Vitamin B
Kompleks adalah sekelompok vitamin yang memainkan peran penting dalam
metabolisme sel tubuh. Setiap bagian yang terkandung di dalam vitamin B
Kompleks memberikan manfaat penting bagi tubuh untuk tetap berada dalam kondisi
yang sehat.
Vitamin B
Kompleks merupakan vitamin yang larut dalam air dan tidak dapat diproduksi oleh
tubuh, sehingga harus didapatkan dari asupan makanan yang dikonsumsi. Ciri khas
dari vitamin yang satu ini juga bahwa mereka tidak dapat disimpan secara baik
di dalam tubuh. Oleh sebab itu, asupan secara rutin sangat dianjurkan supaya
tubuh kita tidak kekurangan vitamin B Kompleks.
Berikut ini
adalah 8 unsur utama pembentuk vitamin B Kompleks, dan fungsi yang dikandung
dari masing-masing unsur tersebut :
1. Vitamin B1 (Thiamine) : berfungsi
membantu sel tubuh menghasilkan energi, kesehatan jantung, serta metabolisme
karbohidrat.Strukturkimiatiamin,
merupakangabungan dari molekul basa pirimidin dan tiazol yang
dirangkaijembatanmetilen. Kokarboksilaseadalahpirofosfat dari tiamin yang
disintesisolehtubuh dari kombinasitiamindengan ATP (AdenosisnTrifosfat).
Sifat-sifatTiamin
Tiaminlarutdalamalkohol 70 %
dan air, dapatrusakoleh panas, terutamadenganadanya alkali. Padakondisikering,
tiaminstabilpada suhu100o C selamabeberapa jam. Kelembaban akan
mempercepatkerusakannya. Hal inimenunjukkanbahwapadamakanansegar,
tiaminkurangstabilterhadap panas jikadibandingkandenganmakanankering.
Nama Kimia
:
3-[(4-Amino–2–methyl–5–pyrimidinyl)methyl]-5-(2–hydroxyethyl)-4–methylthiazolium
chloride
Rumus Molekul
: C12H17ClN4OS
Berat
Molekul
: 300,8
Pemerian
: Serbuk kristal putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan
: larut dalam air, gliserol, dan methanol, praktis tidak larut dalam
eter, benzene, dan kloroform.
Titik Lebur
: 248oC
Menurut Farmakope Indonesia IV:
1) Spektrum serapan IR
Zat dikeringkan pada suhu 105oC
selama 2 jam à dispersikan dalam kalium bromide. Hasil spektroskopi menunjukan
maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti Thiamin HCl. Jika
terdapat perbedaan, larutkan masing-masing zat uji dan baku pembanding dalam
air, uapkan sampai kering, dan ulangi penetapan dengan menggunakan sisa.
2) Larutan (1 dalam 50)
menunjukan reaksi klorida seperti yang tertera pada uji identifikasi umum (FI
IV)
a) Tambahkan AgNO3 (p)
ke dalam larutan, terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam asam nitrat
pekat, tapi larut dalam amonium hidroksida 6 N berlebih
b) Campur senyawa kering dengan mangan
dioksida pekat berbobot sama, basahi dengan H2SO4(p),
panaskan perlahan à terbentuk klor yang menghasilkan warna biru pada kertas
kanji iodida basah
2. Vitamin B2 (Riboflavin) : berfungsi
melindungi tubuh dari penyakit kanker, mencegah migrain, serta katarak.
Rumus
molekul
: C17H20N4O6
Berat
Molekul
: 376,36
Pemerian
: Serbuk jingga tua bergumpal, bau lemah, rasa agak pahit.
Kelarutan
: Sangat sukar larut air, sangat mudah larut basa, tidak larut dalam
gliserol, sukar larut dalam CHCl3
Titik
leleh
: 290oC
pH
: 4-5
Identifikasi Kimia
1) Reaksi
warna, warna zat asal : kuning
Þ H2SO4(p)
merah jingga
Þ HNO3(p)
hijau kuning
Þ
HCl(p)
hijau kuning
Þ CH3COOH(p)
kuning keruh
2)
Fluorosensi, zat + air = fluoresensi
hijau, bila ditambahkan asam atau basa, maka fluoresensi hilang
3) Frohde
= merah
4) Liebermann
Bouchard = kuning kehijauan (-)
5) KMnO4
= merah keunguan
6) Nessler
= endapan
7) Diazo = merah
3. Vitamin B3 (Niacin), bermanfaat untuk
melepaskan energi dari zat-zat nutrien, membantu menurunkan kadar kolesterol,
mengurangi depresi, dan gangguan pada persendian.
Nama Kimia
: Piridina-3-karboksamida
Sinonim
: Niasinamid, Nikotilamid, Asam Nikotinik Amida
Rumus Molekul
: C6H6N2O
Berat
molekul
: 122,13
Pemerian
: Serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan
: Larut dalam air (1:1), etanol (1:5), sedikit larut dalam kloroform dan eter
Titik lebur
: 128o – 131oC
Identifikasi Kimia
1)
Pirolisa : bau piridin
2)
Zat + NaOH 2N à bebaskan NH3 (lakmus merah jadi biru).
3)
Zat + Diazo A+B (4:1) + NaOH à coklat merah
4)
pDAB-HCl à Hijau
5)
Roux à Merah spesifik
6)
Reaksi Kristal : Pikrat, Dragendorf, Mayer
4. Vitamin B5
(Asam Panthothenate) : membantu sistem saraf dan metabolisme, mengurangi
alergi, kelelahan, dan migrain. Penting bagi aktivitas kelenjar adrenal,
terutama dalam proses pembentukan hormon.
Berat Molekul
: 476,54
Rumus molekul
: C18H32CaN2O10
Pemerian
: Serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit, agak higroskopik.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air; larut dalam gliserol; praktis tidak larut dalam etanol
(95%), kloroform dan eter.
Fungsi
: berperan dalam metabolism kelompok asil saat berperan sebagai gugus
fungsional pantetin dari koenzim A (KoA) yang berperan dalam reaksi siklus asam
sitrat, oksidasi asam lemak, asetilasi dan sintetis kolesterol.
Identifikasi Kimia
1)
50 mg zat dalam 5 ml NaOH 1 N dipanaskan selama 1 menit, dinginkan. Tambahkan 5
ml HCl 1 N dan 2 tetes larutan FeCl3 akan terbentuk warna kuning
terang.
2)
Reaksi Cuprifil
Larutan zat dibasakan
dengan NaOH + ½ – 1 tetes CuSO4 , akan terjadi kompleks Cu yang biru
jernih.
3)
Pemijaran : bau kacang, ketika dipjar akan terbentuk gelembung-gelembung.
4)
Identifikasi kalsium
Zat ditambahkan asam
oksalat akan menghasilkan kristal asam oksalat yang bila dilihat di bawah
mikroskop berupa kristal putih amplop.
5. Vitamin B6
(Pyridoxine) : membantu produksi sel darah merah dan meringankan gejala
hipertensi (darah tinggi), asma, serta PMS.
Berat
Molekul
: 205,64
Rumus molekul
: C8H11NO3,
HCl
Pemerian
: Hablur putih atau tidak berwarna, atau serbuk hablur putih ; tidak berbau;
rasa asin
Kelarutan
: Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut
dalam eter.
Fungsi
: Berperan dalam metabolisme asam amino dan glikogen dan dalam kerja
hormon steroid.
Identifikasi Kimia
1)
Masukkan 1 ml larutan yang mengandung 100 µg sample ke dalam dua tabung reaksi
(A dan B), tambahkan 2 ml larutan natrium asetat 20% b/v. Pada tabung A,
tambahkan 1 ml air dan campurkan. Pada tabung B, tambahkan 1 ml larutan asam
borat 4% b/v dan campurkan. Dinginkan kedua tabung hingga mencapai suhu lebih
kurang 20OC. Pada masing-masing tabung tambahkan dengan cepat 1 ml
larutan diklorokinonklorimida 0,5% b/v dalam etanol. Dalam tabung A terjadi
warna biru, yang segera memucat dan setelah beberapa menit berubah
menjadi merah. Dalam tabung B tidak terjadi warna biru[2].
2)
Pada 2 ml larutan 0,5% b/v tambahkan 0,5 ml larutan fosfowolframat dan
terbentuk endapan putih.
3)
Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH terbentuk warna kuning yang berubah
menjadi warna jingga merah.
4)
Identifikasi klorida
Reaksi Beilstein:
bersihkan kawat Cu, pipihkan. Masukan ke dalam zat à pijar pada nyala api à
hijau
Larutan zat + AgNO3
akan terbentuk endapan, bila ditambahkan NH4OH endapan akan larut.
