Air merupakan kebutuhan
dasar bagi semua makhluk hidup. Air selalu digunakan oleh masyarakat dalam
berbagai aktivitas seperti dalam rumah tangga, pertanian, industri, perternakan
dan sebagiannya. Kualitas air yang
digunakan sangat penting untuk diketahui dalam mengurangi resiko- resiko buruk
yang akan terjadi. Oleh karena itu, kulaitas air sangat perlu diperhatikan dan
harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan PERMENKES No. 492/
MENKES/PER/IV/ 2010 tentang syarat kualitas air minum ( Asstuti, 2013).
Menurut Departemen
Kesehatan Indonesia, air minum yang baik untuk dikonsumsi adalah air minum yang
memiliki syarat – syarat antara lain tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna
dan tidak mengandung
logam berat. Sebagaimana kita ketahui,
air yang keruh
merupakan satu ciri
air yang tidak bersih
dan tidak sehat.
Pengkonsumsian air keruh
dapat mengakibarkan
timbulnya berbagai jenis
penyakit seperti diare, penyakit kulit.
Oleh karena itu, pengujian kekeruhan air
sangat dibutuhkan dalam
proses pengolahan air,
agar air tersebut layak digunakan
untuk proses selanjutnya (Nuzula dan Endarko,2013).
Air adalah senyawa yang
penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini dibumi. Air
bersih penting bagi kehidupan manusia. Air adalah substansi kimia dengan rumus
kinia H2O satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada
tekanan 100 kpa dan temperatur 273,15 K ( Situmorang, 2012 ).
Menurut PDAM
Tirta Pakuan (1992) proses
pengolahan air digolongkan menjadi
dua jenis yaitu:
Pengolahan lengkap (Complete Treatment
Process) dan Pengolahan sebagian
(Partial treatment Process). Apabila
kandungan berbagai zat maupun
mikroorganisme yang terdapat di
dalam air melebihi ambang batas
yang diperbolehkan kualitas air
akan terganggu maka itu perlu adanya
pengolahan air bersih
maupun air minum dan Pengolahan
sebagian (Partial treatment )
Process minum (Amen, 2012).
Syarat fisika air :
a. Air tidak boleh berasa
b. Air tidak boleh berwarna
c. Air tidak boleh berbau
d. Suhu air hendaknya dibawah sela udara (+- 25oc)
(Nasution,2008).
Syarat kimia air :
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral
atau zat kimia tertentu melampaui batas yang telah ditentukan (Nasution,2008).
Lumpur akan selalu
dihasilkan di setiap
proses pengolahan air, apapun
jenis dan bentuk teknologi pengolahan
yang digunakan. Semakin
besar debit pengolahan
pada suatu Instalasi Pengolahan Air Minum
(IPAM), maka akan
semakin tinggi konsentrasi
padatannya, baik padatan kasar
(coarse solid), padatan
tersuspensi (suspended solid)
maupun koloid dan
akan makin besar pula lumpurnya. University School of Medicine di
Belgrade menerbitkan informasi bahwa
minum air dengan
aluminium tinggi dan
konsentrasi fluoride yang
rendah dikaitkan dengan risiko
Alzhaimer (Moerdiyanti,dkk, 2012).
Kekeruhan (turbidity)
adalah keadaan dimana
transparansi suatu zat
cair berkurang akibat kehadiran
zat-zat tak-terlarut (ISO,
1999). Untuk mengetahui
tingkat kekeruhan air (turbiditas) digunakan
alat ukur yang
disebut turbidimeter. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian pesat
di bidang elektronika
dan instrumentasi telah memungkinkan diciptakannya alat-alat
ukur yang bekerja secara digital (Hendrizon dan Wildian, 2012).
Kekeruhan, disebabkan
adanya kandungan Total Suspended Solid
baik yang bersifat
organik maupun anorganik.
Zat organik berasal dari
lapukan tanaman dan
hewan, sedangkan zat anorganik
biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam. Zat organik
dapat menjadi makanan
bakteri sehingga mendukung perkembangannya. Kekeruhan
dalam air minum tidak boleh lebih dari 5 NTU. Penurunan
kekeruhan ini sangat diperlukan
karena selain ditinjau
dari segi estetika
yang kurang baik juga
proses desinfeksi untuk
air keruh sangat sukar,
hal ini disebabkan
karena penyerapan beberapa
koloid dapat melindngi organisme dari desinfektan (Nuzula dan
Endarko,2013).
Kekeruhan dinyatakan
dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/ liter SiO2. Peralatan
yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekeruhan adalah
Jakson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika.
Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter, dijadikan sebagai alat baku atau
standar bagi pengukuran kekeruhan. Satu unit turbiditas Jakson Candler
Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU. Pengukuran kekeruhan dengan
menggunakan JTU bersifat visual, yaitu membandingkan air sampel dengan air
standar ( Nikowanto, 2013).
Model desain
alat ukur tingkat
kekeruhan zat cair
ini menggunakan mikrokontroler AT89S51 dengan
menggunakan sensor fototransistor pada posisi
90o terhadap cahaya
yang datang dari LED
(disebut metode Nephelometer), dimana
standar yang digunakan
untuk mengukur tingkat kekeruhan
air adalah NTU
(Nephelometric Turbidity Units),
dan menampilkan hasil pengukurannya
pada LCD karakter
2x16. Dengan menggunakan
prinsip hamburan cahaya. Cahaya
dilewatkan melalui suatu
zat cair, maka
ada sebagian energi
foton cahaya itu yang
diserap dan sebagian
lagi dihamburkan oleh
partikel-partikel
tersuspensi yang berada di jalur
lintasan cahaya tersebut. Oleh sebab itu, metode pengukuran tingkat kekeruhan zat
cairpun dibedakan menurut
intensitas cahaya mana
yang diukur: cahaya
yang diteruskan (transmitted),
cahaya yang dihamburkan (scattered), atau kedua-duanya (Hendrizon dan Wildian,
2012).
Kekeruhan diukur dengan
menggunakan metode Nephelometri. Prinsip kerja metode ini yaitu dengan
membandingkan intensitas cahaya yang dibiaskan oleh suatu sampel. Menurut
persyaratan yang ditetapkan oleh mentri kesehatan RI No: 416/
MENKES/PER/IX/1990 tentang persyaratan
kualitas air bersih , batas maksimum yang dianjurkan untuk kekeruhan air baku
yaitu 25 NTU (Suwandi, 2010 ).
a) Dapat diuraikan oleh bakteri (biodegradasi) dalam waktu lima hari
Standar Kualitas Air Murni
Bumi sering disebut planet
air karena hampir 70 % permukaan bumi ini terdiri dari perairan. Wilayah
daratan hanya 30 % saja. Volume air di bumi tetap karena air bersiklus, dan
yang berubah adalah tempat dan kualitas air. Keberadaan air di bumi sangat
diperlukan semua mahluk hidup. Manusia memerlukan air untuk, berbagai
kebutuhan, seperti memasak, mandi, cuci, minum, industri, pertanian, dan masih
banyak lagi yang lainnya. Hewan memerlukan air minum untuk hidup sedangkan
tanaman memerlukan air untuk penyerapan bahan makanan dari dalam tanah.
Betapa penting peranan air bagi kehidupan di bumi
ini, tetapi banyak aktivitas manusia yang merugikan bagi ketersediaan air
bersih. Sebagai contoh pabrik, pertanian, rumah tangga, rumah sakit, pada umumnya
membuang limbah langsung ke sungai. Air dapat tercemar karena
buangan sampah padat, buangan bahan kimia, dan kuman. Air yang tercemar sangat
berbahaya bagi kesehatan bila kita mengkonsumsinya. Air bersih pada saat ini
menjadi barang ekonomi yang berharga dapat dijual belikan dengan berbagai merek yang
kita kenal seperti aqua, dua tang, adi, dan masih banyak lagi .
Kita hidup di negara yang beriklim tropis sehingga
memiliki musim hujan dan musim kemarau. Pada musim hujan sering terjadi banjir
yang besar, kenyataan itu sudah sering menimbulkan masalah. Pada musim kemarau
di beberapa daerah kekurangan air. Selain masalah banjir dan kekeringan yang
sering terjadi saat ini timbul masalah lain yaitu menurunnya kualitas air
akibat aktivitas manusia. Oleh karena itu manusia dituntut untuk dapat
mengatasi berbagai masalah tersebut. Alam telah menyediakan air yang kita
butuhkan dan mampu mendaur ulang, tetapi kerusakan air semakin hari semakin
luas karena akitivitas dan jumlah manusia semakin bertambah. Alam tidak mampu
lagi untuk menyediakan air bersih yang dibutuhkan manusia. Oleh karena itu
harus diupayakan oleh manusia sendiri untuk melakukan proses penjernihan atau
pengolahan air
denganteknologi.
Dalam
pengolahan air limbah industri dikenal 3 parameter utama yaitu:
(1) Oksigen terlarut
(OT) atau Dissolved Oxygen (DO),
(2) Kebutuhan Oksigen
Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan
(3) Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen
Demand (COD).
1.Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen merupakan parameter yang
sangat penting dalam air.Sebagian besar makhluk hidup dalam air membutuhkan
oksigen untuk mempertahankan hidupnya, baik tanaman maupun hewan air,
bergantung kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan makhluk air dengan
kebutuhan oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang terkecil kebutuhan
oksigennya adalah bakteri. Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara
alamiah terjadi secara bekesinambungan. Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil
dalam air , untuk pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon
(C) yang dapat diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman, ganggang
yang mati, maupun oksigen dari udara. Bahan organik tersebut oleh
mikroorganisme akan diuraikan menjadi karbon dioksida (CO2) dan air
(H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman dalam
air untuk proses fotosintesis membentuk oksigen, dan seterusnya.
Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan
organik tersebut akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun dari
sumber lainnya secepat habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri
atau dengan kata lain oksigen yang diambil oleh biota air selalu setimbang
dengan oksigen yang masuk dari udara maupun dari hasil fotosintesa tanaman air.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri), yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air . Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih sebagai akibat masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik dari industri), yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan kecepatan pertumbuhan mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati juga meningkatnya kebutuhan oksigen, sementara suplai oksigen dari udara jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang masuk ke air dengan yang dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang, akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air . Bila penurunan oksigen terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen (aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba yang tidak membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari bahan organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) disamping terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk.
2. BOD dan COD
Untuk menentukan tingkat penurunan
kualitas air dapat dilihat dari penurunan kadar oksigen terlatut (OT) sebagai
akibat masuknya bahan organik dari luar, umumnya digunakan uji BOD dan atau
COD. Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis (KOB)
menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh mikroorganisme hidup
untuk memecah atau mengoksidasi bahan organik dalam air. Oleh karena itu, nilai
BOD bukanlah merupakan nilai yang menujukkan jumlah atau kadar bahan organik
dalam air, tetapi mengukur secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk mengoksidasi atau menguraikan bahan-bahan organik
tersebut. BOD tinggi menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk mengoksidasi bahan organik dalam air tersebut tinggi,
berarti dalam air sudah terjadi defisit oksigen. Banyaknya mikroorganisme yang
tumbuh dalam air disebabkan banyaknya makanan yang tersedia (bahan organik),
oleh karena itu secara tidak langsung BOD selalu dikaitkan dengan kadar bahan
organik dalam air.
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius. BOD5 500mg/liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada suhu 20 derajat Celcius.Beberapa dasar yang sering digunakan untuk menentukan kualitas air dilihat dari kadar BOD adalah: Erat kaitannya dengan BOD adalah COD. Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik dapat diuraikan oleh mikroorganisme secara cepat. Bahan organik dalam air bersifat:
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme pengurai secara aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius. BOD5 500mg/liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada suhu 20 derajat Celcius.Beberapa dasar yang sering digunakan untuk menentukan kualitas air dilihat dari kadar BOD adalah: Erat kaitannya dengan BOD adalah COD. Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik dapat diuraikan oleh mikroorganisme secara cepat. Bahan organik dalam air bersifat:
a) Dapat diuraikan oleh bakteri (biodegradasi) dalam waktu lima hari
b) Bahan organik yang tidak teruraikan oleh bakteri dalam
waktu lima hari
c) Bahan organik yang tidak mengalami biodegradasi
Uji COD ini meliputi semua bahan organik di atas, baik yang
dapat diuraikan oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat diuraikan. Oleh
karena itu hasil uji COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD.
Dari segi kualitas air minum harus memenuhi :
1.
Syarat
fisik seperti :
a). Tidak boleh berwarna, berasa dan
berbau
b). Suhu air hendaknya pada suhu
sejuk kurang dari 25oC
c) .Harus jernih
2. Syarat kimia : air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat
mineral atau zat- zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang
telah ditentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar