SEDIAAN PADAT ORAL
: ada bermacam sediaan obat dalam bentuk
padat antara lain adalah : serbuk, kapsul, pil, dan tablet. Untuk sediaan
tablet kuliah tersendiri dan tidak termasuk kuliah Farmasetik Dasar. Pemakaian
obat secara oral dalam bentuk kering yang paling sering digunakan adalah kapsul
dan tablet tetapi serbuk juga masih sering diminta di apotek.
Dari
sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat umumnya lebih stabil daripada
bentuk cair sehingga bentuk sediaan padat lebih cocok untuk obat – obat yang
kurang stabil.
Menurut
Farmakope Indonesia ed. IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian
luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi
dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak – anak atau orang
dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam
bentuk serbuk.
Obat
yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau dalam ukuran yang lazim,
dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan biasanya serbuk oral
dicampur dengan air minum. Masalah stabilitas yang sering kali dihadapi dalam
sediaan bentuk cair tidak ditemukan dalam sediaan bentuk serbuk. Obat yang
tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk
atau granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh apoteker dengan cara
menambahkan sejumlah air sebelum diserahkan. Karena sediaan yang sudah
dikonstitusi ini mempunyai stabilitas yang terbatas harus dicantumkan waktu
kadaluarsa setelah dikonstitusi dan dapat juga dipersyaratkan untuk disimpan
dalam lemari pendingin. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi
(pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
SERBUK :
Serbuk dapat dipandang dari 2 segi yaitu sebagai bahan baku dan sebagai sediaan
obat. Sebagai sediaan obat dibagi lagi menjadi sediaan obat dalam dan sediaan
obat luar.
Serbuk
sebagai bahan baku biasanya dipakai untuk menentukan bentuk fisik suatu bahan
kimia atau suatu obat tunggal. Serbuk bisa dibuat dari bahan obat
tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau campuran dua atau lebih
unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam perbandingan tertentu. Hampir semua
bahan obat diperoleh dalam bentuk serbuk baik bahan sintetik, semi sintetik ,
bahan asli sebelum dijadikan sebagai bentuk sediaan obat apakah berupa tablet,
capsul, suspensi dan sebagainya. Diantara bahan asli yang diambil dari tumbuhan
seperti daun, buah, akar, biji, kulit ataupun getah yang kemudian dijadikan
serbuk dan digunakan sebagai obat yaitu :
- Serbuk opium
- Digitalis yang telah distandarisasi kadar dan khasiatnya
- Tragakan, gom arab dan sebagainya.
Sebelum
membuat sediaan serbuk kita harus mengetahui kriteria yang digunakan untuk
menyatakan derajat kehalusan suatu serbuk karena serbuk harus merupakan
campuran yang homogen dari seluruh komponen dan harus sempurna ukuran
partikeInya. Ukuran partikel berhubungan dengan daya larut yang dapat
mempengaruhi aktifitas biologi maupun efek terapi.
Derajat Halus Serbuk :
Kehalusan
serbuk/ukuran partikel serbuk ditentukan berdasarkan nomor ayakan sebagai
berikut
No
|
Nomor
Ayakan
|
Ukuran
Lubang Ayakan
|
1
|
2
|
9,5
mm
|
2
|
4
|
4,75
mm
|
3
|
8
|
2,36
mm
|
4
|
10
|
2,0
mm
|
5
|
20
|
850
µm
|
6
|
30
|
600
µm
|
7
|
40
|
425
µm
|
8
|
50
|
300
µm
|
9
|
60
|
250
µm
|
10
|
70
|
212
µm
|
11
|
80
|
180
µm
|
12
|
100
|
150
µm
|
Semakin
besar nomor ayakan ukuran partikel serbuk semakin halus.
