Google ads

Selasa, 30 Juni 2015

Lidah Buaya (Aloe vera)


Daerah Asal
            Lidah buaya (Aloe vera) berasal dari Kepulauan Canary di sebelah barat Afrika dan di perkirakan masuk ke Indonesia mulai abad ke-17. Lidah buaya sudah sejak lama digunakan untuk banyak keperluan. Lidah buaya dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi, tanaman ini termasuk tanaman yang membutuhkan sinar matahari penuh dengan kelembapan cukup tinggi sekitar 16-300 C. Lidah buaya dapat tumbuh di tanah yang memiliki struktur gembur dan banyak mengandung bahan organik (Kardinan, 2003).
Lebih dari tujuh belas jenis lidah buaya telah dibudidayakan di daerah tropis tetapi untuk saat ini hanya ada tiga jenis, yaitu Aloe barbadensis dari Amerika, Aloe ferox dari Afrika, dan Aloe sinensis dari Asia (Cina). Aloe barbadensis adalah yang terbaik karena lebih tahan terhadap hama dan penyakit,ukurannya jauh lebih besar dibandingkan dengan lainnya. Di Indonesia, lidah buaya dibudidayakan sejak beberapa tahun lalu dalam skala yang cukup luas di Pontianak, Kalimantan Barat. Jenis yang diusahakan di daerah tersebut adalah Aloe sinensisyang berasal dari Cina. Akhir-akhir ini di Jawa Barat mulai dibudidayakan lidah buaya dalam skala kecil, masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan industri makanan, minuman, farmasi, dan kosmetik (Agus, 2003).
Taksonomi Lidah Buaya
            Taksonomi tumbuhan lidah buaya adalah sebagai berikut :
Dunia              : Plantae
Divisi               : Spermatophyta
Kelas               : Monocotyledoneae
Bangsa                        : Lilifloreae
Suku                : Liliaceae
Marga              : Aloe
Spesies            : Aloe vera
Sinonim           : Aloe barbadensis Mill dan Aloe vulgaris Lamk
Nama daerah   : Lidah buaya (Melayu), ilat buaya (Jawa) dan letah buaya (Sunda)
             Dari taksonomi tumbuhan lidah buaya diatas, lidah buaya mempunyai  ciri-ciri tanaman berbatang pendek, batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Daun berbentuk pita dengan helaian yang memanjang, berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabuan, ujung daun meruncing, dan permukaan daun dilapisi duri ditepinya. Mempunyai bunga berwarna kuning atau kemerahan. Dan akar berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah (Utami, 2008).
 Bagian lidah buaya (Aloe vera) yang dimanfaatkan untuk pengobatan, yaitu :
1.      Daun
Keseluruhan daun dapat digunakan langsung, baik secara tradisional maupun bentuk eksudatnya.
2.      Eksudat
Eksudat adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk cair, berwarna kuning dan rasanya pahit.
3.      Gel
Gel adalah bagian yang berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan.
Zat-zat yang terkandung dalam lidah buaya
            Lidah buaya mempunyai kandungan nutrisi yang cukuplengkap, diantaranya vitamin A,B1,B2,B3, B12, C, dan E. Sementara itu, kandungan mineral di antaranya kalsium, magnesium, kalium, natrium, besi, dan kromium. Enzim yang terkandung dalam lidah buaya di antaranya amilase, katalase, karboksipeptidase, karboksihelolase, dan bradikinase (Kardinan, 2003).
Tabel 2.1   Zat-zat yang terkandung dalam gel Lidah buaya
Zat
Kandungan
Liginin
-       Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi, sehingga memudahkan peresapan gel ke kulit
Saponin
-       Mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat antiseptik
-       Bahan pencuci yang sangat baik
Kompleks anthraquinon aloin, barbaloin, isobarbaloin, anthranol, aloe emodin, anthracen, aloetik acid, ester asam sinamat, asam krisophanat
-        Penghilang rasa sakit
-        Mengurangi racun
-        Senyawa anti bakteri
-        Mempunyai kandungan antibiotik
Vitamin B1, B2, B3, B6, Cholin, asam folat
-        Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh secara normal dan sehat
Enzim oksidase,amilase, katalase, lipase, protease
-        Mengatur proses-proses kimia dalam tubuh
-        Menyembuhkan luka dalam dan luar
Monosakarida dan polisakarida, selulosa, glukosa, aldopentosa, rhamnosa
-         Memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh



2.1.4    Khasiat dan Manfaat Lidah buaya
            Lidah buaya bisa digunakan untuk mengobati sakit kepala, mengatasi sembelit, kejang pada anak, wasir, kencing manis atau diabetes, peluruh haid, obat cacing, mengobati luka bakar, bisul, luka bernanah, keseleo dan obat jerawat. Selain itu, daunnya juga dapat digunakan untuk berbagai industri kosmetik, seperti bahan untuk pembuat sampo, penyubur rambut, pembersih wajah, dan juga pemulas bibir. Sementara rebusan akarnya digunakan sebagai obat cacing dan bunganya untuk obat muntah darah (Prapti, 2008).

Senin, 29 Juni 2015

Escherichia coli


Taksonomi Escherichia coli
            Menurut Garrity (2004), Taksonomi Escherichia coli  adalah sebagai berikut :
       Filum        : Protophyta
       Kelas        : Gammaproteobakteriae
       Ordo         : Eubacteriales
       Famili       : Enterobacteriaceae
       Genus       : Escherichia
       Spesies     : Escherichia coli

Morfologi Escherichia coli
            Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang, ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm, tidak bergerak, tidak mempunyai spora, tidak berselubung dan Gram negatif. Sebagian besar gerak positif. Escherichia coli umumnya merupakan bakteri pathogen yang banyak di temukan pada saluran pencernaan manusia sebagai flora normal (Karsinah, 1994).
Pembiakan dan Pertumbuhan Escherichia coli
            Escherichia coli sangat baik pertumbuhannya pada media Endo agar, Mac Conkey agar dan EMB agar karena bisa menguraikan laktosa. Penguraian laktosa oleh Escherichia coli menghasilkan asam dan formaldehid yang akan melepaskan leucofuchsin menjadi natrium sulfit dan fuchsin kembali dengan menimbulkan warna merah. Pembiakan pada media Endo agar akan terlihat koloni Escherichia coli berwarna merah kilap logam, sedangkan pada media Mac Conkey agar koloni Escherichia coli berwarna merah (Entjang, 2003).
Struktur Antigen
            Escherichia coli mempunyai 3 macam antigen yg terdiri dari Antigen O (somatik) yang bersifat tahan panas atau termostabil, Antigen H (flagel) yang bersifat tidak tahan panas atau termolabil dan akan rusak pada suhu 1000 C, Antigen K (kapsul) atau envelop antigen (Hawley, 2003).
Patogenitas Escherichia coli
            Escherichia coli merupakan penyebab penyakit diare yang sangat sering ditemukan. Escherichia coli memiliki berbagai strain patogenik, diantaranya adalah Enterotoksigenik Escherichia coli(ETEC) sebagai penyebab utama diare pada bayi, Enteropatogenik Escherichia coli(EPEC) sebagai penyebab utama diare kronik pada anak, Enteroinvasif Escherichia coli (EIEC) sebagai penyebab diare yg mirip dysentri, dan Enterohemoragik Escherichia coli (EHEC) sebagai penyebab infeksi yang ditandai dengan diare berdarah ( Hawley, 2003).

Minggu, 28 Juni 2015

Sterilisasi



Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehid, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gama. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Mikrobiologi, 2006:75).
Sterilisasi dapat dilakuhkan dengan tiga cara, yaitu: sterilisasi pemanasan basah dengan menggunakan uap air panas, sterilisasi kering dalam tanur, dan pembakaran total (Mikrobiologi, 2006:85).
Berdasarkan pada ketiga cara tersebut, sterilisasi dapat dibagi dalam:
1.      Sterilisasi kering
2.      Sterilisasi basah
Sterilisasi kering
Sterilisasi kering dapat dilakuhkan dengan cara sebagai berikut:
a.      Pemijaran
Pemijaran diterapkan pada ose ujung-ujung pinset, dan sudip (spatula) logam.
b.      Jilatan api (Flaming)
Jilatan api diterapkan terhadap skapel, jarum, mulut tabung biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Benda-benda ini dijilatkan pada api bunsen tanpa membiarkannya memijar (Mikrobiologi, 2006:86).
c.       Tanur uap panas (Hot-Oven)
Sebagian besar sterilisasi kering dilakuhkan dengan alat ini.Biasanya digunakan suhu 160-165°C selama 1 jam. Cara ini baik dilakuhkan terhadap alat-alat kering terbuat dari kaca, seperti tabung reaksi, pinggan petri, labu, pipet, pinset, skapel,gunting, kapas hapus tenggorok, alat suntik dari kaca (Mikrobiologi, 2006:86).

Sterilisasi Basah
Sterilisasi basah dapat dilakuhkan dengan cara sebagai berikut.
a.      Penggodongan dalam Air
Cara ini hanya cukup untuk mematikan mikroorganismeyang tidak berspora.Memang ada spora ysng tidak tahan penggodogan, tetapi endospore dari family Bacillacea ada yang tahan penggodongan selam 1-3 jam. Untuk keprluaan desinfeksi dalam rumah tangga (bukan sterilisasi) penggodogan selama 5 menit biasanya cukup, asal dijaga bahwa air panas itu benar-benar berkontak secara langsung dengan mikroorganisme tersebut bukan hanya bagian luarnya atau bungkusnya saja(Mikrobiologi, 2006:87).
b.   Uap dalam Tekanan
Pensterilan dengan uap dalam tekanan dilakuhkan dalam autoklaf.Suhu dapat meningkat sampai 121°C. Bila uap itu dicampur dengan udara yang sama banyak, pada tekanan yang sama, maka suhu yang tercapai hanya 110°C. itu sebabnya udara dalam autoklaf harus dikeluarkan sampai habis untuk memperoleh suhu yang diinginkan (121°C). dalam suhu tersebut semua mikroorganisme, baik vegetative maupun spora dapat dimusnahkan dalam waktu yang tidak lama, yaitu sekitar 15-20 menit (Mikribiologi, 2006:87).


 Pelaksanaan sterilisasi
1.      Sterilisasi dengan pemanasan kering
a.       Sterilisasi dengan pemijaran yaitu dengan memanaskan di dalam api hingga menjadi merah, digunakan untuk mensterilkan jarum ose.
b.      Sterilisasi dengan udara kering yaitu memanaskan di dalam oven pada suhu 1600C - 1700C selama 1-2 jam. Digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas yaitu erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi dan gelas ukur.
2.      Sterilisasi dengan pemanasan basah
a.       Sterilisasi dengan uap bertekanan yaitu dengan memanaskan di dalam Autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit, digunakan untuk mensterilkan alat-alat mikrobiologi dan tembat pertumbuhan bakteri.
b.      Sterilisasi dengan merebus yaitu dengan mendidihkan secara langsung untuk mensterilkan alat-alat mikrobiologi.
  Sterilisasi secara Kimia
            Sterilisasi secara Kimia yaitu dengan cara menggunakan bahan-bahan kimia yang disebut desinfektan. Desinfektan yaitu bahan kimia yang digunakan untuk sterilisasi alat-alat atau barang, dapat membunuh bakteri tetapi tidak menjamin alat atau barang itu steril (Soemarno, 2000).

Google Ads