PENDAHULUAN
Stroke merupakan suatu
sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis yang berkembang
dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal mapuun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah), yang tidak
disebabkan oleh sebab lain selain penyebab vaskuler .1
Berdasarkan etiologi,
stroke dibagi dalam dua golongan besar, yaitu stroke hemoragik (perdarahan) dan
stroke iskemik (penyumbatan/non perdarahan). Studi epidemiologi menunjukan 88% dari semua stroke adalah stroke iskemik yang disebabkan oleh pembentukan trombus atau emboli
yang menghambat arteri serebral dan 12% stroke hemoragik.2
Stroke iskemik merupakan tanda klinis disfungsi atau
kerusakan jaringan otak yang disebabkan berkurangnya aliran darah ke otak
sehingga mengganggu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak. Stroke
iskemik disebabkan karena tehambat atau terhentinya suplai darah ke otak. Otak
memiliki berat sekitar 1400 gram, tetapi menuntut suplai darah yang relative
besar yaitu sekitar 20% dari seluruh curah jantung. Kegagalan dalam memasok darah dalam jumlah yang mencukupi akan menyebabkan
gangguan fungsi bagian otak atau
yang terserang atau nekrosis dan kejadian inilah yang lazim
disebut stroke 3.
Berdasarkan perjalanan klinisnya stroke iskemik dibedakan
menjadi 3:
·
TIA (Transient Ischemic Attact) atau
serangan stroke sementara, gejala deficit neurologis hanya berlangsung kurang
dari 24 jam
·
RIND (Reversible Ischemic Neurological
Deficits), kelainan atau gejala neurologis menghilang antara lebih dari 24 jam
sampai 3 minggu
·
Stroke progresif yaitu stroke yang
gejala klinisnya secara bertahap berkembang dari yang ringan sampai semakin
berat
·
Stroke komplet yaitu stroke dengan
deficit neurologis yang menetap dan sudah tidak berkembang lagi.
Etiologi
dan Epidemiologi
Sejumlah 88% dari semua
stroke adalah stroke iskemia yang disebabkan oleh pembentukan thrombus atau emboli yang menghambat arteri
serebral. Aterosklerosis serebral adalah faktor penyebab dalam kebanyakan
masalah stroke iskemik. Emboli dapat muncul dari arteri intra dan ekstra
karnial. Dua puluh persen stroke emboli muncul dari jantung. Terjadinya plak
aterosklerosis dipengaruhi oleh banyak faktor seperti hipertensi, diabetes,
merokok, dislipidemia, kolesterol tinggi, obesitas atau aktifitas fisik kurang,
inflamasi, infeksi, stress, alkohol, dan genetik3.
Dari Survey ASNA di 28 RS seluruh Indoneisia,
diperoleh gambaran bahwa penderita laki-laki lebih banyak dari pada perempuan
dan profil usia 45 tahun yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 54,2% dan
diatas usia 65 tahun 33,5%. Data-data lain dari ASNA Stroke Collaborative
Study diperoleh angka kematian sebesar 24,5% 4
Patologi
dan Pathogenesis Stroke Iskemik
Menurut Dearden,aliran
darah otak dalam keadaan normal adalah 60ml/ 100 gr jaringan otak permenit.
Peristiwa iskemi terjadi apabila aliran darah keotak menjadi dibawah 20 ml/ 100
gr/ menit, dimana energy adenosine trifosfatatau ATP yang dihasilkan akan
berkurang karena terjadinya perubahan dari metabolism aerob ke metabolism
anaerob serta gangguan homeostatis ion-ion, sehingga terjadi gangguan aktivitas
listrik dan reaktivitas neuron secara progresif.3
Menururt Sjahrir, yang dikutip dalam jurnal FK USU3,
Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron secara bertahap:
Tahap
1:
a. Penurunan
aliran darah
b. Pengurangan
02
c. Kegagalan
energi
d. Termina;
depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap
2 :
a. Eksitoksisitas
dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading
depression
Tahap
3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
Manifestasi
klinis5
Seperti kita ketahui, daerah otak yang
mendapat darah dari a. karotis interna terutama lobus frontalis, parietalis,
basal ganglia dan temporalis. Gejala-gejalanya timbul sangat mendadak berupa
hemiparesis, hemihiperestesi, bicara pelo dan lain-lain.
Pada pemeriksaan umum :
1. Kesadaran
Penderita dengan stroke hemisferik
jarang mengalami gangguan atau penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang
luas. Hal ini disebabkan karena struktur-struktur anatomi yang menjadi substrat
kesadaran yaitu Formatio Reticularis
digaris tengah dan sebagian besar terletak dalam fossa posterior karena itu kesadaran biasanya kompos mentis,
kecuali pada stroke yang luas.
2. Tekanan
darah
biasanya tinggi, hipertensi
merupakan faktor risiko timbulnya stroke pada lebih kurang 70% penderita.
3. Pemeriksaan
neurovaskuler
langkah pemeriksaan yang khusus
ditujukan pada keadaan pembuluh darah ekstrankranial yung mempunyai hubungan
dengan aliran darah otak yaitu: pemeriksaan tekanan darah pada lengan kiri dan
kanan, palpasi nadi karotis pada leher kiri dan kanan, a.temporalis kiri dan
kanan dan auskultasi nadi pada bifurcatio karotis komunis dan karotis interna
di leher, dilakukan juga auskultasi nadi karotis intema pada orbita, dalam
rangka mencari kemungkinan kelainan pembuluh ekstrakranial.
4.
Pemeriksaan neurologi
a) pemeriksaan
saraf otak: pada stroke hemisferik saraf otak yang sering terkena adalah:
·
Gangguan fasialis dan hipoglosus: tampak paresis n.fasialis tipe
sentral (mulut mencong) dan paresis n.hipoglosus tipe sentral (bicara pelo)
disertai deviasi lidah bila dikeluarkan dari mulut.
·
Gangguan konjugat pergerakan bola mata
antara lain deviatio konyugae, gaze paresis kekiri atau kekanan dan hemianopia.
Kadang-kadang ditemukan sindroma Homer pada penyakit pembuluh karotis.
·
Gangguan lapangan pandang: tergantung
kepada letak lesi dalam jaras perjalanan visual, hemianopia kongruen atau
tidak. Terdapatnya hemianopia merupakan salah satu faktor prognostik yang
kurang baik pada penderita Stroke.
b) Pemeriksaan
motorik
Hampir
selalu terjadi kelumpuhan sebelah anggota badan (hemiparesis). Dapat dipakai
sebagai patokan bahwa jika ada perbedaan kelumpuhan yang nyata antara lengan dan. tungkai hampir dipastikan
bahwa kelainan aliran darah otak berasal
dari hemisfer (kortikal) sedangkan jika kelumpuhan
sama berat gangguan aliran darah dapat terjadi di subkortikal atau pada daerah vertebro-basilar.
c) Pemeriksaan
sensorik
dapat
terjadi hemisensorik tubuh karena bangunan anatomik yang terpisah, gangguan
motorik berat dapat disertai gangguan sensorik ringan atau gangguan sensorik
berat disertai dengan gangguan’ motorik ringan.
d) Pemeriksaan
refleks fisiologis dan patologis
pada
fase akut refleks fisiologis pada sisi yang lumpuh akan menghilang. Setelah
beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahulu dengan refleks
patologis.
e)
Kelainan fungsi luhur
manifestasi
gangguan lungsi luhur pada stroke hemisferik berupa disfungsi parietal baik
sel-sel dominan maupun nondominan. Kelainan yang paling sering tampak adalah
disfasi campuran (mixed-dysphasia) dimana penderita
tak mampu berbicara/ mengeluarkan kata-kata dengan baik dan tidak mengerti apa yang dibicarakan orang
kepadanya. Selain itu dapat juga
terjadi agnosia, apraxia.dan sebagainya.
Penatalaksanaan
- Trombolitik
Trombolitik
adalah obat yang digunakan untuk melarutkan thrombus. Obat-obat ini menimbulkan
suatu keadaan pelarutan/lisis tergeneralisasi saat pemberian intravena.
Contohnya rTPA, Urokinase, streptokinase.
- Antitrombotik
Antitrombotik
adalah obat yang digunakan untuk mencegah pembentukan trombus dalam darah.
Antitrombotik dalam terapi stroke digunakan pada stroke iskemik dan lebih di
titikberatkan sebagai pencegahan. Pengobatan dengan antitrombolitik dimaksudkan
untuk mencegah pembekuan dalam arteri yang menyebabkan penyumbatan pembuluh
darah yang akan menimbulkan stroke. Contohnya antiplatelet: Aspirin,
Klopidogrel, Dipiridamol, ticlopidine.
- Neuroprotektor
Perlindungan
pada otak di sekitar daerah yang mengalami iskemik masih dalam penelitian.
Beberapa obat telah digunakan untuk keperluan ini tetapi belum jelas benar efek
perlindungan fungsi neurologinya, karena penyebab kematian neuronal sangat
banyak. Untuk itulah sering digunakan kombinasi beberapa neuroprotektan, spt:
pirasetam, sitikolin.
EDEMA
SEREBRI6
Edema
serebri ialah pembengkakan otak akibat bertambahnya volume air dalam
jaringannya 3-5 Volume air (ml/100 gr otak) pada otak normal dan edema serebri .
ETIOLOGI7
- Kondisi neurologis : stroke iskemik dan pendarahan intraserebral, trauma kepala, tumor otak, dan infeksi otak.
- Kondisi non neurologis : ketoasidosis diabetikum, koma asidosis laktat, hiponatremia, HACE (High Altitude, Cerebral Edema )
KLASIFIKASI7
Edema otak dapat terjadi intraseluler,
ekstraseluler (Interstitial ), atau kombinasi keduanya. Edema sel otak ( edema
sitotoksik) dapat terjadi akibat hiperosmolaritas intraseluler atau akibat
hipotonisitas ekstraseluler. Edema ekstraseluler ( interstitial) terjadi akibat
adanya timbunana cairan di ruang ekstraseluler parenkim otak, yang dapat berupa
edema hidrostatik, vasogenik, osmotic, dan ekstraseluler akibat hidrosefalus.
Berbagai bentuk edema tidak selalu muncul sendiri-sendiri melainkan lebih
sering muncul bersamaan.
KELAINAN-KELAINAN
YANG
TERJADI AKIBAT EDEMA SEREBRI6
•
Fungsi otak
Pada
edema serebri dapat terjadi gangguan fungsi otak, baik oleh edema serebri
sendiri sehingga neuron -neuron tidak berfungsi sepenuhnya maupun oleh kenaikan
TIK akibatedema serebri. Otak terletak dalam rongga tengkorak yang dibatasi
oleh tulang-tulang keras; dengan adanya edema serebri, mudah sekali terjadi
kenaikan TIK dengan akibat akibat seperti herniasi, torsi dan lain-lain yang
akan mengganggu fungsi otak.
•
Aliran darah ke otak
Berdasarkan
hasil percobaan, terdapat hubungan antara TIK dan aliran darah yang menuju ke
otak. Perfusi darah ke
jaringan
otak dipengaruhi oleh tekanan arteri (tekanan sistemik), TIK dan mekanisme
otoregulasi otak. Perfusi darah ke jaringan otak hanya dapat berlangsung
apabila tekanan arteri lebih besar daripada TIK. Perbedaan minimal antara
tekanan arteri dan TIK yang masih menjamin perfusi darah ialah 40 mmHg . Kurang
dari nilai tersebut, perfusi akan berkurang/ terhenti sama sekali. Sampai pada
batas-batas tertentu perubahan tekanan arteri & TIK dapat diimbangi oleh
mekanisme otoregulasi otak, sehingga perfusi darah tidak terganggu dan fungsi
otak dapat berlangsung seperti biasa. Mekanisme otoregulasi mudah mengalami
kerusakan oleh trauma, tumor otak, perdarahan, iskemia dan hipoksia.
•
Kenaikan TIK
Karena mekanisme kompensasi ruang
serebrospinalis dan sistem vena, maka pada awal penambahan volume cairan
jaringan otak belum ada kenaikan TIK. Mekanisme kompensasi
tersebut terbatas kemampuannya sehingga
penambahan volume intrakranial selanjutnya akan segera disertai kenaikan TIK.
Pertambahan volume 2% atau 10—15 ml tiap hemisfer sudah menimbulkan kenaikan
TIK yang hebat.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
edema serebri tidak dapat dipisahkan dari penatalaksanaan penyakit primer.
Terdiri atas 2 bagian :
Pengobatan
umum : bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum penderita
yang meliputi koreksi hipoksia, hiperkapnia dan perfusi darah Ice jaringan otak,untuk
mencegah jangan sampai edema serebri bertambah berat, maka pemberian cairan
harus dibatasi, 60—75% keperluan normal .
Pengobatan
khusus : bertujuan menurunkan TIK, mengoreksi herniasi dan
torsi otak, memperbaiki vaskularisasi otak dan menyingkirkan kausa primer.
Terdiri atas medikamentosa & operasi.
Medikamentosa seperti :
- deksametasan 3-4 yang paling sering dipakai, mengeluarkan air dari jaringan yang mengalami edema, menurunkan TIK, memperbaiki permeabilitas pembuluh darah dan mengurangi produksi likuor serebrospinalis. Terutama berkhasiat terhadap edema vasogenik, dosis pada anak 0,25—1 mg/kg BB/hari dibagi dalam 4—6 x pemberian. Prognosis lebih baik bila diberikan dosis tinggi dan dini (kurang dari 6 jam setelah trauma) .
- osmoterapi
Diberikan larutan
hipertonik per infus. Cara kerjanya menaikkan tekanan osmotik intravaskuler
sehingga cairan dari jaringan otak pindah masuk pembuluh darah. Sering dipakai glukose
10%, gliserol 10%, urea 25% dan manitol 25%
Furosemid terkadang
dikombinasikan dengan manitol. Furosemid dapat meningkatkan efek manitol, namun
harus diberikan dalam dosis tinggi, sehingga resiko terjadinya kontraksi volume
melampaui manfaat yang diharapkan. 7
.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan pada osmoterapi ialah :
- otak bersifat seperti osmometer yang dimodifikasi. Harus ada perbedaan tekanan osmotik antara otak dan darah supaya air pindah dari otak masuk pembuluh darah sehingga terjadi pengurangan volume otak dan TIK.
- perbedaan tekanan osmotik yang terjadi akibat pemberian cairan iv hanya berlangsung sementara.
- daerah otak yang terutama menyusut ialah yang mempunyai permeabilitas kapiler yang utuh. Jadi pada edema vasogenik fokal, bagian otak yang sehat akan menyusut sedangkan yang mengalami edema, tidak karena permeabilitasnya terganggu.
- dapat terjadi gejala rebound karena zat yang dipakai dapat masuk ke dalam jaringan edema.
- pemakaian cairan hiperosmoler jangka lama, baik oral maupun parenteral tidak bermanfaat karena otak dapat segera menyesuaikan dini terhadap plasma yang hiperosmoler dengan meningkatkan osmolaritas intraseluler melalui
- peningkatan ion Na, Ca dan asam amino bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar