Google ads

Kamis, 24 September 2015

Keselamatan dan Keamanan Kerja laboratory safety (K3)



  
Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan perhatian khusus, karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang mengkawatirkan yaitu 9 orang/hari . Oleh karena itu K3 seyogyanya melekat pada pelaksanaan praktikum dan penelitian di laboratorium. Laboratorium adalah tempat staf pengajar, mahasiswa dan pekerja lab melakukan eksprimen dengan bahan kimia alat gelas dan alat khusus. Penggunaan bahan kimia dan alat tersebut berpotensi terjadinya kecelakaan kerja. Pada umumnya kecelakan kerja penyebab utamanya adalah kelalaian atau kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan dg cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitudes) akan pentingnya K3 di laboratorium.
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud termasuk orang yg ada disekitarnya.
2.   Peraturan Keselamatan Kerja
Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a.   Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium.
b.  Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.
c.   Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun
d.  Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal hal sebagai berikut :
a.    Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
b.    Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
c.    Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
d.    Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
e.    Setiap laboran /Pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat (P3K).
f.    Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan saja
g.    Dilarang makan minum dan merokok di lab, bhal ini berlaku juga untuk laboran dan kepala Laboratorium.
h.     Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di laboratorium
i.     Jauhkan alat alat yang tak digunakan, tas,hand phone dan benda lain dari atas meja kerja.

3.   Pakaian di Laboratorium
Pekerja laboratorium harus mentaati etika berbusana di laboratorium. Busana yang dikenakan di laboratorium berbeda dengan busana yang digunakan sehari hari. Busana atau pakaian di laboratorium hendaklah mengikuti aturan sebagai berikut :
a.   Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak oleh bahan kimia, sepatu yang terbuka, sepatu licin, atau berhak tinggi.
b.  Wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan. karena dapat tersangkut pada alat yang berputar.
c.   Pakailah jas praktikum, sarung tangan dan pelindung yang lain dg baik meskipun, penggunaan alat alat keselamatan menjadikan tidak nyaman.

4.   Bekerja dengan Bahan Kimia
Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan kecermatan dalam penanganannya. Adapun hal umum yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a.    Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b.    Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c.    Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus ( cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )
d.    Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih dan gatal)

Ø  Memindahkan Bahan Kimia
Seorang laboran pasti melakukan pekerjaan pemindahan bahan kimia pada setiap kerjanya. Ketika melakukan pemindahan bahan kimia maka harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a.    Baca label bahan sekurang kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan bahan misalnya antara asam sitrat dan asam nitrat.
b.    Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan
c.    Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan
d.    Jangan mengembalikan bahan kimia ke tempat botol semula untuk menghindari kontaminasi, meskipun dalam hal ini kadang terasa boros

Ø  Memindahkan Bahan Kimia Cair
Ada sedikit perbedaan ketika seorang laboran memindahkan bahan kimia yang wujudnya cair. Hal yang harus diperhatikan adalah :
a.    Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari tangan dan sekaligus telapak tangan memegang botol tersebut.
b.    Tutup botol jangan ditaruh diatas meja karena isi botol bisa terkotori oleh kotoran yang ada diatas meja.
c.    Pindahkan cairan menggunakan batang pengaduk untuk menghindari percikan.
d.    Pindahkan dengan alat lain seperti pipet volume sehingga lebih mudah.

Ø  Memindahkan Bahan Kimia Padat
Pemindahan bahan kimia padat memerlukan penanganan sebagai berikut :
a.      Gunakan sendok sungu atau alat lain yang bukan berasal dari logam.
b.     Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
c.      Gunakan alat untuk memindahkan bebas dari kontaminasi. Hindari satu sendok untuk bermacam macam keperluan.

Ø  Cara Pemanasan Larutan dalam Tabung Reaksi
Pemanasan tabung reaksi sering dilakukan dalam suatu percobaan di laboratorium. Ada banyak reaksi yang harus dilakukan pemanasan untuk mempercepat proses reaksi. Tata cara melakukan pemanasan tabung reaksi adalah :
a.      Isi tabung reaksi sebagian saja, sekitar sepertiganya.
b.     Api pemanas terletak pada bagian bawah larutan.
c.      Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
d.     Arah mulut tabung reaksi pada tempat yang kosong agar percikannya tidak mengenai orang lain.

Ø  Cara memanaskan dengan gelas Kimia
Pemanasan yang dilakukan menggunakan gelas kimia ( bukan tabung reaksi) maka harus memperhatikan aturan sebagai berikut :
a.      Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
b.     Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari pemanasan mendadak.
c.      Jika gelas kimia tersebut berfungsi sebagai penangas air, isikan air seperempatnya saja supaya tidak terjadi tumpahan.

5.     Peralatan dan Cara Kerja
Bekerja dengan alat alat kimia juga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja, oleh karena itu harus diperhatikan hal hal sebagai berikut :
a.      Botol reagen harus dipegang dengan cara pada bagian label ada pada telapak tangan .
b.     Banyak peralatan terbuat dari gelas, hati hati kena pecahan kaca. Bila memasukkan gelas pada prop-karet gunakan sarung tangan sebagai pelindung.
c.      Ketika menggunakan pembakar spritus hati hati jangan sampai tumpah di meja karena mudah terbakar. Jika digunakan bunsen amati keadaan selang apakah masih baik atau tidak.
d.     Hati hati bila mengencerkan asam sulfat pekat, asam sulfatlah yang dituang sedikit demi sedikit dalam air dan bukan sebaliknya.

6.     Pembuangan Limbah
Limbah bahan kimia secara umum meracuni lingkungan, oleh karena itu perlu penanganan khusus :
a.      Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan .
b.     Buang pada tempat yang disediakan
c.      Limbah organik dibuang pada tempat terpisah agar bisa didaur ulang.
d.      Limbah padat (kertas saring, korek api, endapan) dibuang ditempat khusus.
e.      Limbah yang tidak berbahaya (Misal : detergen) boleh langsung dibuang,dengan pengenceran air yang cukup banyak.
f.      Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
g.      Limbah cair yang tidak larut dlm air dan beracun dikumpulkan pada botol dan diberi label yang jelas.

7.   Terkena Bahan Kimia
Kecelakaan kerja biasa saja terjadi meskipun telah bekerja dengan hati hati. Bila hal itu terjadi maka perhatikan hal hal sebagai berikut :
a.      Jangan panik .
b.     Mintalah bantuan rekan anda yang ada didekat anda, oleh karenanya dilarang bekerja sendirian di laboratorium.
c.      Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan tersebut, bila memungkinkan bilas sampai bersih
d.      Bila kena kulit, jangan digaruk , supaya tidak merata.
e.      Bawalah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
f.      Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya.

8.     Terjadi Kebakaran
Kebakaran bisa saja terjadi di laboratorium, karena di dalamnya banyak tersimpan bahan yang mudah terbakar. Bila terjadi kebakaran maka :
a.      Jangan Panik
b.     Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c.      Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan dengan kelas pemadam yang sesuai (Contoh kebakaran klas B bensin, minyak tanah dll tidak boleh disiram dg air)
d.      Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan sapu tangan.
e.      Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
f.      Cari Bantuan Pemadam Kebakaran

9.   Kombinasi Bahan yang harus dihindari
Kombinasi bahan dibawah ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja, oleh karenanya harus dihindari.
a.      Natrium atau Kalium dengan air
b.     Amonium nitrat, serbuk seng dan air
c.      Kalium nitrat dengan natrium asetat
d.      Nitrat dengan ester
e.      Peroksida dengan magnesium, seng atau aluminium
f.      Benzena atau alkohol dengan api

10. Gas Berbahaya
Ada beberapa gas yang berbahaya keberadaanya di laboratorium. Gas gas tersebut adalah :
a.      Bersifat Iritasi
Gas HCl, HF, nitrat dan nitrit, klorin,sulfur dioksida (cermati baunya yg
nyegrak/menyengat).
b. Karbon monoksida
Sangat mematikan, semua reaksi yang menghasilkan gas tersebut dihindari, karena tidak berwarna, dan tidak berbau
c. Hidrogen sianida berbau seperti almond
Hidrogen sulfida dikenali dari baunya Hidrogen selenida (H2Se) gas yg sangat beracun.

SIMBOL BAHAYA
Di lingkungan lab terdapat benda benda yang berbahaya berikut ini ada beberapa simbol bahaya yang harus dikenali

Tidak ada komentar:

Google Ads