A. Apa Itu Isolasi
Dan Identifikasi Mikroba
Isolasi
mikroorganisme merupakan suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar dari
lingkungan alamiahnya yang bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang tdiak
bercampur dengan bakteri yang lainnya atau yang biasa disebut dengan istilah
biakan murni. Sedangkan identifikasi mikoba merupakan usaha atau metode yang
dilakukan untuk mengetahui secara rinci aktivitas-aktivitas yang terjadi pada
mikroba tersebut.
B. Mikroba
Perusak
Mikroorganisme
tersebar luas di alam dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang
steril, tetapi umumnya tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme. Pertumbuhan
mikroorganisme dalam bahan pangan dapat mengakibatkan perubahan fisik atau
kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak
dikonsumsi.
Untuk
dapat tumbuh dan berfungsi secara normal, mikroorganisme membutuhkan sumber
energi, sumber nitrogen, vitamin, mineral dan faktor pertumbuhan lainnya.
Komponen-komponen tersebut diperoleh mikroba dari bahan pangan, sehingga
makanan menjadi rusak. Mikroba dapat mencemari pangan melalui air, debu, udara,
tanah, alat-alat pengolah (selama proses produksi atau penyiapan)
juga sekresi dari usus manusia atau hewan. Penyakit akibat pangan (food
borne diseases) yang terjadi segera setelah mengkonsumsi pangan, umumnya
disebut dengan keracunan.
Pangan
dapat menjadi beracun karena telah terkontaminasi oleh bakteri patogen yang
kemudian dapat tumbuh dan berkembang biak selama penyimpanan, sehingga mampu
memproduksi toksin yang dapat membahayakan manusia. Selain itu, ada juga
makanan yang secara alami sudah bersifat racun seperti beberapa jamur/tumbuhan
dan hewan. Umumnya bakteri yang terkait dengan keracunan makanan diantaranya
adalah Salmonella, Shigella, Campylobacter, Listeria monocytogenes, Yersinia
enterocolityca, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Clostridium
botulinum, Bacillus cereus, Vibrio cholerae. Vibrio parahaemolyticus, E.coli
enteropatogenik dan Enterobacter sakazaki.
C.
Metode-Metode yang Digunakan dalam Mengisolasi dan Mengidentifikasi Mikroba
Perusak
Dalam
rangka pengawasan mutu secara mikrobiologis, dilakukan pengujian laboratorium
untuk mengisolasi dan mengidentifikasi cemaran bakteri patogen yang mungkin
ada.
Hal
yang harus diperhatikan dalam pengujian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi
bakteri perusak pada bahan pangan yaitu :
- 1. Sampel
Jumlah sampel yang diuji harus cukup
representatif atau benar-benar mewakili mikroba yang akan diperiksa. Sampel makanan
yang diterima harus segera diuji begitu tiba di laboratorium. Sampel yang
didinginkan dan mudah rusak harus dianalisa paling lambat 36 jam sesudah
pengambilan sampel. Sampel beku harus disimpan dalam freezer sampai tiba
waktunya untuk diuji, tetapi bila sampel diterima dalam keadaan dingin, jangan
disimpan didalam freezer. Beberapa bakteri seperti vibrio banyak yang akan mati
pada suhu sangat rendah (pembekuan). Untuk sampel yang tidak mudah rusak
seperti makanan kaleng, dapat disimpan pada suhu ruang. Namun demikian, sampel
tidak boleh disimpan terlalu lama karena ada mikroba yang dapat mati selama
penyimpanan.
Sampel
yang akan dikirim ke laboratorium harus diupayakan tidak tercemar dengan bahan
atau mikroba lain terhadap sampel. Selama dalam pengiriman ke laboratorium maka
sifat sampel harus dijamin tidak mengalami perubahan sejak sampel diambil,
dikemas dan dikirim ke laboratorium.
Bila
sampel berada dalam keadaan beku, harus terlebih dahulu dilelehkan dan
pelelehan sedapat mungkin dilemari pendingin atau pada suhu kurang dari 450C
selama paling lama 15 menit. Bila menggunakan suhu tinggi sebaiknya sampel
diaduk secara teratur. Untuk sampel beku yang mudah meleleh seperti es krim,
maka dapat diuji tanpa dilelehkan terlebih dahulu. Untuk sampel padat seperti
daging mentah, harus terlebih dahulu dicincang sebelum dihomogenkan.
Khusus
untuk pengujian C.botulinum dilarang untuk mencicipi ketika akan membuat
pemerian sampel, maka pada catatan data sampel tidak dicantumkan pemerian dari
rasa.
Metode
Pengujian sampel makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan makanan
yangsudah ditetapkan. Parameter uji mikrobiologi pada makanan yang
dipersyaratkan secara umum terdiri dari :
- Uji Angka Lempeng Total
- Uji Angka Kapang khamir
- Uji Angka Bakteri termofilik
- Uji Angka Bakteri pembentuk spora
- Uji Angka bakteri an-aerob
- Uji Angka Staphylococcus aureus
- Uji Angka Clostridium perfringens
- Uji Angka Enterococcus
- Uji Angka Bacillus cereus
- Uji Angka Enterobacteriaceae
- Uji MPN Coliform
- Uji MPN Fekal Coliform
- Uji MPN Escherichia coli
- Uji Angka Escherichia coli
- Identifikasi Escherichia coli
- Identifikasi Staphylococcus aureus
- Identifikasi Salmonella
- Identifikasi Shigella
- Identifikasi Bacillus cereus
- Identifikasi Streptococcus faecalis
- Identifikasi Vibrio cholerae
- Identifikasi Vibrio parahaemolyticus
- Identifikasi Clostridiumperfringens
- Identifikasi Listeria monocytogenes
- Identifikasi Campylobacter jejuni
Ada
beberapa parameter yang tidak termasuk dalam persyaratan diatas, seperti
identifikasi Pseudomonas aeruginosa dalam air minum tetapi sering juga
menjadi syarat tambahan yang diinginkan oleh produsen air minum untuk diuji.
Pengujian
mikrobiologi untuk makanan tidak dilakukan untuk semua parameter uji
diatas tetapi akan mengacu pada persyaratan dari tiap produk tersebut misalnya
persyaratan Naget ayam ( SNI 01-6683-2002) meliputi :
1.
Angka Lempeng Total
2.
MPN Coliform
3.
MPN E.coli
4.
Identifikasi Salmonella
5.
Angka Staphylococcus aureus
- 2. Metode
Metode
yang digunakan untuk pengujian mikrobiologi sangat ditentukan oleh persyaratan
yang diacu, umumnya pengujian dilakukan secara kualitatif dengan metode
pengkayaan (enrichment) yaitu isolasi dan identifikasi mikroba dan interpretasi
hasil (negatif per gram/ml atau negatif per 25 gram atau per 100 gram/ml). Pengujian
secara kuantitatif (enumerasi) dengan penghitungan jumlah mikroba dan
interpretasi hasil berupa koloni per ml/g atau koloni per 100 ml. Identifikasi
mikroba pathogen dapat dilakukan dengan cara konvensional maupun dengan
pengujian cepat (rapid test).
2.1 Metode kuantitatif (Enumerasi)
Metode
kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu
sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Paling
Mungkin atau Most Probable Number (MPN).
Uji
Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob
mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat
diamati secara visualdan dihitung, interpretasi hasil berupa angka dalam
koloni(cfu) per ml/g atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan
cara tuang, cara tetes dan cara sebar.
Angka
Paling Mungkin (MPN) menggunakan media cair dengan tiga replikasi dan hasil
akhir berupa kekeruhan atau perubahan warna dan atau pembentukan gas yang juga
dapat diamati secara visual, dan interpretasi hasil dengan merujuk kepada Tabel
MPN. Dikenal 2 cara yaitu metode 3 tabung dan metode 5 tabung.
Metode
kuantitatif dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :
- Homogenisasi sampel, sebagai tahap pendahuluan dalam pengujian yang berguna untuk membebaskan sel bakteri yang mungkin terlindung partikel sampel dan untuk memperoleh distribusi bakteri sebaik mungkin. Homogenisasi dapat dilakukan menggunakan alat seperti stainless steel blender atau stomaker. Sedang sampel bentuk cair tidak perlu menggunakan alat, cukup langsung dicampur dengan pengencer dan dikocok sampai homogen.
- Tahap pengenceran, menggunakan larutan pengencer yang berfungsi untuk menggiatkan kembali sel-sel bakteri yang mungkin kehilangan vitalitasnya karena kondisi di dalam sampel yang kurang menguntungkan. Pengenceraan suspensi sampel dilakukan untuk mendapatkan koloni yang tumbuh secara terpisah dan dapat dihitung dengan mudah, hal ini akan sangat membantu terutama untuk sampel dengan cemaran yang sangat tinggi. Umumnya pengencer yang digunakanadalah peptone water 0,1%, buffer fosfat atau larutan ringers (4 kali kuat), dan peptone 0,1% plus NaCL 0,85% (ISO 6887:1983)
- Tahap pencampuran dengan media (padat/ cair), media padat yang digunakan umumnya adalah Plate Count Agar (PCA) atau Nutrient Agar (NA) sedangkan untuk inokulasi suspensi homogenat sampel ke dalam media, tergantung dengan metode yang telah dipilih dan kesesuaian dengan sifat sampel dan mikroba yang mungkin ada dalam sampel. Pada keadaan tertentu, media perlu ditambah dengan bahan lain seperti glukosa untuk Enterococcus, atau serum untuk Mycoplasma dan egg yolk. Untuk bakteri tertentu misalnya yang tidak tahan panas terutama untuk pencampuran dengan media dengan suhu kira-kira 450C, dilakukan dengan metode sebar atau tetes dan suhu inkubasi rendah (misal. bakteri Psychrotroph dan Psychrophiles)
- Tahap inkubasi dan pengamatan. Inkubasi dilakukan pada suhu dan lama yang sesuai dan kondisi dibuat sedemikian rupa disesuaikan dengan sifat mikroba (kondisi aerob atau anaerob)(ISO 4833:1991) :
- 0 -100C untuk bakteri Psikrotrof dan Psikrofil
- 20-320C untuk bakteri Saprophtic mesophiles
- 35-370C (atau 450C) untuk bakteri parasites mesofil
- 55-630C atau lebih tinggi untuk bakteri Termofilik
- 30-320C
- Interpretasi hasil.
2.2 Metode Kualitatif (Pengkayaan)
Pada metode kualitatif
dilakukan perbanyakan (enrichment/ pengkayaan) terlebih dahulu dari sel
mikroba yang umumnya dalam jumlah yang sangat sedikit dan bahkan
kadang-kadang dalam kondisi lemah. Ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu
tahap pengkayaan (enrichment), tahap isolasi pada media selektif, tahap
identifikasi dengan reaksi biokimia, dan dilanjutkan dengan analisa antigenik
atau serologi atau immunologi dan bila diperlukan dapat juga dilakukan identifikasi
DNA bakteri dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).
