Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik membuat
kehidupan kita selalu dimanjakan oleh kepraktisan dan kenyamanan dari produk
yang mereka hasilkan. Bahkan plastik dianggap sebagai salah satu ciri
kemunculan zaman modern yang ditandai dengan kehidupan yang serba praktis dan
nyaman. Hampir semua bidang dalam kehidupan manusia tidak lepas dari “plastik”.
Namun, selain keuntungannya yang dijadikan favorit masyarakat, banyak sekali
kerugian yang ditimbulkan dari bahan praktis tersebut. Salah satunya, dampak
terhadap kesehatan.
Zat-zat yang ditambahkan dalam pembuatan kemasan plastik tersebut, tidak
sedikit yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Seperti halnya pelembut.
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan
dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Namun, penggunaan bahan
pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh,
penggunaan bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya
karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia
(karsinogenik).
Seiring dengan maraknya plastik yang berbahaya bagi kesehatan ini, berbagai
upaya dilakukan manusia untuk mengurangi dampak tersebut, salah satu contohya
itu dengan menggunakan prinsip 4R dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya
prinsip tersebut, diharapkan dampak negative yang dihasilkan dapat ditekan
semaksimal mungkin dan keuntungannya bisa lebih banyak dirasakan di masyarakat
luas. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa keuntungan dalam pemakaian plastic ini
membuat manusia ingin serba praktis.
Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara aplikatif.
Kertas, plastik, ban, serat-serat alamiah, merupakan produk-produk polimer.
Polimer, merupakan ilmu
yang sangat menarik untuk dipelajari. Polimer merupakan ilmu yang sangat dinamis.
Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang konsep-konsep
dasar polimer, guna dapat memahami dan mengembangkan ilmu polimer. Plastik
merupakan salah satu bahan yang paling umum kita lihat dangunakan.
Bahan plastik secara
bertahap mulai menggantikan gelas, kayu dan logam. Hal ini disebabkan
bahan plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: ringan, kuat dan mudah
dibentuk, anti karat dan tahan terhadap bahan kimia, mempunyai sifat isolasi
listrik yang tinggi, dapat dibuat berwarna maupun transparan dan biaya proses
yang lebih murah. Namun begitu daya guna plastik juga terbatas karena
kekuatannya yang rendah, tidak tahan panas mudah rusak pada suhu yang rendah.
Keanekaragaman jenis plastik memberikan banyak pilihan dalam penggunaannya dan
cara pembuatannya. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik
dan luar biasa.
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut
monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya
berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara
lain: selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada
mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk
membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan
hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer
menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah
nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai
peranan yang sangat penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil,
transportasi, furniture,konstruksi,
kemasan kosmetik, mainan anak-anak dan produk-produk industry lainnya.
Secara garis besar,
plastik dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
plastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik thermoplast
adalah plastik yang dapat dicetak berulang-ulang dengan adanya panas. Yang
termasuk plastic thermoplast antara lain: PE, PP, PS, ABS, SAN, nylon, PET,
BPT, Polyacetal (POM), PC dll. Sedangkan palstik thermoset adalah plastik
yang apabila telah mengalami kondisitertentu tidak dapat dicetak kembali karena
bangun polimernya berbentuk jaringan tiga dimensi. Yang termasuk plastic
thermoset adalah: PU (Poly Urethene, UF (UreaFormaldehyde), MF
(Melamine Formal dehyde), polyester, epoksi dll. Untuk membuat barang-barang
plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam proses
pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan atau
aditif. Penggunaan bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung
pada bahan baku yang digunakan dan mutu produk yang akan
dihasilkan. Berdasarkan fungsinya, maka bahan tambahan atau bahan pembantu
proses dapat dikelompokkan menjadi: bahan pelunak (plasticizer), bahan
penstabil (stabilizer), bahan pelumas (lubricant), bahan pengisi
(filler), pewarna (colorant), antistatic agent, blowing agent, flame
retardant dsb.
Pengelompokan Polimer
A. Penggolongan polimer
berdasarkan asalnya
Berdasarkan
asalnya, polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
1) Polimer Alam
Polimer alam
adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup. Contoh
polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini
No
|
Polimer
|
Monomer
|
Polimerisasi
|
Contoh
|
1.
|
Pati/amilum
|
Glukosa
|
Kondensasi
|
Biji-bijian,
akar umbi
|
2.
|
Selulosa
|
Glukosa
|
Kondensasi
|
Sayur, Kayu,
Kapas
|
3.
|
Protein
|
Asam amino
|
Kondensasi
|
Susu, daging,
telur, wol, sutera
|
4.
|
Asam nukleat
|
Nukleotida
|
Kondensasi
|
Molekul DNA dan
RNA (sel)
|
5.
|
Karet alam
|
Isoprena
|
Adisi
|
Getah pohon
karet
|
Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam
kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat
terjadi karena karet alam tidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah
serta lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa
protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya
polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar
dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk
tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2) Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak
terdapat di alam dan harus dibuat oleh manusia. Sampai saat ini, para ahli
kimia polimer telah melakukan penelitian struktur molekul alam guna
mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan
polimer sintesis yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya
titik lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat
kimia. Tujuannya, agar diperoleh polimer sintesis yang penggunaannya sesuai
yang diharapkan. Polimer sintesis yang telah dikembangkan guna kepentingan
komersil, misalnya pembentukan serat untuk benang kain dan produksi ban yang
elastisterhadap jalan raya. Ahli kimia saat ini sudah berhasil mengembangkan
beratus-ratus jenis polimer sintesis untuk tujuan yang lebih luas. Contoh
polimer sintesis dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
No
|
Polimer
|
Monomer
|
Terdapat pada
|
1.
|
Polietena
|
Etena
|
Kantung, kabel
plastic
|
2.
|
Polipropena
|
Propena
|
Tali, karung,
botol plastic
|
3.
|
PVC
|
Vinil klorida
|
Pipa paralon,
pelapis lantai
|
4.
|
Polivinil
alcohol
|
Vinil alcohol
|
Bak air
|
5.
|
Teflon
|
Tetrafluoroetena
|
Wajan atau panci
anti lengket
|
6.
|
Dakron
|
Metil tereftalat
dan etilena glikol
|
Pipa rekam
magnetik, kain atau tekstil (wol sintetis)
|
7.
|
Nilon
|
Asam adipat dan
heksametilena diamin
|
Tekstil
|
8.
|
Polibutadiena
|
Butadiena
|
Ban motor
|
9.
|
Poliester
|
Ester dan
etilena glikol
|
Ban mobil
|
10.
|
Melamin
|
Fenol
formaldehida
|
Piring dan gelas
melamin
|
11.
|
Epoksi resin
|
Metoksi benzena
dan alcohol sekunder
|
Penyalut cat
(cat epoksi)
|
B. Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya
Reaksi pembentukan polimer dinamakan polimerisasi, jadi
reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer)
membentuk molekul yang besar (polimer). Ada dua jenis polimerisasi, yaitu
polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
1) Polimer adisi
Reaksi adisi adalah
reaksi pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal sehingga ada atom yang
bertambah di dalam senyawa yang terbentuk. Jadi, polimerisasi adisi adalah
reaksi pembentukan polimer dari monomer-monomer yang berikatan rangkap (ikatan tak
jenuh). Pada reaksi ini monomer membuka ikatan rangkapnya lalu berikatan dengan
monomer lain sehingga menghasilkan polimer yang berikatan tunggal (ikatan
jenuh). Artinya, monomer pembentuk polimer adisi adalah senyawa yang ikatan
karbon berikatan rangkap seperti alkena, sterina, dan haloalkena. Polimer adisi
ini biasanya identik dengan plastik, karena hampir semua plastik dibuat dengan
polimerisasi adisi. Misalnya polietena, polipropena, polivinil klorida, teflon
dan poliisoprena.
Berikut beberapa contoh pembentukannya :
a.
Pembentukan polietena
(polietilena) dari etena (etilena)
O2
nCH2 = CH2
- (CH2 - CH2)n
-
etena
tegangan tinggi polietena
b.
Pembentuka teflon dari
tetrafluoro etena
nCF2
= CF2 - (CF2 - CF2)n
–
tetrafluoroetena
politetraetilena (teflon)
c.
Pembentukan polivinil
dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)
nCH2
= CH2 - (CH2 - CH)n
–
Cl Cl
d.
Pembentukan polisoprena
dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)
CH3 CH3
nH2C
= C – CH = CH2 -
(HC =
C - CH
= CH)n -
Pada pembentukan poliisoprena, mula-mula kedua ikatan rangkap dari
nomor 1 dan C nomor 3 terbuka, kemudian ikatan tunggal dari C nomor 2 dan C
nomor 3 membentuk ikatan rangkap. Dari contoh-contoh reaksi di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada polimerisasi adisi tidak terbentuk hasil samping dan
monomernya harus mengandung ikatan rangkap.
2) Polimer kondensasi
Kondensasi
merupakan reaksi penggabungab gugus-gugus fungsi antara kedua monomernya.
Artinya, polimerisasi kondensasi adalah reaksi pembentukan polimer dari
monomer-monomer yang mempunyai dua gugus fungsi. Misalnya, senyawa polipeptida
atau protein dan polisakarida merupakan senyawa biomolekul yang dibentuk oleh
reaksi polimerisasi kondensasi. Berikut beberapa contoh pembentukan
polimerisasi kondensasi adalah pembentukan Nilon dan pembentukan
polyester(polietilena tereftalat) atau dakron.
C. Penggolongan polimer
berdasarkan jenis monomernya
Berdasarkan jenis
monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer
dan kopolimer.
1) Homopolimer
Homopolimer adalah polimer
yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan protein.
(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi
homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk polimer yang
berikatan tunggal.
2) Kopolimer
Kopolimer atau disebut juga
heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis. Contoh dakron,
nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan polimer berlangsung
dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis
strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah
untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul polimer agar lebih
teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan. Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan 9produk polimerisasi
tanpa katalis) adalah sebagai berikut :
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Kopolimer tidak beraturan
Pada proses
pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang terbentuk
akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk
polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :
Sistem blok :
(-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n
Kopolimer blok
Sistem berseling :
(-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-)n
Kopolimer berseling
D. Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya
terhadap panas
Berdasarkan
sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas,
seperti melamin).
1) Polimer termoplas
Polimer termoplas
adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan akan
meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur ulang).
Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.
2) Polimer termosting
Polimer termosting
adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan tidak akan
meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya melamin dan bakelit.
Kegunaan
Polimer
Kegunaan polimer
dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
a)
Plastik Polietilentereftalat (PET)
Plastik
PET merupakan serat sintetik poliester (dakron) yang transparan dengan daya
tahan kuat, tahan terhadap asam, kedap udara, fleksibel, dan tidak rapuh. Dalam
hal penggunaannya, plastik PET menempati urutan pertama. Penggunannya sekitar
72 % sebagai kemasan minuman dengan kualitas yang baik. Botol-botol dengan
bahan PET direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air
hangat apalagi panas.Plastik PET merupakan poliester yang dapat dicampur dengan
polimer alam seperti : sutera, wol dan katun untuk menghasilkan bahan pakaian
yang bersifat tahan lama dan mudah perawatannya.
b) Plastik
Polietena/Polietilena (PE)
Terdapat dua jenis
plastik PE, yaitu Low Density Polyethylene (LDPE) dan High Density Polyethylene
(HDPE). Plastik LDPE banyak digunakan sebagai kantung plastik serta pembungkus
makanan dan barang
.
Plastik HDPE banyak
digunakan sebagai bahan dasar membuat mainan anak-anak, pipa yang kuat, tangki
korek api gas, badan radio dan televisi, serta piringan hitam.
c)
Polivinil Klorida (PVC)
Plastik PVC bersifat
termoplastik dengan daya tahan kuat. Plastik ini juga bersifat tahan serta
kedap terhadap minyak dan bahan organik. Ada dua tipe plastik PVC yaitu bentuk
kaku dan bentuk fleksibel.
Plastik bentuk kaku
digunakan untuk membuat konstruksi bangunan, mainan anak-anak, pipa PVC
(paralon), meja, lemari, piringan hitam, dan beberapa komponen mobil. Adapun
plastik bentuk fleksibel, jenis ini digunakan untuk membuat selang plastik dan
isolasi listrik.
Dalam hal
penggunaannya, plastic PVC menempati urutan ketiga dan sekitar 68 % digunakan
untuk konstruksi bangunan (pipa saluran air).
d) Plastik Nilon
Plastik nilon
merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti pembentukan
protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace Carothers dari
Du Pont Company. Ketika itu, Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin. Plastik yang bersifat sangat Kuat (tidak cepat rusak) dan
halus ini banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing,
peralatan rumah tangga serta peralatan laboratorium.
e)
Karet Sintetik
Karet Sintetik yang
terkenal adalah Styrene Butadiene Rubber (SBR), suatu polimer yang terbentuk
dari reaksi polemerisasi antara stirena dan 1,3-butadiena. Karet sintetik ini
banyak digunakan untuk membuat ban kendaraan karena memiliki kekuatan yang baik
dan tidak mengembang apabila terkena minyak atau bensin.
f)
Wol
Wol adalah serat
alami dari protein hewani (keratin) yang tidak larut. Struktur protein wol yang
lentur menghasilkan kain dengan mutu yang baik, namun kadang-kadang menimbulkan
masalah karena dapat mengerut dalam pencucian. Oleh karena itu, wol dicampur
dengan PET untuk menghasilkan kain yang bermutu baik dan tidak mengerut pada
saat pencucian.
g)
Kapas
Kapas merupakan
serat alami dari bahan nabati (selulosa) yang paling banyak digunakan (hamper
50 % pemakaian serat alami berasal dari kapas). Kain katun dibuat dari serat
kapas dengan perlakuan kimia sehingga menghasilkan kain yang kuat, enak
dipakai, dan mudah perawatannya.
h) PP (polypropylene)
PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan
plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti
tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan.
BAHAYA POLIMER
Perkembangan yang sangat pesat dari industri polimer sintetik
membuat kehidupan selalu dimanjakan oleh
kepraktisan dan kenyamanan dari produk yang dihasilkan. Bahkan plastik dianggap
sebagai salah satu ciri kemunculan zaman modern yang ditandai dengan kehidupan
yang serba praktis dan nyaman. Namun, beberapa laporan ini menguak sisi lain
dari kemudahan yang diberikan oleh bahan-bahan yang terbuat dari polimer
sintetis.
Kebanyakan plastik seperti PVC, agar tidak bersifat kaku dan rapuh
ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizers). Bahan pelembut
ini kebanyakannya terdiri atas kumpulan ftalat (ester turunan dari asam
ftalat). Beberapa contoh pelembut adalah epoxidized soybean oil (ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate
(DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang digunakan dalam industri pengepakan
dan pemrosesan makanan, acetyl tributyl citrate (ATBC) dan di(-2ethylhexyl)
phthalate (DEHP) yang digunakan dalam industri pengepakan film .
Namun, penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti PCB
sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan
dan kanker pada manusia (karsinogenik). Di Jepang, keracunan PCB menimbulkan
penyakit yang dikenal sebagai yusho. Tanda dan gejala dari keracunan ini
berupa pigmentasi pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta
tangan dan kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi
dalam kandungan serta bayi lahir cacat.
Penyakit Yusho
Contoh lain bahan pelembut yang dapat menimbulkan masalah adalah
DEHA. Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, plastik PVC yang menggunakan
bahan pelembut DEHA dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan
pelembut ini ke dalam makanan. Data di AS pada tahun 1998 menunjukkan bahwa
DEHA dengan konsentrasi tinggi (300 kali lebih tinggi dari batas maksimal DEHA
yang ditetapkan oleh FDA/ badan pengawas obat makanan AS) terdapat pada keju
yang dibungkus dengan plastik PVC .
DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon
kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA dapat
merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat, selain
mengakibatkan kanker hati. Meskipun dampak DEHA pada manusia belum diketahui
secara pasti, hasil penelitian yang dilakukan pada hewan sudah sepantasnya
membuat kita berhati-hati.Berkaitan dengan adanya kontaminasi DEHA pada
makanan, Badan Pengawas Obat dan Makanan Eropa telah membatasi ambang batas
DEHA yang masih aman bila terkonsumsi, yaitu 18 bpj (bagian per sejuta). Lebih
dari itu dianggap berbahaya untuk dikonsumsi.Untuk menghindari bahaya yang
mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka sebaiknya
kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan
pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun
pisang misalnya).
Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita
membakar bahan yang terbuat dari plastik. Seperti kita ketahui, plastik
memiliki tekstur yang kuat dan tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme
tanah. Oleh karena itu seringkali kita membakarnya untuk menghindari pencemaran
terhadap tanah dan air di lingkungan kita (Plastik dari sektor pertanian saja,
di dunia setiap tahun mencapai 100 juta ton. Jika sampah plastik ini
dibentangkan, maka dapat membungkus bumi sampai sepuluh kali lipat). Namun
pembakaran plastik ini justru dapat mendatangkan masalah tersendiri bagi kita.
Plastik yang dibakar akan mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat
menyebabkan sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan.
Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu keseimbangan hormon
estrogen manusia. Selain itu juga dapat mengakibatkan kerusakan kromosom dan
menyebabkan bayi-bayi lahir dalam kondisi cacat.
Pekerja-pekerja wanita dalam industri getah, plastik dan tekstil
seringkali mengalami kejadian bayi mati dalam kandungan dan ukuran bayi yang
kecil. Kajian terhadap 2,096 orang ibu dan 3,170 orang bapak di Malaysia pada
tahun 2002 menunjukkan bahwa 80% wanita menghadapi bahaya kematian anak dalam
kandungan jika bekerja di industri getah dan plastik dan 90% wanita yang
suaminya bekerja di industri pewarna tekstil, plastik dan formaldehida.
Satu lagi yang perlu diwaspadai dari penggunaan plastik dalam
industri makanan adalah kontaminasi zat warna plastik dalam makanan. Sebagai
contoh adalah penggunaan kantong plastik hitam (kresek) untuk membungkus
makanan seperti gorengan dan lain-lain. Menurut Made Arcana, ahli kimia dari
Institut Teknologi Bandung , zat pewarna hitam ini kalau terkena panas
(misalnya berasal dari gorengan), bisa terurai, terdegradasi menjadi bentuk
radikal. Zat racun itu bisa bereaksi dengan cepat, seperti oksigen dan makanan.
Kalaupun tak beracun, senyawa tadi bisa berubah jadi racun bila terkena panas.
Bentuk radikal ini karena memiliki satu elektron tak berpasangan menjadi sangat
reaktif dan tidak stabil sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan terutama dapat
menyebabkan sel tubuh berkembang tidak terkontrol seperti pada penyakit kanker.
Namun, apakah munculnya kanker ini disebabkan plastik itu atau karena
mengkonsumsi makanan tercemar kantong plastik beracun, harus dibuktikan. Sebab,
banyak faktor yang menentukan terjadinya kanker, misalnya kekerapan orang
mengonsumsi makanan yang tercemar, sistem kekebalan, faktor genetik, kualitas
plastik, dan makanan. Bila terakumulasi, bisa menimbulkan kanker.
Styrofoam yang sering digunakan orang
untuk membungkus makanan atau untuk kebutuhan lain juga dapat menimbulkan
masalah. Menurut Prof Dr Hj Aisjah Girindra, ahli biokimia Departemen Biokimia
FMIPA-IPB, hasil survei di AS pada tahun 1986 menunjukkan bahwa 100% jaringan
lemak orang Amerika mengandung styrene yang berasal dari styrofoam.
Penelitian dua tahun kemudian menyebutkan kandungan styrene sudah mencapai
ambang batas yang bisa memunculkan gejala gangguan saraf.
Lebih mengkhawatirkan lagi bahwa pada penelitian di New Jersey
ditemukan 75% ASI (air susu ibu) terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat
si ibu menggunakan wadah styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian
yang sama juga menyebutkan bahwa styrene bisa bermigrasi ke janin melalui
plasenta pada ibu-ibu yang sedang mengandung. Terpapar dalam jangka panjang,
tentu akan menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh. Akibatnya bisa muncul
gejala saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia.Selain
menyebabkan kanker, sistem reproduksi seseorang bisa terganggu. Berdasarkan
hasil penelitian, styrofoam bisa menyebabkan kemandulan atau menurunkan
kesuburan. Anak yang terbiasa mengonsumsi styrene juga bisa kehilangan
kreativitas dan pasif.
Mainan anak yang terbuat dari plastik yang diberi zat tambahan
ftalat agar mainan menjadi lentur juga dapat menimbulkan masalah. Hasil
penelitian ilmiah yang dilakukan para pakar kesehatan di Uni Eropa menyebutkan
bahwa bahan kimia ftalat banyak menyebabkan infeksi hati dan ginjal. Oleh
karena itu Komisi Eropa melarang penggunaan ftalat untuk bahan pembuatan mainan
anak.
Ancaman kesehatan yang terakhir (sebenarnya masih cukup banyak
contoh lainnya) datang dari kegiatan yang sering tidak sadar kita lakukan (atau
mungkin karena ketidaktahuan kita). Seperti yang lazim kita lakukan apabila
kita hendak memakan suatu makanan yang panas (misalnya gorengan) atau mencegah
tangan terkotori oleh minyak dari gorengan tersebut, maka kita melapisi makanan
tersebut dengan kertas tisu. Padahal hal tersebut sebenarnya dapat mengancam
kesehatan kita. Kenapa bisa begitu?
Ternyata, zat kimia yang terkandung dalam kertas tisu yang kita
gunakan dapat bermigrasi ke makanan yang kita lapisi. Zat ini biasanya sering
disebut pemutih klor yang memang ditambahkan dalam pembuatan kertas tisu agar
terlihat lebih putih bersih. Zat ini bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker). Oleh karena itu jangan menggunakan bahan ini untuk melapisi makanan
yang panas atau berlemak.
Daftar
Pustaka
Anies H. 2002. Bahaya sampah plastik bagi kesehatan. Terdapat pada
http://www.suaramerdeka.com/harian/0201/28/ragam1.htm.
Awang MR. 1999. Bahaya bahan kimia
dalam pembungkus plastik. Terdapat dalam
http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/kosmik/1999/kosmik12.html
Hart. 1983. Organic Chemistry, a
Short Course. 6th Ed. Michigan : Houghton Mifflin.
Pusat Racun Negara Malaysia. 2002.
Ketidaksuburan dan kecacatan bayi: bahaya bahan plastik. Terdapat dalam situs
http://www.prn2.usm.my/mainsite/bulletin/2002/penawar40.html
Sheftel VO. 2000. Harmful
substances in plastics. Terdapat pada http://www.mindfully.org/Plastic/Harmful-Substances-Plastics-Sheftel.htm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar