Kromatografi kertas berbeda dengan
kromatografi lapis tipis karena kromatografi kertas menggunakan kertas saring
sementara kromatografi lapis tipis menggunakan plat kaca silika yang berisi
absorban , tetapi prinsip kerjanya sama.
Prinsip kerjanya memisahkan sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.Teknik
ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk kertas whatmman dan fase
geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan.Larutan atau
campuran larutan yang digunakan dinamakaneluen.Semakin dekat kepolaran antara
sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
Proses berikutnya dari kromatografi
lapis kertas adalah tahap visualisasi.Tahapan ini sangat penting karena
diperlukan suatu keterampilan dalam memilih metode yang tepat karena harus
disesuaikan dengan jenis sampel yang sedang di uji.Salah satu yang dipakai adalah
penyemprotan dengan larutan Ninhidrin.Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)
adalah suatu larutan yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya gugus
amina.Apabila pada sampel terdapat gugus amina maka ninhidrin akan bereaksi
menjadi berwarna ungu.Biasanya padatan ninhidirn ini dilarutkan dalam larutan
butanol.
Jarak antara jalannya pelarut
bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk
memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak
plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini
digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel.Nilai Rf juga
menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf
sering juga disebut faktor retensi.Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus
berikut:
Semakin besar nilai Rf dari sampel
maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut pada plat
kromatografi lapis tipis.Saat membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah
kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut
kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat kromatografi lapis
tipis.Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa.Bila
identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat
dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai
Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar