Google ads

Minggu, 01 Maret 2015

SEDIAAN PADAT ORAL



SEDIAAN PADAT ORAL :  ada bermacam sediaan obat dalam bentuk padat antara lain adalah : serbuk, kapsul, pil, dan tablet. Untuk sediaan tablet kuliah tersendiri dan tidak termasuk kuliah Farmasetik Dasar. Pemakaian obat secara oral dalam bentuk kering yang paling sering digunakan adalah kapsul dan tablet tetapi serbuk juga masih sering diminta di apotek.
Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat umumnya lebih stabil daripada bentuk cair sehingga bentuk sediaan padat lebih cocok untuk obat – obat yang kurang stabil.
Menurut Farmakope Indonesia ed. IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak – anak atau orang dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam bentuk serbuk. 
Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk. Sebelum digunakan biasanya serbuk oral dicampur dengan air minum. Masalah stabilitas yang sering kali dihadapi dalam sediaan bentuk cair tidak ditemukan dalam sediaan bentuk serbuk. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk atau granul. Konstitusi sediaan dapat dilakukan oleh apoteker dengan cara menambahkan sejumlah air sebelum diserahkan. Karena sediaan yang sudah dikonstitusi ini mempunyai stabilitas yang terbatas harus dicantumkan waktu kadaluarsa setelah dikonstitusi dan dapat juga dipersyaratkan untuk disimpan dalam lemari pendingin. Serbuk oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi (pulveres) atau tidak terbagi (pulvis).
SERBUK : Serbuk dapat dipandang dari 2 segi yaitu sebagai bahan baku dan sebagai sediaan obat. Sebagai sediaan obat dibagi lagi menjadi sediaan obat dalam dan sediaan obat luar.
Serbuk sebagai bahan baku biasanya dipakai untuk menentukan bentuk fisik suatu bahan kimia atau suatu obat tunggal. Serbuk bisa dibuat dari bahan obat tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alamiah atau campuran dua atau lebih unsur kimia murni yang dibuat serbuk dalam perbandingan tertentu. Hampir semua bahan obat diperoleh dalam bentuk serbuk baik bahan sintetik, semi sintetik , bahan asli sebelum dijadikan sebagai bentuk sediaan obat apakah berupa tablet, capsul, suspensi dan sebagainya. Diantara bahan asli yang diambil dari tumbuhan seperti daun, buah, akar, biji, kulit ataupun getah yang kemudian dijadikan serbuk dan digunakan sebagai obat yaitu :

  • Serbuk opium
  • Digitalis yang telah distandarisasi kadar dan khasiatnya
  • Tragakan, gom arab dan sebagainya.
Sebelum membuat sediaan serbuk kita harus mengetahui kriteria yang digunakan untuk menyatakan derajat kehalusan suatu serbuk karena serbuk harus merupakan campuran yang homogen dari seluruh komponen dan harus sempurna ukuran partikeInya. Ukuran partikel berhubungan dengan daya larut yang dapat mempengaruhi aktifitas biologi maupun efek terapi.
Derajat Halus Serbuk :
Kehalusan serbuk/ukuran partikel serbuk ditentukan berdasarkan nomor ayakan sebagai berikut
No
Nomor Ayakan
Ukuran Lubang Ayakan
1
2
9,5 mm
2
4
4,75 mm
3
8
2,36 mm
4
10
2,0 mm
5
20
850 µm
6
30
600 µm
7
40
425 µm
8
50
300 µm
9
60
250 µm
10
70
212 µm
11
80
180 µm
12
100
150 µm
Semakin besar nomor ayakan ukuran partikel serbuk semakin halus.

Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Derajat Halus:
Klasifikasi serbuk dari simplisia nabati/hewan
I Serbuk  sangat kasar
(no 8)1
Batas derajat halus
20 %
(no 60) 2
II Serbuk kasar
(no 20)
Batas derajat halus
40 %
(no 60)
IIISerbuk cukup kasar
(no 40)
Batas derajat halus
40 %
(no 80)
IV Serbuk halus
(no 60)
Batas derajat halus
40 %
(no 100)
V Serbuk sangat halus
(no 80)
Batas derajat halus
100 %
(no 80)
Ket :
1 : Semua partikel serbuk melewati pengayak dengan nomor nominal tertentu
2 : Batas persentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan
Klasifikasi serbuk dari bahan kimia
I Serbuk kasar
(no 20)
Batas derajat halus
60 %
(no 40)
IISerbuk cukup kasar
(no 40)
Batas derajat halus
60 %
(no 60)
III Serbuk halus
(no 80)
Batas derajat halus
60 %
(no 120)
IV Serbuk sangat halus
(no 120)
Batas derajat halus
100 %
(no 120)

Metode penetapan Keseragaman Derajat Halus
Untuk penetapan dari keseragaman derajat halus serbuk obat dan bahan kimia cara berikut boleh dilakukan, menggunakan pengayak yang memenuhi persyaratan tersebut di atas. Hindari penggoyangan lebih lama yang akan menyebabkan peningkatan derajat halus serbuk selama penetapan.
Untuk serbuk sangat kasar, kasar dan setengah kasar:
Masukkan 25 g sampai l00 g serbuk uji pada pengayak baku yang sesuai yang mempunyai panci penampung dan tutup yang sesuai. Goyang pengayak dengan putaran arah horizontal dan ketukkan secara vertikal pada permukaan yang keras selama tidak kurang dari 20 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna. Timbang seksama jumlah yang tertinggal pada pengayak dan dalam panci penampung.
Untuk serbuk halus atau sangat halus :
Lakukan penetapan seperti pada serbuk kasar kecuali contoh tidak lebih 25 g dan pengayak yang digunakan digoyang selama tidak kurang 30 menit atau sampai pengayakan praktis sempurna.
Untuk serbuk berminyak atau serbuk lain yang cenderung menggumpal dan dapat menyumbat lubang, sikat pengayak secara berkala dengan hati-hati selama penetapan. Derajat halus serbuk obat dan bahan kimia dapat juga ditetapkan dengan cara melewatkan pada pengayak yang dapat digoyang secara mekanik yang memberlkan gerakan berputar dan ketukkan seperti pada pengayak yang menggunakan tangan, tetapi dengan gerakan mekanik yang seragam mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat pengayak.

SERBUK SEBAGAI SEDIAAN OBAT
Biasanya sediaan obat tersusun dari beberapa komponen antara lain :
  • Bahan obat
  • Bahan pengisi
  • Bahan untuk memperbaiki rasa obat (corrigensia)
  • Bahan adjuvant
Sediaan serbuk untuk pemakaian internal, bahan pengisi yang paling sering dipakai adalah saccharum lactis atau laktosa, selain itu dapat juga dipakai amilum, kalsium laktat dan magnesium oksida dalam keadaan tertentu.
Dilihat dari segi terapi dan kestabilan bahan obat sediaan serbuk mempunyai Beberapa keuntungan yaitu :
  1. Bahan obat berada dalam bentuk kering jadi reaksi kimia tidak mudah terjadi artinya sediaan obat lebih stabil
  2. Pencampuran mudah, dosis dapat diatur sesuai dengan kebutuhan
  3. Pembuatannya tidak memerlukan alat yang mahal
  4. Penyerapan obat lebih cepat jika dibandingkan dengan tablet atau kapsul
  5. Mudah ditelan dapat bercampur dan dilarutkan di dalam bahan makanan.
  6. Dapat digunakan debagai obat dalam /sediaan internal dan eksternal.
Keburukannya :
  1. Rasa dan bau obat yang tidak enak dari sediaan ini sukar dihilangkan sehingga kurang disukai.
  2. Anak – anak juga kurang menyukai sediaan ini dibanding dengan sirup
  3. Penyediaan di apotek memerlukan waktu untuk peracikan
  4. Untuk obat – obat higroskopis dan mudah menguap tidak sesuai dibuat serbuk.
  5. Serbuk yang tidak terbagi atau serbuk curah sukar dibawa karena mudah tumpah.
  6. Serbuk yang tidak terbagi tidak sesuai untuk obat yang berpotensi kuat (berkhasiat keras) karena pengambilan dosis bisa tidak seragam.
Cara menghaluskan obat :
Dalam skala kecil di lingkungan farmasi, ahli farmasi biasanya mengecilkan ukuran partikel dengan menggerus dalam lumpang. Umumnya penghalusan dikerjakan dengan menggerus dan proses ini disebut triturasi.
Pada skala besar dengan menggunakan alat yaitu : Stokes Tornado, suatu mesin untuk membuat serbuk atau granul dan menyebarkan bahan – bahan dalam keadaan kering dan basah.

Pencampuran Serbuk :
Cara mencampur serbuk untuk mendapatkan suatu campuran yang seragam (homogen) adalah penting diperhatikan. Proses pencampuran ini dipengaruhi oleh sifat fisik serbuk misalnya ukuran partikel, berat jenis serbuk dan lain – lain.
Pemisahan mungkin saja dapat terjadi jika serbuk yang mempunyai ukuran partikel atau berat jenis yang berbeda dicampurkan. Jadi sebelum serbuk dicampur, sedapat mungkin ukuran partikelnya mesti sama. Serbuk harus halus, kering, dan homogen.
Ada 4 cara mencampur serbuk yaitu :
  1. Cara Spatulasi
Serbuk dapat dicampur di suatu wadah yang rata dengan gerakan spatula obat sehingga didapatkan campuran yang homogen. Cara ini cocok untuk serbuk yang mempunyai ukuran partikel dan berat jenis yang sama, tapi tidak cocok untuk serbuk yang mengandung bahan – bahan berkhasiat keras dan serbuk dalam jumlah besar. Pada cara ini sedikit sekali terjadi tekanan dan pemampatan serbuk, jadi cocok untuk zat padat yang mudah mencair membentuk campuran eutectic seperti camphor, menthol, thymol, aspirin, fenil, salisilat.

  1. Cara Triturasi
Dapat dikerjakan untuk menghaluskan dan mencampurkan serbuk dengan cara menggerus dalam lumpang. Penggerusan yang kuat, hanya untuk bahan – bahan yang kasar. Suatu campuran yang homogen  akan diperoleh apabila bahan berkhasiat keras yang jumlahnya sedikit ditambah bahan pengisi dengan jumlah yang sama banyak kemudian digerus lalu ditambah lagi bahan pengisi sebanyak campuran yang sudah dihaluskan tadi lalu digerus lagi, demikian seterusnya sampai seluruhnya bercampur homogen.
  1. Cara Pengayakan
Serbuk dapat dicampur dengan melewatkannya melalui ayakan dan ini dapat pula dilakukan untuk serbuk yang sukar dicampur secara triturasi. Misalnya serbuk yang sangat ringan dan voluminous seperti MgO dan Norit. Pengayakan harus dilakukan berulang – ulang supaya pencampuran sempurna.
  1. Cara Pembalikan
Serbuk dimasukan ke dalam alat khusus yang dapat ditutup lalu diputar dengan mesin. Pencampuran dengan cara ini merata tapi memerlukan waktu dan biasanya dipakai untuk jumlah serbuk yang banyak seperti di industri – industri.
PULVERES (Serbuk bagi)
Pulveres (serbuk bagi) : yaitu serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Untuk serbuk bagi yang mengandung bahan yang mudah menguap ataupun yang mudah meleleh harus dibungkus dengan kertas yang mengandung lilin dan dibungkus lagi dengan kertas aluminium
Resep pulveres dapat ditulis dengan 2 cara yaitu dengan penulisan sebagai berikut :
1.         R/        Phenobarbital              0,300
Acetaminophen                       2,5
C T M                          0,050
m.f pulv No. X ( misce fac pulveres devide partes aequales )
2. Bahan -bahan yang tertulis dalam resep untuk satu bungkus.
R/        Phenobarbital 0,030
Acetaminophen           0,250
C T M              0,005
m.f pulv d t d  No. X
Untuk pembuatan sediaan pulv dipakai bahan pengisi laktosa yang fungsinya untuk mencukupkan volume atau berat serbuk. Biasanya berat 1 bungkus serbuk untuk orang dewasa adalah 500 mg dan untuk  anak 300 mg
Evaluasi Serbuk
Farmakope Indonesia ed III adalah pemeriksaan keseragaman bobot
Cara : Timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, campur isi ke 20 bungkus, timbang sekaligus lalu hitung bobot satu rata – rata.
Penyimpangan antara penimbangan satu persatu terhadap bobot isi rata  rata tidak lebih dari 15 % tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10 % tiap18 bungkus
Membagi Serbuk : setelah serbuk dicampur perlu dibagi menjadi tiap bagian dengan bobot yang sama.
Cara pembagian ada 2 macam yaitu :
  1. Cara penimbangan satu persatu
Yaitu menimbang setiap bungkus yang diperlukan. Cara ini merupakan cara yang paling tepat, di mana setiap bungkus akan mengandung jumlah obat yang sama banyak. Bagaimanapun, sewaktu mencampur serbuk, kehilangan serbuk mungkin saja terjadi oleh sebab itu mula – mula seluruh serbuk ditimbang lebih dahulu kemudian hitung berat satu bungkus, kemudian timbang serbuk satu persatu. Jika dosis > atau = 80% harus dilakukan dengan cara ini.
  1. Cara taksiran rata –rata
Pembagian secara taksiran rata – rata tidaklah begitu tepat, tetapi bila dilakukan dengan teliti dan cermat, hasilnya cukup baik. Caranya serbuk yang akan dibagi dikelompokkan sehingga setiap bagian dapat dibagi paling banyak 10 bungkus dibagi sama banyak secara penglihatan mata (secara visual) atau ditaksir rata – rata. Jika dosis resep lebih kecil dari 80 % pembagian serbuk dilakukan dengan cara ini.
Pencampuran Serbuk Secara Khusus :
1.       Serbuk yang bersifat higroskopis yaitu bahan yang dapat menyerap lembab dari udara sehingga campuran mejnadi cair. Untuk mencampurkan bahan – bahan ini tidak boleh digerus terlalu halus karena semakin halus ukuran partikelnya semakin mudah menyerap lembab. Untuk mengurangi kelembaban sepanjang tidak mempengaruhi khasiat obat, dapat ditambahkan MgO ringan. Pembungkus dipakai kertas aluminium. Contoh obat : Ammonium chloride, kalsium chloride, Natrium iodide, Hyoscine HBr, Alkaloid pilokarpin dll.
2.       Bahan yang mengandung air kristal : dapat menjadi lembab apabila digerus. Hal ini dapat diatasi dengan menggantikannya dengan garam anhidratnya atau digerus dalam lumpang panas untuk membebaskan air kristalnya (asalkan bahan tersebut tahan panas seperti garam karbonat terurai oleh panas). Contoh bahan yang mengandung air kristal: Kalii bromida, Asam citrat, Kinine HCl, Ferrosulfat, Natrium karbonat, dll.
3.       Bahan berkhasiat keras : karena jumlahnya sedikit, maka pencampurannya dengan penambahan bahan pengisi sama banyak digerus menurut metode pengenceran geometrik. Kalau jumlah obat kurang 50 mg ditimbang dengan pengenceran 1 : 10 atau 1 : 100 dengan penambahan bahan pengisi (laktosa) dan zat warna supaya dapat dilihat homogenitasnya.
Misalnya :                    CTM                  20 mg dengan pengenceran 1 : 10
Gerus Homogen ambil dari campuran :
 
Timbang                      CTM                  50 mg
                                    Laktosa           400 mg
                                    Carmin              50 mg
4.       Campuran eutektik (bila 2 zat dicampur terjadi penurunan titik lebur) sehingga serbuk lembab. Bahan – bahan seperti ini dapat dibuat serbuk dengan memisahkan masing – masing dalam bungkusan tersendiri atau dengan menambahkan bahan penyerap kepada masing – masing bahan,baru kemudian dicampurkan. Bahan penyerap yang biasa dipakai yaitu amilum, laktas, kalsium fosfat, radix liq dll. Kalau perlu berat serbuk dapat dibuat 1 gram/bks. Contoh obat : acetosal dan chloralhydrat, antipyrin, piramidon, coffein citrate dengan antipyrin.
5.       Cairan atau tincture
Penambahan cairan kepada serbuk, jika jumlahnya sedikit (≤ 1 gr) dapat dikerjakan dengan menambahkan secara langsung kepada serbuk yaitu dengan mencampurkan dengan serbuk kemudian ditambah bahan penyerap supaya kering. Kalau jumlah tincture banyak dan tahan pemanasan, maka dapat diuapkan di atas waterbath sampai volume 1/3 kalinya atau sekental sirup kemudian tambahkan bahan pengisi, aduk dan dipanaskan terus hingga kering atau dapat juga setelah ditambah pengisi, angkat gerus di lumpang panas sampai kering.
·         Jika tincture atau ekstrak cair tidak tahan pemanasan maka dapat diambil komponen – komponen zat berkhasiat dalam keadaan kering atau gunakan ekstrak kentalnya, yang jumlahnya diganti sesuai persen zat berkhasiat yang dikandungnya.
6.       Bahan extract spissum : Extract ditambah etanol encer (70 %) beberapa tetes lalu diaduk dengan laktosa. Campuran ini digerus dalam lumpang panas sampai kering.
7.       Minyak atsiri (sebagai corrigensi odoris). Ditambahkan terakhir sekali kepada serbuk dan cukup diaduk secara perlahan sampai merata. Biasanya diminta sebagai Elaeosacharo menthapiperita .Untuk membuat  elaeosacharo m.pip sebanyak 2,4 :
Caranya timbang 2 gr laktosa tambah minyak atsiri (oleum menthapiperita 2 tetes) gerus lalu timbang 1,2 gr. Sisanya yang 1,2 gr yaitu laktosa saja diambil.
Pulvis (serbuk yang tidak terbagi – bagi) = serbuk curah
Sediaan pulvis sebgai obat dalam diberikan tanpa dibagi – bagi dan  pasien menakar sendiri untuk setiap dosis yang diberikan, biasanya dipakai sendok teh. Serbuk yang tidak terbagi – bagi umumnya tidak mengandung zat berkhasiat keras. Dalam resep pulvis semua bahan obat dengan bahan pengisi harus tetap jumlahnya, tidak bisa ditambah atau dikurangi karena apabila jumlah berubah akan mempengaruhi pada dosis pemakaian. Jika terdapat cairan atau tincture yang harus diuapkan maka kekurangan berat zat yang sudah diuapkan harus diganti dengan bahan pengisi yang sama beratnya. Contoh obat : antasida , laxantia.
Untuk resep pulvis, dosis pemakaian harus dihitung melalui serbuk percobaan yang ditimbang beratnya misal 1 cth (serbuk percobaan yaitu serbuk yang jumlahnya besar yang terdapat dalam resep).

Contoh resep pulvis :
            R/        Magnesium karbonat     5
                        Aluminium hidroksida              5
                        Papaverin HCl                           1,5
                        Saccharum lactis                     10
                        Ol. M. pip                                gtt III
                        S3dd                                       cth I
Serbuk percobaan : timbang bahan – bahan setengah kalinya kecuali Papaverin HCl. Gerus samapai homogen. Kemudian timbang 1 sendok teh rata dilakukan sebanyak 3 kali. Hitung berat rata – rata. Misalnya 1 sendok teh rata beratnya 1 gr. Dosis pemakaian Papaverin HCl 1 kali pakai :
1 hari = 3 x 71.42857 = 214.28571
Bandingkan dengan dosis maksimumnya :
Papaverin HCl : 1 x pemakaian = 200 mg
                            1 hari = 600 mg
Garam effervescent ialah granul serbuk sangat kasar yang terdiri dari campuran Natrium bikarbonat dengan suatu asam organik seperti sitrat, asam tartrat dan natrium asam fosfat yang bila ditambahkan ke dalam segelas  air akan mengeluarkan gas CO­2.
Penggunaan asam biasanya kombinasi asam sitrat dengan tartrat karena jika 1 macam saja dapat menimbulkan kesukaran. Misalnya apabila asam sitrat saja yang dipakai akan menghasilkan campuran yang lekat dan sukar menjadi granul, begitu juga jika asam tartrat saja yang dipakai maka mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal (terbentuknya granul disebabkan oleh adanya 1 molekul air kristal pada setiap molekul asam sitrat) granul biasanya lebih tahan terhadap pengaruh udara dan bentuk granul lebih stabil secara fisik dan kimia daripada bentuk serbuk. Hal ini karena luas permukaaan granul lebih kecil dibandingkan serbuk. Larutan dengan karbonat yang dihasilkan dapat menutupi rasa garam atau rasa lain yang tidak diinginkan dari bahan obat. Resep untuk garam effervescent dapat berupa pulvis atau pulveres, serbuk ini dipakai sebagai obat dalam dan ketika akan diminum dilarutkan dalam air. Hal yang perlu diperhatikan yaitu pada pencampuran bahan – bahan harus benar – benar kering dan selama disimpan tidak boleh terjadi reaksi pembebasan CO2.
Pembuatan granul effervescent ada 2 cara yaitu :
             I.      Secara basah
1.        Bahan – bahan untuk pembuatan serbuk effervescent yaitu basakarbonat dan asam organik dicampurkan dalam suatu wadah tanpa digerus. Kemudian tambahkan alkohol absolut sambil diaduk sampai didapat massa yang dapat dikepal.
2.        Massa ini diayak melalui ayakan dengan diameter lulbang 2,8 mm (mesh 6) lalu granul dikeringkan pada suhu tidak lebih 500C.
3.        Granul yang sudah kering diayak lagi melalui mesh 22, kemudian diisikan ke dalam wadah yang kedap udara.
          II.      Secara kering
1.        Bahan – bahan kecuali asam sitrat yang berada dalam keadaan kering diayak dengan mesh 60.
2.        Serbuk ini ditambahkan asam sitrat yang baru saja dihaluskan (dihaluskan ketika akan dicampurkan), jadi tambahkan paling akhir.
3.        Campuran ini diletakkan di dalam wadah yang datar dan masukkan ke dalam oven pada temperatur 95 - 1050C tanpa diaduk – aduk sampai serbuk lembab dan menggumpal.
4.        Massa ini digranulasi melalui mesh no. 6 dan keringkan pada suhu 500C, masukkan ke dalam wadah yang kedap udara.
Pulvis Obat Luar
Antara lain pulvis adspersorius atau (bedak tabur)
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus, untuk memudahkan pemakaian pada kulit. Syarat bedak harus halus, kering dan homogen, bebas dari partikel yang dapat mengiritasi. Derajat halusnya -------> serbuk halus (no. 80).
Kehalusan serbuk untuk bahan kimia :
  1. Serbuk kasar (No. 20)
  2. Serbuk cukup kasar (No. 40)
  3. Serbuk halus (No. 80)
  4. Serbuk sangat halus (No. 120)
Bedak harus dapat mengalir bebas (tidak menggumpal). Dapat tersebar dan menempel pada kulit. Mempunyai kemampuan melindungi kulit dari lecet akibat gesekan, kelembaban. Mempunyai kemampuan menyerap. Bedak yang mempunyai sifat serapan besar, tidak boleh digunakan pada tempat yang banyak mengeluarkan cairan karena dapat menyebabkan berkerak pada kulit. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.
Bahan pembawa bedak harus mempnyai sifat indifferent dan umumnya yang sering dipakai amilum, talkum venetum, bolus alba, kaolin, dsbnya. Harus memenuhi syarat bebas dari bakteri Clostridium tetani, Clostridium welchii, Bacillus anthracis, disterilasi cara D (pemanasan kering 1500C, 1 jam). Kadang – kadang pada bedak ditambahkan vaselin atau adeps, supaya bedak lebih mudah menempel. Bahan – bahan obat : asam salisilat, asam benzoat, camphor, menthol, perlu ditambahkan sedikit etanol 96 % supaya dapat digerus halus dan tersebar dalam dasar bedak. ZnO diayak dulu sebelum ditimbang karena sering mengandung batu.

Tidak ada komentar:

Google Ads