)      Larutan dalam NaOH berfluoresensi hijau biru
4)      Zat dalam asam nitrat dipanaskan, + NaOH =  fluoresensi hijau kekuningan
5)      Zat + pereaksi Marquis = merah
6)      Zat + H2SO4 =  hijau, lama –lama hilang
8.  Vitamin B12 (Cobalamine) : membantu merawat sistem saraf dan pembentukan sel darah merah.
Berat Molekul             : 1355,35
Rumus molekul             : C63H88CoN14O14P
Pemerian                       : Hablur berwarna pink
Kelarutan                      : Agak sukar larut dalam air dan etanol 95%; praktis tidak larut dalam kloroform, eter dan aseton.
Fungsi                           : anti anemia pernisiosa.
Identifikasi Kimia
1)      Campur ±1 mg zat dalam cawan porselen dengan ±10 mg K2SO4 dan 2 tetes H2SO4 encer. Panaskan hati-hati hingga kemerahan. Biarkan dingin, ambil sisa, tambahkan 2 tetes air, tambahkan 10 tetes larutan jenuh amonium tiosianat dan 0,5 ml benzil alkohol, kocok dan terbentuk warna biru yang larut dalam lapisan benzil alkohol[3].
2)      1 mg zat + 50 mg Kalium pirosulfat di dalam crussible porselen. Dinginkan,  tambahkan 3 ml air, larutkan dengan pemanasan. Tambahkan 1 tetes phenolphthalein dan tambahkan larutan NaOH (100 mg/ml) tetes demi tetes sampai tepat berwarna pink. Tambahkan 500 mg sodium asetat, 0,5 ml asam asetat 1 N dan 0,5 ml larutan garam nitroso R (2 mg/ml). Bila positif, akan terbentuk warna merah atau jingga merah. Warna merah akan tetap bila ditambahkan 0,5 ml HCl dan dipanaskan selama 1 menit. [4]
3)   Identifikasi Cobalt
a. Sample++ KNO3 dalam asam = endapan kuning
b. Larutan zat dalam air + asam oksalat, dipanaskan dengan api kecil hingga mendidih, di atas tabung diletakkan kertas benzidin à kertas menjadi biru, terbentuk senyawa siano

Setelah kita mengetahui beberapa unsur yang terkandung di dalam vitamin B Kompleks, sekarang mari kita pahami bagaimana manfaat vitamin tersebut bagi tubuh. Tentu saja, asupan yang disarankan untuk mengkonsumsi vitamin B Kompleks ini bervariasi menurut jenis kelamin, berat badan, dan usia seseorang. Oleh sebab itu, penting sekali mengkonsultasikan hal ini dengan dokter atau pakar kesehatan untuk mengetahui sejauh apa Anda membutuhkan asupan vitamin B Kompleks.
Berdasarkan penelitian, vitamin B Kompleks sangat berguna membantu mengatasi gejala kelelahan dan stres. Kecukupan vitamin B Kompleks dapat membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan saraf, dan gangguan jantung. Bahkan, asupan yang cukup akan vitamin B Kompleks ini juga digunakan pada beberapa produk perawatan kulit dan perawatan rambut.
Untuk mendapatkan asupan vitamin B Kompleks yang cukup, Anda sebaiknya mulai mengkonsumsi secara rutin makanan-makanan seperti roti, padi-padian, buncis, hati, daging, ikan, telur, dan susu. Tak hanya itu, jika Anda ingin praktis, saat ini sudah banyak toko-toko obat yang menjual suplemen vitamin B Kompleks. Tapi tetap, ada baiknya Anda mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan pakar kesehatan sebelum mengkonsumsinya.
Vitamin
        Vitamin adalah zat-zat kimia organis dengan komposisi beraneka-ragam, yang dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan kesehatan manusia dan memelihara fungsi metabolisme normal. Sumber vitamin berasal dari makanan yang bermutu baik.
        Vitamin di bagi menjadi dua gologan yaitu:
         1. Vitamin larut lemak: vitamin A, D, E dan K.
             Vitamin ini di simpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan sisanya dibuang, sehingga untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin larut air perlu sering dikonsumsi.
         2. Vitamin larut air: vitamin B komplek dan vitamin C.
             Vitamin ii dapat disimpan dalam julah banyak memungkinkan terjadinya jauh lebih besar darpada vitamin larut air.
2.2. Farmakologi dan Farmakoterapi Obat
2.2.1 Vitamin B kompleks
                                 Vitamin B kompleks termasuk dalam vitamin yang larut air,sselain vitamin C. Vitamin B kompleks mencakup sejumlhah vitamin dengan rumus imia dan efek biologik yang sangat berbeda, yang digolongkan bersama kaena dapat diperoleh dari sumber yang sama, antara lain hati dan ragi. Trmasuk golongan Vitamin B Kompleks adalah Tiamin, Riboflavin, asam Nikotinat, Piridoksin, asam Pantotenal, Biotin, Kalin, Inositol, asam PABA asam Folat dan Sianokobalamin.
2.2.2 Tiamin
                                 Tiamin merupakan kompleks molekul organik yang mengandng satu inti tiazol dan pirimidin. Tiamin dalam tubuh diubah menjadi tiamin pirofosfat, dengan reaksi sebagai berikut:
                           Tiamin + ATP                Tiamin-PP + AMP
                                 Pemberian tiamin secara IV dengan cepat dapat timbul efek langsung pada pembuluh darah perifer berupa vasodilatasi ringan.disertai penurunan tekanan darah yang bersifat sementara. Tiamin pirofosfat adalah bentuk aktif tiramin yang berfungsi sebagai koenzim dalam karbosilasi asam piruvat dan asam ketoglutarat. Tiamin digunakan pada pengobatan beri-beri. Tiamin tidak menimbulkan efek toksik bila diberikan peroral, meskipun jarang reaksi anafilaktoid dapat terjadi setelah pemberian IV dosis besar pada penderita yang sensitif dan beberapa diantaranya bersifat fatal.
2.2.3 Riboflavin
Riboflavin memiliki struktur ribosa dalam rumus kimianya. Riboflavin dalam tubuh diubah menjadi koenzim menjadi koenzim ribofalvinfosfat atau flavin mononukleotida (FMN) dan flavin adenosin dinukleotida (FAD), melalui reaksi berikut :
                             Riboflavin +  ATP               FMN + ADP
                                                   FMN + ATP                        FAD + PP (pirofosfat)
Penggunaan riboflavin yang utama  adalah untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitammin B2 yang serta menyertai pelagra atau defesiensi vitamin B komplek lainnya, sehingga riboflavin sehingga diberikan bersama vitamin lain. Dosis untuk pengobatan adalah 5-10 mg/hari. Kekurangan riboflavin ditandai dengan gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan licin. Timbul dermatitis seboroik di muka, anggota gerak dan seluruh badan, serta gejala-gejala pada mata.
2.2.4 Asam Nikotinat
         Asam nikotinat dikenal sebagai faktor PP (pelagra preventive), karena dapat mencegah penyakit pelagra pada manusia. Sumber alami vitamin ini adalah hati, ragi dan daging. Dalam tubuh asam nikotinat dan asam niasinamid di ubah menjadi bentuk aktif NAD (Nikotinamid Adenin Dinukleotida) dan NADF (Nikotinamid Dinukleotida Fosfat). Keduanya berperan dalam metabolisme sebagai koenzim untuk berbagai protein yang penting dalam respirasi jaringan. Efek samping nikotinamid umumnya timbul dalam dosis besar yang dapat menurunkan toleransi terhadap glukosa sampai terjadi hiperglikemia dan juga kenaikan kadar asamurat dalam darah, gangguan fungsi hati, gangguan lambung berupa mual sampai muntah serta peningkatan motilitas usus. Reaksi anafilatik ini trjadi pada pemberian secara IV.
2.2.5 Vitamin C
         Vitamin C berperan sebagai kofaktor dalam sejumlah reaksi hidrokslasi dan amidasi dengan memindahkan elektron ke enzim yang ion metalnya harus berada dalam keadaan tereduksi dan dalam kondisi tertentu bersifat sebagai antioksidan. Selain itu juga diperlukan untuk perubahan asam folat menjadi asam folinat, metabolisme obat oleh mikrosom dan hidroksilasi dopamin menjadi noripenifrin. Asam askorbat meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan hormon oksitosi, hormon anti diuretik. Kekurangan vitamin C pada gejala awal hipovitaminosis C adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emulsi, artalgia, hiperkeratosis folikel rambut, pendarahan hidung dan petekie. Efek samping vitamin C dengan dosis lebih dari 1g/hari dapat menyebabkan diare. Efek iritasi juga dapat menyebabkan uretritis nonspesifik terutama pada uretra distal. Kegunaannya untuk berbagai penyakit yang berhubungan dengan defisiensi vitamin C pada penggunan dosis besar.
2.2.6 VitaminE
Vitamin  E sebagai anti oksidan yang dapat mencegah terbentuknya hasil oksidasi atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi  yang toksik, misalnya hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh. Vitamin E menghambat prostadglandin, dan merngsang kofaktor yang penting pada metabolisme steroid. Difesiensi vitamin E lebih sering disebabkan oleh ganguan absorbsi, misalnya stetore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas. Pemakaian vitamin E dosis besar untuk waktu lama dapat menyebabkan kelemahan otot, gangguan reproduki dan gangguan saluran cerna.
2.2.7 Sianokobalamin
Sianokobalamin merupakan satu-satunya kelompok senyawa alam ang mengandung unsur Co dengan stuktur yang mirip derivat pofirin lam lain. Sianokobalamin bersama asam foat sangat penting untuk metabolisme terhadap intra sel. Kekuranagn sianokobalamin ditandai dengan gangguan hematokoesis, gangguan neurologi, kerusakan sel epitel, terutama epitel saluran cerna, dan debilitas umum. Periksaan dapatdilakukan dengan cara mengukur kadar vitamin sianokobalamin dalam plasma dan uji fungsi lambung.
2.2.8 Piridoksin
          Piridoksin adalah derivat piridin yang terdapat dalam hati, daging, ginjal, telur, gandum, kacang kedelai dan biji-biji gandum.di dalam hati piridoksin dengan bantuan kofaktr riboflavin dan magnesium di ubah menjadi piridoksal-5-fosfat yang berperan sebagai koenzim dalam metabolisme protein dan asam-asam amino. Kekurangan piridoksin dapat menimbulkan dermatitis, kelainan sistem saraf pusat, anemia hipokrom mikrositer. Piridoksin mudah di reabsorbsi melalui saluran cerna dan diekskresikan melalui urin dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal.
2.2.9 Asam Pantotenat
          Asam pantotenat merupakan zat yang esensial untuk pertumbuhan ragi, asam ini terdapat dalam semua jaringan tubuh dan segala macam bahan makanan. Defesiensi asam pantotenat menyebabkan dermatitis dan sindroma yang berupa kelelahan, rasa lemah, gangguan saluran cerna dan gangguan otot pada ektremitas dan parestesia. Pemberian oral asam pantotenat akan diabsorbsi dengan baik dan didisriusikan keseluruh tubuh. Namun tidak dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin dan tinja.           



1 komentar:

Guntur mengatakan...

Vitamin juga bisa dalam bentuk serbuk seperti untuk kolagen

Google Ads