Google ads

Selasa, 03 Maret 2015

Metoda Uji Antimikroba


Pada uji ini diukur respon pertumbuhan populasi mikroorganisme terhadap agen antimikroba. Kegunaan uji antimikroba adalah diperolehnya suatu system pengobatan yang efektif dan efisien (pratiwi, 2008). Penentuan kepekaan kuman terhadap suatu obat terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan kuman in vitro. Beberapa cara penentuan kepekaan kuman terhadap obat-obatan yang lazim digunakan diuraikan menjadi (Bonang, G dan E.S. Koeswondo., 1982) :
1 Metode difusi
Pada metode ini, penentuan aktiffitas didasarkan pada kemampuan difusi dari zat antimikroba dalam lempeng agar yang telah diinokulasi dengan mikroba uji. Pengamatan yang akan diperoleh adalah ada atau tidaknya zona hambat (daerah bening yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan bakteri) yang akan terbentuk disekeliling zat antimikroba pada waktu tertentu masa inkubasi. Pada metode ini dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a.    Cara Cakram (disc)
Cara ini adalah cara yang paling banyak digunakan untuk menentukan kepekaan kuman terhadap berbagai macam obat-obatan. Pada cara ini digunakan suatu cakram kertas saring (paper disc) yang berfungsi sebagai tempat menampung zat antimikroba. Kertas saring yang mengandung zat antimikroba tersebut diletakkan pada lempengan agar yang telah diinokulasi dengan mikroba uji, kemudian diinkubasi pada waktu tertentu dan suhu tertentu sesuai dengan kondisi optimum dari mikroba uji. Biasanya, hasil dibaca setelah inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 37oC. Hasil pengamatan yang akan diperoleh adalah ada atau tidaknya daerah bening yang terbebtuk disekeliling kertas cakram yang menunjukkan zona hambat pertumbuhan bakteri. Hambatan akan terlihat sebagai daerah yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan kuman disekitar cakram. Semakin besar zona hambatan yang ditunjukkan, semakin besar pula kemampuan aktivitas zat antimikroba, dan lebar daerah hambatan ini juga tergantung kepada daya resap obat kedalam agar.
b.    Cara Parit (ditch)
Suatu lempeng agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat sebidang parit. Parit tersebut diisi dengan zat antimikroba, kemudian diinkubasi pada waktu dan suhu optimum yang sesuai untuk mikroba uji. Hasil pengamatan yang diperoleh adalah ada atau tidaknya zona hambat yang terbentuk disekitar parit. Analog dengan cara cakram, besarnya zona hambat dari zat antimikroba yang diujikan.
c.    Cara Lubang (hole/cup)
Pada lemppengan agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji dibuat suatu lubang yang selanjutnya diisi dengan zat antimikroba uji. Cara ini dapat diganti dengan meletakkan cawan porselin kecil yang biasa disebut fish spines diatas medium agar. Kemudiian cawan-cawan tersebut diisi dengan zat uji. Setelah diinkubasi pada suhu dan waktu optimum yang sesuai untuk mikroba uji dilakukan pengamatan dengan melihat ada atau tidaknya zona hambat disekeliling lubang atau cawan.
2 Metode dilusi
Metode ini dilakukan dengan mencampurkan zat antimikroba dan media agar, yang kemudian diinokulasi dengan mikroba uji. Hasil pengamatan yang akan diperoleh adalah tumbuh atau tidaknya mikroba didalam media. Aktifitas zat antimikroba ditentukan dengan melihat konsentrasi hambat minimum (KHM), yang merupakan konsentrasi terkecil dari zat antimikroba uji yang masih member efek penghambatan terhadap pertumbuhan mikroba uji. Pada metode ini dapat dilakukan dengan dau cara, yaitu :
a.    Cara penipisan lempeng agar.
Dengan cara ini, zat antimikroba yang akan diuji aktivitasnya diencerkan sehingga diperoleh suatu larutan stock yang mengandung 100 µg/ml zat uji. Kemudian dari larutan stock tersebut dibuat suatu larutan seri uji dengan metode pengenceran kelipantan dua dalam media agar yang masih cair (45oC-50oC), kemudian dituang kedalam cawan petri. Bakteri uji diinokulasi setelah campuran media agar dan zat uji membeku dan kering, dan diinkubasi pada kondisi optimum (waktu dan suhu) dari bakteri uji. Aktivitas zat uji ditentukan sebagai konsentrasi hambatan minimum (KHM), yaitu konsentrasi terkecil dari zat antimikroba uji yang masih dapat member efek penghambatan terhadap pertumbuhan mikroba uji.
b.    Cara pengenceran tabung
Prinsip dari cara ini adalah penghambatan mikroba dalam pertumbuhan mikroba dalam pembenihan cair oleh suatu zat antimikroba yang dicampur kedalam pembenihan. Dibuat suatu seri larutan zat uji dengan konsentrasi tertentu dengan cara  pengenceran kelipatan dua dalam media cair, kemudian diinokulasi dengan mikroba uji dan diinkubasi (waktu dan suhu) sesuai kondisi optimum dari mikroba uji. Aktivitas zat antimikroba ditentukan sebagai konsentrasi hambatan minimum (KHM), yang merupakan pengenceran tertinggi dari seri zat antimikroba uji yang tidak menunjukkan adanya pertumbuhan mikroba.

Tidak ada komentar:

Google Ads