5) 2 ml larutan
0,5% b/v + 0,5 ml larutan fosfowolframat à endapan putih
6. Vitamin B7
(Biotin) : bermanfaat dalam proses pelepasan energi dari karbohidrat,
pembentukan kuku, serta rambut.
7. Vitamin B9
(Asam Folic) : membantu perkembangan janin, pengobatan anemia, dan
pembentukan hemoglobin.
Berat
Molekul
: 441,40
Rumus molekul
: C19H19N7O6
Pemerian
: Serbuk hablur kuning atau jingga kekuningan; tidak berbau
Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air; praktis tidak larut dalam etanol 95%,
kloroform, eter, aseton, benzena; mudah larut dalam asam klorida encer panas
dan asam sulfat encer panas, larut dalam asam klorida dan asam sulfat membentuk
larutan berwarna kuning sangat pucat; mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida encer dan larutan alkali karbonat encer.
Fungsi
: Anti anemia megaloblastik
Identifikasi Kimia
1)
Larutan dalam Na2CO3 berwarna kuning
2)
Larutan dalam HCl encer panas berwarna kuning. Bila ditambah H2SO4
pekat warna kuning hilang
3)
Larutan dalam NaOH berfluoresensi hijau biru
4)
Zat dalam asam nitrat dipanaskan, + NaOH = fluoresensi hijau kekuningan
5)
Zat + pereaksi Marquis = merah
6)
Zat + H2SO4 = hijau, lama –lama hilang
8. Vitamin B12 (Cobalamine) : membantu
merawat sistem saraf dan pembentukan sel darah merah.
Berat Molekul
: 1355,35
Rumus molekul
: C63H88CoN14O14P
Pemerian
: Hablur berwarna pink
Kelarutan
: Agak sukar larut dalam air dan etanol 95%; praktis tidak larut dalam
kloroform, eter dan aseton.
Fungsi
: anti anemia pernisiosa.
Identifikasi Kimia
1)
Campur ±1 mg zat dalam cawan porselen dengan ±10 mg K2SO4
dan 2 tetes H2SO4 encer. Panaskan hati-hati hingga
kemerahan. Biarkan dingin, ambil sisa, tambahkan 2 tetes air, tambahkan 10
tetes larutan jenuh amonium tiosianat dan 0,5 ml benzil alkohol, kocok dan
terbentuk warna biru yang larut dalam lapisan benzil alkohol[3].
2)
1 mg zat + 50 mg Kalium pirosulfat di dalam crussible porselen.
Dinginkan, tambahkan 3 ml air, larutkan dengan pemanasan. Tambahkan 1
tetes phenolphthalein dan tambahkan larutan NaOH (100 mg/ml) tetes demi tetes
sampai tepat berwarna pink. Tambahkan 500 mg sodium asetat, 0,5 ml asam asetat
1 N dan 0,5 ml larutan garam nitroso R (2 mg/ml). Bila positif, akan terbentuk
warna merah atau jingga merah. Warna merah akan tetap bila ditambahkan 0,5 ml
HCl dan dipanaskan selama 1 menit. [4]
3)
Identifikasi Cobalt
a. Sample++ KNO3 dalam
asam = endapan kuning
b. Larutan zat dalam
air + asam oksalat, dipanaskan dengan api kecil hingga mendidih, di atas tabung
diletakkan kertas benzidin à kertas menjadi biru, terbentuk senyawa siano
Setelah kita
mengetahui beberapa unsur yang terkandung di dalam vitamin B Kompleks, sekarang
mari kita pahami bagaimana manfaat vitamin tersebut bagi tubuh. Tentu saja,
asupan yang disarankan untuk mengkonsumsi vitamin B Kompleks ini bervariasi
menurut jenis kelamin, berat badan, dan usia seseorang. Oleh sebab itu, penting
sekali mengkonsultasikan hal ini dengan dokter atau pakar kesehatan untuk
mengetahui sejauh apa Anda membutuhkan asupan vitamin B Kompleks.
Berdasarkan
penelitian, vitamin B Kompleks sangat berguna membantu mengatasi gejala kelelahan
dan stres. Kecukupan vitamin B Kompleks dapat membantu mencegah kelambatan
pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan saraf, dan gangguan
jantung. Bahkan, asupan yang cukup akan vitamin B Kompleks ini juga digunakan
pada beberapa produk perawatan kulit dan perawatan rambut.
Untuk
mendapatkan asupan vitamin B Kompleks yang cukup, Anda sebaiknya mulai
mengkonsumsi secara rutin makanan-makanan seperti roti, padi-padian, buncis,
hati, daging, ikan, telur, dan susu. Tak hanya itu, jika Anda ingin praktis,
saat ini sudah banyak toko-toko obat yang menjual suplemen vitamin B Kompleks.
Tapi tetap, ada baiknya Anda mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan pakar
kesehatan sebelum mengkonsumsinya.
Vitamin
Vitamin
adalah zat-zat kimia organis dengan komposisi beraneka-ragam, yang dalam jumlah
kecil dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan kesehatan manusia dan
memelihara fungsi metabolisme normal. Sumber vitamin berasal dari makanan yang
bermutu baik.
Vitamin
di bagi menjadi dua gologan yaitu:
1.
Vitamin larut lemak: vitamin A, D, E dan K.
Vitamin ini di simpan dalam tubuh hanya
dalam jumlah terbatas dan sisanya dibuang, sehingga untuk mempertahankan
saturasi jaringan vitamin larut air perlu sering dikonsumsi.
2.
Vitamin larut air: vitamin B komplek dan vitamin C.
Vitamin ii dapat disimpan dalam julah
banyak memungkinkan terjadinya jauh lebih besar darpada vitamin larut air.
2.2. Farmakologi dan Farmakoterapi Obat
2.2.1 Vitamin B
kompleks
Vitamin B kompleks termasuk dalam vitamin yang
larut air,sselain vitamin C. Vitamin B kompleks mencakup sejumlhah vitamin
dengan rumus imia dan efek biologik yang sangat berbeda, yang digolongkan
bersama kaena dapat diperoleh dari sumber yang sama, antara lain hati dan ragi.
Trmasuk golongan Vitamin B Kompleks adalah Tiamin, Riboflavin, asam Nikotinat,
Piridoksin, asam Pantotenal, Biotin, Kalin, Inositol, asam PABA asam Folat dan
Sianokobalamin.
2.2.2 Tiamin
Tiamin merupakan kompleks molekul organik yang
mengandng satu inti tiazol dan pirimidin. Tiamin dalam tubuh diubah menjadi
tiamin pirofosfat, dengan reaksi sebagai berikut:
Tiamin + ATP Tiamin-PP + AMP
Pemberian
tiamin secara IV dengan cepat dapat timbul efek langsung pada pembuluh darah
perifer berupa vasodilatasi ringan.disertai penurunan tekanan darah yang
bersifat sementara. Tiamin pirofosfat adalah bentuk aktif tiramin yang
berfungsi sebagai koenzim dalam karbosilasi asam piruvat dan asam ketoglutarat.
Tiamin digunakan pada pengobatan beri-beri. Tiamin tidak menimbulkan efek
toksik bila diberikan peroral, meskipun jarang reaksi anafilaktoid dapat
terjadi setelah pemberian IV dosis besar pada penderita yang sensitif dan
beberapa diantaranya bersifat fatal.
2.2.3 Riboflavin
Riboflavin memiliki struktur
ribosa dalam rumus kimianya. Riboflavin dalam tubuh diubah menjadi koenzim
menjadi koenzim ribofalvinfosfat atau flavin mononukleotida (FMN) dan flavin
adenosin dinukleotida (FAD), melalui reaksi berikut :
Riboflavin
+ ATP FMN + ADP
FMN
+ ATP FAD + PP
(pirofosfat)
Penggunaan riboflavin yang utama
adalah untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitammin B2 yang serta
menyertai pelagra atau defesiensi vitamin B komplek lainnya, sehingga
riboflavin sehingga diberikan bersama vitamin lain. Dosis untuk pengobatan
adalah 5-10 mg/hari. Kekurangan riboflavin ditandai dengan gejala sakit
tenggorokan dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis,
glositis, lidah berwarna merah dan licin. Timbul dermatitis seboroik di muka,
anggota gerak dan seluruh badan, serta gejala-gejala pada mata.
2.2.4 Asam Nikotinat
Asam nikotinat dikenal sebagai faktor PP
(pelagra preventive), karena dapat mencegah penyakit pelagra pada manusia.
Sumber alami vitamin ini adalah hati, ragi dan daging. Dalam tubuh asam
nikotinat dan asam niasinamid di ubah menjadi bentuk aktif NAD (Nikotinamid
Adenin Dinukleotida) dan NADF (Nikotinamid Dinukleotida Fosfat). Keduanya
berperan dalam metabolisme sebagai koenzim untuk berbagai protein yang penting
dalam respirasi jaringan. Efek samping nikotinamid umumnya timbul dalam dosis
besar yang dapat menurunkan toleransi terhadap glukosa sampai terjadi
hiperglikemia dan juga kenaikan kadar asamurat dalam darah, gangguan fungsi
hati, gangguan lambung berupa mual sampai muntah serta peningkatan motilitas
usus. Reaksi anafilatik ini trjadi pada pemberian secara IV.
2.2.5 Vitamin C
Vitamin C berperan sebagai kofaktor dalam sejumlah
reaksi hidrokslasi dan amidasi dengan memindahkan elektron ke enzim yang ion
metalnya harus berada dalam keadaan tereduksi dan dalam kondisi tertentu
bersifat sebagai antioksidan. Selain itu juga diperlukan untuk perubahan asam
folat menjadi asam folinat, metabolisme obat oleh mikrosom dan hidroksilasi
dopamin menjadi noripenifrin. Asam askorbat meningkatkan aktivitas enzim
amidase yang berperan dalam pembentukan hormon oksitosi, hormon anti diuretik.
Kekurangan vitamin C pada gejala awal hipovitaminosis C adalah malaise, mudah
tersinggung, gangguan emulsi, artalgia, hiperkeratosis folikel rambut,
pendarahan hidung dan petekie. Efek samping vitamin C dengan dosis lebih dari
1g/hari dapat menyebabkan diare. Efek iritasi juga dapat menyebabkan uretritis
nonspesifik terutama pada uretra distal. Kegunaannya untuk berbagai penyakit yang
berhubungan dengan defisiensi vitamin C pada penggunan dosis besar.
2.2.6 VitaminE
Vitamin E sebagai anti oksidan yang dapat mencegah
terbentuknya hasil oksidasi atau mencegah terbentuknya hasil oksidasi yang toksik, misalnya hasil peroksidasi asam lemak
tidak jenuh. Vitamin E menghambat prostadglandin, dan merngsang kofaktor yang
penting pada metabolisme steroid. Difesiensi vitamin E lebih sering disebabkan
oleh ganguan absorbsi, misalnya stetore, obstruksi biliaris dan penyakit
pankreas. Pemakaian vitamin E dosis besar untuk waktu lama dapat menyebabkan
kelemahan otot, gangguan reproduki dan gangguan saluran cerna.
2.2.7 Sianokobalamin
Sianokobalamin merupakan
satu-satunya kelompok senyawa alam ang mengandung unsur Co dengan stuktur yang
mirip derivat pofirin lam lain. Sianokobalamin bersama asam foat sangat penting
untuk metabolisme terhadap intra sel. Kekuranagn sianokobalamin ditandai dengan
gangguan hematokoesis, gangguan neurologi, kerusakan sel epitel, terutama
epitel saluran cerna, dan debilitas umum. Periksaan dapatdilakukan dengan cara
mengukur kadar vitamin sianokobalamin dalam plasma dan uji fungsi lambung.
2.2.8 Piridoksin
Piridoksin adalah derivat piridin yang
terdapat dalam hati, daging, ginjal, telur, gandum, kacang kedelai dan biji-biji
gandum.di dalam hati piridoksin dengan bantuan kofaktr riboflavin dan magnesium
di ubah menjadi piridoksal-5-fosfat yang berperan sebagai koenzim dalam
metabolisme protein dan asam-asam amino. Kekurangan piridoksin dapat
menimbulkan dermatitis, kelainan sistem saraf pusat, anemia hipokrom
mikrositer. Piridoksin mudah di reabsorbsi melalui saluran cerna dan
diekskresikan melalui urin dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal.
2.2.9 Asam Pantotenat
Asam pantotenat merupakan zat yang
esensial untuk pertumbuhan ragi, asam ini terdapat dalam semua jaringan tubuh
dan segala macam bahan makanan. Defesiensi asam pantotenat menyebabkan
dermatitis dan sindroma yang berupa kelelahan, rasa lemah, gangguan saluran
cerna dan gangguan otot pada ektremitas dan parestesia. Pemberian oral asam
pantotenat akan diabsorbsi dengan baik dan didisriusikan keseluruh tubuh. Namun
tidak dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin dan tinja.
1 komentar:
Vitamin juga bisa dalam bentuk serbuk seperti untuk kolagen
Posting Komentar