- Tahap pengkayaan
Umumnya digunakan media cair yang
berguna untuk memberi kesempatan supaya bakteri dapat tumbuh pada media
pengkaya, karena bakteri lain juga dapat tumbuh, maka dapat ditambahkan inhibitor
untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan bakteri lain dan dilanjutkan dengan
menumbuhkan kembali bakteri dalam media selektif atau differensial. Pada
keadaan tertentu dimana bakteri sangat lemah perlu dilakukan terlebih dahulu
tahap pra-pengkayaan (pre-enrichment) misalnya pada uji Salmonella
ataupun Enterobacter sakazaki, dimana media ini mengandung cukup
gizi yang non selektif. Tahap ini dimaksudkan untuk “menyembuhkan/ menguatkan”
sel bakteri yang sangat lemah atau sakit disebabkan oleh proses pengolahan
makanan. Umumnya pada tahap pra-pengkayaan digunakan media Lactose Broth atau
Buffered Pepton Water, walaupun kadang-kadang media ini belum tentu sesuai
untuk semua jenis sampel.
Pada
makanan kering seperti yeast dan susu bubuk, sampel hanya memerlukan
rekonstitusi dalam air suling yang mengandung Brilliant Green. Sedangkan untuk
sampel yang sangat berlemak seperti hasil olahan jeroan maka ke dalam media
pra-pengkaya ditambahkan Tergitol 7 sehingga memudahkan dispersi lemak pada
media.
- Tahap isolasi
Setiap koloni atau galur mikroba
yang akan diidentifikasi harus benar benar murni dan untuk mendapatkan biakan
murni digunakan media selektif yang memungkinkan untuk isolasi koloni
mikroba tersangka berdasarkan pada karakter biokimia dari mikroba yang akan
mempengaruhi sifat pertumbuhan bakteri pada suatu media spesifik. Identitas
mikroba dapat dilihat dari pembentukan koloni yang spesifik pada media.
Saat ini, perkembangan metode pengujian cepat (rapid test) dengan
menggunakan media selektif sudah makin berkembang dimana pada media sudah
ditambahkan suatu indikator/ bahan kimia tertentu yang dapat menandai
adanya hasil reaksi enzimatis sehingga terbetuk warna atau fluoresensi sehingga
media tersebut lebih spesifik lagi (misalnya media kromokult dan fluorokult).
Contohnya media fluorogenik untuk deteksi E.coli dan
kromogenik untuk deteksi E.sakazakii yang sangat spesifik. Hal ini
berdasarkan pada enzim yang berasal dari bakteri tersebut misalnya E.coli (-D-
galaktosidase) dengan penambahan fluorogenic substrat 4-methylumbellliferyl—D-
glucoronide akan suatu ikatan kompleks yang akan menghasilkan fluoresensi
bila dilihat dibawah cahaya ultraviolet dan E.sakazakii (-D-
glukosidase) dengan substrat 5- Bromo-4-choloro-3-indolyl—D-glucopyranoside)
akan menghasilkan koloni dengan warna hijau torquise . Beberapa media selektif
yang digunakan untuk pengujian mikroba dan koloni spesifik dapat dilihat
pada Tabel 1.
Keterangan
Gambar :
- Enterobacter sakazakii dalam Enterobacter sakazakiiagar
- Salmonella sp pada XLD Agar
- Yersinia pada SS Agar
- Vibrio cholerae pada TCBS Agar
- Staphylococcus aeureus pada Manitol Salt Agar
- Shigella pada S6 Agar
- E.Coli pada EMB Agar
- Bacillus cereus pada MYP Agar
- C.perfingens pada TSC Agar
·
Pewarnaan Gram
Selain
isolasi dan identifikasi dilakukan juga pewarnaan Gram langsung terhadap
koloni, baik Gram positif maupun Gram negatif.
·
Tahap konfirmasi
Dilakukan
dengan berbagai metode diantaranya :
- Konfirmasi dengan reaksi biokimia menggunakan media tertentu, karena setiap bakteri mempunyai karakter biokimia spesifik.
- Konfirmasi analisa antigenik
- Tahap selanjutnya merupakan identifikasi lebih sempurna yaitu typing secara bakteriofag atau identifikasi menggunakan analis dengan DNA probe ataupun metode PCR (Polymerase Chain Reaction).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar