Google ads

Selasa, 12 Mei 2015

Tablet Salut



Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Zat tambahan yang diperlukan adalah bahan pengisi, bahan pengikat, disintegran, penghancur, pengawet, pemberi rasa, pewarna, dan pemanis. Bahan pengisi ditambahkan apabila zat aktif yang digunakan relatif kecil terhadap bobot tablet atau dalam kondisi sulit di kempa (Anonim-1995).
Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja (DepKes RI, 1995).
                 Komponen tablet :
                1. Bahan obat atau zat berkhasiat
                    Yang perlu diperhatikan dari zat berkhasiat :
                    a. sifat fisiko kimia seperti larutan, kestabilan
                    b. sifat absorbsibility seperti pKa, granulometri
                2. Bahan eksipien
                     Syarat:
                     a. inert secara terapeutik
                     b. tidak mempengarui stabilitas zat aktif (tidak incompatibility)
                     c. mempunyai kemurnian yang tinggi





         Bahan eksipien terdiri dari:
            a. Bahan pengisi (diluent)
        Pengisi atau pengencer ditambahkan jika perlu ke dalam formulasi untuk membentuk ukuran tablet yang diinginkan. Contoh bahan pengisi : saccharum lactis, amylum, calcii phosphas, calcii carbonas,avicel, sukrosa, manitol dan sorbitol.
           b. Bahan pengikat (binder)
Pengikat atau perekat, yang membantu pelekatan partikel dalam formulasi. Memungkinkan granul dibuat dan dijaga keterpaduan hasil akhir tabletnya. Contoh bahan pengikat : mucilago gum arabica 10-20 %, solutio methylcellulose 5%, povidone USP, copolyvidone, gelatin NF, starch paste, pregelatinized starch NF, sucrose NF,  tragacant,  avicel dan acacia.
           c.  Bahan penghancur (desintegran)
Penghancur, yang membantu memecah atau menghancurkan tablet setelah pemberian sampai menjadi partikel-partikel yang lebih kecil agar mudah di absorpsi. Contoh bahan penghancur : amilum manihot kering, gelatin, agar-agar, natrium alginat, sodium stearat, explotab, primojel dan  crospovidone NF, avicel, gom.
                        d. Bahan Pelicin
         Berdasarkan cara kerjanya bahan pelincir digolongkan atas tiga bagian :
1)       Glidan, yaitu zat yang digunakan untuk memperbaiki sifat  aliran dari granul. Contoh glidan : talk 5%,  amylum jagung.
2)         Lubricant, yaitu  zat yang bekerja pada permukaan granula dan mengurangi gesekan antara dinding cetakan dan tablet yang baru dicetak. Contoh lubrikan : mg stearat, ca stearate, asam stearate, sodium stearyl stearate, hydrogenated vegetable oils, mineral oil dan polyethylene glicols,waxes.
3)      Antiadherent, yaitu zat yang digunakan untuk mencegah melekatnya bahan tablet pada punch dan dye selama proses pencetakan. Contoh: Na lauryl sulfat < 1%, metalic stearat.
           e. Bahan tambahan, seperti zat warna, pemberi rasa dan adsorben (jika  diperlukan)

2.3.1.      Jenis-Jenis Tablet
Secara garis besar, tablet dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya:
1.   Tablet kompresi
       Tablet yang dibuat dengan sekali tekanan menjadi berbagai bentuk tablet dan ukuran, biasanya ke dalam bahan obatnya diberi tambahan sejumlah bahan pembantu, antara lain pengencer atau pengisi, pengikat atau perekat, bahan penghancur, bahan pelicin, bahan tambahan lain seperti zat warna dan zat pemberi rasa.
2.   Tablet kompresi ganda
        Tablet kompresi berlapis, dalam pembuatannya memerlukan lebih dari satu kali tekanan. Tablet ini dibuat dengan cara memasukkan satu campuran obat ke dalam cetakan dan di tekan lagi dan seterusnya sampai terjadi lapisan yang diinginkan. Pada umumnya tiap lapis diberi warna yang berbeda sehingga berlapis-lapis dan berwarna. Untuk tablet berlapis yang mempunyai inti bagian dalam, diperlukan mesin khusus. Biasanya tablet ini dibuat karena bahan Obat Tidak Tercampur (OTT), untuk menyediakan obat yang penglepasannya dalam dua tingkatan atau lebih, atau untuk penampilan tablet berlapis yang unik.


3.   Tablet salut gula (sugar coated)
Tablet kompresi yang diberi lapisan gula, baik berwarna atau tidak. Lapisan larut dalam air dan cepat terurai bila di telan.
Kegunaan:
   a.   Untuk melindungi obat dari udara dan kelembaban contoh:  
     Vitamin C harus berada dalam kelembaban kurang dari 40%.
b.      Sebagai pemberi rasa untuk menghindari dari rasa atau bau bahan    obat yang tidak enak
c.   Memberi penampilan yang menarik dan manis.
   Kerugian:
a.   Pengolahan membutuhkan waktu lama serta keahlian khusus.
   b. Menambah berat dan ukuran tablet, biasanya tablet salut dua kali     lebih dari tablet tidak bersalut.
                 4. Tablet salut selaput (film coated)
           Tablet kompresi yang di salut dengan selaput tipis dari polimer yang larut atau tidak larut dalam air, biasanya lapisan berwarna dan pecah di saluran lambung usus dengan pengaruh pH. Zat penyalut yang sering digunakan : CMC Na, cellulosa acetatphthalat, hydroxyethylcellulosa dengan bermacam-macam perbandingan dalam campuran polyetilenglicol dan polyvinylpirolidone dalam pelarut alkohol atau terdispersi dalam isopropanol dengan tambahan span dan tween.
 Keuntungan:
a.       lebih tahan lama dari pada tablet salut gula.
b.      Lebih sedikit bahan.
c    Lebih sedikit waktu


5.  Tablet salut enteric (enteric coated)
Tablet salut dengan lapisan yang melarut di usus, bukan di lambung, dengan membiarkan supaya tablet pindah melewati lambung dan hancur serta di absorpsi di usus.
 Kegunaan:
    a. Untuk bahan yang rusak oleh asam lambung.
    b. Untuk bahan obat yang mengiritasi mukosa lambung.
    c. Untuk bahan yang bila melintasi lambung menambah absorpsi obat  di usus halus sampai jumlah yang berarti.
                 6. Tablet Sublingual
       Yaitu tablet yang disisipkan di pipi atau di bawah lidah, biasanya berbentuk datar, tablet yang direncanakan untuk di absorpsi melalui mukosa oral.
 Kegunaan:
a.     Untuk tablet yang di rancang untuk pemberian disisipkan di pipi (contoh tablet progesterone) dibuat supaya hancur dan melarut perlahan.
b.    Untuk tablet yang digunakan di bawah lidah (tablet nitrogliserin) akan melarut segera untuk memberikan efek obat yang cepat.
                 7. Tablet Kunyah
          Yaitu tablet lembut yang segera hancur ketika di kunyah atau  dibiarkan melarut di dalam mulut, biasanya untuk anak-anak digunakan dalam sediaan tablet multivitamin, antasida, dan antibiotika.
                 8. Tablet effervescent
       Yaitu tablet lembut berbuih yang dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air.

                 9. Tablet Triturat
       Yaitu tablet yang berbentuk kecil, biasanya silinder dengan cetakan atau kompresi mengandung sejumlah kecil obat keras.
Kegunaan:
a.  Untuk pemberian oral di bawah lidah contoh tablet nitrogliserin.
b.  Mengolah campuran obat untuk membuat bentuk cairan atau padat lainnya.
Contoh:
§  serbuk campuran untuk kapsul
§  penambahan obat keras dalam sediaan cair
                10. Tablet Hipodermik
       Yaitu tablet yang dimasukkan di bawah kulit, merupakan tablet triturat asalnya dimaksudkan untuk digunakan dokter dalam membuat larutan parenteral secara mendadak.
Keuntungan:
a.       Berbagai jenis tablet dapat di bawa dalam satu tas.
b.      Dapat dibuat injeksi yang volume dan kekuatannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Kekurangan:
a.       Sterilitas tidak terjamin.
b.      Obat tidak dapat dibuat dengan jumlah besar.
                11. Tablet dengan penglepasan tidak terkendali (sustained released)
        Yaitu tablet yang pelepasan tabletnya secara tidak terkendali, digunakan untuk pasien karena sesuatu dan lain hal tidak dapat mengkonsumsi tablet secara berkala.
Keuntungan:
a.       Aktivitas obat diperpanjang di siang dan malam hari.
b.      Mampu mengurangi terjadinya efek samping.
c.       Mengurangi frekuensi pemberian obat.
d.      Meningkatkan kepatuhan pasien
e.       Biaya harian bagi pasien lebih rendah karena lebih sedikit dosis yang digunakan

2.3.1.      Syarat-syarat
Secara umum tablet harus safe, effective, dan acceptable. Menurut  Moh. Anief syarat-syarat tablet antara lain :
a.  Memenuhi keseragaman ukuran
 Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal  tablet.
b.  Memenuhi keseragaman bobot
 Cara penentuan dan batas keseragaman bobot ditentukan dan dinyatakan  dalam Farmakope Indonesia.
c.  Memenuhi waktu hancur
 Cara penentuan dan standar waktu hancur tablet ditentukan dan dinyatakan dalam Farmakope Indonesia.
d. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
Farmakope Indonesia mencantumkan cara penentuan dan batas    keseragaman kandungan isi zat berkhasiat.
e.  Memenuhi waktu larut (dissolution test)
 Sebelumnya tablet harus diuji mengenai kekerasan tablet dengan   Hardness tester dan juga kerapuhan tablet dengan alat Friability tester.





2.3.1.      Keuntungan dan Kerugian
·         Keuntungan tablet menurut Leon Lachman,dkk antara lain adalah :
 a.  Tablet merupakan bentuk sedian yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sedian oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
b.  Tablet merupakan bentuk sedian yang biaya produksinya paling murah.
c.  Tablet merupakan bentuk sedian oral yang paling mudah dikemas dan dikirim.
d. Pemberian tanda pengenel produk pada tablet paling mudah dan murah.
e. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bersalut yang kemungkinan hancurnya tablet tidak segera terjadi.
f. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan diusus atau produk lepas lambat.
g. Tablet merupakan bentuk sedian oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
h. Tablet merupakan bentuk sedian oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
·         Kerugian Tablet menurut Leon Lachman, dkk antara lain adalah :
a. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi atau rendahnya berat jenis.
b. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut dan dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsinya optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavabilitas obat cukup.
      c. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan atau penyalutan dulu sebelum dikempa.
·         Keuntungan dan kerugian dari penyalutan lapis tipis
a.  Keuntungan dari penyalutan lapis tipis :
     1.  Bentuk yang disalut dapat berupa tablet, pil dan granul.
     2.  Proses penyalutan dapat dilakukan cepat.
   3.  Pertambahan bobot dari inti hanya sedikit yaitu sekitar 2 –   5% dari  bobot inti atau lebih.
    4.  Tidak tergantung pada keahlian operator, karena hasil penyalutan salut selaput umumnya tergantung pada peralatan yang dipakai, oleh karena itu dengan cara otomatis dan semi otomatis akan dihasilkan salutan yang sama pada pengulangan proses penyalutan.
     5. Dapat digunakan untuk tujuan enterik dan non enterik serta dapat dapat juga untuk tujuan sustained release, tergantung dari polimer yang dipakai.
b.  Kerugian dari penyalutan lapis tipis :
    1. Polimer penyalut yang akan digunakan sangat terbatas, untuk mendapatkannya dan sering terjadi kerusakan dalam proses melarutkan polimer tersebut.
     2. Sering memakai pelarut organik sehingga perlu adanya pengamanan   khusus bagi pekerja.
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.  Kadar sakarosa adalah tidak kurang dari 64,9%, kecuali dinyatakan lain.  Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat.
Kadar gula sirup pada suhu kamar maksimal 66% sakarosa bila lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirup akan lebih memburuk.  Berat jenis kurang lebih 1,3 pada penyimpanan dapat terjadi inversi dari sakarosa (pecah menjadi glukosa dan fruktosa) dan bila sirup yang bereaksi asam inversi dapat terjadi lebih cepat.
Dalam larutan berair megandung 62% atau lebih sakarosa tidak dapat ditumbuhi jamur meskipun jamur tidak terbunuh. Bila kadar sakarosa turun karena inversi, maka jamur dapat tumbuh. Bila dalam resep sirup diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur. Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, maka ditambah nipagin sebagai pengawet.

1 komentar:

Ghitcha mengatakan...

Engga ada penjelasan tablet floating ya ka?

Google Ads