Google ads

Minggu, 18 Juni 2023

Obat Suspensi

Obat suspensi adalah bentuk sediaan obat di mana bahan aktif obat terdispersi dalam cairan pembawa (misalnya air) dengan bantuan bahan tambahan. Suspensi obat umumnya berbentuk cairan keruh yang mengandung partikel-partikel obat yang tersebar secara homogen dalam medium cair. Suspensi obat sering digunakan ketika bahan aktif tidak larut dengan baik dalam cairan atau ketika dosis yang lebih tepat dapat diukur dalam bentuk suspensi.

Contoh umum obat suspensi termasuk:

1. Antibiotik suspensi: Beberapa antibiotik, seperti amoksisilin atau azitromisin, tersedia dalam bentuk suspensi untuk penggunaan pada anak-anak atau mereka yang sulit menelan tablet atau kapsul.

2. Antasida suspensi: Antasida suspensi, seperti hidroksida aluminium atau hidroksida magnesium, digunakan untuk meredakan gejala gangguan pencernaan seperti sakit maag atau refluks asam.

3. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) suspensi: Beberapa OAINS, seperti ibuprofen, dapat diberikan dalam bentuk suspensi untuk mengurangi peradangan, meredakan nyeri, atau menurunkan demam.

4. Suplemen mineral suspensi: Suplemen mineral, seperti suspensi besi, kalsium, atau zinc, seringkali tersedia dalam bentuk suspensi untuk meningkatkan penyerapan dan kepatuhan konsumsi pada populasi tertentu.

5. Obat antiallergi suspensi: Antihistamin, seperti cetirizine atau loratadine, dapat hadir dalam bentuk suspensi untuk mengobati gejala alergi, seperti rinitis alergi atau gatal-gatal.

Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tepat dan dosis yang direkomendasikan oleh dokter atau apoteker saat menggunakan obat suspensi.

Berikut adalah beberapa bahan tambahan yang umum digunakan dalam suspensi obat:

1. Bahan pengemulsi: Digunakan untuk membantu dispersi partikel dalam suspensi. Contohnya termasuk polisorbat 80, natrium lauril sulfat, atau lecitin.

2. Bahan pengental: Meningkatkan viskositas suspensi dan mencegah pemisahan partikel. Contoh bahan pengental termasuk karbomer, metil selulosa, atau natrium karboksimetil selulosa (CMC).

3. Bahan pengawet: Digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam suspensi obat. Beberapa bahan pengawet yang umum digunakan adalah paraben (seperti metilparaben atau propilparaben) atau benzalkonium klorida.

4. Bahan penstabil: Mencegah pemisahan fase dalam suspensi. Contohnya termasuk gom arab, pektin, atau natrium alginat.

5. Bahan penyerap: Beberapa suspensi obat mengandung bahan penyerap seperti mikrokristalin selulosa atau silika koloid untuk meningkatkan kemampuan suspensi menyerap cairan.

6. Bahan pewarna: Menambahkan warna pada suspensi obat. Contoh pewarna termasuk tartrazin (CI 19140), sunset yellow FCF (CI 15985), atau titanium dioksida (CI 77891).

7. Bahan penyerap aroma: Beberapa suspensi obat mungkin mengandung bahan seperti minyak esensial untuk memberikan aroma tertentu.

Penting untuk dicatat bahwa penggunaan bahan tambahan suspensi obat harus mematuhi pedoman regulasi yang berlaku dan dosis yang ditetapkan. Selalu berkonsultasilah dengan ahli farmasi atau dokter Anda sebelum menggunakan atau mengganti suspensi obat apa pun.

Tidak ada komentar:

Google Ads