Definisi
Kanker (neoplasma) merupakan
pertumbuhan abnormal dari jaringan yang bersifat infiltrative. Penyakit ini
merupakan penyebab 20-25% kematian dan
insidennya meningkat signifikan dengan peningkatan usia karena akumulasi
kerusakan genetic. Karsinogenesis merupakan peristiwa genetik yang menyebabkan transformasi
kearah keganasan dan metastasis.
Tumor dan
kanker merupakan pertumbuhan abnormal dari sel. Bedanya, tumor pertumbuhannya
lambat dan jinak sedangkan sel kanker pertumbuhannya ganas dan infiltarif serta
menimbulkan metastasis.
Munculnya Sel kanker
|
Sifat Umum Sel Kanker
Sifat umum dari kanker adalah
sebagai berikut:
·
pertumbuhan yang berlebihan,
·
gangguan diferensiasi dari sel dan jaringan,
sehingga mirip jaringan mudigah, bersifat invasif yaitu memiliki kemampuan
untuk tumbuh di jaringan sekitarnya, bersifat metastatik (meenyebar ke tempat
lain dan menyebabkan pertumbuhan baru, memiliki hereditas bawaan yaitu turunan
sel kanker juga dapat menimbulkan kanker, dan pergeseran metabolisme ke arah pembentukan makromolekul dari
nukleosida dan asam amino serta peningkatan katabolisme karbohidrat untuk
energi sel.
Sel kanker mengganggu
tuan rumah karena dapat menyebabkan desakan akibat pertumbuhan abnormal,
penghancuran jaringan tempat tumor berkembang dan gangguan sistemis lain
sebagai akibat sekunder pertumbuhan sel kanker. Proses penyebaran sel kanker terdiri
dari tiga cara yaitu:
•
Menyebar melalui organ tubuh
•
Melalui aliran darah limfa
•
Melalui aliran darah
Tubuh
memiliki respon imun terhadap sel kanker. Adanya Respon Imun Alamiah terhadap
kanker yang diekspresikan oleh Antigen Imunogenik. Virus Onkogenik dapat
menginduksi kanker yang mengekspresikan antigen virus. Identifikasi molekuler
antigen kanker dapat dijadikan sebagai informasi mengenai respon imun terhadap
kanker untuk perkembangan imunoterapi antikanker.
Obat
anti kanker merupakan obat spesialistik. Batas keamananya begitu sempit,
sehingga penggunaannya harus cermat, jika tidak hanya akan menambah penderitaan
pasien, bersifat fatal, serta mengeluarkan biaya yang besar
Etiologi
Beberapa etiologi kanker yaitu:
•
Faktor keturunan / genetik: retinoblastoma, kanker payudara
•
Faktor lingkungan: - merokok
-
sinar uv dari matahari
-
radiasi ionisasi
•
Faktor makanan: contoh, kanker pd sal.cerna
•
Virus ; V. pappiloma, V. sitomegalo, hepatitis B, v.
Epstein-Bar, V.Retro
•
Infeksi
•
Faktor perilaku
•
Gangguan keseimbangan hormonal
•
Faktor kejiwaan dan emosional
•
Radikal bebas
Tabel.1
Klasifikasi kanker:
Sarcoma
|
Kanker yang menyerang jaringan
konektif, otot, dan jaringan tulang
|
Carsinoma:
Colorectal cancer,
|
Kanker yang tumbuh di daerah
terluar dan terdalam dari permukaan tubuh seperti kulit, permukaan saluran
gastro internal, dan bagian dalam pembuluh darah
|
Kanker darah:
Lymphoma,
Leukimia, breast cancer
dan
Myeloma.
|
Kanker pada saluran pembentuk
darah, saluran vaskular, dan pada jaringan
|
neuroma,
glioma, dan neuroblastoma.
|
Kanker pada jaringan saraf,
|
PENGOBATAN
Tujuan
terapi:
- Membuang tumor primer
- Membuang metastase primer
- Membuang metastase jauh (tulang, hepar, paru, otak)jika mungkin.
Prinsip
dasar terapi:
1. Bedah onkologi
o penyembuhan
o menentukan
diagnosis dan stadium
2. Radioterapi
o Menginduksi
kerusakan dna
o Memicu
apoptosis
3. Kemoterapi
o sitotoksik:
alkilating, antraksilin, antimetabolit, vinka &etoposid, antineoplastik
lain
o obat yg
berefek pd sistem imun: antiproliferatif, kortikosteroid, Rituximab &
alemtuzumab; obat imunomodulating
o hormon sex
dan antagonis hormon
4.
Terapi baru Ã
etiopatogenesis
o Il-2
o Monoklonal antibodi anti-her-2/neu
(trastuzumab)
o Limfoma-anti-cd20
(rituxizumab)
o Terapi gen
o Vaccin
tumor
o Antiangiogenic
o Inhibitor
tirosinkunase (imatinib)
6. Hormonal
o Pemberian
hormon
o Pengangkatan
penghasil hormon endogen
7. Ajuvan modern: Terapi radiasi dan kemoterapi
melengkapi pembedahan
Prinsip
Kemoterapi
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada perencanaan
pengobatan:
1.
Kanker baru dapat dideteksi bila jumlah sel kanker
kira2 109 . jumlah yang dapat dibasmi kira2 99,9%, sehingga sel
kanker yang tersisa 106 sel. Jelas sulit dilakukan pembasmian total,
karena itu dibutuhkan pengobatan jangka panjang
2.
Adanya hubungan dosis dan respon yang jelas. Berkurangnya
sel kanker ternyata berbanding lurus dengan dosis. Di lain pihak efek nonterapi
jg berbanding lurus dengan dosis.
3.
Diperlukan jadwal pengobatan yang tepat. Untuk dosis
total yang sama, pemberian dosis secara intermitten memberikan hasil yang lebih
baik dan imunosupresi yang lebih ringan dibandingkan dengan pemberian dosis
kecil setiap hari
4.
Kemoterapi harus dimulai sedini mungkin. Bahwa
keadaan dini jumlah sel kanker tentunya lebih sedikit dan fraksi sel kanker
yang sensitive terhadap obat lebih besar
5.
Kemoterapi harus tertuju pada sel kanker. Obat
kanker umunya bersifat sitotoksik. Tapi terdapat kenyataan bahwa kemoterapi
mampu menghasilkan pemulihan jangka panjang pada leukemia limfositik akut.
Sel-sel yang cepat berploriferasi peka terhadap obat, tetapi karena 15% sel
sum2 tulang dalam keadaan istirahat menjadi tidak peka terhadap obat
6.
Sifat pertumbuhan tumor ganas harus jadi
pertimbangan. Pertumbuhannya mengikuti fungsi Gompertzia yaitu mula-mula
bersifat eksponensial kemudian bersifat lambat. Bila sel kanker populasinya
dikurangi dengan penyinaran, maka sisa sel yang berkembang akan tumbuh secara eksponensial
dan menjadi lebih peka terhadap obat.
7.
Beberapa sitotoksik dan hormone memperlihatkan efek
selektif relative terhadap sel dengan
tipe histologik tertentu. Contoh 5-fluorourasil lebih efektif terhadap kanker
pada GI disbanding breast cancer.
8.
Terapi kombinasi.
Dasar kombinasi untuk memberikan efek sinergisme, mencegah atau menunda
resistensi. Syarat terapi kombinasi:
o Mekanisme
kerja harus berbeda
o Efek
toksiknya berbeda
o Masing-masing
obat harus diberikan pada masa siklus sel
o Dosis
harus ditentukan melalui penelitian (EBM)
Kerja
Antikanker Pada Proses Dalam Sel
Pada umumnya, kerja antikanker berdasarkan atas
gangguan pada salah satu proses sel yang esensial. Karena tidak ada perbedaan
kualitas antara sel kanker dengan sel normal maka semua antikanker bersifat
mengganggu sel normal, bersifat sitotoksik bukan kankerosid atau kankerotoksik
yang selektif.
1.
Alkilator
Cara kerja: melalui pembentukan
ion karbonium atau kompleks lain yang sangat reaktif. Aikatan kovalen
(alkilasi) akan terjadi dengan berbagai nukleofilik penting dalam tubuh
seperti: fosfat, amino, sulfhidril, hidroksil, karboksil, atau gugus imiddazol.
Efek sitotoksik maupun efek sampingnya berhubungan langsung dengan terjadinya
alkilasi DNA.
2.
Anti metabolit
Antipuri dan antipirimidin
mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan nukleosida, sehingga
mengganggu berbagai reaksi penting dalam tubuh. Penggunaannya sebagai obat
kanker didasari pada kenyataan bahwa metabolism purin dan pirimidin lebih
tinggi pada sel kanker dibandingkan dengan sel normal, sehingga penghambatan
sintetis DNA sel kanker lebih dari terhadap sel normal
3.
Antagonis pirimidin
Misalnya 5-fluorourasil dalam
tubuh diubah menjadi 5-fluoro-2-deoksiuridin 5-monofosfat (FdUMP) yang
menghambat timidilat sintetase dengan akibat hambatan sintetis DNA
4.
Antagonis Purin
Misalnya merkaptopurin merupakan
antagonis kompetitif dari enzim yang menggunakan senyawa purin sebagai substrat
5.
Antagonis folat
Misalnya metotreksat menghambat
dihidrofolat folat reduktase dengan kuat dan berlangsung lama. Dihidrofolat
reduktase adalah enzim yang mengkatalis dihidrofolat (FH2) menjadi
tetrahidrofolat (FH4) yang merupakan metabolit aktif asam folat yang berperan
sebagai kofaktor penting dalam berbagai reaksi transfer satu atom karbon pada
sintesis protein dan asam nukleat.
6.
Alkaloid vinka
Berkaitan secara spesifik dengan
tubulin, komponen protein mikrotubulus, spindle mitotic, dan memblok
polimerisasinya. Akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus, sehingga sel terhenti
dalam metaphase.
7.
Antibiotic antineoplasma:
o Antraksilin:
berintekalasi dengan DNA
o Aktinomisin:
memblok polymerase RNA
o Asparaginase:
merupakan enzim katalisator yang berperan dalm hidrolisis asparagin menjadi
asam aspartat dan ammonia. Dengan demikian sel kanker yang kekurangan asparagin
sehingga mengalami kematian
Obat
Sitotoksik
1. Vinka alkaloid
•
Vinka alkaloid: Vinblastine, vincr istine, and
vindesine,
•
Vincristine sulfat:
•
I: leukaemias, lymphomas, and some solid tumour s
(e.g. breast and lung cancer)
•
ESO: Bone marrow, neurological, neuromuscular,
convulsion, nyeri sal. Cerna,
•
Pengelolaan ES: asam folat 100mg IV setiap 3 jam pd
24 jam pertama dan setiap 6 jam setelah 48 jam
•
Int: inhibisi cytochromes CYP3A , bila diberikan
bersama asparaginase, gunakan 12-24 jam sebelum enzim, inhibisi isoenzim
sitokrom p450, ISDN: me(+)neurotoksik, fenitoin: me(+) klirens vinka 63%,
intrakonazol(+)toksisitas vinka
•
FK:
•
Rute: IV; Eks: empedu; t1/2 85 jam; leukemia
akut:25-75ug/kg perminggu; maligna: 25ug/kg perminggu, pemeliharaan 5-10ug/kg
2. Etoposid
•
I: carcinoma of the bronchus, the lymphomas, and
testicular cancer.
•
ESO: myelosupresi (ex:leukopenia), mual, muntah,
hipersensitif dan anafilaksis
•
Int: Phenylbutazone, salicylic acid, and sodium
salicylate mempengaruhi ik.protein;
cisplastin: bila diberika 2 hr setelahnya dp me(-)klirens & me(+)
toksisitas; siklosporin: me(-)klirens 38%, me(+)eksposure; jus anggur: me(-)BA
dg rute oral
•
FK: abs: 50%; T1/2:4-11 jam; dist: ik.protein 94%;
met: hati;
•
Use: IV lambat>30 menit; dosis: 50-120mg/m2 untuk
5 hari
•
Pd pasien gagal ginjal (CC:15-50mL/menit) 75% dosis
biasa
•
Diekskresikan di ASI
•
Pada ibu hamil: hair loss infant
3. Obat
Anti Metabolit
Prinsip:
Anti purin dan
anti pirimidin mengambil tempat purin dan pirimidin dalam pembentukan
nukleosida, sehingga mengganggu berbagai reaksi penting dalam tubuh.
Penggunaannya sebagai obat kanker didasarkan atas kenyataan bahwa metabolisme
purin dan pirimidin lebih tinggi pada sel kanker dari pada sel normal. Dengan
demikian, penghambatan sintesa DNA sel kanker lebih dari terhadap sel normal.
Obat Anti
Metabolit terbagi atas 3 golongan yaitu:
1.
Antagonis Pirimidin
Contoh:
5-Fluorourasil, Sitarabin, 6-Azauridin, Floksuridin (FUDR)
2.
Antagonis Purin
Contoh:
6-Merkaptopurin, 6-Tioguanid (T6)
3.
Antagonis Folat
Contoh:
Metotreksat
Antagonis
Pirimidin
Misalnya
5-Fluorourasil, dalam tubuh diubah menjadi
5-fluoro-2-deoksiuridin-5’-monofosfat (FdUMP) yang menghambat timidilat
sintetase dengan akibat hambatan sintesis DNA. Fluorourasil juga diubah menjadi
fluorouridin monofosfat (FUMP) yang langsung mengganggu sintesis RNA. Sitarabin
diubah menjadi nukleosida yang berkompetisi dengan metabolit normal untuk
diinkorporasikan ke dalam DNA. Obat ini bersifat cell cycle specific yang spesifik untuk fase S dan tidak berefek
terhadap sel yang tidak berproliferasi.
Antagonis
Purin
Misalnya
Merkaptopurin merupakan antagonis kompetitif dari enzim yang menggunakan
senyawa purin sebagai substrat. Suatu alternatif lain dari mekanisme kerjanya
ialah pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR), yang menghambat biosintesis
purin, akibatnya sintesis RNA, CoA, ATP dan DNA dihambat.
Antagonis
Folat
Misalnya
Metotreksat menghambat dihidrofolat reduktase dengan kuat dan berlangsung lama.
Dihidrofolat reduktase ialah enzim yang mengkatalis dihidrofolat (FH2) menjadi
tetrahidrofolat (FH4). Tetrahidrofolat merupakan metabolit aktif dari asam
folat yang berperan sebagai kofaktor penting dalam berbagai reaksi transfer
satu atom karbon pada sintesis protein dan asam nukleat. Efek penghambatan ini
tidak dapat diatasi dengan pemberian asam folat, tetapi dapat diatasi dengan leukovorin
(asam folinat) yang tersedia sebagai kalsium leukovorin. Antagonis folat
membasmi sel dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan yang pesat. Namun
dengan efek penghambatan terhadap sintesis RNA dan protein, metotreksat
menghambat sel memasuki fase S, sehingga bersifat swabatas (self limiting)
terhadap efek sitotoksiknya.
Contoh Obat: Methotrexat Ebewe®
·
Kandungan : Methotrexat
·
Indikasi :
Karsinoma payudara, koriokarsinoma, korioadenoma destruen, terapi
kombinasi pada leukemia limfoblastik
akut, limfoma Burkitt, limfosarkoma, mikosis fungoides stadium lanjut, kasus
psoriasis yang berat.
·
Kontraindikasi : Gangguan hati atau ginjal yang parah, hipoplasia sumsum
tulang, leucopenia, diskrasia darah, trombositopenia atau anemia, psoriasispada
pasien dengan gizi buruk, rheumatoid arthritis dengan alkoholisme, wanita
hamil, ibu menyusui.
·
Efek Samping : Stomatitis ulseratif, tukak pada mulut, mual, diare, perasaan
tidak enak badan yang tidak jelas, rasa lelah, lemas, menggigil dan demsm,
pusing, penurunan kekebalan tubuh terhadap infeksi, trombositopenia, anemia,
leucopenia, reaksi kulit, mielosupresi.
·
Perhatian : Hati-hati dengan pasien terkena infeksi, tukak peptik,
colitis ulseratif, asites, efusi pleura, anak dan lansia. Pantau fungsi hati,
ginjal, paru dan hitung darah.
·
Interaksi Obat : Efek metrotexat dapat diperkuat oleh salicylat, sulfonamide,
phenitoin, tetracycline, cloramphenikol
dan aminobenzoic acid. Phenylbutazone dan probenecid diperlemah oleh folic
acid. Menyebabkan efek toksik fatal dengan NSAID. Hindari pemberian metotrexat
bersama alcohol dan obat lain yang berpotensi menyebabkan hepatotoksik.
·
Kemasan :
Dus 50 ampul, 10 ampul 5 mg/ml inj, 1 vial 50 mg/5 ml inj.
4..Obat Antineoplastik
Macam-macam Obat Antineoplastik:
1.
Antineoplastik antibiotik
2.
Antineoplastik imunologik
3.
Antineoplastik hormonal
4.
Antineoplastik lain
Antineoplastik
antibiotik
Beberapa jenis
antibiotik seperti Anthracycline, Bleomycin dan Mytomicin C mengganggu Nucleic
Acid (asam nukleat) dan efektif sebagai antineoplastik.
a)
Doxorubicin HCl
Doxorubicin
adalah antibiotik anthracycline yang memiliki aktivitas sebagai
antineoplastik.Doxorubicin bekerja membentuk kompleks yang stabil dengan DNA
dan mengganggu sintesis asam nukleat.
b)
Daunorubicin HCl
Daunorubicin
adalah antibiotik anthracycline yang memiliki aktivitas seperti doxorubicin.
c)
Epirubicin HCl
Epirubicin
adalah antibiotik anthracycline yang memiliki aktivitas seperti doxorubicin.
d)
Bleomycin, Bleomycin HCl
Bleomycin
adalah antibiotic antineoplastik yang mengikat pada DNA dan membelahnya menjadi
helaian molekul-molekul yang lebih kecil.
e)
Mitomycin C
Mitomycin
adalah kemoterapetik antibiotik turunan Aziridine yang merupakan hasil isolasi
dari Streptomyces caespitosus atau Streptomyces lavendulae. Mitomycin C
merupakan penyambung silang DNA yang kuat.
Antineoplastik
Imunologik
Antineoplastik
imunologik adalah antineoplastik yang memberikan respon terhadap ancaman
antigenic, pengenalan diri dan benda-benda asing serta semua aspek biologis,
serologis dan kimia fisik dari fenomena imun atau kekebalan.
1)
Bevacizumab
Bevacizumab
adalah antibodi monoklonal rekombinan humanized
yang mengikat pada factor pertumbuhan endothelial vascular (vascular
endothelial growth factor-VEGF) sehingga menghalangi angiogenesis yang terjadi
selama pertumbuhan tumor.
2)
Alemtuzumab
Alemtuzumab
adalah turunan humanized dari
Campath-1G, suatu antibody monoclonal tikus terhadap antigen CDS2 yang
ditemukan pada limfosit.
3)
Rituximab
Rituximab adalah
suatu antibody monoklonal kimerik terhadap protein CD20 yang ditemukan pada
sel-sel B.
Antineoplastik
Hormonal
Antineoplastik hormonal
adalah antineoplastik yang digunakan untuk pengobatan tumor yang sensitive
terhadap hormon. Tumor yang sensitif terhadap hormon dapat berupa
ketergantungan terhadap hormone, member respon terhadap hormone tertentu atau
keduanya.
a.
Anastrozole
Anastrozole
adalah penghambat non-steroid yang potensial dan selektif terhadap system
aromatase (Estrogen syntetate) yang mengubah androgen adrenal menjadi estrogen
dalam jaringan perifer.
b.
Flutamide
Flutamide
adalah senyawa non-steroid dengan sifat anti-adrogenik yang bekerja menghambat
serapan dan atau pengikat androgen pada jaringan target.
c.
Exemestane
Exemestane
adalah suatu penghambat selektif dari system aromatase (Estrogen syntase) yang
berperan dalam produksi estrogen dan androgen.
Antineoplastik
Lain
A.
Asparaginase
Asparaginase
(L-Asparaginase, L-Asparagine Amidohydrolase) adalah suatu enzim yang bekerja
memecah asam amino L-Asparaginase menjadi Aspartic acid dan ammonia. Pemecahan
ini mengganggu pertumbuhan sel-sel ganas yang tidak dapat mensintesis
L-Asparaginase untuk metabolismenya.
B.
Bortezomib
Bortezomib
adalah suatu penghambat Proteasome S26-suatu kompleks besar protein yang
berperan dalam penghancuran protein pengatur dari siklus sel, dimana penghambatan
tersebut mengacaukan pergantian sel-sel tumor dan menginduksi apoptosis.
Obat-Obat
Imunosupresan
1.
Antiproliferatif
2.
Kortikosteroid & Imunosupresan lain
3.
Rituximab
4.
Imunomodulating lain
Sex
hormones and hormone antagonists in malignant disease
1. Oestrogens:
• Diethylstilbestrol
(stilboestrol), Ethinylestradiol (ethinyloestradiol)
Diethylstilbestrol
I:
kanker prostat, namun bukanlah pilahan utama karna efek sampingnya; kanker
payudara pada wanita postmenopause.
ESO:
mual, retensi air, trombosis arteri dan vna; pada pria: impoten dan
gynaecomastia, kemungkinan pndarahan pada wanita
Perh:
pada penderita kardiovaskuler
KI:
gangguan fungsi hati
FK:
-
abs: di saluran cerna
-
Met: di hati
-
Eks: urin dan tinja, terutama sebagai
glukuronat tersebut.
• Penggunaan:
10 - 20 mg kanker payudara pada wanita menopause; 1-3 mg/hari oral pd kanker
prostat (bntuk garam difosfat).
2. Progestogens
• Medroxyprogesterone,
Megestrol, Norethisterone
Medroxyprogesterone
I:
kanker endometrium
ESO:
gangguan gastrointestinal , perubahan nafsu makan atau berat badan, retensi
cairan, jerawat, chloasma (Melasma), ruam kulit alergi, urtikaria, depresi
mental, perubahan payudara termasuk ketidaknyamanan atau kadang-kadang
ginekomastia, perubahan libido, rambut rontok, hirsutisme, kelelahan, mengantuk
atau insomnia, demam, sakit kepala, gejala seperti sindrom pramenstruasi, dan
diubah siklus menstruasi atau perdarahan haid tidak teratur
KI:
tumor dan gangguan f.hati, K.payudara, riwayat depresi
Prh:
hati-hati pada pasien dengan hipertensi, penurunan fungsi jantung atau ginjal,
asma, epilepsi, dan migrain, atau lainnya kondisi yang dapat diperburuk oleh
retensi cairan.
Progestogen dapat menurunkan toleransi glukosa dan pasien diabetes harus dimonitor dengan baik.
Progestogen dapat menurunkan toleransi glukosa dan pasien diabetes harus dimonitor dengan baik.
FK:
abs: diserap ketika diberikan oral, dubur, atau vagina, dan cepat diserap dari
tempat suntikan intramuskular. Dilaporkan trdpt pada ASI, dist: ikatan protein
tinggi, met: hati, eks: urin dan feses dalam bentuk as glukoronat
Pemberian:
biasanya scr i.m 100mg per 2minggu selama 6 bulan, alternatif : 104 mg dalam
0.65 mL secara subkutan setiap 12-14 minggu.
Somatostatin Analog
Somatostatin
(juga dikenal sebagai penghambat
hormon-hormon pertumbuhan (GHIH) atau faktor penghambat rilis somatotropin (SRIF)) adalah hormon peptida yang mengatur sistem endokrin dan mempengaruhi neurotransmisi dan proliferasi sel melalui interaksi dengan G-protein-coupled reseptor somatostatin dan inhibisi dari pelepasan hormon sekunder banyak.
Contoh: Octreotide
obat
ini digunakan untuk mengobati kondisi yang disebut acromegaly, disebabkan oleh
terlalu banyaknya hormon pertumbuhan dalam tubuh.
Indikasi:
§
Mengendalikan karsinoid metastatik & tumor
yang mensekresikan peptida intestinal vasoaktif
§
Mengendalikan & mengurangi kadar GH &
somatomedin dlm plasma pd pasien yg tdk dpat diatasi oleh radioterapi atau
agonis dopamin
Efek Farmakologi
§ Menghambat sekresi hormon,
seperti gastrin , cholecystokinin , glukagon , hormon pertumbuhan , insulin , secretin , polipeptida pankreas , TSH , dan peptida usus vasoaktif
§ Hal ini juga
telah ditunjukkan untuk menghasilkan analgesik efek, paling mungkin bertindak sebagai agonist parsial pada reseptor opioid
Efek Samping
§
reaksi di tempat suntikan Paling sering:
nyeri perut dengan kram, bradikardia, perubahan konduksi jantung, pencernaan
reaksi (termasuk mual / muntah dan diare atau) dan sembelit.
§
Less frequent : discolored feces,
dyspepsia, flatulence, hypothyroidism, steatorrhea, tenesmus Dikurangi
sering: berubah warna kotoran, dispepsia, perut kembung, hipotiroidisme,
steatorrhea, tenesmus
Table.2
Kategori kemoterapi berdasrkan esensinya (WHO,1999)
Esensial
|
Bermanfaat
|
Tidak esensial
|
17 obat yang dinilai esensial yang mana ratio
cost-benefit nya jelas:bleomycin, chlorambucil, cisplatin,
cyclophosphamide, cytarabine, dactinomycin, daunorubicin, doxorubicin,
etoposide, fluorouracil, mercaptopurine, methotrexate, prednisolone,
procarbazine, tamoxifen, vinblastine, and vincristine
|
12 yang mungkin bermanfaat pd kondisi klinis tertentu:busulfan,
carboplatin, flutamide, folinic acid, gonadorelin analogues,
interferon alfa, melphalan, megestrol, mitomycin, mitoxantrone,
paclitaxel, and vinorelbine)
|
13 diputuskan tidak esensial:aminoglutethimide,
anastrozole, altretamine, carmustine, dacarbazine, docetaxel,
epirubicin, gemcitabine, ifosfamide, irinotecan, lomustine, raltitrexed, and
topotecan
|
Efek Samping Obat Kemoterapi
Kemoterapi
o mielosupresi
: neutropenia dan trombositopenia à mudah
infeksi, perdarahan
o kerusakan
membran mukosa
o gangguan
sel yang membelah cepat fisiologis à alopecia dan infertilitas
o teratogenik
terhadap ginjal (sisplastin) , syaraf (vincristin)
Efek
samping kemoterapi pada organ tertentu:
1.
pada hati
jenis obat: busulfan ,
dacarbazine, dactinomycin, doxorubicin, floxuridine , flutamide,
hydroxycarbamide, methotrexate, mitomycin, mitoxantrone, tamoxifen, tioguanine
2.
pada kulit dan kuku
o Alopecia:
doxorubicin and other anthracyclines, cyclophosphamide, ifosfamide, etoposide,
or teniposide, the taxanes docetaxel and paclitaxel, and topotecan
o Hiperpigmentasi:
The alkylating agents and some antibiotic antineoplastics
o Distropic:
taxanes
o Fotosensitif:
methotrexate
o hyperkeratotic
and sclerotic lesions: bleomisin
o Erythematous:
dactinomisin
3.
Pada jantung
Obatnya: busulfan, carmustine, cisplatin,
cytarabine, etoposide, mitomycin, paclitaxel, pentostatin, and vincristine
Table 3. kemoterapi secara umum
(Martindale 35)
Drugs and Administration
|
Cycle
|
Typically used for
|
Doxorubicin
30 mg/m2 iv day 1;
carmustine
30 mg/m2 iv day 1;
cyclophosphamide
100 mg/m2 oral days 22–25; and
melphalan
6 mg/m2 oral days 22–25.
|
42
days
|
Multiple
myeloma
|
Doxorubicin
25 mg/m2 iv days 1, 15;
vinblastine
6 mg/m2 iv days 1, 15; and
dacarbazine
375 mg/m2 iv days 1, 15.
|
28
days
|
Lymphomas
|
Doxorubicin
60 mg/m2 iv day 1 and
cyclophosphamide
600 mg/m2 iv day 1.
|
21
days (for 4 cycles; some studies used up to 8 cycles)
|
Breast
cancer
|
As
above, then followed by
paclitaxel
175 mg/m2 iv day 1.
|
21
days (further 4 cycles)
|
Breast
cancer
|
Doxorubicin
60 mg/m2 iv day 1;
cyclophosphamide
600 mg/m2 iv day 1; and
trastuzumab
4 mg/kg iv loading dose on day 1 then 2 mg/kg once each week.
|
21
days (for 6 cycles)
|
Breast
cancer (HER2 overexpressing)
|
Doxorubicin
45 mg/m2 iv day 1;
cyclophosphamide
1 g/m2 iv day 1; and
etoposide
50 mg/m2 iv days 1–5.
|
21
days
|
Small
cell lung cancer
|
Doxorubicin
60 mg/m2 iv day 1 and
paclitaxel
200 mg/m2 iv day 1.
|
21
days (for 4 cycles)
|
Breast
cancer
|
Doxorubicin
50 mg/m2 iv day 1 and
docetaxel
75 mg/m2 iv day 1.
|
21
days (for up to 8 cycles)
|
Breast
cancer (metastatic)
|
Carmustine
60 mg/m2 iv day 1;
etoposide
75 mg/m2 iv days 2–5;
cytarabine
100 mg/m2twice daily iv days 2–5; and
melphalan
30 mg/m2 iv day 6.
|
usually
28 to 42 days
|
Lymphomas
(salvage)
|
etoposide
100 mg/m2 iv days 1–5; and
cisplatin
20 mg/m2 iv days 1–5.
|
21
days (for 4 cycles)
|
Testicular
cancer
|
Cyclophosphamide
500 mg/m2 iv day 1;
doxorubicin
50 mg/m2 iv day 1; and
fluorouracil
500 mg/m2 iv day 1.
|
21
days
|
Breast
cancer
|
Cyclophosphamide
750 mg/m2 iv day 1;
doxorubicin
50 mg/m2 iv day 1; and
prednisone
40 mg/m2 oral days 1–5.
|
28
days
|
Chronic
lymphocytic leukaemia
|
Cyclophosphamide
500 mg/m2 iv day 1;
doxorubicin
50 mg/m2 iv day 1; and
cisplatin
50 mg/m2 iv day 1
(these
doses are optimised from the original 600 mg/m2, 45 mg/m2, and
50 mg/m2 respectively).
|
21
days (for 6 cycles)
|
Ovarian
cancer
|
Cyclophosphamide
900 mg/m2 iv day 1;
doxorubicin
45 mg/m2 iv day 1; and
vincristine
2 mg iv day 1.
|
21
days (for 6 cycles)
|
Small
cell lung cancer
|
Cyclophosphamide
750 mg/m2 iv day 1;
doxorubicin
50 mg/m2 iv day 1;
vincristine
1.4 mg/m2 (max. 2 mg) iv day 1; and
prednisone
100 mg oral days 1–5.
|
21
days (for 6 to 8 cycles)
|
Lymphomas,
chronic lymphocytic leukaemia
|
Cyclophosphamide
100 mg/m2 oral days 1–14;
methotrexate
40 mg/m2 iv days 1, 8; and
fluorouracil
600 mg/m2 iv days 1, 8.
|
28
days
|
Breast
cancer
|
Cyclophosphamide
600 mg/m2 iv day 1;
methotrexate
40 mg/m2 iv day 1; and
fluorouracil
600 mg/m2 iv day 1.
|
21
days
|
Breast
cancer
|
Cyclophosphamide
750 mg/m2 iv day 1;
methotrexate
40 mg/m2 iv days 1, 8; and
fluorouracil
600 mg/m2 iv days 1, 8.
|
28
days
|
Breast
cancer
|
Cisplatin
100 mg/m2 iv day 2;
methotrexate
30 mg/m2 iv days 1, 8; and
vinblastine
4 mg/m2 iv days 1, 8.
|
21
days
|
Bladder
cancer
|
Cyclophosphamide
800 mg/m2 iv day 1;
vincristine
2 mg iv day 1; and
prednisone
60 mg/m2 oral days 1–5, then tapered over days 6–8.
|
21
days (for 6 cycles)
|
Lymphomas
(the original report of this regimen used a 14-day cycle)
|
Cisplatin
100 mg/m2 iv day 1 and
cyclophosphamide
600 mg/m2 iv day 1
or
carboplatin
300 mg/m2 iv day1 and
cyclophosphamide
600 mg/m2 iv day 1.
|
28
days (for 6 cycles)
|
Ovarian
cancer
|
Cyclophosphamide
500 mg/m2 iv day 1;
doxorubicin
50 mg/m2 iv day 1; and
dacarbazine
250 mg/m2 iv days 1–5.
|
21
days
|
Sarcoma
(alternative versions of this regimen using vincristine on day 1 only have
also been reported)
|
Dacarbazine
220 mg/m2 iv days 1–3, 22–24;
cisplatin
25 mg/m2 iv days 1–3, 22–24;
carmustine
150 mg/m2 iv day 1; and
tamoxifen
10 mg oral twice daily.
|
42
days
|
Melanoma
(metastatic)
|
Dexamethasone
40 mg oral or iv days 1–4;
cytarabine
2 g/m2 iv over 3 hrs, repeated after 12 hrs, day 2;
and
cisplatin
100 mg/m2 iv over 24 hrs, day 1.
|
21–28
days
|
Lymphomas
(salvage)
|
Etoposide
120 mg/m2 iv days 4–6;
doxorubicin
20 mg/m2 iv days 1, 7; and
cisplatin
40 mg/m2 iv days 2, 8.
|
21–28
days
|
Stomach
cancer
|
Etoposide
100 mg/m2 iv days 1–3 and
carboplatin
450 mg/m2 iv day 1.
|
28
days
|
Small
cell lung cancer
|
Etoposide
100 mg/m2 iv days 1–3 and
carboplatin
325 mg/m2 iv day 1.
|
21
days
|
Non-small
cell lung cancer
|
Epirubicin
50 mg/m2 iv day 1;
cisplatin
60 mg/m2 iv day 1; and
fluorouracil
200 mg/m2daily continuous iv.
|
21
days (for up to 8 cycles)
|
Stomach
cancer
|
Etoposide
100–200 mg/m2 continuous iv, days 1–4;
dexamethasone
40 mg oral or iv days 1–5;
cytarabine
1 g/m2 iv day 5; and
cisplatin
20 mg/m2continuous iv, days 1–4.
|
21–28
days
|
Multiple
myeloma (salvage), lymphomas
|
Etoposide
100 mg/m2 iv days 1, 2;
methotrexate
300 mg/m2 iv over 12 hrs, day 1;
folinic
acid 15 mg oral or im, twice daily for 4 doses, starting day 2; and
dactinomycin
500 micrograms iv days 1, 2.
with
cyclophosphamide
600 mg/m2 iv day 8 and
vincristine
1 mg/m2 iv(a) day 8.
or
etoposide
150 mg/m2 iv day 8 and
cisplatin
75 mg/m2 iv day 8.
|
14
days
|
Gestational
trophoblastic tumours
|
Etoposide
80 mg/m2 iv days 1–3 and
cisplatin
80 mg/m2 iv day 1.
|
21
days
|
Small
cell lung cancer (standard
dose – other versions exist)
|
Etoposide
80 mg/m2 iv days 1–5 and
cisplatin
27 mg/m2 iv days 1–5.
|
21
days
|
Small
cell lung cancer (high dose)
|
Etoposide
100 mg/m2 iv day 1, then 200 mg/m2 oral days 2–4
and
cisplatin
75 mg/m2 iv day 1.
|
21
days
|
Small
cell lung cancer
|
Etoposide
50 mg/m2continuous iv days 1–4;
doxorubicin
10 mg/m2continuous iv days 1–4;
cyclophosphamide
750 mg/m2 iv day 5; and
prednisone
60 mg/m2 oral days 1–5.
|
21
days
|
Lymphomas
(salvage)
|
Etoposide
40 mg/m2 iv days 1–4;
methylprednisolone
250–500mg iv days 1–5;
cisplatin
25 mg/m2continuous iv days 1–4; and
cytarabine
2 g/m2 iv day 5.
|
21–28
days (for up to 8 cycles)
|
Lymphomas
(salvage)
|
Fluorouracil
600 mg/m2 iv days 1, 8, 29, 36;
doxorubicin
30 mg/m2 iv days 1, 29; and
mitomycin
10 mg/m2 iv day 1.
|
56
days
|
Stomach
cancer, pancreatic cancer
|
Fluorouracil
1.5 g/m2 iv day 1;
doxorubicin
30 mg/m2 iv day 15;
methotrexate
1.5 g/m2 iv day 1, 1 hour before fluorouracil; and
folinic
acid 15 mg/m2 oral every 6 hrs for 3 days, starting
24 hrs after methotrexate.
|
28
days
|
Stomach
cancer
|
Irinotecan
180 mg/m2 iv day 1;
folinic
acid 200 mg/m2 iv day 1; and
fluorouracil
400 mg/m2 iv bolus day 1, then 2.4 g/m2
continuous iv infusion (increased to 3 g/m2 from cycle 3 if
tolerated) over 46 hours.
|
14
days
|
Colorectal
cancer
|
Oxaliplatin
85 mg/m2 iv day 1;
folinic
acid 200 mg/m2 iv days 1, 2; and
fluorouracil
400 mg/m2 iv bolus then 600 mg/m2 continuous
iv infusion, days 1, 2
|
14
days
|
Colorectal
cancer (in addition to
FOLFOX6, below, other variants of the FOLFOX regimen exist; combination with
bevacizumab or cetuximab is also being tried)
|
Oxaliplatin
100 mg/m2 iv day 1;
folinic
acid 200 mg/m2 iv day 1; and
fluorouracil
400 mg/m2 iv bolus day 1, then 2.4 g/m2
continuous iv infusion, (increased to 3 g/m2 from cycle 3 if
tolerated) over 46 hours.
|
14
days
|
Colorectal
cancer
|
Fluorouracil
370 mg/m2 iv days 1–5 and
folinic
acid 200 mg/m2 iv days 1–5.
|
28–35
days
|
Colorectal
cancer
|
Fluorouracil
425 mg/m2 iv days 1–5 and
folinic
acid 20 mg/m2 iv day 1–5.
|
28–35
days
|
Stomach
cancer, colorectal cancer
|
Fluorouracil
400 mg/m2 iv bolus then 600 mg/m2 continuous
iv infusion, days 1, 2 and
folinic
acid 200 mg/m2 iv days 1, 2.
|
14
days
|
Colorectal
cancer
|
Gemcitabine
1 g/m2 iv days 1, 8, 15 and
cisplatin
70 mg/m2 iv day 2.
|
28
days
|
Bladder
cancer (metastatic)
|
Ifosfamide
5 g/m2 iv over 24hrs, day 1 (with mesna);
carboplatin
400 mg/m2 iv day 1; and
etoposide
100 mg/m2 iv days 1–3.
|
28
days (for 6 cycles)
|
Small
cell lung cancer
|
Irinotecan 80mg/m2
iv, day 1;
fluorouracil
2.3 g/m2 continuous iv infusion, day 1; and
folinic
acid 500 mg/m2 iv, day 1
|
7
days
|
Colorectal
cancer
|
Irinotecan 180mg/m2
iv, day 1;
fluorouracil
400 mg/m2 iv bolus then 600 mg/m2 continuous
iv infusion, days 1, 2; and
folinic
acid 200 mg/m2 iv, days 1,2
|
14
days
|
Colorectal
cancer
|
Irinotecan
125 mg/m2 iv;
fluorouracil
500 mg/m2 iv; and
folinic
acid 20 mg/m2 iv;
all
once a week for 4 weeks.
|
42
days
|
Colorectal
cancer
|
Course
A:
Cyclophosphamide
300 mg/m2 iv every 12 hrs, days 1–3;
doxorubicin
50 mg/m2 iv day 4;
vincristine
2 mg iv days 4, 11; and
dexamethasone
40 mg iv or oral, days 1–4, 11–14.
CNS
prophylaxis
Methotrexate
12 mg intrathecal, day 2 and
cytarabine
100 mg intrathecal, day 8.
Course
B:
Methotrexate
200 mg/m2 iv over 2 hrs, then 800 mg/m2
iv over 24 hrs, day 1;
folinic
acid 15 mg iv every 6 hrs for 8 doses, from 24 hrs after
methotrexate (increased to 50 mg iv every 6 hrs if methotrexate
levels are high);
methylprednisolone
50 mg iv every 12 hrs, days 1–3; and
cytarabine
3 g/m2every 12 hrs, days 2, 3.
|
4
cycles of A alternated with 4 cycles of B, given over as short a period as
possible; the number of A cycles in which CNS prophylaxis is given varies with
expected risk of CNS disease
|
Lymphomas,
adult acute lymphoblastic leukaemia (some variants of this regimen exist,
including the substitution of daunorubicin 60mg/m2 for doxorubicin
in course A, the omission of methylprednisolone and addition of oral bicarbonate
in course B, and simplification of methotrexate and folinic acid dosing;
mesna, which was given in course A of the original regimen, is usually
omitted)
|
carmustine
500 micrograms/kg iv day 1;
cyclophosphamide
10 mg/kg iv day 1;
melphalan
250 micrograms/kg oral days 1–4 or 100 micrograms/kg oral
days 1–7 or 1–10; and
prednisone
1 mg/kg oral, days 1–7, then taper and discontinue by day 21 unless
hypercalcaemia or bone disease persist.
|
35
days
|
Multiple
myeloma
|
Methotrexate
400 mg/m2 iv days 8, 36, 64 (as 100 mg/m2 iv bolus, then
300 mg/m2 iv over 4 hrs);
folinic
acid 15 mg oral every 6 hrs for 6 doses, from 24 hrs after
methotrexate;
doxorubicin
50 mg/m2 iv days 1, 15, 29, 43, 57, 71;
cyclophosphamide
350 mg/m2 iv days 1, 15, 29, 43, 57, 71;
prednisone
75 mg oral, daily for 10 weeks then tapered over 15 days.
|
12
weeks
|
Lymphomas
|
Mitomycin
6 mg/m2 iv day 2;
ifosfamide
3 g/m2 iv day 2; and
cisplatin
120 mg/m2 iv day 1.
|
21
days
|
Non-small
cell lung cancer
|
Mitomycin
6 mg/m2 iv day 1;
ifosfamide
3 g/m2 iv day 1; and
cisplatin
50 mg/m2 iv day 1.
|
21
days
|
Non-small
cell lung cancer
|
Chlormethine
6 mg/m2 iv days 1, 8;
vincristine
1.4 mg/m2 (max. 2 mg), days 1, 8;
procarbazine
100 mg/m2 oral days 1–14; and
prednisone
40 mg/m2 oral days 1–14, cycles 1, 4.
|
28
days (for 6 cycles)
|
Lymphomas,
Hodgkin's disease
|
Methotrexate
30 mg/m2 iv days 1, 15, 22;
vinblastine
3 mg/m2 iv days 2, 15, 22;
doxorubicin
30 mg/m2 iv day 2; and
cisplatin
70 mg/m2 iv day 2.
|
usually
28 days
|
Bladder
cancer
|
Mitomycin
8 mg/m2 iv day 1, cycles 1 and 2, day 15 cycle 3;
vinblastine
4 mg/m2 iv day 1, cycle 1
2 mg/m2
iv day 8, cycle 1
4.5 mg/m2
iv days 15, 22, cycle 1
4.5 mg/m2
iv days 1, 15, cycle 2 and later; and
cisplatin
120 mg/m2 iv day 1
|
28
days
|
Non-small
cell lung cancer (neoadjuvant)
|
Mitomycin
8 mg/m2 iv day 1, cycles 1 and 2, day 15 cycle 3;
vindesine
3 mg/m2 iv days 1, 8, 15, 22, day 1 of cycle 2, then every 2
weeks until the 15th week; and
cisplatin
120 mg/m2 iv day 1, for 3 cycles.
|
28
days
|
Non-small
cell lung cancer (neoadjuvant)
|
Mitomycin
8 mg/m2 iv day 1, cycles 1 and 2, day 15 cycle 3;
vinorelbine
25 mg/m2 iv once a week for 16 weeks; and
cisplatin
120 mg/m2 iv day 1, for 3 cycles.
|
28
days
|
Non-small
cell lung cancer (neoadjuvant)
|
Cisplatin
50 mg/m2 iv day 1;
doxorubicin
50 mg/m2 iv day 1; and
cyclophosphamide
500 mg/m2 iv day 1.
|
21
days (for up to 8 cycles)
|
Thymoma
|
Paclitaxel
175 mg/m2 iv day 1 and
carboplatin
– adjust dose to AUC of 7.5 mg/mL/minute by Calvert formula, iv day 1.
|
21
days (for 6 cycles)
|
Ovarian
cancer
|
Paclitaxel
135 mg/m2continuous iv over 24 hrs, day 1 and
cisplatin
75 mg/m2 iv day 1.
|
21
days (for 6 cycles)
|
Ovarian
cancer
|
Paclitaxel
175 mg/m2 iv on day 1 and
trastuzumab
4 mg/kg iv loading dose on day 1 then 2 mg/kg once each week.
|
21
days
|
Breast
cancer (HER2 overexpressing)
|
Paclitaxel
90 mg/m2 iv on day 1 and
trastuzumab
4 mg/kg iv loading dose on day 1 then 2 mg/kg once each week.
|
7
days
|
Breast
cancer (HER2 overexpressing)
|
Procarbazine
60 mg/m2 oral days 8–21;
lomustine
110 mg/m2 oral day 1; and
|
42–56
days
|
Gliomas
(adjuvant)
|
See EP
|
||
Prednisone
60 mg/m2 oral days 1–14;
doxorubicin
25 mg/m2 iv day 1;
cyclophosphamide
650 mg/m2 iv day 1;
etoposide
120 mg/m2 iv day 1;
cytarabine
300 mg/m2 iv day 8;
methotrexate
120 mg/m2 iv day 8; and
folinic
acid 25 mg/m2 oral every 6 hrs for 4 doses, from
24 hrs after methotrexate.
|
21
days
|
Lymphomas
|
See
VBP
|
||
Streptozocin
1 g/m2 iv days 1, 8, 29, 36;
mitomycin
10 mg/m2 iv day 1; and
fluorouracil
600 mg/m2 iv days 1, 8, 29, 36.
|
56
days
|
Pancreatic
cancer
|
Doxorubicin
25 mg/m2 iv days 1, 15;
vinblastine
6 mg/m2 iv days 1, 15;
chlormethine
6 mg/m2 iv day 1;
vincristine
1.4 mg/m2 iv (max 2mg) days 8, 22;
etoposide
60 mg/m2 iv days 15, 16;
prednisone
40 mg/m2 oral on alternate days for 10 weeks then tapered by
10 mg on alternate days.
|
28
days (for 3 cycles)
|
Hodgkin's
disease
|
Vincristine
400 micrograms iv days 1–4;
doxorubicin
9 mg/m2 iv days 1–4; and
dexamethasone
40 mg oral days 1–4, 9–12, 17–20.
|
28
days (usually for 4 cycles)
|
Multiple
myeloma
|
Vincristine
1 mg iv day 1;
carmustine
30 mg/m2 iv day 1;
doxorubicin
30 mg/m2 iv day 1; and
prednisone
60 mg/m2 oral or parenteral (may be rounded to 100 mg
oral) days 1–4.
|
21
or 28 days
|
Multiple
myeloma
|
Vinblastine
150 micrograms/kg iv days 1, 2;
cisplatin
20 mg/m2 iv days 1–5.
|
21
days
|
Germ-cell
(ovarian, testicular) cancer
|
Vincristine
1 mg iv day 1;
melphalan
9 mg/m2 oral days 1–4;
cyclophosphamide
500 mg/m2 iv day 1; and
prednisone
60 mg/m2 oral or parenteral, days 1–4.
|
28
days
|
Multiple
myeloma
|
Vinblastine
110 micrograms/kg iv days 1, 2;
ifosfamide
1.2 g/m2 iv days 1–5 (with mesna); and
cisplatin
20 mg/m2 iv days 1–5.
|
21
days (for 4 cycles)
|
Germ-cell
(especially testicular) cancer
|
Etoposide
75mg/m2 iv days 1–5;
ifosfamide
1.2 g/m2 iv days 1–5 (with mesna); and
cisplatin
20mg/m2 iv days 1–5.
|
21
days (for 4 cycles)
|
Germ-cell
(especially testicular) cancer
|
Tabel.4 Daftar obat-obat kanker yang
beredar di Indonesia (ISO 41, PIO)
Antimetabolit
No
|
Nama Obat
|
Indikasi
|
Sediaan
|
1
|
Cytarabin
|
Leukimia
|
Cytarabine
DBL®, Cytosar-U
|
2
|
Fluorouracil
|
Kanker
payudara, kanker colorectal, kanker pancreas, kanker esophagus, leher dan
kepala.
|
Curacil,
Fluorouracil DBL, 5 Fluorouracil EBW, Fluradecyl
|
3
|
Hidroksiurea
|
Pengobatan
untuk melanoma, leukemia myelositik
kronik refraktori, relaps dan refraktori kanker ovarium metastatik,
obat radiosensitivitas pada pengobatan squamus sel leher dan kepala (termasuk
kanker bibir)
|
Hydrea
|
4
|
Metotrexat
|
Leukimia,
karsinoma payudara, karsinoma leher dan karsinoma kepala,karsinoma paru, osteosarkoma,
sarcoma jaringan lunak, karsinoma saluran gastrointestinal, karsinoma
esofagus, karsinoma testes, karsinoma limfoma
|
Cytosafe
Methotrexat, Methotrexate DBL, Methotrexate Kalbe
|
5
|
Mercaptopurin
|
Leukimia
akut pada anak
|
Puri-Nethol
|
Antimikrotubula
No
|
Nama
Obat
|
Indikasi
|
Sediaan
|
1
|
Vinkristin
|
Pengobatan
untuk leukimia, penyakit Limphoma Hodgkin dan non-Hodgkin , tumor Wilms
(tumor ginjal ganas), neoroblastoma, rabdomyosarkoma (tumor otot lurik).
|
Vincristine
Sulphate DBL, Vincristine Kalbe, Vincristine PCH, Cytosafe Vinkcristine
|
2
|
Vinblastin
|
Pengobatan
limphoma Hodgkin dan non-Hodgkin, karbinoma testis, paru, kepala dan leher,
payudara,ginja
|
Vinblastine
PCH, Vinblastine Sulphate DBL
|
3
|
Paclitaxel
|
Kanker
ovarium, kanker payudara
|
Taxol
|
4
|
Docetaxel
|
Kanker
ovarium, kanker payudara
|
Taxotere
|
Penghambat
Topoisomerase
No
|
NamaObat
|
Indikasi
|
Sediaan
|
1
|
Topotecan
|
Kanker
ovarium
|
Hycamtin
|
2
|
doxorubisin
|
Pengobatan
untuk leukimia, limfoma, multipel myeloma, osseous dan nonosseous sarkoma,
mesoteliomas, germ sel tumor dari ovarium atau testis, karsinoma kepala dan
leher, tyroid, paru-paru, payudara, lambung, pancreas, hati, ovarium, saluran
kencing, prostat, uterus, dan neuroblastoma.
|
Adriamycin
RD, Carcinocin, Cytosafe Doxorubicin HCl
|
3
|
Etoposid
|
Pengobatan
untuk tumor testikular refraktori, pengobatan kanker paru jenis sel kecil (
SCLC)
|
Vepeside,
Etoposide DBL, Etoposid Ebewe
|
Agen
Pengalkilasi
No
|
Nama
Obat
|
Indikasi
|
Sediaan
|
1
|
Busulfan
|
Leukemia
|
Myleran
|
2
|
Klorambusil
|
Kanker
payudara, kanker ovarium, kanker testis
|
Leukeran
|
3
|
Cisplatin
|
Pengobatan
kanker saluran urin, testis dan ovarium
|
Cisplatin
DBL, Cytosafe Cisplatin, Cisplatin Ebewe
|
4
|
Siklofosfamid
|
Leukimia,
limfoma, kanker payudara, testis, ovariu, paru
|
Cyclophosphamide
Kalbe, Endoxan – Asta Lyophilisate
|
5
|
Dakarbasin
|
Pengobatan
untuk melanoma malignan, Penyakit Hodgkin, karsinoma jaringan lunak,
fibrosarkomas, rabdomiosarkoma, sel islet karsinoma, karsinoma medulari dari
tiroid, dan neuroblastoma.
|
Dacarbazine
DBL, DTIC
|
6
|
Ifosfamid
|
Leukimia,
limfoma, kanker payudara, testis, ovariu, paru
|
Holoxan
|
7
|
Cisplatin
|
Kanker testis, ovarium
|
Platamine
RTU,platinol
|
8
|
Carboplatin
|
Kanker Ovarium
|
Paraplatin
|
Agen
Miscellaneous
No
|
Nama
Obat
|
Indikasi
|
Sediaan
|
1
|
Asparaginase
|
Pengobatan
leukimia limfositik akut, limfoma
|
Elspar,
Leunase
|
2
|
Bleomicin
|
Pengobatan melanoma, sarkoma, testikular karsinoma,
lymphoma Hodgkin dan limphona non-Hodgkin
|
Blenamax,
Bleocin
|
Imonoterapi
No
|
Nama
Obat
|
Indikasi
|
Sediaan
|
1
|
Interferon-alfa
|
Leukemia
|
IFN-alfa
2, Intron-A
|
2
|
Interleukin-2
|
Kanker
ginjal, melanoma
|
IL-2,
Proleukin
|
Agen
Endokrin
No
|
Nama
Obat
|
Indikasi
|
Sediaan
|
1
|
Flutamid
|
Kanker
Prostat
|
Eulexin
|
2
|
Tamoxifen
|
Pengobatan
paliatif atau terapi tambahan pada kanker payudara stadium lanjut; mengurangi
risiko (invasive) kanker payudara pada wanita dengan Ductal Carcinoma In Situ
(DCIS); terapi kanker payudara yang
sudah metastasis pada wanita dan pria
|
Nolvadex,
Tamofen, Tamoplex, Tamoxifen Ebewe
|
Pedoman Nyeri Pada Pasien Kanker (WHO)
Menurut Kaiser Permananete Algorith for Pain Manajement in
Patient with Advance Malignant Disease
Nyeri Ringan
|
Dosis maks perhari:
Paracetamol
4,0 g
Ibuprofen
3,2 g
Naprofen
1,0 g
|
Obat:
Analgesik Non opioid
AINS
|
Prinsip terapi
- Cek frekuensi/ lama sakit/ lama timbulnya/penyebab nyeri secara teratur
- Jika terdapat nyeri tulang, pemakaian AINS harus secara teratur
- Selalu gunakan satu obat sampai dosis maks tercapai, sebelum mengganti dengan obat lain yanglebih berkhasiat, keculai nyeri benar-benar tidak dapat dikontrol
-
Respon
Nyeri ringan/ sedang
|
Dosis maks perhari
Paracetamol 4,0 g
Amitriptilin 10-50 mg
Imipramin 10-50 mg
Doksepin 10-50 mg
Prednisone titrasi
Deksametasok titrasi
|
Obat:
Paracetamol
AINS kombinasi
Dengan opioid
Tambahan:
Antidepresan trisiklik
Antikonvulsan
Steroid
Radiopharmaceuticals
|
Prinsip
1.
Cek frekuensi/ lama sakit/ waktu timbulnya nyeri
secara teratur
2.
Selama terdapat nyeri tulang pemakaian AINS bersama
opioid harus secara teratur
3.
Penatalaksanaan nyeri harus selalu terlebihdahulu
dibandingkan dengan terapi yang lain
4.
Tentukan tempat nyeri terutama pada tulang harus
segera dievaluasi untuk alternative alergi seperti radiasi/
radiopharmaceuticals
5.
Pemeriksaan secara tepat dan riwayat alegi opiate
adalah penting. Harus dibedakan antara alergi, sensitive, dan efek samping
6.
Selalu gunakan satu obat sampai dosis maksimum
tercapai bila memungkinkan
7.
Jika nyeri bersifat terus menerus atau sering
kambuh, gunakan dosis pencegah/ sebelum nyeri muncul
8.
Pertimbangkan terapi tambahan apabila memungkinkan
9.
Jika menggunakan opioid, cegah sembelit dengan
pencahar
Nyeri Ringan/ Sedang
|
Dosis Maksimum Per hari
|
Obat: Opioid Analgesik
AINS
Tambahan:
Antidepresan Trisiklik
Antikonvulsan
Steroid
|
Oksikodon titrasi
Morfin titrasi
Hidromorfon Titrasi
Metadon Titrasi
AINS
Steroid
Trisiklik
Antikonvulsan
|
Prinsip Terapi
1.
Cek frekuensi/ lama sakit/ waktu timbulnya/ penyebab
nyeri secara teratur
2.
Morfin seringkali menjadi pilihan pada kategori berikut:
·
Tersedia berbagai produk
·
Banyak pilihan rute pemberian (missal: Oral, rectal,
IM, SC, IV, intratekal)
·
Terdapat data ekivalensi dosis pada berbagai rute
tersebut
3.
Tidak ada batasan dosis opiate dalam praktek
sehari-hari, dapat dititrasi sesuai respon pasien. Jika terjadi kejang
myoklonal pertimbangkan diganti dengan opiate lain
4.
Penaatalaksanaan nyeri haruslah RTC , dengan produk
lepas berkala dan lepas segera untuk mengatasi nyei berat
5.
Gunakan semua terapi tambahan untuk meminimalklan
kenaikan dosis
6.
Control nyeri pada awal yang memerlukan dosis yang
lebih tinggi dari dosis pemeliharaan
7.
Fentanil patch yang diletakkan setiap 72 jam dapat
memberikan kenyamanan pengaturan dosis jika pasien mendapatkan dosis oral yang
stabil/ tetap
8.
Kondisi khusus seperti nyeri yang timbul tiba-tiba
atau mendadak hilang terutama disepanjang jalur saraf/ neuralgia mungkin
memerlukan tambahan berupa antikonvulsan atau antidepresan trisiklik
9.
Kapan pun digunakan terapi non obat seperti radiasi,
kemoterapi, surgical
10. Jika menggunakan opioid
cegah sembelit dengan pencahar
11. Apapun laporan tentang
nyeri yang baru muncul, harus dikaji ulang
12.
|
Obat-obat Antimuntah untuk
Mual muntah akibat kemoterapi
Mengingat rumitnya mekanisme
yang terlibat dalam proses muntah, tidak mengherankan bila obat-obat antiemetik
hadir dalam berbagai kelas dan rentang aktivitas. Tidak semua kelas obat
antiemetik, efektif mengendalikan mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi.
Kategori utama obat-obat yang digunakan untuk mengendalikan mual muntah akibat
kemoterapi mencakup:
1. Fenotiazin
1. Fenotiazin
Kelompok
pertama obat-obat yang efektif sebagai obat antimuntah, fenotiazin, misalnya proklorperazin,
bekerja menghambat reseptor dopamin. Obat kelompok ini efektif terhadap efek muntah
ringan sampai sedang dari obat-obat kemoterapi. Walaupun meningkatkan dosis memperbaiki
aktivitas antiemetik, efek samping, termasuk hipotensi dan kegelisahan, merupakan
hambatan. Efek samping lain yang sering timbul adalah gejala ekstrapiramidal
dan sedasi.
2. Pengganti Benzamid
Satu di
antaranya, metoklopramid sangat efektif pada dosis tinggi terhadap obat
penyebab muntah yang kuat (misalnya sisplatin). Obat ini dapat mencegah muntah
pada 30 – 40% pasien dan mengurangi muntah pada sebagian besar pasien. Namun mengingat
dosis efektifnya cukup tinggi, efek samping perlu diperhatikan, misalnya
sedasi, diare, gejala ekstrapiramidal. Efek samping ini membatasi penggunaan
dosis besar dan paling sering timbul pada pasien-pasien muda.
3. Butirofenon
Contoh
kelompok ini adalah haloperidol, droperidol, dan domperidon; bekerja menghambat
reseptor dopamin (antagonis D2). Butirofenon merupakan obat antimuntah dengan efektivitas
sedang; dosis tinggi haloperidol hampir sama efektif dengan metoklopramid dosis
tinggi dalam mencegah muntah yang disebabkan sisplatin. Efek samping yang sering
timbul adalah kram perut.
4. Benzodiazepin
Potensi
antimuntah lorazepam dan alprazolam rendah. Efeknya mungkin disebabkan dari efek
sedasi, ansiolitik, dan amnesiknya. Sifat-sifat ini yang mendasari penggunaan
kelompok ini dalam mengobati muntah tipe antisipatori.
5. Kortikosteroid
Deksametason
dan metilprednisolon yang digunakan tunggal efektif untuk kemoterapi penyebab
muntah yang ringan sampai sedang. Mekanisme efek antimuntahnya tidak diketahui
pasti, tetapi diduga melibatkan penghambatan prostaglandin. Obat-obat ini dapat
menyebabkan insomnia dan hiperglikemia pada pasien diabetes melitus.
6. Kanabinoid
Derivat
mariyuana, termasuk dronabinol dan nabilon, efektif terhadap kemoterapi
penyebab muntah yang sedang. Namun, kelompok ini jarang menjadi obat antimuntah
pilihan pertama mengingat efek sampingnya yang serius, termasuk disforia,
halusinasi, sedasi, vertigo, dan disorientasi. Meskipun memiliki sifat-sifat
psikotropik, namun efek antimuntah kanabioid tidak melibatkan otak. Kanabinoid
sintetik tidak memiliki aktivitas psikotropik, namun merupakan antimuntah.
7. Antagonis reseptor serotonin tipe 3 (5-HT3)
Antagonis
spesifik reseptor 5-HT3, ondansetron dan granisetron menghambat reseptor 5 HT3
di perifer secara selektif (serat aferen viseral) dan di otak (zona pemicu
kemoreseptor). Obat-obat ini dapat diberikan sebagai obat tunggal sebelum kemoterapi
(intravena atau per oral) dan efektif terhadap semua tingkatan terapi penyebab
muntah. Salah satu percobaan melaporkan kedua obat ini mencegah muntah pada
50-60% pasien yang diobati dengan sisplatin.6 Ondansetron juga
disetujui untuk mencegah mual dan/atau muntah pasca operasi. Dalam sebuah
penelitian uji klinik di Amerika Serikat, generasi terbaru golongan ini,
palonosetron 3,9, terbukti lebih efektif mengatasi dan mencegah mual muntah
akibat kemoterapi baik itu tipe akut maupun tipe lambat dibandingkan dengan
ondansetron dan granisetron. Efek samping yang sering dijumpai dari obat-obat
ini adalah nyeri kepala. Satu hal yang patut menjadi pertimbangan, obat
golongan ini sangat mahal.
8. Obat-obat kombinasi
Obat-obat
antimuntah sering dikombinasi dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan
menurunkan toksisitas. Kortikosteroid, paling sering deksametason, meningkatkan
aktivitas antimuntah bila diberikan bersama metoklopramid dosis tinggi,
antagonis reseptor 5-HT3, fenotiazin, butirofenon, golongan kanabinoid atau
golongan benzodiazepin. Antihistamin seperti difenhidramin sering diberikan
dalam kobinasi dengan metoklopropamid dosis tinggi untuk mengurangi efek
ekstrapiramidal, atau kortikosteroid, untuk mengatasi diare yang disebabkan
oleh metoklopramid.
Secara garis
besar, penatalaksanaan dalam mengatasi mual muntah akibat kemoterapi didasarkan
juga pada tipe mual muntah itu sendiri (tabel 1,2 dan 3). Antiemetik diberikan
sebagai profilaksis, kira-kira 30 sampai 60 menit sebelum pemberian obat
kemoterapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar