Google ads

Kamis, 07 Januari 2016

Tipe interaksi Obat





Macam Interaksi Obat
1.Interaksi farmasetis
Adalah interaksi fisiko-kimia yang terjadi pada saat obat diformulasikan/disiapkan sebelum obat di gunakan oleh penderita.
Misalnya interaksi antara obat dan larutan infus IV yang dicampur bersamaan dapat menyebabkan pecahnya emulsi atau terjadi pengendapan.
Contoh lain : dua obat yang dicampur pada larutan yang sama dapat terjadi reaksi kimia atau terjadi pengendapan salah satu senyawa, atau terjadi pengkristalan salah satu senyawa dll.
Bentuk interaksi:
a. Interaksi secara fisik
Misalnya :
-Terjadi perubahan kelarutan
-Terjadinya turun titik beku
b. Interaksi secara khemis
Misalnya :
Terjadinya reaksi satu dengan yang lain atau terhidrolisisnya suatu obat selama dalam proses pembuatan ataupun selama dalam penyimpanan.

2. Interaksi Farmakokinetika
Pada interaksi ini obat mengalami perubahan pada :
-Absorbsi
-Distribusi
-Metabolisme
-Ekskresi
Yang disebabkan karena obat/senyawa lain
Hal ini umumnya diukur dari perubahan pada satu atau lebih parameter farmakokinetika, seperti konsentrasi serum maksimum, luas area dibawah kurva, waktu, waktu paruh, jumlah total obat yang diekskresi melalui urine, dsb.

3. Interaksi Farmakodinamika
Adalah obat yanhg menyebabkan perubahan pada respon pasien disebabkan karena berubahnya farmakokinetika dari obat tersebut karena obat lain yang terlihat sebagai perubahan aksi obat tanpa menglami perubahan konsentrasi plasma.
Misalnya naiknya toksisitas dari digoksin yang disebabkan karena pemberian secara bersamaan dengan diuretic boros kalium misalnya furosemid Lihat gambar


Kombinasi Obat
Pemilihan penggunaan kombinasi obat untuk terapi merupakan hal yang controversial

Harapan :
Terjadi peningkatan efek terapi obat
Misalnya pada Cotrimoksazol, amoxiclave.
Berkurangnya efek merugikan, misalnya pada kombinasi INH – Vit B6
Turunnya biaya kesehatan disebabkan karena potensi obat tinggi akibatnya lama sakit berkurang.

Kelemahan :
Rasio dosis tidak terkendali
Kemungkinan terjadi interaksi obat
Tugas farmasis adalah : Segera mendeteksi dan mengkoreksi adanya interaksi obat

Secara matematis bila ada 2 atau lebih obat dikombinasi maka kemungkinan terjadi interaksi adalah :

[ ½ n (n-1)] kali
dengan n = jumlah Obat

Obat-Obat Yang Cenderung Menyebabkan Interaksi Obat

1.     Obat yang memiliki ikatan obat- protein yang tinggi.
Obat yang memiliki ikatan obat-protein tinggi cenderung dominan, akibatnya obat tersebut dapat mendesak obat lain yang terikat protein sehingga terbebaskan, akibatnya kadar obat bebas dalam darah meningkat dengan tajam, secara matematis dapat digambarkan pada table berikut :

Contoh obat : Aspirin, Fenilbutazon, Sulfanilamid, walfarin dll

2.Obat-obat yang menstimulasi atau menginhibisi metabolisme obat lain
Interaksi ini merugikan atau menguntungkan tergantung dari sifat obatnya masing-masing
*       Obat aktif adalah metabolitnya
Misalnya :
Prednison Prednisolon
Procainamid N-Asetil Procainamid
Maka obat yang menstimulasi metabolisme akan menyebabkan meningkatnya kadar obat aktif dalam darah

*       Obat aktif adalah obat aslinya
Misalnya :
Captoril, furosemid, methyldopa dll
Maka obat yang menstimulasi metabolisme akan menyebabkan menurunnya kadar obat aktif dalam darah.

*       Obat yg menstimulasi Contoh
Antikonvulsan(fenitoin, karbamazepin, fenobarbital); Rifampisin; griseofulvin

*       Obat yg menginhibisi contoh :
Allopurinol; kloramfenikol; cimetidine; metronidazol; INH; ciprofloksasin

3. Obat-obat yang mempengaruhi fungsi Renal

Obat-obat golongan ini dapat mengubah kliren ginjal obat lain, misalnya obat-obat diuretic.

Obat-obat yang cenderung menjadi objek interaksi obat
a.     Obat-obat yang memiliki kurve dosis respon curam.
b.     Obat-obat yang memiliki
rasio efek toksik : terapetik rendah

INTERAKSI FARMAKOKINETIKA
Interaksi ini terjadi ketika absorbsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi suatu obat terpengaruh oleh adanya obat(senyawa)lain.
*       Interaksi absorbsi
Mekanisme yang dapat mengubah kecepatan absorbsi obat dalam GI tract dipengaruhi banyak factor antara lain, berubahnya: kecepatan aliran darah GI, motilitas GI, pH GI, kelarutan obat, Metabolisme GI, Flora GI, atau Mucosa GI, terbentuknya komplek yang tidak larut.
Contoh :
Penurunan motilitas Gastrointestinal, disebabkan karena obat-obat golongan morfin, dan obat-obat dengan efek antikolinergik misalnya antidepresan trisiklik.
Terbentuk chelat dari Ca, Al, Mg, garam besi oleh tetrasiklin.
Obat terjebak dalam makanan, contoh Ampisilin
 Obat diabsorbsi obat lain : Lincomycin dan kaolin-pektin, obat dgn karboadsorben.
Perubahan ion : cholestyramin-walfarin.
Peningkatan absorbsi digoksin atau penurunan absorbsi estrogen dalam kontrasepsi oral yang digunakan secara bersamaan dengan antibiotika
Efek interaksi ini jarang dimanfaatkan secara klinis
Ada 2 contoh penting dari pemanfaatan interaksi absorbsi, yaitu :
1. Metoclopamide dapat meningkatkan kecepatan pengosongan lambung, dan hal ini menyebabkan meningkatnya penyerapan analgesik pada pengobatan migrain akut,
. Adanya charcoal yang mengikat beberapa obat di usus, hal ini dapat mencegah penyerapan dan obat tersebut di reabsorbsi setelah ekskresi bilier atau sekresi intestinal.
Prinsip ini dipergunakan dalam perawatan keracunan yang disebabkan bahan-bahan golongan phenobarbiton dan antidepresan trisiklik.

Interaksi pendesakan ikatan obat-protein
Pendesakan ikatan obat-protein oleh obat lain dapat meningkatkan kadar obat bebas dalam darah, dan hal ini sangat potensial dalam peningkatan efek bahkan efek toksik dari suatu obat, terutama obat yang memiliki rasio
efek terapi dan efek toksik rendah.

Interaksi Distribusi Seluler
Rifampisin dapat mereduksi efek walfarin dengan cara menginhibisi up take dari hepatocytes, hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme sehingga efek walfarin menurun.
Transport aktif dari beberapa obat anti hipertensi (bethanidine, Guenethidine, debricoquine) ke pangkal syaraf simpatik yang merupakan tempat terjadinya efek terapeutik, di inhibisi oleh antidepresan trisiklik (dan mungkin juga oleh beberapa phenothiazine) sehingga terjadi penurunan kontrol terhadap tekanan darah.
Mekanisme tersebut juga menjadi dasar dari interaksi antara antidepresan trisiklik dengan clonidine dan -metildopa.

*       Interaksi Metabolisme
Interaksi obat pada saat terjadi metabolisme dapat terjadi ketika metabolisme sebuah obat dihambat atau ditingkatkan oleh obat lain.
Biasanya reaksi ini berpengaruh pada cytocrom P450
Induksi Metabolisme obat
Obat-obat yang meningkatkan (menginduksi) metabolisme obat melalui peningkatan reticulum endoplasma di hepatocyte dan karena peningkatan kandungan Cyt P450 dan cyt c- reduktase.
Hal ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan efek dari object drug
Contohnya :

Interaksi Digoksin-Furosemid
Efek terapeutik glikosida jantung pada fungsi mekanis adalah untuk meningkatkan intensitas filamen actin dan myosin dari sarkomer jantung
Peningkatan intensitas disebabkan oleh peningkatan konsentrasi kalsium bebas di dalam daerah sekitar protein kontraktil selama systole.
Peningkatan konsentrasi Natrium intraseluler :
Karena penghambatan Na/K ATP-ase (1)
Karena suatu penurunan relatif ekspulsi kalsium dari sel oleh exchanger natrium-kalsium (2) disebabkan oleh peningkatan natrium intraseluler.

Kalium dan digitalis berinteraksi dalam 2 cara :
1.Mereka saling menghambat pada pengikatan Na/K ATP-ase.
2.automatisitas jantung yg tidak normal dihambat oleh hiperkalemia. Karenanya peningkatan kalium ekstraseluler yang sedang dapat menurunkan efek digitalis, utamanya efek toksik.

*       Interaksi Ekskresi
Kompetisi pada sekresi tubulus ginjal adalah mekanisme yang penting dalam interaksi ini.
Contoh :
Probenecid menginhibisi sekresi tubular penisilin, sehingga dapat meningkatkan dan memperlama efek,
Sehingga interaksi ini relatif menguntungkan
Efek yang sama dapat meningkatkan toksisitas kloroquin pada mata pada penderita yg menggunaka probenecid.
Qiunidine menginhibisi sekresi tubular dari digoksin dan konsekuensinya konsentrasi plasma digoksin meningkat dan mungkin menyebabkan toksik, hal yang sama juga terjadi pada verapamil dan digoksin

INTERAKSI FARMAKODINAMIKA
Pada interaksi farmakodinamika precipitant drug mempengaruhi efek dari object drug pada tempat aksi,
baik secara langsung maupun tak langsung.
1. Interaksi farmakodinamika secara langsung
        Terjadi jika dua obat yang memiliki aksi ditempat yg sama (antagonis atau sinergis) atau memiliki aksi pada dua tempat yang         berbeda yang hasil akhirnya sama.

Antagonis pada tempat yg sama terjadi misalnya:
penurunan efek opiat dengan naloxon
penurunan aksi walfarin oleh vit. K
penurunan aksi obat-obat hipnotik oleh caffeine.
Penurunan aksi obat-obat hipoglikemik oleh glucocorticoids.

Sinergis pada tempat yg sama :
 adrenoseptor antagonis menyebabkan frekuensi yg* Verapamil dan  sangat tinggi dari aritmia jantung dibanding pada pemberian sendiri-sendiri, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya interaksi dgn jaringan khusus cardiac.
* Anti hipertensi dan obat-obat yang menyebabkan hipotensi misalnya anti angina, vasodilator.

2. Interaksi farmakodinamika secara tak langsung
Pada interaksi ini, farmakologik, therapeutic, atau efek toksik dari precipitant drug dalam beberapa kesempatan dapat mengubah efekterapi atau efek toksik dari object drug, tetapi terdapat 2 efek yang tidak berkaitan dan tidak berinteraksi secara mandiri (langsung)

Walfarin dan antikoagulan lain mungkin terlibat interaksi tidak langsung dengan 3 cara :
a. Agregasi platelet
Beberapa obat dapat menurunkan daya agregasi dari platelet, misalnya salisilat, dipiridamol, asam mefenamat, fenilbutazon, dan obat-obat NSAID.

b. Ulcerasi GI
Jika sebuah obat menyebabkan ulcerasi GI, maka akan menyebabkan kemungkinan terjadi pendarahan pada penderita karena pemberian antikoagulan, misalnya aspirin, fenilbutazon, indometasin, dan NSAID lain

c. Fibrinolisis
                Obat-obat fibrinolitik misalnya biguanid mungkin meningkatkan

Tidak ada komentar:

Google Ads