Klasifikasi Serbuk
Berdasarkan Derajat Halus:
Klasifikasi
serbuk dari simplisia nabati/hewan
I
Serbuk sangat kasar
|
(no
8)1
|
Batas
derajat halus
|
20
%
|
(no
60) 2
|
II
Serbuk kasar
|
(no
20)
|
Batas
derajat halus
|
40
%
|
(no
60)
|
IIISerbuk
cukup kasar
|
(no
40)
|
Batas
derajat halus
|
40
%
|
(no
80)
|
IV
Serbuk halus
|
(no
60)
|
Batas
derajat halus
|
40
%
|
(no
100)
|
V
Serbuk sangat halus
|
(no
80)
|
Batas
derajat halus
|
100
%
|
(no
80)
|
Ket
:
1 : Semua partikel
serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal tertentu
2 : Batas persentase yang melewati pengayak
dengan ukuran yang telah ditentukan
Klasifikasi
serbuk dari bahan kimia
I
Serbuk kasar
|
(no
20)
|
Batas
derajat halus
|
60
%
|
(no
40)
|
IISerbuk
cukup kasar
|
(no
40)
|
Batas
derajat halus
|
60
%
|
(no
60)
|
III
Serbuk halus
|
(no
80)
|
Batas
derajat halus
|
60
%
|
(no
120)
|
IV
Serbuk sangat halus
|
(no
120)
|
Batas
derajat halus
|
100
%
|
(no
120)
|
Metode
penetapan Keseragaman Derajat Halus
Untuk
penetapan dari keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan kimia cara
berikut boleh dilakukan, menggunakan pengayak yang memenuhi persyaratan
tersebut di atas. Hindari
penggoyangan lebih lama yang akan menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk
selama penetapan.
Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar:
Masukkan 25 g sampai l00 g serbuk uji pada pengayak baku
yang sesuai yang mempunyai panci penampung dan tutup yang sesuai. Goyang
pengayak dengan putaran arah horizontal dan ketukkan secara vertikal pada
permukaan yang keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai pengayakan
praktis sempurna. Timbang
seksama jumlah yang tertinggal pada pengayak dan dalam panci penampung.
Untuk serbuk halus atau sangat halus :
Lakukan
penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih 25 g dan
pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau sampai
pengayakan praktis sempurna.
Untuk
serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan dapat menyumbat
lubang, sikat pengayak secara berkala dengan hati-hati selama penetapan.
Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga ditetapkan dengan cara
melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang secara mekanik yang memberlkan
gerakan berputar dan ketukkan seperti pada pengayak yang menggunakan tangan,
tetapi dengan gerakan mekanik yang seragam mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat pengayak.
SERBUK
SEBAGAI SEDIAAN OBAT
Biasanya
sediaan obat tersusun dari beberapa komponen antara lain :
- Bahan obat
- Bahan pengisi
- Bahan untuk memperbaiki rasa obat (corrigensia)
- Bahan adjuvant
Sediaan
serbuk untuk pemakaian internal, bahan pengisi yang paling sering dipakai
adalah saccharum lactis atau laktosa,
selain itu dapat juga dipakai amilum, kalsium laktat dan magnesium oksida dalam
keadaan tertentu.
Dilihat
dari segi terapi dan kestabilan bahan obat sediaan serbuk mempunyai Beberapa keuntungan yaitu :
- Bahan obat berada dalam bentuk kering jadi reaksi kimia tidak mudah terjadi artinya sediaan obat lebih stabil
- Pencampuran mudah, dosis dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
- Pembuatannya tidak memerlukan alat yang mahal
- Penyerapan obat lebih cepat jika dibandingkan dengan tablet atau kapsul
- Mudah ditelan dapat bercampur dan dilarutkan di dalam bahan makanan.
- Dapat digunakan debagai obat dalam /sediaan internal dan eksternal.
Keburukannya :
- Rasa dan bau obat yang tidak enak dari sediaan ini sukar dihilangkan sehingga kurang disukai.
- Anak – anak juga kurang menyukai sediaan ini dibanding dengan sirup
- Penyediaan di apotek memerlukan waktu untuk peracikan
- Untuk obat – obat higroskopis dan mudah menguap tidak sesuai dibuat serbuk.
- Serbuk yang tidak terbagi atau serbuk curah sukar dibawa karena mudah tumpah.
- Serbuk yang tidak terbagi tidak sesuai untuk obat yang berpotensi kuat (berkhasiat keras) karena pengambilan dosis bisa tidak seragam.
Cara menghaluskan obat :
Dalam
skala kecil di lingkungan farmasi, ahli farmasi biasanya mengecilkan ukuran
partikel dengan menggerus dalam lumpang. Umumnya penghalusan dikerjakan dengan
menggerus dan proses ini disebut triturasi.
Pada
skala besar dengan menggunakan alat yaitu : Stokes Tornado, suatu mesin untuk
membuat serbuk atau granul dan menyebarkan bahan – bahan dalam keadaan kering
dan basah.
Pencampuran Serbuk :
Cara
mencampur serbuk untuk mendapatkan suatu campuran yang seragam (homogen) adalah
penting diperhatikan. Proses pencampuran ini dipengaruhi oleh sifat fisik
serbuk misalnya ukuran partikel, berat jenis serbuk dan lain – lain.
Pemisahan
mungkin saja dapat terjadi jika serbuk yang mempunyai ukuran partikel atau
berat jenis yang berbeda dicampurkan. Jadi sebelum serbuk dicampur, sedapat
mungkin ukuran partikelnya mesti sama. Serbuk harus halus, kering, dan homogen.
Ada 4 cara mencampur serbuk yaitu :
- Cara Spatulasi
Serbuk
dapat dicampur di suatu wadah yang rata dengan gerakan spatula obat sehingga
didapatkan campuran yang homogen. Cara ini cocok untuk serbuk yang mempunyai
ukuran partikel dan berat jenis yang sama, tapi tidak cocok untuk serbuk yang
mengandung bahan – bahan berkhasiat keras dan serbuk dalam jumlah besar. Pada
cara ini sedikit sekali terjadi tekanan dan pemampatan serbuk, jadi cocok untuk
zat padat yang mudah mencair membentuk campuran eutectic seperti camphor,
menthol, thymol, aspirin, fenil,
salisilat.
- Cara Triturasi
Dapat
dikerjakan untuk menghaluskan dan mencampurkan serbuk dengan cara menggerus
dalam lumpang. Penggerusan yang kuat, hanya untuk bahan – bahan yang kasar.
Suatu campuran yang homogen akan
diperoleh apabila bahan berkhasiat keras yang jumlahnya sedikit ditambah bahan
pengisi dengan jumlah yang sama banyak kemudian digerus lalu ditambah lagi
bahan pengisi sebanyak campuran yang sudah dihaluskan tadi lalu digerus lagi,
demikian seterusnya sampai seluruhnya bercampur homogen.
- Cara Pengayakan
Serbuk
dapat dicampur dengan melewatkannya melalui ayakan dan ini dapat pula dilakukan
untuk serbuk yang sukar dicampur secara triturasi. Misalnya serbuk yang sangat
ringan dan voluminous seperti MgO dan Norit. Pengayakan harus dilakukan
berulang – ulang supaya pencampuran sempurna.
- Cara Pembalikan
Serbuk
dimasukan ke dalam alat khusus yang dapat ditutup lalu diputar dengan mesin.
Pencampuran dengan cara ini merata tapi memerlukan waktu dan biasanya dipakai
untuk jumlah serbuk yang banyak seperti di industri – industri.
PULVERES (Serbuk bagi)
Pulveres (serbuk bagi)
: yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Untuk serbuk bagi
yang mengandung bahan yang mudah menguap ataupun yang mudah meleleh harus
dibungkus dengan kertas yang mengandung lilin dan dibungkus lagi dengan kertas
aluminium
Resep
pulveres dapat ditulis dengan 2 cara yaitu dengan penulisan sebagai berikut :
1.
R/ Phenobarbital 0,300
Acetaminophen 2,5
C T M 0,050
m.f pulv No. X (
misce fac pulveres devide partes aequales )
2.
Bahan -bahan yang tertulis dalam resep untuk satu bungkus.
R/ Phenobarbital
0,030
Acetaminophen 0,250
C T M 0,005
m.f pulv d t d No. X
Untuk pembuatan sediaan pulv dipakai bahan pengisi
laktosa yang fungsinya untuk mencukupkan volume atau berat serbuk. Biasanya
berat 1 bungkus serbuk untuk orang dewasa adalah 500 mg dan untuk anak 300 mg
Evaluasi
Serbuk
Farmakope Indonesia ed III adalah pemeriksaan
keseragaman bobot
Cara : Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu,
campur isi ke 20 bungkus, timbang sekaligus lalu hitung bobot satu rata – rata.
Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap
bobot isi rata rata tidak lebih dari 15
% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10 % tiap18 bungkus
Membagi Serbuk : setelah serbuk dicampur perlu dibagi
menjadi tiap bagian dengan bobot yang sama.
Cara
pembagian ada 2 macam yaitu :
- Cara penimbangan satu persatu
Yaitu menimbang setiap bungkus yang diperlukan. Cara
ini merupakan cara yang paling tepat, di mana setiap bungkus akan mengandung
jumlah obat yang sama banyak. Bagaimanapun, sewaktu mencampur serbuk,
kehilangan serbuk mungkin saja terjadi oleh sebab itu mula – mula seluruh
serbuk ditimbang lebih dahulu kemudian hitung berat satu bungkus, kemudian
timbang serbuk satu persatu. Jika dosis > atau = 80% harus dilakukan dengan
cara ini.
- Cara taksiran rata –rata
Pembagian secara taksiran rata – rata tidaklah begitu
tepat, tetapi bila dilakukan dengan teliti dan cermat, hasilnya cukup baik.
Caranya serbuk yang akan dibagi dikelompokkan sehingga setiap bagian dapat
dibagi paling banyak 10 bungkus dibagi sama banyak secara penglihatan mata
(secara visual) atau ditaksir rata – rata. Jika dosis resep lebih kecil dari 80
% pembagian serbuk dilakukan dengan cara ini.
Pencampuran
Serbuk Secara Khusus :
1. Serbuk
yang bersifat higroskopis
yaitu bahan yang dapat menyerap lembab dari udara sehingga campuran mejnadi
cair. Untuk mencampurkan bahan – bahan ini tidak boleh digerus terlalu halus
karena semakin halus ukuran partikelnya semakin mudah menyerap lembab. Untuk
mengurangi kelembaban sepanjang tidak mempengaruhi khasiat obat, dapat
ditambahkan MgO ringan. Pembungkus dipakai kertas aluminium. Contoh obat : Ammonium chloride, kalsium chloride, Natrium
iodide, Hyoscine HBr, Alkaloid pilokarpin dll.
2. Bahan
yang mengandung air kristal
: dapat menjadi lembab apabila digerus. Hal ini dapat diatasi dengan
menggantikannya dengan garam anhidratnya atau digerus dalam lumpang panas untuk
membebaskan air kristalnya (asalkan bahan tersebut tahan panas seperti garam
karbonat terurai oleh panas). Contoh bahan yang mengandung air kristal: Kalii
bromida, Asam citrat, Kinine HCl, Ferrosulfat, Natrium karbonat, dll.
3. Bahan
berkhasiat keras : karena
jumlahnya sedikit, maka pencampurannya dengan penambahan bahan pengisi sama
banyak digerus menurut metode pengenceran geometrik. Kalau jumlah obat kurang
50 mg ditimbang dengan pengenceran 1 : 10 atau 1 : 100 dengan penambahan bahan
pengisi (laktosa) dan zat warna supaya dapat dilihat homogenitasnya.
Misalnya : CTM
20 mg dengan pengenceran 1 : 10
|
Laktosa
400 mg
Carmin
50 mg
4. Campuran
eutektik (bila 2 zat dicampur terjadi penurunan titik lebur) sehingga serbuk
lembab. Bahan – bahan
seperti ini dapat dibuat serbuk dengan memisahkan masing – masing dalam
bungkusan tersendiri atau dengan menambahkan bahan penyerap kepada masing –
masing bahan,baru kemudian dicampurkan. Bahan penyerap yang biasa dipakai yaitu
amilum, laktas, kalsium fosfat, radix liq dll. Kalau perlu berat serbuk dapat
dibuat 1 gram/bks. Contoh obat : acetosal
dan chloralhydrat, antipyrin, piramidon, coffein citrate
dengan antipyrin.
5.
Cairan atau tincture
Penambahan cairan kepada serbuk, jika jumlahnya sedikit
(≤ 1 gr) dapat dikerjakan dengan menambahkan secara langsung kepada serbuk
yaitu dengan mencampurkan dengan serbuk kemudian ditambah bahan penyerap supaya
kering. Kalau jumlah tincture banyak dan tahan pemanasan, maka dapat diuapkan
di atas waterbath sampai volume 1/3 kalinya atau sekental sirup kemudian
tambahkan bahan pengisi, aduk dan dipanaskan terus hingga kering atau dapat
juga setelah ditambah pengisi, angkat gerus di lumpang panas sampai kering.
·
Jika
tincture atau ekstrak cair tidak tahan pemanasan maka dapat diambil komponen –
komponen zat berkhasiat dalam keadaan kering atau gunakan ekstrak kentalnya,
yang jumlahnya diganti sesuai persen zat berkhasiat yang dikandungnya.
6. Bahan
extract spissum : Extract ditambah etanol encer (70 %) beberapa tetes
lalu diaduk dengan laktosa. Campuran ini digerus dalam lumpang panas sampai
kering.
7. Minyak
atsiri (sebagai corrigensi odoris). Ditambahkan terakhir sekali kepada serbuk dan cukup
diaduk secara perlahan sampai merata. Biasanya diminta sebagai Elaeosacharo menthapiperita .Untuk
membuat elaeosacharo m.pip sebanyak 2,4
:
Caranya timbang 2 gr laktosa tambah minyak atsiri (oleum
menthapiperita 2 tetes) gerus lalu timbang 1,2 gr. Sisanya yang 1,2 gr yaitu
laktosa saja diambil.
Pulvis
(serbuk yang tidak terbagi – bagi) = serbuk curah
Sediaan pulvis sebgai obat dalam diberikan tanpa dibagi –
bagi dan pasien menakar sendiri untuk
setiap dosis yang diberikan, biasanya dipakai sendok teh. Serbuk yang tidak
terbagi – bagi umumnya tidak mengandung zat berkhasiat keras. Dalam resep
pulvis semua bahan obat dengan bahan pengisi harus tetap jumlahnya, tidak bisa
ditambah atau dikurangi karena apabila jumlah berubah akan mempengaruhi pada
dosis pemakaian. Jika terdapat cairan atau tincture
yang harus diuapkan maka kekurangan berat zat yang sudah diuapkan harus diganti
dengan bahan pengisi yang sama beratnya. Contoh obat : antasida , laxantia.
Untuk resep pulvis, dosis pemakaian harus dihitung
melalui serbuk percobaan yang ditimbang beratnya misal 1 cth (serbuk percobaan
yaitu serbuk yang jumlahnya besar yang terdapat dalam resep).
Contoh resep pulvis :
R/ Magnesium karbonat 5
Aluminium
hidroksida 5
Papaverin
HCl 1,5
Saccharum
lactis 10
Ol.
M. pip gtt
III
S3dd
cth
I
Serbuk percobaan : timbang bahan – bahan setengah kalinya
kecuali Papaverin HCl. Gerus samapai homogen. Kemudian timbang 1 sendok teh
rata dilakukan sebanyak 3 kali. Hitung berat rata – rata. Misalnya 1 sendok teh
rata beratnya 1 gr. Dosis pemakaian Papaverin HCl 1 kali pakai :
1
hari = 3 x 71.42857 = 214.28571
Bandingkan
dengan dosis maksimumnya :
Papaverin
HCl : 1 x pemakaian = 200 mg
1 hari = 600 mg
Garam effervescent
ialah granul serbuk sangat kasar yang terdiri dari campuran Natrium bikarbonat
dengan suatu asam organik seperti sitrat, asam tartrat dan natrium asam fosfat
yang bila ditambahkan ke dalam segelas
air akan mengeluarkan gas CO2.
Penggunaan
asam biasanya kombinasi asam sitrat dengan tartrat karena jika 1 macam saja
dapat menimbulkan kesukaran. Misalnya apabila asam sitrat saja yang dipakai
akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar menjadi granul, begitu juga
jika asam tartrat saja yang dipakai maka mudah kehilangan kekuatannya dan akan
menggumpal (terbentuknya granul disebabkan oleh adanya 1 molekul air kristal
pada setiap molekul asam sitrat) granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh
udara dan bentuk granul lebih stabil secara fisik dan kimia daripada bentuk
serbuk. Hal ini karena luas permukaaan granul lebih kecil dibandingkan serbuk.
Larutan dengan karbonat yang dihasilkan dapat menutupi rasa garam atau rasa
lain yang tidak diinginkan dari bahan obat. Resep untuk garam effervescent
dapat berupa pulvis atau pulveres, serbuk ini dipakai sebagai obat dalam dan
ketika akan diminum dilarutkan dalam air. Hal yang perlu diperhatikan yaitu
pada pencampuran bahan – bahan harus benar – benar kering dan selama disimpan
tidak boleh terjadi reaksi pembebasan CO2.
Pembuatan
granul effervescent ada 2 cara yaitu :
I.
Secara basah
1.
Bahan
– bahan untuk pembuatan serbuk effervescent yaitu basakarbonat dan asam organik
dicampurkan dalam suatu wadah tanpa digerus. Kemudian tambahkan alkohol absolut
sambil diaduk sampai didapat massa yang dapat dikepal.
2.
Massa
ini diayak melalui ayakan dengan diameter lulbang 2,8 mm (mesh 6) lalu granul
dikeringkan pada suhu tidak lebih 500C.
3.
Granul
yang sudah kering diayak lagi melalui mesh 22, kemudian diisikan ke dalam wadah
yang kedap udara.
II.
Secara kering
1.
Bahan
– bahan kecuali asam sitrat yang berada dalam keadaan kering diayak dengan mesh
60.
2.
Serbuk
ini ditambahkan asam sitrat yang baru saja dihaluskan (dihaluskan ketika akan
dicampurkan), jadi tambahkan paling akhir.
3.
Campuran
ini diletakkan di dalam wadah yang datar dan masukkan ke dalam oven pada
temperatur 95 - 1050C tanpa diaduk – aduk sampai serbuk lembab dan
menggumpal.
4.
Massa
ini digranulasi melalui mesh no. 6 dan keringkan pada suhu 500C,
masukkan ke dalam wadah yang kedap udara.
Pulvis
Obat Luar
Antara lain pulvis adspersorius
atau (bedak tabur)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topikal, dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk
memudahkan pemakaian pada kulit. Syarat bedak harus halus, kering dan homogen,
bebas dari partikel yang dapat mengiritasi. Derajat halusnya ------->
serbuk halus (no. 80).
Kehalusan serbuk untuk bahan kimia :
- Serbuk kasar (No. 20)
- Serbuk cukup kasar (No. 40)
- Serbuk halus (No. 80)
- Serbuk sangat halus (No. 120)
Bedak harus dapat mengalir bebas (tidak menggumpal).
Dapat tersebar dan menempel pada kulit. Mempunyai kemampuan melindungi kulit
dari lecet akibat gesekan, kelembaban. Mempunyai kemampuan menyerap. Bedak yang
mempunyai sifat serapan besar, tidak boleh digunakan pada tempat yang banyak
mengeluarkan cairan karena dapat menyebabkan berkerak pada kulit. Serbuk tabur
tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Bahan pembawa bedak harus mempnyai sifat indifferent dan
umumnya yang sering dipakai amilum, talkum venetum, bolus alba, kaolin, dsbnya.
Harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium
tetani, Clostridium welchii, Bacillus
anthracis, disterilasi cara D (pemanasan kering 1500C, 1 jam).
Kadang – kadang pada bedak ditambahkan vaselin atau adeps, supaya bedak lebih
mudah menempel. Bahan – bahan obat : asam salisilat, asam benzoat, camphor,
menthol, perlu ditambahkan sedikit etanol 96 % supaya dapat digerus halus dan
tersebar dalam dasar bedak. ZnO diayak dulu sebelum ditimbang karena sering
mengandung batu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar