Pada uji ini diukur respon pertumbuhan
populasi mikroorganisme terhadap agen antimikroba. Kegunaan uji antimikroba
adalah diperolehnya suatu system pengobatan yang efektif dan efisien (pratiwi,
2008). Penentuan kepekaan kuman terhadap suatu obat terkecil yang dapat
menghambat pertumbuhan kuman in vitro. Beberapa cara penentuan kepekaan kuman
terhadap obat-obatan yang lazim digunakan diuraikan menjadi (Bonang, G dan E.S.
Koeswondo., 1982) :
1 Metode difusi
Pada metode ini, penentuan aktiffitas
didasarkan pada kemampuan difusi dari zat antimikroba dalam lempeng agar yang
telah diinokulasi dengan mikroba uji. Pengamatan yang akan diperoleh adalah ada
atau tidaknya zona hambat (daerah bening yang tidak memperlihatkan adanya
pertumbuhan bakteri) yang akan terbentuk disekeliling zat antimikroba pada
waktu tertentu masa inkubasi. Pada metode ini dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu:
a. Cara Cakram (disc)
Cara ini adalah cara yang paling banyak
digunakan untuk menentukan kepekaan kuman terhadap berbagai macam obat-obatan.
Pada cara ini digunakan suatu cakram kertas saring (paper disc) yang berfungsi
sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kertas saring yang mengandung zat
antimikroba tersebut diletakkan pada lempengan agar yang telah diinokulasi
dengan mikroba uji, kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan suhu tertentu
sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba uji. Biasanya, hasil dibaca setelah
inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37oC. Hasil pengamatan yang
akan diperoleh adalah ada atau tidaknya daerah bening yang terbebtuk
disekeliling kertas cakram yang menunjukkan zona hambat pertumbuhan bakteri.
Hambatan akan terlihat sebagai daerah yang tidak memperlihatkan adanya
pertumbuhan kuman disekitar cakram. Semakin besar zona hambatan yang
ditunjukkan, semakin besar pula kemampuan aktivitas zat antimikroba, dan lebar
daerah hambatan ini juga tergantung kepada daya resap obat kedalam agar.
b. Cara Parit (ditch)
Suatu lempeng agar yang telah
diinokulasi dengan bakteri uji dibuat sebidang parit. Parit tersebut diisi
dengan zat antimikroba, kemudian diinkubasi pada waktu dan suhu optimum yang
sesuai untuk mikroba uji. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah ada atau
tidaknya zona hambat yang terbentuk disekitar parit. Analog dengan cara cakram,
besarnya zona hambat dari zat antimikroba yang diujikan.
c. Cara Lubang (hole/cup)
Pada
lemppengan agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat suatu lubang
yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Cara ini dapat diganti
dengan meletakkan cawan porselin kecil yang biasa disebut fish spines diatas medium
agar. Kemudiian cawan-cawan tersebut diisi dengan zat uji. Setelah diinkubasi
pada suhu dan waktu optimum yang sesuai untuk mikroba uji dilakukan pengamatan
dengan melihat ada atau tidaknya zona hambat disekeliling lubang atau cawan.
2
Metode dilusi
Metode
ini dilakukan dengan mencampurkan zat antimikroba dan media agar, yang kemudian
diinokulasi dengan mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan diperoleh adalah
tumbuh atau tidaknya mikroba didalam media. Aktifitas zat antimikroba
ditentukan dengan melihat konsentrasi hambat minimum (KHM), yang merupakan
konsentrasi terkecil dari zat antimikroba uji yang masih member efek
penghambatan terhadap pertumbuhan mikroba uji. Pada metode ini dapat dilakukan
dengan dau cara, yaitu :
a. Cara penipisan lempeng agar.
Dengan cara ini, zat antimikroba yang
akan diuji aktivitasnya diencerkan sehingga diperoleh suatu larutan stock yang
mengandung 100 µg/ml zat uji. Kemudian dari larutan stock tersebut dibuat suatu
larutan seri uji dengan metode pengenceran kelipantan dua dalam media agar yang
masih cair (45oC-50oC), kemudian dituang kedalam cawan
petri. Bakteri uji diinokulasi setelah campuran media agar dan zat uji membeku
dan kering, dan diinkubasi pada kondisi optimum (waktu dan suhu) dari bakteri
uji. Aktivitas zat uji ditentukan sebagai konsentrasi hambatan minimum (KHM),
yaitu konsentrasi terkecil dari zat antimikroba uji yang masih dapat member
efek penghambatan terhadap pertumbuhan mikroba uji.
b. Cara pengenceran tabung
Prinsip
dari cara ini adalah penghambatan mikroba dalam pertumbuhan mikroba dalam
pembenihan cair oleh suatu zat antimikroba yang dicampur kedalam pembenihan.
Dibuat suatu seri larutan zat uji dengan konsentrasi tertentu dengan cara pengenceran kelipatan dua dalam media cair,
kemudian diinokulasi dengan mikroba uji dan diinkubasi (waktu dan suhu) sesuai
kondisi optimum dari mikroba uji. Aktivitas zat antimikroba ditentukan sebagai
konsentrasi hambatan minimum (KHM), yang merupakan pengenceran tertinggi dari
seri zat antimikroba uji yang tidak menunjukkan adanya pertumbuhan mikroba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar