Bahan tambahan dalam pembuatan tablet adalah suatu
bahan pembantu yang turut memberikan bentuk pada sediaan. Pada dasarnya bahan
tambahan harus bersifat netral, tidak berbau, tidak berasa dan sedapat mungkin
tidak berwarna (Siregar, 2010).
Untuk pembuatan
tablet diperlukan zat tambahan berupa :
1) Bahan pengisi
Bahan pengisi diperlukan untuk memungkinkan suatu
pencetakan sehingga menjamin tablet memiliki ukuran atau massa yang dibutuhkan
(Siregar, 2010).
Bahan pengisi
harus memenuhi persyaratan:
a) Non toksik.
b) Tersedia
dalam jumlah yang cukup.
c) Harga cukup
murah.
d) Inert atau
netral secara fisiologis.
e)
Stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain.
f)
Bebas dari mikroba.
Bahan
pengisi yang biasa digunakan antara lain: laktosa, sukrosa, amilum, kaolin,
kalsium karbonat, dekstrosa, manitol, sorbitol, sellulosa, dan bahan lain yang
cocok (Siregar,
2010).
2) Bahan
pengikat
Zat pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau
cairan selama granulasi basah untuk membentuk granul atau menaikkan kekompakan
kohesi bagi tablet yang dicetak langsung. Penggunaan bahan pengikat yang
terlalu banyak akan menghasilkan massa granul yang terlalu basah dan granul
yang terlalu keras, sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai waktu hancur yang
lama. Sebaliknya, kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang
lemah, sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping (Siregar, 2010). Bahan
pengikat yang biasa digunakan adalah polivinil pirolidon (PVP), gom akasia,
gelatin, sukrosa, povidon, metil selulosa, karboksimetilselulosa, dan pasta
pati terhidrolisis. Bahan pengikat kering yang paling efektif adalah selulosa mikrokristal.
3) Bahan
penghancur
Zat
penghancur ditambahkan guna memudahkan pecahnya atau hancurnya
tablet
ketika kontak dengan cairan saluran pernafasan. Dapat juga berfungsi menarik
air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi
bagian-bagiannya.
Fragmen-fragmen tablet itu mungkin sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari
obat dan tercapainya bioavailabilitas yang diharapkan (Siregar, 2010)
Bahan penghancur yang dapat digunakan adalah pati
dan selulosa yang termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa
mikrokristal, dan povidon.
4) Bahan pelicin
Bahan
pelicin berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, dan bahan pemisah
hasil
cetakan. Bahan pelicin mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet. Pada
umumnya bahan pelicin bersifat hidrofobik sehingga cenderung menurunkan
kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, oleh karena itu kadar pelicin yang
berlebihan harus dihindari. Bahan pelicin yang biasa digunakan antara lain
talk, magnesium stearat, aluminium stearat, asam stearat, asam palmitat, dan
pati (Siregar, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar