Daerah Asal
Lidah buaya (Aloe vera) berasal dari Kepulauan Canary di sebelah barat Afrika
dan di perkirakan masuk ke Indonesia mulai abad ke-17. Lidah buaya sudah sejak
lama digunakan untuk banyak keperluan. Lidah buaya dapat tumbuh dari dataran
rendah hingga dataran tinggi, tanaman ini termasuk tanaman yang membutuhkan
sinar matahari penuh dengan kelembapan cukup tinggi sekitar 16-300 C.
Lidah buaya dapat tumbuh di tanah yang memiliki struktur gembur dan banyak
mengandung bahan organik (Kardinan, 2003).
Lebih
dari tujuh belas jenis lidah buaya telah dibudidayakan di daerah tropis tetapi untuk
saat ini hanya ada tiga jenis, yaitu Aloe
barbadensis dari Amerika, Aloe ferox dari
Afrika, dan Aloe sinensis dari Asia
(Cina). Aloe barbadensis adalah yang
terbaik karena lebih tahan terhadap hama dan penyakit,ukurannya jauh lebih
besar dibandingkan dengan lainnya. Di Indonesia, lidah buaya dibudidayakan
sejak beberapa tahun lalu dalam skala yang cukup luas di Pontianak, Kalimantan
Barat. Jenis yang diusahakan di daerah tersebut adalah Aloe sinensisyang berasal dari Cina. Akhir-akhir ini di Jawa Barat
mulai dibudidayakan lidah buaya dalam skala kecil, masih terbatas untuk
memenuhi kebutuhan industri makanan, minuman, farmasi, dan kosmetik (Agus, 2003).
Taksonomi Lidah Buaya
Taksonomi
tumbuhan lidah buaya adalah sebagai berikut :
Dunia :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Monocotyledoneae
Bangsa :
Lilifloreae
Suku :
Liliaceae
Marga :
Aloe
Spesies :
Aloe vera
Sinonim : Aloe
barbadensis Mill dan Aloe vulgaris
Lamk
Nama
daerah : Lidah buaya (Melayu), ilat
buaya (Jawa) dan letah buaya (Sunda)
Dari taksonomi tumbuhan lidah buaya
diatas, lidah buaya mempunyai ciri-ciri
tanaman berbatang pendek, batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh
daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Daun berbentuk pita
dengan helaian yang memanjang, berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau
keabuan, ujung daun meruncing, dan permukaan daun dilapisi duri ditepinya.
Mempunyai bunga berwarna kuning atau kemerahan. Dan akar berupa akar serabut
yang pendek dan berada di permukaan tanah (Utami, 2008).
Bagian
lidah buaya (Aloe vera) yang dimanfaatkan untuk pengobatan, yaitu :
1. Daun
Keseluruhan
daun dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun bentuk
eksudatnya.
2. Eksudat
Eksudat
adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk
cair, berwarna kuning dan rasanya pahit.
3. Gel
Gel
adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam
daun setelah eksudat dikeluarkan.
Zat-zat yang terkandung dalam lidah buaya
Lidah buaya mempunyai
kandungan nutrisi yang cukuplengkap, diantaranya vitamin A,B1,B2,B3,
B12, C, dan E. Sementara itu, kandungan mineral di antaranya
kalsium, magnesium, kalium, natrium, besi, dan kromium. Enzim yang terkandung
dalam lidah buaya di antaranya amilase, katalase, karboksipeptidase,
karboksihelolase, dan bradikinase (Kardinan, 2003).
Tabel
2.1 Zat-zat yang terkandung dalam gel Lidah
buaya
Zat
|
Kandungan
|
Liginin
|
- Mempunyai
kemampuan penyerapan yang tinggi, sehingga memudahkan peresapan gel ke kulit
|
Saponin
|
- Mempunyai
kemampuan membersihkan dan bersifat antiseptik
- Bahan
pencuci yang sangat baik
|
Kompleks
anthraquinon aloin, barbaloin, isobarbaloin, anthranol, aloe emodin,
anthracen, aloetik acid, ester asam sinamat, asam krisophanat
|
-
Penghilang rasa sakit
-
Mengurangi racun
-
Senyawa anti bakteri
-
Mempunyai kandungan antibiotik
|
Vitamin
B1, B2, B3, B6, Cholin, asam folat
|
-
Bahan penting untuk menjalankan
fungsi tubuh secara normal dan sehat
|
Enzim
oksidase,amilase, katalase, lipase, protease
|
-
Mengatur proses-proses kimia
dalam tubuh
-
Menyembuhkan luka dalam dan luar
|
Monosakarida
dan polisakarida, selulosa, glukosa, aldopentosa, rhamnosa
|
-
Memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh
|
|
|
2.1.4 Khasiat
dan Manfaat Lidah buaya
Lidah buaya bisa digunakan untuk mengobati
sakit kepala, mengatasi sembelit, kejang pada anak, wasir, kencing manis atau
diabetes, peluruh haid, obat cacing, mengobati luka bakar, bisul, luka
bernanah, keseleo dan obat jerawat. Selain itu, daunnya juga dapat digunakan
untuk berbagai industri kosmetik, seperti bahan untuk pembuat sampo, penyubur
rambut, pembersih wajah, dan juga pemulas bibir. Sementara rebusan akarnya
digunakan sebagai obat cacing dan bunganya untuk obat muntah darah (Prapti,
2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar