Macam Interaksi Obat
1.Interaksi farmasetis
Adalah
interaksi fisiko-kimia yang terjadi pada saat obat diformulasikan/disiapkan
sebelum obat di gunakan oleh penderita.
Misalnya
interaksi antara obat dan larutan infus IV yang dicampur bersamaan dapat
menyebabkan pecahnya emulsi atau terjadi pengendapan.
Contoh
lain : dua obat yang dicampur pada larutan yang sama dapat terjadi reaksi kimia
atau terjadi pengendapan salah satu senyawa, atau terjadi pengkristalan salah
satu senyawa dll.
Bentuk interaksi:
a. Interaksi secara fisik
Misalnya :
-Terjadi perubahan kelarutan
-Terjadinya turun titik beku
b. Interaksi secara khemis
Misalnya :
Terjadinya reaksi satu dengan yang lain atau
terhidrolisisnya suatu obat selama dalam proses pembuatan ataupun selama dalam
penyimpanan.
2. Interaksi Farmakokinetika
Pada interaksi ini obat mengalami perubahan pada :
-Absorbsi
-Distribusi
-Metabolisme
-Ekskresi
Yang disebabkan karena obat/senyawa lain
Hal ini umumnya diukur dari perubahan pada satu atau
lebih parameter farmakokinetika, seperti konsentrasi serum maksimum, luas area
dibawah kurva, waktu, waktu paruh, jumlah total obat yang diekskresi melalui
urine, dsb.
3. Interaksi Farmakodinamika
Adalah obat yanhg menyebabkan perubahan pada respon pasien
disebabkan karena berubahnya farmakokinetika dari obat tersebut karena obat
lain yang terlihat sebagai perubahan aksi obat tanpa menglami perubahan
konsentrasi plasma.
Misalnya naiknya toksisitas dari digoksin yang disebabkan
karena pemberian secara bersamaan dengan diuretic boros kalium misalnya
furosemid Lihat gambar
Kombinasi Obat
Pemilihan penggunaan kombinasi obat untuk terapi merupakan hal yang
controversial
Harapan :
Terjadi peningkatan efek terapi obat
Misalnya pada Cotrimoksazol, amoxiclave.
Berkurangnya efek merugikan, misalnya pada kombinasi INH – Vit B6
Turunnya biaya kesehatan disebabkan karena potensi obat tinggi akibatnya
lama sakit berkurang.
Kelemahan :
Rasio dosis tidak terkendali
Kemungkinan terjadi interaksi obat
Tugas farmasis adalah : Segera mendeteksi dan mengkoreksi adanya interaksi
obat
Secara matematis bila ada 2 atau lebih obat dikombinasi maka kemungkinan
terjadi interaksi adalah :
[ ½ n (n-1)] kali
dengan n = jumlah Obat
Obat-Obat Yang Cenderung
Menyebabkan Interaksi Obat
1. Obat yang memiliki ikatan
obat- protein yang tinggi.
Obat yang memiliki ikatan obat-protein tinggi
cenderung dominan, akibatnya obat tersebut dapat mendesak obat lain yang
terikat protein sehingga terbebaskan, akibatnya kadar obat bebas dalam darah
meningkat dengan tajam, secara matematis dapat digambarkan pada table berikut :
Contoh obat : Aspirin, Fenilbutazon, Sulfanilamid, walfarin dll
2.Obat-obat yang
menstimulasi atau menginhibisi metabolisme obat lain
Interaksi ini merugikan atau menguntungkan tergantung dari sifat obatnya
masing-masing
Obat aktif adalah metabolitnya
Misalnya :
Prednison Prednisolon
Procainamid N-Asetil Procainamid
Maka obat yang menstimulasi metabolisme akan menyebabkan meningkatnya
kadar obat aktif dalam darah
Obat aktif adalah obat aslinya
Misalnya :
Captoril, furosemid, methyldopa dll
Maka obat yang menstimulasi metabolisme akan menyebabkan menurunnya
kadar obat aktif dalam darah.
Obat yg menstimulasi Contoh
Antikonvulsan(fenitoin, karbamazepin, fenobarbital); Rifampisin;
griseofulvin
Obat yg menginhibisi contoh :
Allopurinol; kloramfenikol; cimetidine; metronidazol; INH;
ciprofloksasin
3. Obat-obat yang mempengaruhi fungsi Renal
Obat-obat golongan ini dapat mengubah kliren ginjal obat lain, misalnya
obat-obat diuretic.
Obat-obat yang cenderung menjadi objek interaksi obat
a.
Obat-obat
yang memiliki kurve dosis respon curam.
b.
Obat-obat
yang memiliki
rasio efek toksik : terapetik rendah
INTERAKSI FARMAKOKINETIKA
Interaksi ini terjadi ketika absorbsi, distribusi, metabolisme atau
ekskresi suatu obat terpengaruh oleh adanya obat(senyawa)lain.
Interaksi absorbsi
Mekanisme yang dapat mengubah kecepatan absorbsi obat dalam GI tract
dipengaruhi banyak factor antara lain, berubahnya: kecepatan aliran darah GI,
motilitas GI, pH GI, kelarutan obat, Metabolisme GI, Flora GI, atau Mucosa GI,
terbentuknya komplek yang tidak larut.
Contoh :
Penurunan motilitas Gastrointestinal, disebabkan karena obat-obat golongan morfin, dan obat-obat dengan efek
antikolinergik misalnya antidepresan trisiklik.
Terbentuk chelat dari Ca, Al, Mg, garam besi oleh tetrasiklin.
Obat terjebak dalam makanan, contoh Ampisilin
Obat diabsorbsi obat lain : Lincomycin dan kaolin-pektin,
obat dgn karboadsorben.
Perubahan ion : cholestyramin-walfarin.
Peningkatan absorbsi digoksin atau penurunan absorbsi estrogen dalam kontrasepsi oral yang digunakan
secara bersamaan dengan antibiotika
Efek interaksi ini jarang dimanfaatkan secara klinis
Ada 2 contoh penting dari pemanfaatan interaksi absorbsi, yaitu :
1. Metoclopamide dapat meningkatkan kecepatan pengosongan lambung, dan hal
ini menyebabkan meningkatnya penyerapan analgesik pada pengobatan migrain akut,
. Adanya charcoal yang mengikat beberapa obat di usus, hal ini dapat
mencegah penyerapan dan obat tersebut di reabsorbsi setelah ekskresi bilier
atau sekresi intestinal.
Prinsip ini dipergunakan dalam perawatan keracunan yang disebabkan
bahan-bahan golongan phenobarbiton dan antidepresan trisiklik.
Interaksi pendesakan ikatan obat-protein
Pendesakan ikatan obat-protein oleh obat lain dapat meningkatkan kadar obat
bebas dalam darah, dan hal ini sangat potensial dalam peningkatan efek bahkan
efek toksik dari suatu obat, terutama obat yang memiliki rasio
efek terapi dan efek toksik rendah.
Interaksi Distribusi Seluler
Rifampisin dapat mereduksi efek walfarin dengan cara menginhibisi up take
dari hepatocytes, hal ini menyebabkan peningkatan metabolisme sehingga efek
walfarin menurun.
Transport aktif dari beberapa obat anti hipertensi (bethanidine, Guenethidine,
debricoquine) ke pangkal syaraf simpatik yang merupakan tempat terjadinya efek
terapeutik, di inhibisi oleh antidepresan trisiklik (dan mungkin juga oleh
beberapa phenothiazine) sehingga terjadi penurunan kontrol terhadap tekanan
darah.
Mekanisme tersebut juga menjadi dasar dari interaksi antara antidepresan
trisiklik dengan clonidine dan -metildopa.
Interaksi Metabolisme
Interaksi obat pada saat terjadi metabolisme dapat terjadi ketika
metabolisme sebuah obat dihambat atau ditingkatkan oleh obat lain.
Biasanya reaksi ini berpengaruh pada cytocrom P450
Induksi Metabolisme obat
Obat-obat yang meningkatkan (menginduksi) metabolisme obat melalui
peningkatan reticulum endoplasma di hepatocyte dan karena peningkatan kandungan
Cyt P450 dan cyt c- reduktase.
Hal ini dapat meningkatkan ataupun menurunkan efek dari object drug
Contohnya :
Interaksi Digoksin-Furosemid
Efek terapeutik glikosida jantung pada fungsi mekanis adalah untuk
meningkatkan intensitas filamen actin dan myosin dari sarkomer jantung
Peningkatan intensitas disebabkan oleh peningkatan konsentrasi kalsium
bebas di dalam daerah sekitar protein kontraktil selama systole.
Peningkatan konsentrasi Natrium intraseluler :
Karena penghambatan Na/K ATP-ase (1)
Karena suatu penurunan relatif ekspulsi kalsium dari sel oleh exchanger natrium-kalsium (2)
disebabkan oleh peningkatan natrium intraseluler.
Kalium dan digitalis berinteraksi dalam 2 cara :
1.Mereka saling menghambat pada pengikatan Na/K ATP-ase.
2.automatisitas jantung yg tidak normal dihambat oleh hiperkalemia.
Karenanya peningkatan kalium ekstraseluler yang sedang dapat menurunkan efek
digitalis, utamanya efek toksik.
Interaksi Ekskresi
Kompetisi pada sekresi tubulus ginjal adalah mekanisme yang penting dalam
interaksi ini.
Contoh :
Probenecid menginhibisi sekresi tubular penisilin, sehingga dapat
meningkatkan dan memperlama efek,
Sehingga interaksi ini relatif menguntungkan
Efek yang sama dapat meningkatkan toksisitas kloroquin pada mata pada
penderita yg menggunaka probenecid.
Qiunidine menginhibisi sekresi tubular dari digoksin dan konsekuensinya
konsentrasi plasma digoksin meningkat dan mungkin menyebabkan toksik, hal yang
sama juga terjadi pada verapamil dan digoksin
INTERAKSI FARMAKODINAMIKA
Pada interaksi farmakodinamika precipitant drug mempengaruhi efek dari
object drug pada tempat aksi,
baik secara langsung maupun tak langsung.
1. Interaksi farmakodinamika secara
langsung
Terjadi jika
dua obat yang memiliki aksi ditempat yg sama (antagonis atau sinergis) atau
memiliki aksi pada dua tempat yang berbeda
yang hasil akhirnya sama.
Antagonis pada tempat yg sama terjadi misalnya:
penurunan efek opiat dengan naloxon
penurunan aksi walfarin oleh vit. K
penurunan aksi obat-obat hipnotik oleh caffeine.
Penurunan aksi obat-obat hipoglikemik oleh glucocorticoids.
Sinergis pada tempat yg sama :
adrenoseptor antagonis menyebabkan
frekuensi yg* Verapamil dan
sangat tinggi dari aritmia jantung dibanding pada pemberian
sendiri-sendiri, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya interaksi dgn jaringan
khusus cardiac.
* Anti hipertensi dan obat-obat yang menyebabkan hipotensi misalnya anti
angina, vasodilator.
2. Interaksi farmakodinamika secara tak langsung
Pada interaksi ini, farmakologik, therapeutic, atau efek toksik dari
precipitant drug dalam beberapa kesempatan dapat mengubah efekterapi atau efek
toksik dari object drug, tetapi terdapat 2 efek yang tidak berkaitan dan tidak
berinteraksi secara mandiri (langsung)
Walfarin dan antikoagulan lain mungkin terlibat interaksi tidak langsung
dengan 3 cara :
a. Agregasi platelet
Beberapa obat dapat menurunkan daya agregasi dari
platelet, misalnya salisilat, dipiridamol, asam mefenamat, fenilbutazon, dan
obat-obat NSAID.
b. Ulcerasi GI
Jika sebuah obat menyebabkan ulcerasi GI, maka akan
menyebabkan kemungkinan terjadi pendarahan pada penderita karena pemberian
antikoagulan, misalnya aspirin, fenilbutazon, indometasin, dan NSAID lain
c. Fibrinolisis
Obat-obat
fibrinolitik misalnya biguanid mungkin meningkatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar