Google ads

Kamis, 21 Januari 2016

METODE PEMBUATAN OBAT





LARUTAN

Prosedur Pembuatan (skala lab)
1.  Botol dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan volume sediaan yg akan dibuat.
2.  Air sbg pelarut harus dididihkan, kmdn didinginkan (dgn ditutup pake kaca arloji)
3.  ZA dan eksipien dihaluskan dan ditimbang
4.  dibuat sirupus simplex (SS) sebagai pemanis dan pengental
5.  ZA dan eksipien berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir yg berbeda
6.  ZA dilarutkan ke dalam sejumlah volume pelarut sedikit2 sambil diaduk sampai larut sempurna. Tambahkan SS ke dalamnya
7.  Eksipien dilarutkan dgn cara yg sama ke dlm sebagian pelarut yg diperlukan. Kmdn masukkan ke (6). Aduk sampai homogen.
8.  flavour ditambahkan dalam bentuk terlarut (dlm pelarut yg dpt bercampur dgn pelarut yg digunakan)
9.  sisa pelarut ditambahkan sampai volume sediaan yg dibuat, aduk hingga homogen.
10.   Seluruh larutan disaring, kemudian dimasukkan ke dalam wadah botol yg sudah ditara sebelumnya. Kemudian tutup botolnya
botol diberi etiket, dimasukkan ke wadah sekunder dengan disertakan brosur dan sendok takar

Prosedur Pembuatan (skala industri)
1.     Gunakan aqua DM (sbg pelarut atau pembawa) yg sudah didihkan selama 15 menit untuk seluruh proses
2.     ZA dan eksipien yg diperlukan ditimbang dan dihaluskan dengan mesh 30
3.     dalam wadah double jacketed dibuat SS dengan cara: 65 bagian sukrosa dilaruikan dalam (metil paraben 0,25% b/v) aqua DM sehingga diperoleh 100 bagian sirup (FI III, 567). Aduk hingga larut dan biarkan mendidih 1 menit. Periksa kejenuhan larutan, dinginkan hingga temperatur larutan tidak lebih dari 60°C.
4.     melalui saringan mesh 60, pindahkan (3) ke dalam wadah yg sesuai (double jacketed). Aduk
5.     dalam wadah bersih larutkan ZA (dalam air atau etanol atau salah satu pelarut dengan kelarutan ZA plg tinggi. Aduk hingga larut sempurna.
6.     dalam wadah bersih lain larutkan pengawet
7.     dalam wadah bersih lain larutkan eksipien lain (selain flavour)
8.     tuang (5), (6), (7) ke dalam (4) melalui saringan atau mesh 150, aduk selama 10 menit, dinginkan hingga suhu 35-40°C
9.     periksa pH, untuk zat yg range pH-nya kecil maka harus didapar
10. dalam wadah bersih larutkan flavor, melalui mesh 150 masukkan ke dalam (4)
11. tambahkan ke dalam (4) aqua DM matang dingin hingga volume batch yg diperlukan. Aduk selama 30 menit.
12. periksa pH akhir, lakukan pengisian ke dalam botol (kemasan primer)
13. botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi registrasi, batch dan exp.date
masukkan ke dalam wadah sekunder disertai brosur dan sendok takar

ELIKSIR

Skala Lab
1.      Botol dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan volume yang akan dibuat
2.      Air sebagai pembawa harus dididihkan kemudian didinginkan.
3.      Bahan aktif dan bahan pembantu (jumlah yang diminta + evaluasi) ditimbang.
4.      Pembuatan larutan sakarosa (FI. III. 567). Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil paraben 0,25 % b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai pengental dan pemanis.
5.      Bahan aktif dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam satu pelarut yang paling melarutkan zat-zat tersebut. Apabila kelarutan bahan berkhasiat di dalam masing-masing pelarut yang akan dikombinasikan tidak tinggi, maka zat aktif dilarutkan sedikit demi sedikit ke dalam pelarut campur tersebut.
6.      Bahan pembantu dihaluskan dalam mortar kemudian dilarutkan dalam pelarut yang paling melarutkan zat-zat tersebut.
7.      Tambahkan berturut-turut larutan pengawet, larutan pewangi, larutan pewarna kedalam larutan zat aktif. (Sedapat mungkin penambahan zat-zat pembantu dalam keadaan terlarut)
8.      Tambahkan sisa pelarut campur
9.      Masukkan pemanis.
10.  Genapkan dengan air sampai volume yang diinginkan.
11.  Masukkan kedalam wadah, tutup dan beri etiket.
(Sumber : Modul Praktikum Semisolida, 2003, hal 15,18).

EMULSI

1. Botol dicuci, dikeringkan, dan ditara sesuai denan volume yang diinginkan
2. Semua bahan yang diperlukan ditimbang sebanyak yang dibutuhkan.
3. Didihkan air yang akan digunakan sebagai pembawa, dinginkan sebelum digunakan.
4. Lanjutkan sesuai metode pembuatan emulsi yang dipilih.

Prosedur pembuatan sediaan diantaranya dijelaskan pada dua pustaka:
  1. The art of Compounding, 1957, 9th ed., Hlm 327-329 & Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Howart  C. Ansel, ed. 4, 1989      
  2. RPS, 18th ed., Hlm. 1535-1536

Menurut The art of Compounding, 1957, 9th ed., Hlm 327-329 & Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Howart  C. Ansel, ed. 4, 1989
EMULGATOR HIDROFILIK
Metode Kontinental (Gom kering) ®  prosesnya cepat
1.      Membuat emulsi primer/awal/utama terlebih dahulu dengan perbandingan minyak : air : emulgator = 4 : 2  : 1. Cara membuatnya sbb : Masukkan emulgator/gom dalam mortir, tambahkan minyak. Aduk hingga tercampur baik. Tambahkan sekaligus air, aduk cepat hingga terbentuk emulsi utama yang encer, stabil dan mengeluarkan bunyi khas pada pergerakan alu.
2.      Tambahkan bahan formulatif lain (zat pengawet, penstabil, perasa, dll dilarutkan dahulu dalam sedikit fase luar baru dicampur dengan emulsi utama).
3.      Zat yang mengganggu stabilitas emulsi ditambahkan terakhir (misalnya elektrolit, garam logam, alkohol).
4.      Bila semua bahan sudah ditambahkan, emulsi dipindahkan ke gelas ukur dan sisa fase luar ditambah hingga volume yang diinginkan.


Metode Inggris (Gom basah) ® prosesnya lama
Cocok untuk membuat emulsi dari minyak-minyak yang sangat kental.
a.       Emulgator (misal CMC, Tilosa, Veegum, Bentonit) sebanyak.... dikembangkan terlebih dahulu sesuai dengan sifat masing-masing emulgator.
b.      membuat emulsi primer/awal/utama terlebih dahulu dengan perbandingan minyak : air : emulgator = 4 : 2  : 1. Cara membuatnya sbb: 1 bagian emulgator/gom dicampur dengan 2 bagian air hingga terbentuk mucilage. Tambahkan minyak sedikit demi sedikit, aduk cepat dan kekentalan dijaga dengan menambahkan air. Setelah terbentuk emulsi primer, teruskan pengocokan selama 1-3 menit.
c.       Bahan formulatif lainnya (zat pengawet, perasa, dll) ditambahkan dengan cara dilarutkan terlebih dahulu ke dalam sedikit fasa luar baru kemudian dicampurkan dengan emulsi utama.
d.      Zat yang mengganggu stabilitas emulsi ditambahkan terakhir (misalnya elektrolit, garam logam, alkohol).
e.       Sisa air ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk cepat sampai mencapai volume yang diinginkan.
EMULGATOR SURFAKTAN
  1. Bahan yang larut minyak dicampurkan dengan fasa minyak dan bahan yang larut air dicampurkan dengan fasa air.
  2. masing2 bahan tersebut dipanaskan pada suhu 70-750C (fasa air 700C dan fasa minyak 750C)
  3. Setelah larut sempurna, fasa internal dicampurkan ke dalam fasa eksternal sambil distirer dengan kecepatan tinggi selama waktu tertentu (sampai dingin)
  4. Emulsi yang telah homogen dimasukkan ke dalam botol yang telah ditara, kemudian tutup botolnya


Botol diberi etiket, kemudian dimasukkan ke dalam wadah sekunder yang dilengkapi dengansendok takar

SUSPENSI KERING

Skala Laboratorium
Cara tanpa granulasi
  1. Botol dicuci, dikeringkan, dan ditara
  2. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang dan diayak dengan mesh 30
  3. lakukan pencampuran bahan hingga homogen dengan Mixer selama kurang kebih 10 menit
  4. lakukan pengisian botol/kemasan primer (setelah sebelumnya dilakukan pengaturan alat pengisian, meliputi pengaturan bobot campuran yang masuk dan kecepatan pengisian)
  5. lakukan penandaan, beri etiket, brosur, sendok, dan kemasan sekunder
  6. lakukan evaluasi sediaan

Cara Granulasi
  1. zat aktif dan eksipien yang diperlukan ditimbang dan diayak dengan mesh 30
  2. campurkan massa yang akan digranulasi dalam mixer dan diaduk selama 10 menit
  3. tambahkan larutan pengikat atau pelarut pengikat (bila pengikat sudah dicampurkan dalam keadaan kering), aduk sehingga diperoleh massa yang dapat digranulasi
  4. granulasi basah dengan granulator mesh 10, lalu tampung dalam wadah bersih
  5. keringkan dalam FBD pada suhu 60-700C selama 30 menit
  6. ukur kadar air
  7. granulasi kering dengan granulator mesh 20
  8. tambahkan fines (zat aktif dan atau suspending agent), aduk dalam mixer selama kurang lebih 10 menit
  9. bila diperlukan pemanasan zat aktif yang hidrofob, maka ditambahkan zat pembasah dengan jalan disemprotkan ke dalam masa granul
  10. sampling QC hasil pencampuran akhir
  11. lakukan pengisian botol/kemasan primer (setelah sebelumnya dilakukan pengukuran alat pengisian, meliputi pengaturan bobot campuran yang masuk dan kecepatan pengisian). Botol sebelumnya telah ditara
  12. lakukan penandaan, beri etiket, brosur, sendok, dan kemasan sekunder
  13. lakukan evaluasi sediaan

Skala Industri
  1. gunakan aqua DM sebagai pelarut/pembawa yang sudah dididihkan selama 15 menit untuk seluruh proses
  2. seluruh bahan (zat aktif dan eksipien) ditimbang
  3. tampung dalam wadah bersih zat aktif (bila menggumpal ayak dengan mesh 30)
  4. jika menggunakan pembasah, tambahkan zat pembasah ke dalam zat aktif, aduk hingga homogen. Tambahkan aqua DM matang sedikit demi sedikit sampai terbentukmasa yang cukup basah
  5. dalam wadah bersih kembangkan suspending agent dan tambahkan pengawet
  6. dalam wadah steam double jacketed larutkan eksipien lain (kecuali flavor) dalam beberapa bagian aqua DM. Aduk sampai larut, biarkan mendidih selama 1 menit, lewatkan melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih
  7. tuangkan lagi ½ bagian (6) ke dalam (5) lalu lewatkan melalui Gollioid mill
  8. masukkan lagi ¼ bagian yang tersisa dari (6), panaskan pada temperatur 90-950C selama 30 menit, sambil stirer. Dinginkan sampai temperatur 400C
  9. Campur (4) dan ¼ bagian yang tersisa dari (6), panaskan pada temperatur 90-950C
  10. larutkan flavour dalam pelarut yang sesuai, aduk selama 15 menit
  11. tuangkan (9) ke dalam (8) sambil stirer kemudian tambahkan flavour yang telah dialrutkan sebelumnya
  12. pindahkan (11) melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih
  13. sampling QC
  14. Lakukan pengisian botol/kemasan primer, lakukan penandaan, beri etiket, brosur dan kemasan sekunder

SUSPENSI

Skala Lab
§  Botol dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai dengan volume yang akan dibuat
§  Aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
§  Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
§  Bahan pensuspensi yang akan digunakan (yang dalam formula contoh adalah Na CMC) dikembangkan dengan cara : dibuat dispersi stok hidrokoloid dengan menaburkan serbuk CMC Na secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC Na terbasahi, lalu aduk dengan cepat.
§  Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka sirupus simpleks yang dibuat dengan jalan (FI III hal 567) melarutkan 65 bagian sukrosa dalam larutan metil paraben 0,25% b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang berfungsi sebagai pengental dan pemanis.
§  Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit pembasah sampai homogen dalam mortir dan pindahkan ke dalam matkan.
§  Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam matkan.
§  Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen.
§  Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan dan adkan dengan air sampai dengan C mL (untuk eksipien berupa bahan pewarna dan flavour dibuat larutan stok terlebih dahulu sebelum ditambahkan pada campuran bahan dalam matkan).
§  Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditara, kemudian tutup botolnya.
§  Botol diberi etiket, dimasukkan ke dalam wadah sekunder disertai dengan brosur dan sendok


Skala Industri
1.      Gunakan aqua DM yang sudah dididihkan selama 15 menit untuk seluruh proses
2.      Seluruh bahan (ZA dan eksipien) ditimbang
3.      Tampung dalam wadah bersih Zat aktif (jika menggumpal ayak dengan mesh 30)
4.      Jika menggunakan pembasah, tambahkan pembasah ke dalam ZA, aduk homogen dalam ultra turax. Tambahkan aqua DM matang (30-350C) sedikit demi sedikit, aduk dengan colloid mill hingga terbentuk masa yang cukup basah
5.      Dalam wadah bersih kembangkan suspending agent dan tambahkan pengawet
6.      Dalam wadah steam double jacketed larutkan eksipien lain (kecuali flavor) dalam wadah beberapa aqua DM. Aduk sampai larut, biarkan mendidih selama 1 menit, lewatkan melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih.
7.      Tuangkan ½ bagian (6) ke dalam (7) lalu diaduk
8.      masukkan lagi ¼ bagian (6) ke dalam (7) lalu diaduk
9.      campur (4) dan ¼ bagian yang tersisa dari (6), panaskan pada temperatur 90-950C selama 30 menit, sambil di-stirer. Dinginkan sampai temperatur 400C.
10.  Larutkan flavor dalam pelarut yang sesuai, aduk selama 15 menit.
11.  tuangkan (9) ke dalam (8) sambil di-stirrer kemudian tambahkan flavor yang telah dilarutkan sebelumnya, aduk
12.  Pindahkan (11) melalui saringan mesh 100, tampung dalam wadah bersih
13.  sampling QC
14.  Lakukan pengisian suspensi ke dalam botol dengan menggunakan liquid filling automatic machine, selama pengisian juga lakukan sampling QC
15.  Botol diberi etiket dan kelengkapan penandaan sediaan, meliputi nomor register, batch dan tanggal kadaluarsa
16.  Botol dimasukkan ke dalam kemasan sekunder disertai dengan brosur dan sendok



INJEKSI

Skala Lab
A.     Larutan (Sterilisasi akhir)
Jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di bawah lampu natrium
1)             Zat aktif digerus dan ditimbang berlebih sesuai kebutuhan menggunakan kaca arloji, kemudian dimasukkan ke dalam gelas piala. Kaca arloji dibilas 2 kali dengan aqua pro injeksi
2)             Zat aktif dilarutkan dalam sejumlah tertentu aqua pro injeksi
3)             Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut, larutan tersebut kemudian dituang ke dalam gelas ukur sehingga volume tertentu di bawah volume akhir
4)             Kertas saring rangkap 2 yang akan digunakan untuk menyaring dibasahi sejumlah tertentu aqua pro injeksi terlebih dahulu, kemudian corong dipindahkan ke erlenmeyer lain yang telah steril
5)             Larutan yang ada di gelas ukur disaring ke dalam labu erlenmeyer yang telah disiapkan. IPC dilakukan dengan mengukur pH sediaan. Kekurangan aqua pro injeksi dituangkan sedikit demi sedikit untuk membilas gelas ukur lalu dituang ke gelas ukur. Air bilasan tersebut kemudian disaring lagi ke dalam erlenmeyer yang telah berisi filtrat larutan hingga volume total seluruh larutan genap ... mL
6)             Larutan yang telah disaring dituang ke dalam kolom reservoir melalui membran filter bakteri yang diletakkan di atas glass filter G5 (ukuran pori-pori 0,45 µm)
7)             Larutan dituang ke dalam buret steril kemudian ujungya ditutup dengan alumunium foil
8)             Sebelum diisikan ke dalam wadah, jarum buret dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70 %. Setiap wadah diisi dengan larutan ..C.. mL sesuai persyaratan volume FI IV
9)             Ampul/vial yang telah berisi zat aktif, bila diperlukan dialiri dengan gas nitrogen
10)         a. (Bila wadah ampul) Ampul ditutup dengan api dan disterilkan menggunakan autoklaf secara terbalik dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (121 OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
b. (Bila wadah vial) Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium cap, kemudian disterilkan menggunakan autoklaf dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (121 OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
11)         Setelah sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi sediaan
12)         Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat
Pencampuran eksipien dilakukan di awal, dengan cara melarutkan dahulu eksipien masing2 baru ditambahkan ke dalam larutan stok


B.     Larutan (Metode Aseptik)
Semua pengerjaan pembuatan sediaan dilakukan di bawah LAF, ruangan kelas 2 (jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di bawah lampu natrium)
1)             Semua bahan baku (zat aktif + eksipien) yang telah ditimbang disterilisasi dengan metode yang sesuai
2)             Prosedur 2-6 sama dengan yang tercantum pada metode sterilisasi akhir
6)             Larutan yang telah disaring, dituang ke dalam kolom reservoir melalui membran filter bakteri yang diletakkan di atas filter glass G3 (ukuran pori-pori 0,22 µm)
7)             Larutan dituang ke dalam buret steril kemudian ujungnya ditutup dengan alumunium foil
8)             Sebelum diisikan ke dalam wadah, jarum buret dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70 %. Setiap wadah diisi dengan larutan C mL sesuai persyaratan volume FI IV
9)             Ampul/vial yang telah berisi zat aktif, bila diperlukan dialiri dengan gas nitrogen
10)         a. (Bila wadah ampul) Ampul ditutup dengan api dan disterilkan menggunakan autoklaf secara terbalik dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (121 OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
b. (Bila wadah vial) Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium cap, kemudian disterilkan menggunakan autoklaf dalam gelas piala yang telah dialasi kapas (121 OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
11)         Dilakukan evaluasi sediaan
12)         Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat

C.    Injeksi Suspensi Kering  tanpa granulasi (Sterilisasi Akhir)
Jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di bawah lampu natrium
1)             Zat aktif dan eksipien digerus, kemudian ditimbang sejumlah yang dibutuhkan
2)             Masing-masing  zat digerus dan dicampurkan sampai homogen dalam mortir
3)             Campuran sediaan ditimbang dan dimasukkan ke dalam vial dengan bantuan corong  dan zalfkaart
4)             Vial ditutup dengan tutup karet lalu di-seal dengan alumunium cap, kemudian disterilkan dalam autoklaf (121 OC selama 15 menit) atau metode lain yang sesuai
5)             Setelah sterilisasi akhir, dilakukan evaluasi sediaan
6)             Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat

D. Injeksi Suspensi Kering  tanpa granulasi (Metode Aseptik)
Semua pengerjaan pembuatan sediaan dilakukan di bawah LAF, ruangan kelas 2 (jika zat sensitif terhadap cahaya, maka pengerjaan dilakukan pada ruang terlindung cahaya, di bawah lampu natrium)
1)             Zat aktif dan eksipien digerus kemudian ditimbang  sejumlah yang dibutukan lalu disterilisasi dengan metode yang sesuai
2)             Campurkan zat aktif dan eksipien dalam mortar steril lalu gerus sampai homogen
3)             Campuran diayak melalui ayakan B40
4)             Campuran ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam vial dengan bantuan corong  dan zalfkaart
5)             Vial ditutup dengan karet dan alumunium cap
6)             Dilakukan evaluasi sediaan
7)             Sediaan dikemas dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat

D.    Injeksi Suspensi dengan Pembawa Air (Metode Aseptik)
1)             Suspending agent dikembangkan dengan cara yang sesuai lalu dicampur dengan eksipien lainnya. Sterilisasi bersama dalam autoklaf (121 OC selama 15 menit)
2)             Timbang zat aktif, sterilisasi, gerus dalam mortar yang steril kemudian dicampurkan dengan pembawa yang telah disterilkan tadi (dalam keadaan dingin) sedikit demi sedikit sambil digerus
3)             Suspensi tersebut dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk dan volume akhir dicapai dengan penambahan aqua pro injeksi
4)              Setelah diaduk homogen, suspensi dituang ke dalam vial steril yang telah dikalibrasi

F.     Injeksi Suspensi dengan Pembawa Minyak (Metode Aseptik)
1)             Suspending agent dicampur bersama minyak kemudian disterilkan di dalam oven (170 OC, 30 menit)
2)              Timbang zat aktif, sterilisasi, gerus dalam mortar yang steril kemudian dicampurkan dengan pembawa yang telah disterilkan tadi (dalam keadaan dingin) sedikit demi sedikit sambil digerus
3)             Suspensi tersebut dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk dan volume akhir dicapai dengan penambahan minyak steril (tanpa sspending agent)
4)              Setelah diaduk homogen, suspensi dituang ke dalam vial steril yang telah dikalibrasi

G.     Injeksi Larutan Minyak (Metode Aseptik)
1)             Timbang zat aktif, campurkan ke dalam minyak, kemudian sterilisasi dalam oven (170 OC, 30 menit)
2)             Campuran tersebut dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk, genapkan volume dengan penambahan minyak steril
3)             Setelah diaduk homogen, suspensi dituang ke dalam vial steril yang telah dikalibrasi

H.     Injeksi Emulsi M/A (Metode Aseptik)
1)             Zat-zat larut minyak dicampur dalam minyak dan emulgator minyak, sterilisasi dalam oven (170 OC, 30 menit)
2)             Zat-zat larut air dicampur dalam aqua pro injeksi dan emulgator air, sterilisasi dalam autoklaf (121 OC, 15 menit)
3)             Campur dan gerus kedua campuran tersebut pada suhu yang sama (60-70 OC) dalam mortar steril
4)             Campuran tersebut dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk, genapkan volume dengan penambahan aqua pro injeksi
5)             Setelah diaduk homogen, suspensi dituang ke dalam vial steril yang telah dikalibrasi

Skala Produksi

Metoda sterilisasi akhir

1.  timbang semua bahan yang dibutuhkan menggunakan timbangan yang secara berkala telah dikalibrasi. IPC dilakukan oleh QC meliputi pengawasan nama bahan, bobot bahan, label, nomor batch, dan nomor QC.
2.  larutkan semua bahan dalam sejumlah tertentu air steril bebas pirogen pada mixer terpisah sesuai data kelarutannya.
3.  semua bahan yang telah larut  dicampur (mixing) sampai membentuk larutan homogen menggunakan mesin DB 60 atau DB 100. Gas N2 yang telah disaring dengan filter 0,2 μm dialirkan ke dalam sediaan selama proses pencampuran untuk menghilangkan O2. IPC yang dilakukan oleh bagian QC dan produksi meliputi pemeriksaan pH, kelarutan zat, kejernihan, urutan proses, kadar zat aktif.
4.  lakukan penyaringan (proses filtrasi) larutan menggunakan filter yang sesuai (cth ; Miliphore Holder). IPC yang dilakukan oleh bagian produksi adalah ukuran filter dan pemeriksaan kejernihan dan Bubble Point Test.
5.  lakukan filling atau pengisian larutan ke dalam wadah primer (ampul atau vial). Pengisian ke dalam ampul ukuran 2-10 ml digunakan mesin strunk. Pengisian ke dalam vial 2-10 ml menggunakan mesin zeta, dan vial > 10 ml digunakan mesin EDM. Peralatan tersebut sudah mencakup proses  penutupan wadah primer secara otomatis. IPC yang dilakukan oleh bagian QC dan produksi yaitu pemeriksaan volume pengisian, kejernihan, kebocoran wadah, pengapian, dan penggunaan gas.
6.  sediaan sterilisasi akhir menggunakan mesin getting yang bekerja seperti autoklaf (121oC selama 15 menit). IPC yang dilakukan oleh QC dan produksi adalah pemeriksaan alat dan metode sterilisasi yang dilakukan, suhu, tekanan, dan waktu sterilisasi, kadar zat aktif, sterilitas, dan pirogen.
7.  lakukan pemeriksaan/ inspeksi 100% terhadap sediaan jadi meliputi pemeriksaan terhadap adanya partikel asing, serat, dan partikel kaca.
8.  lakukan proses pemberian label (labelling) lalu sediaan dikemas dalam wadah sekunder, diberi etiket dan brosur informasi obat.

Metoda aseptik
(Semua pengerjaan dilakukan dalam ruang white area yaitu ruang steril dibawah LAF yang  jumlah partikel diatur sehingga terdapat <100 partikel berdiameter 0,5 mikron. Untuk zat yang sensitif terhadap cahaya, pengerjaan dilakukan pada ruang tertutup cahaya dan wadah primer yang digunakan adalah ampul atau vial coklat. Langkah-langkah pembuatan sama seperti pembuatan dengan metoda sterilisasi akhir kecuali tidak dilakukan proses sterilisasi akhir)


INFUS

Skala Lab
1.      Zat aktif ditimbang dalam kaca arloji (penimbangan dilebihkan 5 %)
2.      Masukkan ke dalam gelas piala steril yang sudah dikalibrasi sejumlah volume infus yang akan dibuat
3.      Tuangkan aqua pro injeksi untuk melarutkan zat aktif dan untuk membilas kaca arloji, tuangkan sampai tanda batas
4.      Gerus karbon aktif, timbang sebanyak 0,1 % b/v, masukkan ke dalam larutan (3), gelas piala ditutupi kaca arloji dan disisipi batang pengaduk
5.      Panaskan larutan pada suhu 60-70 OC selama 15 menit (waktu dihitung setelah dicapai  suhu 60-70 OC) sambil sesekali diaduk.
6.      Siapkan Erlenmeyer, corong, dan kertas saring rangkap 2 yang telah terlipat dan  telah dibasahi air bebas pirogen (air bebas pirogen telah dibuat sebelumnya). Airnya ditampung di Erlenmeyer lain (disiapkan 2 Erlenmeyer).
7.      Saring larutan hangat-hangat ke dalam Erlenmeyer
8.      Ukur volume larutan dalam gelas ukur tepat sesuai volume infus per botol. Kekurangan volume di ad dengan aqua bidestilata bebas pirogen (yang telah disiapkan) yang terlebih dahulu digunakan untuk membilas gelas piala dan kemudian disaring ke dalam Erlenmeyer.
9.      Tuang larutan ke dalam kolom G3 dengan bantuan pompa penghisap (pori-pori kertas Whattman 0,22 µm) kemudian dimasukkan ke dalam botol infus yang sudah ditara
10.  Botol ditutup dengan flakon steril, kemudian diikat dengan simpul champagne
11.  Sterilisasi akhir dalam autoklaf pada suhu 121 OC selama 15 menit
12.  Sediaan diberi etiket dan dikemas dalam dus dan disertakan brosur informasi obat

Catatan :
·         Pencampuran eksipien dilakukan di awal, dengan cara melarutkan dahulu eksipien masing2 baru ditambahkan ke dalam larutan stok
·         Aqua pro injeksi maksudnya air yang sudah disterilkan dalam autoklaf
·         Air bebas pirogen dibuat sebelumnya untuk menggenapkan sediaan
·         Pembuatan aqua bidestilata yang telah dididihkan 30 menit sejak air mendidih, kemudian didinginkan dan digunakan sebagai pembawa larutan infus yang mengandung air. Jika diperlukan bebas oksigen maka air tersebut didinginkan sambil dialiri gas nitrogen.


OTM

1.  Semua zat ditimbang pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan dengan aqua bidestilata secukupnya. Jika terdapat beberapa zat maka segera dilarutkan sebelum menimbang zat berikutnya.
2.  Semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala yang dilengkapi dengan batang pengaduk, dan dilarutkan dalam aqua bidestilata. Kaca arloji dibilas dengan aqua bidestilata minimal sebanyak dua kali.
3.  Setelah zat larut, larutan tersebut dituang ke dalam gelas ukur hingga volume tertentu di bawah volume yang seharusnya dibuat (contoh : jika dibuat 100 mL larutan, larutan dalam gelas ukur diatur tepat hingga 75 mL)
4.  Corong dengan kertas saring lipat dibasahi terlebih dahulu dengan aqua bidestilata, air pembasah kertas saring ditampung pada erlenmeyer lain (disiapkan 2 erlenmeyer)
5.  Larutan dalam gelas ukur disaring ke dalam erlenmeyer melalui corong yang telah dibasahi tersebut.
6.  Aqua bidestilata digunakan sedikit-sedikit untuk membilas gelas piala lalu dituang ke dalam gelas ukur (hingga tepat 25 mL à liat no. 3) dan disaring ke dalam erlenmeyer berisi filtrat larutan sebelumnya.
7.  Jika sterilisasi dengan cara filtrasi :
-  Filtrat dari no 6 langsung difiltrasi dengan penyaring bakteri.
-  Setelah disterilkan, larutan diisikan ke dalam botol tetes yang telah dikalibrasi.
-  Tutup botol yang telah dilengkapi dengan pipet tetes steril dan balon karet
-  Dilakukan evaluasi mutu sediaan akhir
-  Botol dikemas dan diberi etiket
8.  Jika sterilisasi akhir :
-  Filtrat dari no 6 disaring kembali melalui saringan G3 ke dalam kolom reservoir.
-  Larutan hasil penyaringan dengan G3 kemudian diisikan ke dalam botol/vial yang sesuai volumenya. Botol/vial ditutup dengan tutup karet, diikat dengan simpul champagne kemudian disterilkan (otoklaf).
-  Setelah disterilkan, larutan dituangkan ke dalam buret steril dan diisikan ke dalam botol tetes steril yang telah dikalibrasi. Pengisian dilakukan secara aseptik.
-  Tutup botol yang telah dilengkapi dengan pipet tetes steril dan balon karet kemudian dipasang.
-  Dilakukan evaluasi mutu sediaan akhir
-  Botol dikemas dan diberi etiket.
9.         Proses pembuatan dilakukan secara aseptis

Suspensi obat mata dibuat secara aseptis, diisikan langsung dari gelas ukur ke dalam botol steril yang telah dikalibrasi. Tutup dengan pipet tetesnya kemudian dipasang.

Penandaan pada etiket harus juga tertera ’Tidak boleh digunakan lebih dari 1 bulan setelah tutup dibuka’


OTH

Skala lab

Non steril

(Mengacu pada pembuatan suspensi dan larutan)

a.Pembuatan Suspensi
ö  Aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
ö  Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
ö  Bahan pensuspensi yang akan digunakan dikembangkan (contoh Na CMC dengan cara : dibuat dispersi stok hidrokoloid dengan menaburkan serbuk CMC Na secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC Na terbasahi, lalu aduk dengan cepat)
ö  Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit pembasah sampai homogen dalam mortir dan pindahkan ke dalam matkan.
ö  Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam matkan.
ö  Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen.
ö  Ad air secukupnya
ö  Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai keperluan.
ö  lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
ö  sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat

b. Larutan
1.          Timbang semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan dengan menggunakan aquabides secukupnya.
2.          Jika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum menimbang bahan berikutnya.
3.          Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang pengaduk, dan tambahkan aquabides hingga larut, bilas kaca arloji dengan aquabides minimal dua kali.
4.          Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur hingga volume yang diinginkan
5.          lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
6.          sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat




Steril

Prosedur pembuatan tergantung metoda sterilisasi akhir

a.Larutan  (semua prosedur dilakukan secara aseptik) :
1.  Timbang semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan dengan menggunakan aquabides secukupnya.
2.  Jika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum menimbang bahan berikutnya.
3.  Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang pengaduk, dan tambahkan aquabides hingga larut, bilas kaca arloji dengan aquabides minimal dua kali.
4.  Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur hingga volume tertentu di bawah volume akhir yang diinginkan (misal akan dibuat larutan 100 mL, maka larutan dalam gelas ukur diatur tepat 75 mL).
5.  Basahi terlebih dahulu kertas saring lipat rangkap 2 dengan menggunakan aquabides. Air pembasah ditempatkan dalam satu Erlenmeyer.
6.  Saring larutan dalam gelas ukur ke dalam Erlenmeyer bersih dan steril melalui corong dan kertas saring yang telah dibasahi.
7.  Bilas gelas piala dengan aquabides, tuang hasil bilasan ke dalam gelas ukur hingga tepat 25 mL (contoh) dan saring ke dalam Erlenmeyer yang berisi filtrat larutan sebelumnya.
8.  Saring kembali larutan yang telah tersaring melalui saringan G3 ke dalam kolom reservoir.
9.  Pengemasan dilakukan sesuai dengan proses sterilisasi sediaan
a.   Sterilisasi akhir terhadap bahan yang tahan suhu sterilisasi :
·         Jika sterilisasi adalah sterilisasi akhir maka larutan hasil penyaringan dengan saringan G3 diisikan ke dalam botol/vial yang sesuai dengan volumenya. Botol/vial ditutup dengan tutup karet, diikat dengan simpul champagne kemudian disterilkan (autoklaf).
·         Setelah disterilkan, larutan dituang ke dalam buret steril dan diisikan ke dalam botol tetes steril yang telah dikalibrasi. Pengisian dilakukan secara aseptik.
·         Pasang tutup botol yang telah disiapkan.
b.   Sterilisasi dengan cara lain
 Tidak bisa digunakan cara sterilisasi dengan filtrasi membrane karena sediaan kental tidak bisa melewati membran,pilih metode lain.
10.  Kemas botol/vial dalam dos dan beri etiket luar.

11.  Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.

b. Suspensi
  • Suspending agent dikembangkan dalam air panas lalu dicampur dengan wetting agent, bahan pengawet dan bahan pembantu lainnya. Sterilkan bersama dalam otoklaf.
  • Zat berkhasiat yang telah ditimbang digerus berturut-turut dalam mortar steril dan dicampur dengan pembawa yang telah disterilkan tadi (dalam keadaan dingin) sedikit demi sedikit sambil digerus.
  • Suspensi ini dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk dan volume akhir dicapai dengan menambahkan air steril.
  • Sambil diaduk suspensi yang sudah homogen dituang ke dalam wadah tetes mata steril yang telah dikalibrasi.
  • Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan
  • Kemas botol/vial dalam dos dan beri etiket luar.


OTT

Skala Lab

IV.3.1 Non steril

(Mengacu pada pembuatan suspensi dan larutan)

a.Pembuatan Suspensi
ö  Aquades yang akan digunakan sebagai fase pendispersi dididihkan, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
ö  Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
ö  Bahan pensuspensi yang akan digunakan dikembangkan
ö  Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan sedikit demi sedikit pembasah sampai homogen dalam mortir dan pindahkan ke dalam matkan.
ö  Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah dibasahi kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam matkan.
ö  Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar, pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen.
ö  Ad air secukupnya
ö  Suspensi dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci, dikeringkan dan ditara sesuai keperluan.
ö  lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
ö  sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat

b. Larutan
7.          Timbang semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan dengan menggunakan aquabides secukupnya.
8.          Jika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum menimbang bahan berikutnya.
9.          Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang pengaduk, dan tambahkan aquabides hingga larut, bilas kaca arloji dengan aquabides minimal dua kali.
10.      Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur hingga volume yang diinginkan
11.      lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.
12.      sediaan dikemas di dalam dus yang sudah diberi etiket dan disertakan brosur informasi obat

IV.3.2 Steril

Penyiapan air untuk injeksi
Pembuatan aqua pro injeksi yang telah dididihkan 30 menit sejak air mendidih, kemudian didinginkan dan digunakan sebagai pembawa larutan injeksi yang mengandung air. Jika diperlukan bebas oksigen maka air tersebut didinginkan sambil dialiri gas nitrogen.

Prosedur pembuatan tergantung metoda sterilisasi akhir

a.Larutan  (semua prosedur dilakukan secara aseptik) :
12.                            Timbang semua bahan pada kaca arloji sesuai dengan formula dan segera dilarutkan dengan menggunakan aquabides secukupnya.
13.                            Jika terdapat beberapa bahan maka segera larutkan satu bahan sebelum menimbang bahan berikutnya.
14.                            Masukkan semua bahan ke dalam gelas piala yang dilengkapi batang pengaduk, dan tambahkan aquabides hingga larut, bilas kaca arloji dengan aquabides minimal dua kali.
15.                            Setelah semua bahan larut, tuang larutan tersebut ke dalam gelas ukur hingga volume tertentu di bawah volume akhir yang diinginkan (misal akan dibuat larutan 100 mL, maka larutan dalam gelas ukur diatur tepat 75 mL).
16.                            Basahi terlebih dahulu kertas saring lipat rangkap 2 dengan menggunakan aquabides. Air pembasah ditempatkan dalam satu Erlenmeyer.
17.                            Saring larutan dalam gelas ukur ke dalam Erlenmeyer bersih dan steril melalui corong dan kertas saring yang telah dibasahi.
18.                            Bilas gelas piala dengan aquabides, tuang hasil bilasan ke dalam gelas ukur hingga tepat 25 mL (contoh) dan saring ke dalam Erlenmeyer yang berisi filtrat larutan sebelumnya.
19.                            Saring kembali larutan yang telah tersaring melalui saringan G3 ke dalam kolom reservoir.
20.                            Pengemasan dilakukan sesuai dengan proses sterilisasi sediaan
a.   Sterilisasi akhir terhadap bahan yang tahan suhu sterilisasi :
·         Jika sterilisasi adalah sterilisasi akhir maka larutan hasil penyaringan dengan saringan G3 diisikan ke dalam botol/vial yang sesuai dengan volumenya. Botol/vial ditutup dengan tutup karet, diikat dengan simpul champagne kemudian disterilkan (autoklaf).
·         Setelah disterilkan, larutan dituang ke dalam buret steril dan diisikan ke dalam botol tetes steril yang telah dikalibrasi. Pengisian dilakukan secara aseptik.
·         Pasang tutup botol yang telah disiapkan.
b.   Sterilisasi dengan cara lain
 Tidak bisa digunakan cara sterilisasi dengan filtrasi membran karena sediaan kental tidak bisa melewati membran,pilih metode lain (misal : radiasi, sterilisasi gas)
21.  Kemas botol/vial dalam dos dan beri etiket luar.
22.  Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan.

b. Suspensi
  • Suspending agent dikembangkan dalam air panas lalu dicampur dengan wetting agent, bahan pengawet dan bahan pembantu lainnya. Sterilkan bersama dalam otoklaf.
  • Zat berkhasiat yang telah ditimbang digerus berturut-turut dalam mortar steril dan dicampur dengan pembawa yang telah disterilkan tadi (dalam keadaan dingin) sedikit demi sedikit sambil digerus.
  • Suspensi ini dituang ke dalam gelas ukur yang dilengkapi batang pengaduk dan volume akhir dicapai dengan menambahkan air steril.
  • Sambil diaduk suspensi yang sudah homogen dituang ke dalam wadah tetes mata steril yang telah dikalibrasi.
  • Lakukan evaluasi mutu terhadap sediaan
Kemas botol/vial dalam dos dan beri etiket luar




SALEP

Metoda triturasi
1.       (untuk zat aktif yang langsung ditambahkan ke dalam basis)
Ada 2 alternatif :
a.       untuk zat aktif yang mau diayak
            Zat aktif ditimbang berlebih 10% dari d gram,  kemudian digerus dalam mortir, lalu di ayak dengan ayakan mesh 200 menurut Lachman, Theory & Practice Industrial Pharm.,544 atau mesh 100 menurut IMO, hal 59, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan (d gram).
b.   untuk zat aktif yang tidak mau diayak
            Timbang sejumlah zat aktif yang diperlukan saja ( d gram)
     
       (untuk zat aktif yang perlu dilarutkan terlebih dahulu)
      zat aktif ditimbang sesuai dengan yang diperlukan sebesar d gram, kemudian dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.
2.   timbang bahan basis sebesar f gram (dan lakukan sterilisasi bahan u/ sed steril)
3.   pembuatan basis salep (tergantung pada masing-masing basis) di cawan penguap, kemudian pindahkan ke mortir gerus hingga dingin dan timbang sebesar e gram.
4.   masukkan zat aktif ke dalam mortir, digerus halus sambil ditambahkan sedikit demi sedikit basis salep hingga bercampur homogen. Dapat juga digunakan pelarut organik untuk melarutkan terlebih dahulu zat aktifnya, kemudian baru dicampur dengan basis yang akan digunakan.
5.      salep yang sudah jadi ditimbang sebanyak a gram dan dimasukkan ke dalam tube
6.      ujung tube ditutup dengan alat penekuk lalu diberi etiket dan dikemas didalam kotak disertai brosur.

Metoda fusi
1.      zat aktif ditimbang sebesar d gram dan basis ditimbang sebesar e gram.
2.      zat aktif dan basis dilelehkan bersama dalam cawan penguap dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogen
3.      massa (2) dipindahkan ke mortir, gerus halus sampai membentuk massa salep yang homogen.
4.      salep yang sudah jadi ditimbang sebanyak a gram dan dimasukkan ke dalam tube
5.      ujung tube ditutup dengan alat penekuk lalu diberi etiket dan dikemas didalam kotak disertai brosur.

Salep Mata (micronize)
1.      basis salep ditimbang 20-25 % berlebih dari jumlah yang diminta dalam cawan penguap yang dialasi kain batis dan telah ditimbang (cawan penguap saj, cawan penguap + kain batis)
2.      cawan penguap ditutup dengan kaca arloji besar, lalu disterilkan dalam oven suhu 150o selama 60 menit
3.      basis salep steril diperas panas-panas (ujung kain batis dijepit dengan 2 pinset steril, satukan dalam satu jepitan, pinset lain digunakan untuk menekan bagian bawah jepitan mendesak leburan basis melewati kain batis), kemudian ditimbang sejumlah yang dibutuhkan
4.      zat aktif dirtimbang sejumlah yang diperlukan, digerus halus dalam mortir steril
5.      basis salep steril dingin dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam gerusan zat aktif dan gerus hingga homogen
6.      sediaan salep steril ditimbang sejumlah yang diperlukan lalu dimasukkan ke dalam zalf filler sebelum diisikan ke dalam tube steril
7.      lipat dasar tube minimal 2 kali dengan penekuk logam


KRIM

Ada dua metoda yang dapat digunakan (pilih salah satu)
     
Metoda Pelelehan (Fusi)
1.      Semua bahan (bahan berkhasiat, bahan basis krim, dan bahan tambahan lain) ditimbang berlebih 10 %
2.      Bahan berkhasiat yang akan digunakan digerus halus.
(Pilih : jika zat aktif larut air, maka dipanaskan bersama fasa air dan jika zat aktif larut minyak maka dilelehkan bersama fasa minyak).
3.      Bahan basis krim dan bahan tambahan yang tidak larut air serta tahan terhadap pemanasan, dipanaskan di atas penangas air hingga melebur dimulai dari bahan dengan titik leleh paling tinggi.
4.      Bahan-bahan yang larut air dan tahan panas, serta air yang diperlukan dipanaskan sampai 70 oC.
5.      Fasa air dan fasa minyak yang telah dipanaskan hingga suhu 70 oC dicampurkan dalam mortir hangat (dengan cara membakar alkohol di dalam mortir), kemudian diaduk sampai terbentuk massa krim yang homogen. (Catatan : bahan yang mudah menguap ditambahkan setelah basis dingin + 40 oC).
6.      Krim didinginkan hingga suhu kamar.
7.      Krim ditimbang dengan kertas perkamen sejumlah yang diperlukan, lalu kertas perkamen digulung menutupi sediaan krim.
8.      Krim yang digulung dalam gulungan perkamen dimasukkan ke dalam tube dalam kondisi ujung tube keluar dalam keadaan tertutup. Kemudian tube ditutup dengan melipat bagian belakang yang terbuka.
9.      Etiket ditempelkan pada tube basis krim, diberi brosur, dan dimasukkan ke dalam kotak.

            Metoda Triturasi
1.      Bahan aktif dan eksipien ditimbang
2.      Bahan basis krim dan bahan tambahan yang tidak larut air serta tahan terhadap pemanasan, dipanaskan di atas penangas air hingga melebur dimulai dari bahan dengan titik leleh paling tinggi.
3.      Bahan-bahan yang larut air dan tahan panas, serta air yang diperlukan dipanaskan sampai 70oC di atas penangas air.
4.      Fasa air dan fasa minyak yang telah dipanaskan hingga suhu 70oC dicampurkan dalam mortir hangat (dengan cara membakar alkohol di dalam mortir), kemudian diaduk menggunakan “ultrathurax“ sampai terbentuk massa basis krim yang homogen. (Catatan : bahan yang mudah menguap ditambahkan setelah basis dingin + 40oC).
5.      Basis krim didinginkan hingga suhu kamar.
6.      Sejumlah basis krim ditimbang sesuai dengan yang diperlukan.(g gram)
7.      Zat aktif digerus halus dalam mortir kemudian basis ditambahkan secara geometris dan digerus hingga homogen.
8.      Krim ditimbang dengan kertas perkamen sejumlah yang diperlukan c gram, lalu kertas perkamen digulung menutupi sediaan krim.
9.      Krim yang digulung dalam gulungan perkamen dimasukkan ke dalam tube dalam kondisi ujung tube keluar dalam keadaan tertutup. Kemudian tube ditutup dengan melipat bagian belakang yang terbuka.
10.  Etiket ditempelkan pada tube basis krim, diberi brosur, dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder.


GEL

1.      Zat aktif ditimbang

Untuk zat aktif yang langsung ditambahkan ke dalam basis
Ada 2 alternatif:
  1. Untuk zat aktif yang mau diayak
Zat aktif ditimbang berlebih 10% dari d gram, kemudian digerus dalam mortir, lalu diayak  dengana yakan mesh 200 menurut Lachman, Theory & Practice Industrial Pharm, hal 544 atau mesh 100 menurut IMO, hal 59, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan (d gram)
  1. Untuk zat yang tidak mau diayak
Timbang sejumlah zat aktif yang diperlukan saja (d gram)

Untuk zat aktif yang perlu      dilarutkan terlebih dahulu
Zat aktif ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan yang diperlukan sebesar d gram, kemudian dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.

2.      Timbang sejumlah gelling agent dan bahan – bahan lain.
3.      Gelling agent dikembangkan dengan cara ............. (sesuai dengan jenis gelling agent yang digunakan)
4.      Zat aktif dan bahan lain dilarutkan dalam pelarut yang sesuai (misal: air, etanol, air – etanol, pelarut campur)
5.      Zat aktif dan bahan lain yang telah dilarutkan, didispersikan ke dalam basis gel yang telah dikembangkan sambil terus menerus diaduk sampai homogen dengan stirrer dalam matkan dengan kecepatan.....rpm hingga homogen
6.      Gel yang sudah jadi dimasukkan kedalam alat pengisi gel dan diisikan kedalam tube sebanyak yang dibutuhkan.
Ujung tube ditutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah kemasan sekunder disertai dengan brosur.

TABLET

  1. Metode Granulasi Basah
A.    Pembuatan Larutan Pengikat
Pembuatan mucilago amili 10%
Misal : musilago dibuat sejumlah 300 gram
·         Timbang gelas piala (1) + batang pengaduk, misal : bobot = 150 gram
·         Masukkan dan timbang air ke dalam gelas piala (1) sejumlah 170 gram, panaskan air tersebut sampai mendidih
·         Dalam gelas piala lain (2), buat suspensi amilum : Timbang amilum sejumlah 30 gram, larutkan dalam 40 mL air, aduk.
·         Setelah air dalam gelas piala (1) mendidih, tambahkan suspensi amilum dari gelas piala (2) sambil terus diaduk sampai bening.
·         Timbang kembali gelas piala (1), ad dengan air (sebagian sisa air digunakan untuk membilas gelas piala 2) sampai bobot total (+ gelas piala 1) adalah 450 gram.

Pembuatan larutan PVP
·         Timbang sejumlah PVP yang diperlukan, larutkan dalam sejumlah pelarut pengikat berdasarkan hasil orientasi ataupun berdasarkan data kelarutan PVP dalam pelarut tersebut.
·         Aduk larutan hingga homogen, jika digunakan pewarna dapat dilarutkan dalam larutan pengikat ini.

B.     Granulasi hingga Tabletasi
Pengikat ditambahkan dengan cara basah
·         Zat aktif (misal parasetamol), amilum kering, dan laktosa dicampur sampai homogen, kemudian tambahkan mucilago amili/larutan PVP sedikit-sedikit sambil diaduk sampai terbentuk massa basah yang sesuai untuk dibuat granul (massa harus dapat dikepal namun dapat dipatahkan).
Untuk larutan PVP, harus dimasukkan semuanya agar persentase pengikat sesuai dengan yang diinginkan.
·         Massa basah kemudian diayak dengan ayakan mesh 10 atau 12 (untuk tablet besar)
·         Granul basah dikeringkan dalam oven dengan suhu 60ºC sampai kandungan lembab kurang dari 3%.
·         Granul yang telah kering (kandungan lembab < 3%) diayak kembali dengan ayakan mesh 14 atau 16 (untuk tablet besar).
·         Granul kering kemudian ditimbang dan dievaluasi.
·         Granul yang telah memenuhi syarat dapat dicampur dengan fasa luar (talk dan amilum kering), aduk sekitar 10 menit hingga homogen kemudian tambahkan Mg stearat, aduk selama 2 menit.
·         Massa siap cetak dievaluasi kemudian ditabletasi dengan menggunakan punch diameter 13 mm dengan bobot yang telah ditentukan (dari hasil perolehan granul).
·         Tablet dievaluasi menurut persyaratan yang berlaku.
Pengikat ditambahkan dengan cara kering
·         Zat aktif (misal parasetamol), amilum kering, PVP, dan laktosa dicampur sampai homogen, kemudian tambahkan pelarut pengikat sedikit demi sedikit hingga diperoleh massa yang basah.
·         Massa basah kemudian diayak dengan ayakan mesh 10 atau 12 (untuk tablet besar).
·         Granul basah dikeringkan dalam oven dengan suhu 40ºC atau di-angin-angin di udara terbuka sampai kandungan lembab kurang dari 3%.
·         Granul yang telah kering (kandungan lembab < 3%) diayak kembali dengan ayakan mesh 14 atau 16 (untuk tablet besar).
·         Granul kering kemudian ditimbang dan dievaluasi.
·         Granul yang telah memenuhi syarat dapat dicampur dengan fasa luar (talk dan amilum kering), aduk sekitar 10 menit hingga homogen kemudian tambahkan Mg stearat, aduk selama 2 menit.
·         Massa siap cetak dievaluasi kemudian ditabletasi dengan menggunakan punch diameter 13 mm dengan bobot yang telah ditentukan (dari hasil perolehan granul).
·         Tablet dievaluasi menurut persyaratan yang berlaku.


  1. Metode Granulasi Kering
  1. Semua bahan yang diperlukan dihaluskan terlebih dahulu, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan.
  2. Fasa dalam dan setengah bagian fasa luar (lubrikan dan glidan) dicampur sampai homogen.
  3. Campuran bahan dibuat menjadi slug menggunakan punch yang berdiameter  besar (13-20 mm) pada tekanan mesin tablet yang tinggi atau dapat juga menggunakan roller compactor dengan mengatur tekanan yang diberikan.
  4. Slug yang sudah jadi digiling kasar dan diayak menggunakan ayakan no 16, sehingga dihasilkan granul-granul kasar.
  5. Lakukan evaluasi terhadap granul yang dihasilkan, bila belum memenuhi syarat, maka slugging dapat diulangi hingga diperoleh granul yang memenuhi syarat.
Slugging MAKSIMUM dilakukan hingga 3 KALI (untuk menghindari perubahan fisik atau kimia bahan karena pengaruh gaya mekanik)
  1. Timbang granul yang diperoleh, lakukan perhitungan jumlah fasa luar yang harus ditambahkan.
  2. Sisa fasa luar dicampur dengan granul yang telah memenuhi syarat dengan jumlah sesuai hasil perhitungan.
  3. Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch diameter 13 mm sesuai bobot tablet yang telah dihitung.
  4. Lakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh (menurut persyaratan resmi dan persyaratan industri).


  1. Metode Kempa Langsung
a.        Semua bahan ditimbang sesuai kebutuhan. Tidak dilakukan penghalusan bahan karena bahan pembantu memang diharapkan berbentuk granular (bahan aktif diayak jika menggumpal).
b.       Bahan2 (kecuali Mg-stearat & talk) dicampur selama 15 menit hingga homogen. Kemudian ditambahkan Mg-stearat dan talk, dilakukan pencampuran selama 2 menit. u/ mengetahui homogenitas dilakukan penetapan kadar zat aktif dalam campuran di beberapa titik.
c.        Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak sebagaimana evaluasi yg dilakukan pd granul, meliputi penetapan kadar zat aktif dalam granul, sifat aliran/kecepatan aliran, kadar mampat, bobot jenis (BJ sejati, BJ ruah, BJ mampat), distribusi ukuran partikel.
d.       Massa cetak dikempa dengan bobot tablet sesuai dengan yang telah ditetapkan.
e.        Dilakukan evaluasi thdp tablet yg diperoleh, meliputi keseragaman sediaan, kekerasan tablet, keseragaman ukuran, uji disolusi, uji waktu hancur, friabilitas, friksibilitas.
Tablet yang diperoleh dikemas dalam kemasan primer, dilengkapi penandaan brosur, etiket dan kemasan sekunder.






Tidak ada komentar:

Google Ads